Gambaran Kasus HIV Pada Kehamilan DI RSUP Haji Adam Malik Tahun 2008 – 2011

(1)

GAMBARAN KASUS HIV PADA KEHAMILAN

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2008 – 2011

OLEH :

CICIMEI PUTRIYADI SIREGAR 090100231

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

GAMBARAN KASUS HIV PADA KEHAMILAN

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2008 – 2011

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh :

CICIMEI PUTRIYADI SIREGAR 090100231

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Kasus HIV Pada Kehamilan DI RSUP Haji Adam Malik Tahun 2008 – 2011.

Nama : Cicimei Putriyadi Siregar Nim : 090100231

Pembimbing Penguji I

(dr. Muhammad Fahdhy, Sp.OG M.Sc) (dr. Sri Amelia, M.Kes) NIP. 19640509.119503.1001 NIP. 19740913.200312.2.001

Penguji II

(dr. Amira Permatasari, Sp.P) NIP. 19691107.199903.2.002

Medan , Januari 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD – KGEH) NIP. 195402201980111001


(4)

ABSTRAK

Pendahuluan. HIV adalah retrovirus. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Bila virus HIV tersebut menjadi tidak terkendali dan telah menyerang tubuh dalam jangka waktu lama maka infeksi virus HIV tersebut dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Tujuan. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui gambaran kasus HIV pada kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008 -2011, dengan melihat sosiodemografi pasien (usia, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, faktor resiko). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi retrospektif, dengan menggunakan bantuan program Statistik dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling.

Hasil. Setelah dilakukan penelitian pada 2008 – 2011 ditemukan sebanyak 34 orang ibu hamil yang terkena HIV. pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 3 pasien ( 8,8%) orang pasien, pada tahun 2009 ada sebanyak 8 pasien ( 23,5%), pada tahun 2010 ada sebanyak 10 pasien (29,4%) dan tahun 2011 sebanyak 13 pasien (38,2%). Pasien terbanyak dijumpai pada kelompok usia 26 – 30 tahun (55,9%). Faktor resiko paling banyak adalah disebabkan hubungan heteroseksual yang tertular melalui suami (97,3%). Semua pasien mendapatkan konseling pre test (100%) dan test HIV (100%), tetapi tidak semua pasien mendapat konseling post –test (97,1%). Dari 34 orang pasien, sebanyak 6 orang ( 17,6%) tidak menerima ARV profilaksis. Dan pasien yang tidak menerima ARV profilaksis tertinggi terjadi pada tahun 2011 (38,5%).

Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa kejadian HIV semakin meningkat dikalangan ibu hamil. Tetapi pada pemberian ARV terjadi penurunan.


(5)

ABSTRACT

Introduction. HIV is a retrovirus group. The virus attacks the human immune system. When the HIV virus becomes out of control and invade the body in the long term the HIV will develop into AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Objective. Of this study research to know the case of HIV in pregnancy of RSUP. H. Adam Malik Medan in 2008 -2011, by looking at the patient sosiodemographic (age, residence, education, occupation, risk factors).

This research was descriptive and retrospective study designs and using statistic software. This study picked all the sample with total sampling technique.

Results. After doing research on the 2008 - 2011 it was found there were 34 people of pregnant women living with HIV. in 2008 found 3 patients (8.8%) patients, in 2009 there were 8 patients (23.5%), in 2010 there were 10 patients (29.4%) and in 2011 there were 13 patients (38,12%). Most of the patients found in the age group 26-30 years (55.9%). Risk factors most caused by infection from her husband (heterosexual) (97.3%). All patients received pre-test counseling (100%) and HIV tests (100%), but not all patients receive post-test counseling (97.1%). Of the 34 patients, there were 6 people (17.6%) did not receive ARV prophylaxis. Patients who did not receive antiretroviral prophylaxis peaked in 2011 (38.5%).

Discussion. The summary of this study found that the incidence of HIV has increased among pregnant women.But a decline in the provision of ARVs.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T. yang dengan petunjuk dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini telah memperoleh dukungan secara moral, ide dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Muhammad Fahdhy, Sp.OG M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

3. Ibu dr. Amira Permatasari, Sp. P, Ibu dr. Sri Amelia, M. kes dan Ibu dr. Remenda Siregar, Sp. KK dan selaku Dosen Penguji pada seminar hasil dan seminar proposal karya tulis ilmiah yang telah memberi saran dan kritik yang membangun penulis serta nasehat-nasehat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Rusman Hariady Siregar dan Ibunda tercinta Rosfridawaty Harahap yang dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan mengasuh, membesarkan, mendidik serta memberikan dorongan semangat, bantuan moril dan material, serta doa yang menguatkan saya selaku penulis dalam menjalani pendidikan di FK USU, sujud dan bakti penulis haturkan dengan tulus hati.


