2.5.2 Pengembangan Vaksin HPV
Menurut Pradipta Sungkar 2007, teknologi untuk memproduksi vaksin HPV adalah dengan rekombinan DNA. Terdapat 3 jenis teknologi yang digunakan
untuk memproduksi vaksin HPV, yaitu: a.
Viral Like Particles Vaccines VLP Vaksin dibentuk dengan protein virus, L1, yang bertanggung jawab dalam
membentuk kapsid virus. Protein tersebut memiliki fungsi untuk membentuk dirinya sendiri menjadi partikel yang menyerupai virus. Partikel tersebut tidak
mengandung DNA virus sehingga tidak bersifat infeksius dan dapat menghilangkan risiko seseorang terkena infeksi dari vaksin itu sendiri. Partikel
tersebut dapat menstimulasi produksi antibodi yang dapat mengikat dan menetralkan virus yang bersifat infeksius. Saat ini penelitian mengenai
penambahan polipeptid nonstruktural dari protein virus ke protein minor L1 dan L2 sedang dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan sifat proteksi vaksin.
b. Recombinant Fusion Proteins and Peptides
Teknologi ini merupakan gabungan ekspresi antigen dengan peptida sintetik yang dapat berespons terhadap epitop imunogenik protein virus. Pada binatang
percobaan vaksin ini memiliki kapasitas untuk menginduksi respons antitumor. Vaksin ini diharapkan dapat memberikan efek terapeutik terhadap subyek yang
sudah terinfeksi. c.
Live Recombinant Vectors. Vaksin berasal dari virus hidup yang direkombinan dengan virus vaccinia untuk
mengekspresikan gen HPV tipe 16 dan 18. Pengembangan vaksin saat ini lebih menitikberatkan pada penggunaan
teknologi VLP dengan tujuan utama melindungi manusia terhadap infeksi HPV tipe 16 dan 18. Terdapat dua jenis vaksin yang telah dipasarkan dan sudah melewati uji
klinis yakni vaksin bivalen untuk HPV tipe 16 dan 18 dan vaksin quadrivalen untuk HPV tipe 6, 11, 16, dan 18. Pemikiran terbaru adalah penambahan VLP dari
Universitas Sumatera Utara
HPV tipe lain. Meskipun demikian, penambahan VLP pada satu vaksin tunggal ditakutkan akan memberikan persoalan teknis dalam produksi vaksin.
Pada tanggal 8 Juni 2006, FDA The U.S. Food and Drug Administration telah mengesahkan vaksin HPV FDA, 2006 dan sudah mendapat izin edar dari
BPOM RI di Indonesia Rusmil, 2008. Pada awalnya vaksin ditujukan bagi remaja wanita ini, namun saat ini
pemberian vaksin diupayakan dapat diperluas untuk remaja pria Depkes RI. Pemberian vaksin HPV sebagai pencegahan kutil kelamin pada pria telah disahkan
oleh FDA pada tanggal 16 Oktober 2009 FDA, 2009.
2.5.3 Mekanisme Perlindungan Vaksin HPV