memberi manfaat perlindungan, tetapi pemberiannya dilaporkan tidak memberikan efek yang merugikan Andrijono, 2007. Vaksinasi pada individu yang memiliki
riwayat pernah atau sedang menderita kutil kelamin tidak akan memberikan perlindungan yang berarti.
Keamanan dari vaksin HPV pada penderita HIV positif dan penderita penurunan sistem imun yang lain sampai sekarang masih dalam penelitian Rasjidi,
2009. Namun menurut Bocchini, et al. 2007, vaksinasi dapat dilakukan bersama dengan imunsiasi lain dan dapat diberikan pada individu dengan supresi sistem imun
akibat penyakit atau obat. Vaksin quadrivalen tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. Keamanan
dari vaksin HPV pada wanita hamil sampai sekarang masih dalam penelitian. Sebaiknya vaksin diberikan setelah wanita tersebut melahirkan. Apabila vaksin sudah
terlanjur diberikan dan kemudian diketahui bahwa wanita tersebut hamil, pemberian vaksin ulangan berikutnya lebih baik ditunda sampai wanita tersebut melahirkan.
Vaksin ini aman untuk diberikan pada wanita menyusui. Vaksin HPV dapat diberikan pada keadaan sakit akut yang ringan, tetapi pada
keadaan berat, sebaiknya pemberian vaksin ditunda sampai benar-benar dinyatakan sembuh. Vaksin ini tidak boleh diberikan pada individu yang memiliki alergi
terhadap komponen vaksin atau terhadap jamur Rasjidi, 2009.
2.5.8 Tantangan dalam Vaksinasi HPV
Menurut Pradipta Sungkar 2007, terdapat berbagai tantangan dalam pengembangan vaksin HPV yang sempurna. Salah satunya adalah kesulitan untuk
mengembangkan HPV di laboratorium untuk menciptakan vaksin dari virus yang dilemahkan. HPV juga merupakan virus yang hanya menginfeksi spesies tertentu
sehingga belum ada model binatang yang dapat meniru manusia secara sempurna. Tantangan lainnya adalah diperlukannya vaksin multivalen yang dapat
melindungi dari berbagai tipe infeksi HPV karena antibodi terhadap tipe HPV tertentu
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat melindungi infeksi HPV tipe lain. Oleh karena itu, penggunaan vaksin yang memiliki potensi untuk mengurangi untuk mengurangi insiden kanker leher
rahim serta lesi prakanker lainnya bukan berarti tidak diperlukannya skrining lagi seumur hidupnya.
Vaksin HPV juga mendapat tantangan berupa perlawanan dari kaum agama dan etik karena pemberian vaksin terhadap penyakit menular seksual dianggap dapat
memberikan kebebasan seksual pada anak-anak. Tantangan terakhir adalah komunikasi kepada pemerintah mengenai
pentingnya pencegahan PMS yang umum dan tidak berbahaya namun dapat menjadi penyakit ganas setelah 20-30 tahun. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai tipe
virus HPV yang paling banyak menginfeksi suatu negara sebab walaupun vaksin tersebut 100 efektif, tetap tidak melindungi virus yang tidak terdapat di dalam
vaksin.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.2 Definisi Operasional
Pengetahuan merupakan apa yang diketahui responden mengenai pengertian, manfaat, sasaran dan cara pemberian vaksin HPV. Pengukuran tingkat pengetahuan
responden mengenai vaksin HPV diperoleh berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah
pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan. Penilaian menggunakan sistem skoring, dimana skor 2 untuk jawaban yang benar, skor 1 untuk jawaban yang salah, dan skor 0 untuk
jawaban salah. Dengan menggunakan skala pengukuran menurut Pratomo Sudarti 1986,
selanjutnya hasil skoring dikategorikan atas baik, sedang dan buruk dengan definisi sebagai berikut:
a. Baik, bila jawaban responden benar 75 dari nilai tertinggi yaitu 16.
b. Sedang, bila jawaban responden benar 40-75 dari nilai tertinggi yaitu 9-16.
c. Kurang, bila jawaban responden benar 40 dari nilai tertinggi yaitu 9.
Pengetahuan Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran
Vaksin HPV
Universitas Sumatera Utara