(7)

5. Saudara kandung penulis, Hadyopie sandy Putra Agung Siregar, SP dan Rhozi Akbar Siregar yang memberikan dukungan semangat dan doa kepada penulis selama dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

6. Terima kasih kepada seluruh staf RSUP H. Adam Malik Medan yang telah membantu administrasi perizinan untuk melakukan penelitian dan pengambilan data di bagian Posyansus RSUP H. Adam Malik Medan. 7. Terima kasih kepada semua dosen dan staf / pegawai di Fakultas

Kedokteran USU atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini.

8. Terima kasih kepada sahabat penulis, Nurul Kumala S. Saragih, Hamida Nasution, Dizalia Ananda, Baginda Y. Siregar, Furqan Arief, Rina Sundari, Andru Aswar, Donny D.P., fauziah D. Hanif yang telah memberi bantuan, saran, kritik dan dukungan serta doanya yang menguatkan penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9. Terima kasih kepada Rekan – rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Intan P. Putri, Nasya Marisyka Putri, Abduh H. perdana, Eric Tannaka dan rekan – rekan lain, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi saran, kritik dan dukungan serta doanya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, maka penulis memohon saran dan kritik yang membangun, demi perbaikan karya tulis ilmiah ini, dari berbagai pihak.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 08 Desember 2012 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ………. i

Abstrak ………. ii

Abstract ………. iii

Kata Pengantar ………. iv

Daftar Isi ………. vi

Daftar Tabel ………. viii

Daftar Gambar ………. ix

Daftar Lampiran ………. x

BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1

1.1.Latar Belakang ………. 1

1.2.Rumusan Masalah ………. 3

1.3.Tujuan Penelitian ………. 3

1.4.Manfaat Penelitian ………. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……… 5

2.1.HIV ……… 5

2.1.1. Epidemiologi ……… 5

2.1.2. Definisi ……… 5

2.1.3. Cara penularan ……… 6

2.1.4. Gejala Klinis ……… 7

2.1.5. Diagnosa ……… 8

2.1.6. Penatalaksanaan ……… 9

2.1.7. VCT ……… 12

2.2.HIV PADA KEHAMILAN ……… 15

2.2.1. Definisi ……… 15

2.2.2. Cara penularan HIV pada kehamilan ……… 16

2.2.3. Penatalaksanaan ……… 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 20 3.1.Kerangka Konsep ………. 20


(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN ………. 23

4.1.Desain Penelitian ………. 23

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian ………. 23

4.2.1. Waktu Penelitian ………. 23

4.2.2. Tempat Penelitian ………. 23

4.3.Populasi dan Sample Penelitian ………. 23

4.3.1. Populasi Penelitian ………. 23

4.3.2. Sampel Penelitian ………. 24

4.4.Teknik pengumpulan data ………. 24

4.5.Pengelolaan dan Analisa Data ………. 24

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 26

5.1.Hasil penelitian ………. 26

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 26

5.1.2. Deskripsi pusat pelayanan VCT ……….... 26

5.1.3. Deskripsi Karakteristik individu ……… 27

5.1.2.1 Deskripsi sampel berdasarkan tahun masuk 27

5.1.2.2 Deskripsi sampel berdasarkan sosiodemografi 28 5.1.2.3 Deskripsi sampel berdasarkan faktor resiko 30

5.1.2.4 Deskripsi sampel berdasarkan konseling VCT 31 5.1.2.5 Deskripsi sampel berdasarkan ARV profilaksis 32 5.1.2.6 Deskripsi berdasarkan tahun masuk dan penerimaan profilaksis ARV ……….... 32

5.2.Pembahasan ………. 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……… 38

6.1.Kesimpulan ………. 38

6.2.Saran ………. 39

DAFTAR PUSTAKA ………. 40 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Gejala klinis sindroma akut HIV ……… 8

2.2 protokol pemberian zidovudin pada ibu hamil untuk mencegah penularan vertical ………... 18

3.1 Definisi operasional ……… 21

5.1 Distribusi jumlah kasus kehamilan pada HIV Di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008 –2011 ……… 27

5.2 Distribusi frekuensi kejadian HIV pada kehamilan berdasarkan sosiodemografi ……… 29

5.3 Distribusi sampel berdasarkan faktor resiko ……… 30

5.4 Distribusi sampel berdasarkan konseling VCT ……… 31

5.5 Distribusi sampel berdasarkan ARV profilaksis ……….. 32

5.6 Distribusi sampel berdasarkan tahun masuk dan penerimaan profilaksis ARV ………. 33


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3.1 Kerangka konsep penelitian 20 5.1 Distribusi kasus HIV pada kehamilan


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup Penulis 2. Etical Clearence

3. Surat Izin Peneliitian 4. Data Induk


(13)

ABSTRAK

Pendahuluan. HIV adalah retrovirus. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Bila virus HIV tersebut menjadi tidak terkendali dan telah menyerang tubuh dalam jangka waktu lama maka infeksi virus HIV tersebut dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Tujuan. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui gambaran kasus HIV pada kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008 -2011, dengan melihat sosiodemografi pasien (usia, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, faktor resiko). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi retrospektif, dengan menggunakan bantuan program Statistik dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling.

