Pengertian Anatomi dan Histologi Apendiks

2.4 Apendisitis Akut

2.4.1 Pengertian

Apendisitis akut umumnya akibat dari inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen. Infeksi terjadi di umbai cacing dan kebanyakan kasus memerlukan apendektomi sebagai perawatan. Di Amerika lebih dari 250.000 apendektomi dilaksanankan setiap tahun dan merupakan satu keadaan gawat darurat. Apendisitis akut direkodkan tinggi pada dekad kedua hidup pasien. Walaubagaimanapun perforasi sering terjadi dikalangan bayi infant dan dikalangan lanjut usia, dimana kadar mortaliti golongan ini tinggi. Insidensi lelaki dan wanita yang menderita apendisitis akut sama kecuali lelaki lebih pridominan pada waktu pubertas dan sekitar umur 25 tahun dengan rasio 3:2. Kadar mortaliti di Amerika menurun sebanyak lapan kali ganda terutama pada tahun 1941 dan 1970-an. Sejak itu, jumlahnya kekal sebanyak 1 kasus setiap 100.000 kasus. Insidensi apendisitis ternyata lebih rendah dikalangan penduduk Negara sedang berkembang dan yang rendah sosioekonominya. Gearhart S.L. Silen W., 2008

2.4.2 Anatomi dan Histologi Apendiks

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya bervariasi berkisar antara 2-22 cm. Letak basis apendiks berada pada posteromedial sekum pada pertemuan ketiga taenia koli, kira-kira 1-2 cm di bawah ileum. Dari ketiga taenia tersebut terutama taenia anterior yang digunakan sebagai penanda untuk mencari basis apendiks. Basis apendiks terletak di fossa iliaka kanan, bila diproyeksikan ke dinding abdomen terletak di kuadran kanan bawah yang disebut dengan titik Mc Burney. Apendiks mempunyai lumen yang sempit, bentuknya seperti cacing, dan apeksnya menempel pada sekum. Sandy Craig, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Apendiks dikutip dari MedicineNet Gambar 2.4 Retrocecal appendix Dikutip dari: Atlas of Human Anatomy, Fourth Edition, Frank H.Netter Universitas Sumatera Utara Appendiks mendapatkan darah dari cabang arteri ileokolika berupa appendiksularis yang merupakan satu-satunya feeding arteri untuk appendiks. Arteri apendikuler adalah cabang terminal dari arteri ileokolika dan berjalan pada ujung bebas mesoapendiks. Vena appendiks bermuara di vena ileokalika yang melanjutkan diri ke vena mesenterika superior. Sedangkan sistim limfatiknya mengalir ke limfonodi ileosekal. Syaraf apendiks berasal dari syaraf simpatis dan parasimpatis nervus vagus dari pleksus mesenterika superior. Serabut syaraf aferen yang menghantarkan rasa nyeri visceral dari apendiks berjalan bersama syaraf simpatis dan masuk ke medulla spinalis setinggi segmen torakal X karena itu nyeri visceral pada apendiks bermula disekitar umbilikus. H.F.Netter, S.Elsevier, 2006 Secara histologi, struktur apendiks sama dengan usus besar. Kelenjar submukosa dan mukosa dipisahkan dari lamina muskularis. Diantaranya berjalan pembuluh darah dan kelenjar limfe. Bagian paling luar apendiks ditutupi oleh lamina serosa yang berjalan pembuluh darah besar yang berlanjut ke dalam mesoapendiks. Lapisan epitel lumen apendiks sama seperti pada epitel kolon tetapi kelenjar intestinalnya lebih kecil daripada kolon. Apendiks mempunyai lapisan muskulus dua lapis. Lapisan dalam berbentuk sirkuler yang merupakan kelanjutan dari lapisan muskulus sekum, sedangkan lapisan luar berbentuk muskulus longitudinal yang dibentuk oleh fusi dari 3 tenia koli diperbatasan antara sekum dan apendiks. J. D. Wilson, J. B. Martin, A. S. Fauci, D. L. Kasper, 2007 Universitas Sumatera Utara

2.5 Pathogenesis Apendisitis Akut