Hasil. Setelah dilakukan penelitian pada 2008 – 2011 ditemukan sebanyak 34 orang ibu hamil yang terkena HIV. pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 3 pasien ( 8,8%) orang pasien, pada tahun 2009 ada sebanyak 8 pasien ( 23,5%), pada tahun 2010 ada sebanyak 10 pasien (29,4%) dan tahun 2011 sebanyak 13 pasien (38,2%). Pasien terbanyak dijumpai pada kelompok usia 26 – 30 tahun (55,9%). Faktor resiko paling banyak adalah disebabkan hubungan heteroseksual yang tertular melalui suami (97,3%). Semua pasien mendapatkan konseling pre test (100%) dan test HIV (100%), tetapi tidak semua pasien mendapat konseling post –test (97,1%). Dari 34 orang pasien, sebanyak 6 orang ( 17,6%) tidak menerima ARV profilaksis. Dan pasien yang tidak menerima ARV profilaksis tertinggi terjadi pada tahun 2011 (38,5%).

Kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa kejadian HIV semakin meningkat dikalangan ibu hamil. Tetapi pada pemberian ARV terjadi penurunan.


(14)

ABSTRACT

Introduction. HIV is a retrovirus group. The virus attacks the human immune system. When the HIV virus becomes out of control and invade the body in the long term the HIV will develop into AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Objective. Of this study research to know the case of HIV in pregnancy of RSUP. H. Adam Malik Medan in 2008 -2011, by looking at the patient sosiodemographic (age, residence, education, occupation, risk factors).

This research was descriptive and retrospective study designs and using statistic software. This study picked all the sample with total sampling technique.

Results. After doing research on the 2008 - 2011 it was found there were 34 people of pregnant women living with HIV. in 2008 found 3 patients (8.8%) patients, in 2009 there were 8 patients (23.5%), in 2010 there were 10 patients (29.4%) and in 2011 there were 13 patients (38,12%). Most of the patients found in the age group 26-30 years (55.9%). Risk factors most caused by infection from her husband (heterosexual) (97.3%). All patients received pre-test counseling (100%) and HIV tests (100%), but not all patients receive post-test counseling (97.1%). Of the 34 patients, there were 6 people (17.6%) did not receive ARV prophylaxis. Patients who did not receive antiretroviral prophylaxis peaked in 2011 (38.5%).

Discussion. The summary of this study found that the incidence of HIV has increased among pregnant women.But a decline in the provision of ARVs.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, adalah virus retrovirus. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Bila virus HIV tersebut menjadi tidak terkendali dan telah menyerang tubuh dalam jangka waktu lama maka infeksi virus HIV tersebut dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) (Fauziah dkk, 2010). Virus ini menyerang organ - organ vital sistem kekebalan tubuh manusia, dengan mengikat reseptor CD4+ pada sel T, makrofag, dan sel dendritik. Reseptor CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik.

Berdasarkan data dari United Nation Program on HIV/ AIDS (UNAIDS, 2008) 67% infeksi HIV di dunia terdapat di kawasan Sub – Sahara Afrika. Dan Menurut WHO, prevalensi HIV pada wilayah Asia – pacific memikul beban terberat kedua setelah afrika, dengan perkiraan 4,9 juta dan 95% diantaranya berada di 9 negara asia, yaitu : Camboja, China, India, Indonesia, Myanmar, Nepal, Papua New Guinea (PNG), Thailand dan Vietnam. Pada laporan Michael R. Bloomberg (2011), pada tanggal 30 september 2011, sebanyak 110.736 orang telah di diagnosis dan dilaporkan terkena HIV di NEW YORK CITY dan ini merupakan kenaikan 1,7% dari tahun 2009, dan 12 % dari tahun 2006. Pada tahun 2010, ada 3481 didiagnosa HIV/AID di NEW YORK CITY 7,6% pada pria dan 48,3 pada wanita.

Di Indonesia dari hasil statistik kasus HIV/AID (2011), jumlah kasus HIV dari tahun 2005 – 2011 meningkat pesat. Pada tahun 2005 ditemukan sebanyak 859 kasus, tahun 2006 meningkat menjadi 7195 kasus, tahun 2007 terjadi penurunan menjadi 6048 kasus, tetapi pada tahun 2008 terjadi peningkatan kembali yang sangat tinggi sebanyak 10462 kasus, pada tahun 2009 menurun


(16)

menjadi 9793, hingga pada tahun 2010 kasus HIV mencapai 21591 dan tahun 2011 terdapat 21031 kasus. Di Sumatera Utara, didapatkan bahwa prevalensi kasus AIDS per 100.000 penduduk adalah 3,97. Data ini menandakan penanganan HIV/AIDS di Indonesia masih belum memadai (Ditjen PP & PL kemenkes RI, 2011).

HIV dapat ditularkan melalui cairan vagina, air mani ataupun darah penderita HIV yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini biasanya terjadi melalui hubungan seksual, baik secara oral, anal maupun vaginal, transfusi darah yang terinfeksi HIV, pemakaian jarum suntik secara bersama – sama ataupun dari ibu hamil yang terkena HIV kepada bayi yang di kandungnya pada saat hamil ataupun saat melahirkan (baratawidjaja, rengganis 2009).

Transmisi HIV dari ibu kepada janin dapat terjadi saat intrauterine ( 5 – 10% ) saat persalinan ( 10 – 20% ) dan pascapersalinan ( 5 – 20% ). Kelainan yang dapat terjadi pada janin adalah berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan abortus spontan (Daili, 2008). Khusus untuk resiko penularan dari ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang di kandungnya pada masa persalinan biasanya terjadi karena : adanya tekanan pada plasenta sehingga terjadi sedikit pencampuran antara darah ibu dengan darah bayi (lebih sering terjadi jika plasenta mengalami radang/infeksi), bayi terpapar darah & lendir serviks pada saat melewati jalan lahir atau karena bayi kemungkinan terinfeksi akibat menelan darah & lendir serviks pada saat resusitasi (Fauziah dkk, 2010).

Angka penularan vertikal dari ibu ke bayi sangat bervariasi pada berbagai populasi. Tanpa pencegahan, angka rata – rata penularan HIVdari ibu ke bayi sekitar 14 - 42%. Angka penularan vertikal di Negara maju seperti Amerika Serikat dan eropa barat berkisar antara 15 - 20%, sedangkan dinegara yang sedang berkembang angka penularan vertical adalah 40% (Green, 2009).


(17)

2.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana gambaran kasus HIV pada kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2008 sampai 2011 ?

2.1. Tujuan Penelitian 1..1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran kasus HIV pada kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2008 sampai 2011

1..2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus penelitian ini :

1. Mendata jumlah HIV pada kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2008 sampai 2011.Mengetahui peningkatan / penurunan kasus HIV pada kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2008 sampai 2011 2. Mendata frekuensi kejadian HIV pada kehamilan berdasarkan

sosiodemografi (usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, daerah tempat tinggal) ibu hamil di RSUP Haji Adam Malik Medan

3. Mendata frekuensi kejadian HIV pada kehamilan berdasarkan faktor resiko 4. Mendata frekuensi ibu hamil yang terinfeksi HIV yang mendapatkan

konseling VCT

5. Mengetahui penanganan ibu hamil dengan HIV yang mendapat ARV profilaksis


(18)

2.1. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap :

1. Tenaga kesehatan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada penderita HIV

2. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat mengembangkan kemampuan peneliti di bidang penelitian, sehingga dapat melakukan penelitian yang lebih baik lagi.

3. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagai pengetahuan tambahan mengenai HIV, dan untuk mencegah penularan HIV di kalangan masyarakat.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HIV

2.1.1. Epidemiologi

Epidemi HIV/AIDS merupakan krisis global dan tantangan yang berat bagi pembangunan dan kemajuan sosial (ILO, 2005). Pada tahun 2008, diseluruh dunia, diperkirakan 33 juta orang hidup dengan HIV. Setiap harinya terdapat 7.400 infeksi baru HIV 96% dari jumlah tersebut berada di negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Daerah subsahara di Afrika merupakan daerah dengan prevalens HIV terbesar, mencakup 67% dari jumlah keseluruhan orang yang hidup dengan HIV. Daerah Asia Tenggara, termasuk di dalamnya Asia Selatan, merupakan daerah nomor dua terbanyak kasus HIV dengan jumlah penderita 3,6 juta orang, 37% dari jumlah tersebut merupakan wanita. Indonesia merupakan satu dari lima negara dengan jumlah penderita HIV yang besar selain Thailand, Myanmar, Nepal, dan India (HTA, 2010).

2.1.2. Definisi

Menurut family health internasional, Human Immunodeficiency Virus (HIV) berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang menggunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya. Infeksi virus ini menurunkan sistem kekebalan tubuh yang menimbulkan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu dan bersifat sindroma yang disebut AIDS (Duarsa, 2005).

Pada umumnya AIDS disebabkan HIV-1 dan beberapa kasus di Afrika tengah disebabkan HIV-2 yang merupakan homolog HIV-1. Keduanya merupakan virus lenti yang menginfeksi sel CD4+ T yang memiliki reseptor dengan afinitas


(20)

tinggi untuk HIV, makrofag, dan jenis sel lain (Baratawidjaja and Rengganis, 2009). HIV-1 dan HIV-2 adalah satu-satunya Lentivirus yang menginfeksi manusia (Fauci and Lane, 2008).

Struktur virus HIV-1 terdiri atas 2 untaian RNA identik yang merupakan genom virus yang berhubungan dengan p17 dan p24 berupa inti polipeptida. Semua komponen tersebut diselubungi envelop membran fosfolipid yang berasal dari sel pejamu. Protein gp120 dan gp41 yang disandi virus ditemukan dalam envelop. Retrovirus HIV terdiri dari lapisan envelop luar glikoprotein yang mengelilingi suatu lapisan ganda lipid. Kelompok antigen internal menjadi protein inti dan penunjang (Baratawidjaja and Rengganis, 2009).

2.1.3. Cara Penularan

HIV dapat menular melalui cairan tubuh seperti darah, semen atau air mani, cairan vagina, Air Susu Ibu (ASI) dan cairan lain yang mengandung darah (family health internasional). Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual, kontak dengan darah atau secret yang infeksius, ibu ke anak selama masa kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Zein, 2006).

Dilihat dari cara penularan, proporsi penularan HIV melalui hubungan seksual (baik heteroseksual maupun homoseksual) sangat mendominasi yaitu mencapai 60%. Sedangkan penularan melalui jarum suntik sebesar 30%, dan sebagian lainnya tertular melalui ibu dan anak (kehamilan), transfusi darah serta melalui pajanan saat bekerja (HTA, 2010).

Perilaku yang mempunyai resiko tinggi dan sering kali ada hubungannya dengan infeksi HIV antara lain hubungan seksual, baik heteroseksual maupun homoseksual (Anastasya, 2010), penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah terinfeksi. penularan melalui hubungan heteroseksual adalah yang paling dominan dari semua cara penularan (Zein, 2006).


(21)

Infeksi HIV dapat menular melalui Transfusi darah atau produk darah yang terkontaminasi HIV (Mariam, 2010). Lima sampai sepuluh persen dari infeksi HIV di dunia ditularkan melalui transfusi dari darah dan produk darah terkontaminasi HIV (HTA, 2009). Tetapi, Kejadian ini semakin berkurang karena sekarang sudah dilakukan tes antibodi-HIV pada seorang donor (Siahaan, 2011).

Penularan HIV melalui jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti alat tindik yang terkontaminasi, biasanya terjadi akibat Penyalahgunaan obat-obat terlarang dengan menggunakan pemakaian jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian. Paramedis dapat terinfeksi HIV oleh goresan jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV (Zein, 2006).

Menurut Jawetz (2001) dalam Mariam (2010), Penularan dari ibu ke bayi bisa terinfeksi di dalam rahim, selama proses persalinan, atau melalui Air Susu Ibu (ASI). Sekitar 30% dari infeksi terjadi di dalam rahim dan 70% saat kelahiran. Data menunjukkan bahwa sepertiga sampai separuh infeksi HIV perinatal di Afrika disebabkan oleh ASI. Penularan selama menyusui biasanya terjadi pada 6 bulan pertama setelah kelahiran.

2.1.4. Gejala Klinis

Gejala klinis infeksi HIV ini tergantung periodenya. Pada fase akut 50-70% menderitas sindroma akut HIV yang berupa :


(22)

Tabel 2.1. Gejala Klinis Sindroma Akut HIV (Fauci and Lane, 2008)

General Neurologic Dermatologic

Fever Meningitis Erythematous maculopapular rash Pharyngitis Encephalitis

Lymphadenopathy Peripheral neuropathy Mucocutaneous ulceration Headache/Retroorbital

pain

Myelopathy

Arthralgias/myalgias Lethargy/malaise Anorexia/weight loss Nausea/vomiting/diarrhea

Pada fase laten yang biasanya dapat berlangsung hingga kurang lebih 10 tahun, pasien dengan HIV RNA yang tinggi dalam plasma, cenderung lebih cepat berkembang menjadi fase simptomatik daripada pasien dengan HIV RNA yang rendah dalam plasma. Pada fase ini, rata-rata CD4+ sel T menurun sekitar 50/µL per tahun, dan ketika CD4+ sel T mencapai atau kurang dari 200/µ L, maka pasien akan sangat mudah terinfeksi oleh infeksi oportunistik dan penyakit neoplasma (Fauci and Lane, 2008).

2.1.5. Diagnosa

Untuk menentukan seseorang mengidap HIV adalah dengan cara pemeriksaan laboratorium darah. Ada beberapa cara pemeriksaan laboratorium, antara lain ELISA, dipstick HIV Entebe, radioimunopresipitat, HIV recombinant neutralization assay, deteksi antigen HIV, Westren Blot, dan lain – lain. Tetapi yang menjadi standart pemeriksaan adalah cara ELISA (enzyme – linked immunoabsorbent) yang dikonfirmasi dengan Western Blot (Zein, 2006).


(23)

ELISA

Pemeriksaan ELISA (enzyme-linked immunoabsorbent assay) digunakan untuk mendeteksi antibody anti – HIV. Alat ini mempunyai sensitivitas 93% sampai 98% dan spesifisitas 98% sampai 99% (Anastasya, 2010). Bila secara ELISA, seseorang dinyatakan positif HIV, maka dilakukan pemeriksaan ulang dan bila ternyata tetap positif berarti orang tersebut kemungkinan besar mengidap HIV. Untuk memastikannya, maka harus dilakukan pemeriksaan Western Blot, dan bila hasilnya positif tegaklah diagnosa HIV (Zein, 2006).

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes terhadap antibodi HIV ini yaitu adanya masa jendela (window period). Masa jendela adalah waktu sejak tubuh terinfeksi HIV sampai mulai timbulnya antibodi yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan. Antibodi mulai terbentuk pada 4 – 8 minggu setelah infeksi. Jadi pada periode ini hasil tes HIV pada seseorang yang sebenarnya telah terinfeksi HIV dapat memberikan hasil yang negatif. Untuk itu jika kecurigaan akan adanya risiko terinfeksi cukup tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan ulangan tiga bulan kemudian (HTA, 2010).

WESTERN BLOT

Western Blot digunakan untuk konfirmasi hasil reaktif ELISA sebagai hasil yang benar – benar positif (Mariam, 2010). tetapi yang menjadi masalah, cara pemeriksaan Western Blot jarang ada di Indonesia (Zein, 2006).

2.1.6. Penatalaksanaan

Belum ada vaksin untuk mencegah HIV/AIDS, dan pengobatannya juga belum ada. Pencegahan sangat tergantung pada kampanye kesadaran masyarakat dan perubahan perilaku individu dalam lingkungan yang mendukung, yang memerlukan waktu dan kesabaran (ILO, 2005). Dari segi pengobatan, Tidak ada


(24)

obat yang dapat sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan Antiretroviral (ARV) dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS (KPA, 2011).

Pengobatan HIV adalah dengan pemberian obat antiretroviral. Terapi dengan kombinasi obat – obatan antiretroviral, disebut sebagai highly active antiretroviral therapy (HAART) yang tersedia sejak tahun 1996 dapat menekan replikasi virus sampai dibawah batas deteksi dalam plasma, penurunan viral loads dalam kelenjar getah bening, yang memberikan kesempatan untuk memulihkan respon imun terhadap patogen oportunistik, dan memperpanjang umur pasien. Tetapi HAART gagal menyembuhkan infeksi HIV-1. Virus tipe ini bertahan dalam sel yang bersifat laten dan hidupnya panjang, termasuk sel T memori CD4+. Ketika HAART dihentikan atau gagal terapi, maka produksi virus akan kembali meningkat. Kombinasi tiga obat juga efektif pada bayi atau anak yang terinfeksi HIV. Tetapi terapi satu obat tidak disarankan, karena dapat terjadi resisten (Brooks, Butel, and Morse, 2004).

Depkes (2006) dalam Mariam (2010), Antiretroviral (ARV) adalah obat yang menghambat replikasi HIV. Penggunaan obat ARV dengan kombinasi yang baik dan benar, serta mengkonsumsinya juga dengan benar dan dipantau secara berkala terhadap efek samping adherence (keteraturan makan obat), maka diharapkan terjadi penekanan replikasi virus HIV dalam darah, sehingga kekebalan tubuh akan kembali meningkat ketahap normal, dan infeksi oportunistik dapat dicegah atau disembuhkan (Zein,2006).

Sampai sekarang, telah dilakukan banyak penelitian untuk mencari terapi yang definitif untuk mengobati HIV. Ada empat kategori obat yang tersedia saat ini yaitu : obat yang menginhibisi enzim reverse transcriptase virus, obat yang menginhibisi enzim protease virus, obat yang menginhibisi enzim integrase


(25)

virus, dan obat yang mengganggu pemasukan virus.Obat yang menginhibisi enzim reverse transcriptase virus yaitu

 Nucleoside analogues

Zidovudine, didanosine, zalcitabine, stavudine, lamivudine, abacavir, dan emtricitabine.

 Nucleotide analogues Tenofavir.

Obat lainnya adalah nevirapine, delavirdine, dan efavirenz.

Obat diatas adalah obat lini pertama untuk infeksi HIV, tetapi harus diingat bahwa terapi dengan kombinasi, jangan dengan monoterapi karena resiko resisten obat sangat tinggi (Fauci and Lane, 2008). Pengembangan vaksin untuk mencegah penyebaran AIDS merupakan penelitian yang diprioritaskan para ahli imunologi. Dewasa ini vaksinasi terhadap AIDS masih belum dapat dikembangkan (Baratawidjaja and Rengganis, 2009).

Indikasi memulai terapi Antiretroviral (ART)

Menurut pedoman nasional (2007) Keputusan untuk memulai ART pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dewasa dan remaja didasarkan pada pemeriksaan klinis dan imunologis. Namun pada keadaan tertentu maka penelitian klinis saja dapat memandu keputusan memulai ART. Infeksi oportunistik dan penyakit lainnya yang perlu pengobatan diredakan sebelum pemberian ART.

Saat yang paling tepat untuk memulai ART adalah sebelum pasien jatuh sakit atau munculnya IO yang pertama. Perkembangan penyakit akan lebih cepat apabila ART dimulai pada saat CD4 < 200/mm3 dibandingkan bila terapi dimulai pada CD4 di atas jumlah tersebut. Apabila tersedia sarana tes CD4 maka ART sebaiknya dimulai sebelum CD4 kurang dari 200/mm3. Waktu yang paling optimum untuk memulai ART pada tingkat CD4 antara 200 – 350/mm3 masih belum diketahui, dan pasien dengan jumlah CD4 tersebut perlu pemantauan


(26)

teratur secara klinis maupun imunologis. Terapi Antiretroviral dianjurkan pada pasien dengan TB paru atau infeksi bakterial berat dan CD4 < 350/mm3. Juga pada ibu hamil stadium klinis manapun dengan CD4 < 350 / mm3. ( pedoman nasional, 2007)

2.1.7. VCT

VCT (Voluntary Conselling and testing) adalah proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV yang penting untuk pencegahan dan perawatannya (Anastasya, 2010). Menurut haruddin dkk (2007) VCT juga merupakan salah satu model untuk memberikan informasi secara menyeluruh dan dukungan untuk merubah perilaku berisiko serta mencegah penularan HIV/AIDS. Kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIV/AIDS, mencegah penularan HIV, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggungjawab, pengobatan ARV dan memastikan pemecahan berbagai masalah terkait dengan HIV/AIDS (depkes, 2006).

Tujuan VCT (depkes RI, 2009)

a) Mendorong orang sehat, tanpa keluhan / asimtomatik untuk mengetahui tentang HIV, sehingga mereka dapat mengurangi kemungkinan tertular HIV b) Merupakan sebuah strategi kesehatan masyarakat yang efektif, karena mereka

dapat mengetahui status HIV mereka, sehingga tidak melalukan hal-hal yang dapat ikut menyebarkan virus HIV bila mereka masih berisiko sebagai penyebar HIV


(27)

c) Mendorong seseorang yang sudah ODHA ( Orang Dengan HIV/AIDS) untuk mengubah pendirian yang sangat merugikan seperti: ODHA merupakan penyakit keturunan atau penyakit kutukan, atau HIV/AIDS merupakan vonis kematian

d) Memberi informasi tentang HIV/AIDS, tes, pencegahan dan pengobatan ODHA

e) Mengenali perilaku atau kegiatan yang menjadi sarana yang memudahkan penularan HIV

f) Memberikan dukungan moril untuk mengubah prilaku ke arah yang lebih sehat dan aman dari infeksi HIV

Tujuan dari VCT ini merupakan suatu langkah awal yang penting menuju program pelayanan HIV/AIDS lainnya yaitu pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak, pencegahan dan manajemen klinis penyakit – penyakit yang berhubungan dengan HIV, pengendalian penyakit TBC (tuberculosis) serta dukungan psikologis dan hukum (Anastasya, 2010).

Prinsip pelayanan VCT (depkes RI, 2009)

Adapun prinsip pelayanan dalam VCT antara lain : a) Persetujuan klien ( informed concern)

Konseling dan tes HIV hanya dilakukan atas dasar sukarela dan bersifat pribadi. Pemeriksaan HIV hanya dilaksanakan atas dasar kerelaan klien, tanpa paksaan, dan tanpa tekanan.

b) Kerahasiaan

Semua informasi yang tertulis tentang hasil konseling dan tes HIV klien akan dijaga kerahasiannya, semua keputusan ada pada klien.


(28)

c) Tidak diskriminasi

klien tidak akan mendapat perlakuan yang diskriminasi dalam yayasan konseling dan tes HIV, karena petugas yang ditunjuk telah melalui serangkaian pelatihan dan sangat terbatas.

d) Jaminan mutu

Mutu pelayanan tidak perlu diragukan, karena tes HIV yang dilakukan sesuai dengan pedoman yang diberikan WHO dan Departemen Kesehatan RI.

Tahapan VCT

1) Konseling pra – test

konseling pra tes HIV membantu klien menyiapkan diri untuk melakukan pemeriksaan darah atau tes HIV. Dalam konseling ini petugas konseling / konselor akan membantu untuk memahami :

 Proses konseling dan tes HIV sukarela  Manfaat tes HIV

 Pengetahuan tentang HIV/AIDS

 Meluruskan pemahaman yang salah tentang AIDS dan mitosnya  Faktor resiko penularan HIV

 Menyiapkan anda untuk pemeriksaan darah  Makna hasil tes HIV positif atau negative

 Mengembangkan rencana perubahan perilaku, dan dampak pribadi, keluarga, sosial terhadap hasil HIV/AIDS serta dukungan moral yang diberikan (depkes RI, 2009).


(29)

2) Tes HIV ( pemeriksaan dan pengambilan darah )

Prinsip tes HIV adalah sukarela dan terjaga kerahasiannya. Tes dimaksud untuk menegakkan diagnosis. Ada serangkaian tes yang berbeda – beda karena perbedaan prinsip metode yang digunakan. Tes yang digunakan adalah tes serologi untuk mendeteksi antibody HIV dalam serum atau plasma (Anastasya, 2010).

Setelah menandatangani lembar persetujuan dan tetap mengambil keputusan tes, maka contoh darah akan diambil untuk keperluan tes HIV di laboratorium.

3) Konseling pasca tes HIV

Konseling pasca testing membantu klien memahami dan menyesuaikan diri dengan hasil tes. Konselor mempersiapkan klien untuk menerima hasil tes, memberikan hasil tes, dan menyediakan informasi selanjutnya. Konselor mengajak klien mendiskusikan strategi untuk menurunkan penularan HIV (Anastasya, 2010).

2.2. HIV pada Kehamilan 2.2.1. Definisi Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional (Sarwono, 2009).

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan


(30)

diakhiri dengan proses persalinan. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan (Cunningham, 2005)

2.2.2. Cara Penularan HIV pada kehamilan

Banyak penelitian membuktikan bahwa penularan HIV terjadi pada masa intrauterine dan masa intrapartum (Setiawan, 2009). Distribusi penularan dari ibu ke bayi diperkirakan sebagian terjadi beberapa hari sebelum persalinan, dan pada saat plasenta mulai terpisah dari dinding uterus pada waktu melahirkan. Penularan diperkirakan terjadi karena bayi terpapar oleh darah dan sekresi saluran genital ibu. Namun, kebanyakan penularan terjadi saat persalinan (waktu bayinya lahir). Selain itu, bayi yang disusui oleh ibu terinfeksi HIV dapat juga tertular HIV (Green, 2009).

Suatu penelitian memberikan proporsi kemungkinan penularan HIV dari ibu ke anaknya saat dalam kandungan sebesar 23 – 30%, ketika proses persalinan 50 – 65% dan saat menyusui 12 – 20%. Di negara industri, transmisi HIV dari ibu ke fetus sebesar 15 – 25% sementara di negara berkembang sebesar 25 – 35%. Tingginya angka transmisi ini berkaitan dengan tingginya kadar virus dalam plasma ibu. Hasil suatu penelitian di Amerika Serikat menunjukkan dengan kadar virus dalam plasma sebesar <1000 kopi/mL, angka transmisinya 0%; sementara dengan kadar virus sebesar 1000 – 10.000 kopi/mL, angka transmisinya 16,6%; angka transmisi menjadi 21,3% bila kadar virus dalam plasma 10.000 – 50.000 kopi/mL; 30,9% dengan kadar virus 50.000 – 100.000 kopi/mL; dan 40,6% bila kadar virus >100.000 kopi/mL. Namun belum pernah ditentukan nilai ambang terendah dimana tidak terjadi infeksi (HTA, 2010)


(31)

2.2.3. Penatalaksanaan

Untuk mengurangi resiko penularan dari ibu ke bayi maka penanganan pencegahan infeksi bayi yang lahir dari ibu terinfeksi HIV sebaiknya dimulai sejak saat bayi di dalam kandungan.

Ibu yang sudah diketahui terinfeksi HIV sebelum hamil, perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui jumlah virus di dalam plasma, jumlah sel T CD4+, dan genotype virus. Juga perlu diketahui, apakah ibu tersebut sudah mendapat anti retrovirus ( ARV ) atau belum. Data tersebut kemudian dapat digunakan sebagai bahan informasi kepada ibu tentang resiko penularan terhadap pasangan seks, bayi, serta cara pencegahannya (Setiawan, 2009).

Pengobatan dan profilaksis Antiretrovirus pada ibu terinfeksi HIV

Untuk mencegah penularan vertikal dari ibu ke bayi, maka ibu hamil terinfeksi HIV harus mendapat pengobatan atau profilaksis antiretrovirus (ARV). Tujuan pemberian ARV pada ibu hamil, disamping untuk mengobati ibu, juga untuk mengurangi risiko penularan perinatal kepada janin atau neonatus(Setiawan, 2009).

Pemberian antiretrovirus untuk ibu hamil terinfeksi HIV sama dengan ibu yang tidak hamil (Green,2009). Yang harus diketahui dari ibu hamil terinfeksi HIV adalah status penyakit HIV (beratnya penyakit AIDS ditentukan berdasarkan hitung sel T CD4+, perkembangan infeksi ditentukan berdasarkan jumlah muatan virus, antigen p24 atau RNA/DNA HIV di dalam plasma), riwayat pengobatan antiretrovirus saat ini dan sebelumnya, usia kehamilan, dan perawatan penunjang yang diperlukan seperti perawatan psikiater, nutrisi, aktivitas aseksual harus memakai kondom, dan lain – lain (Setiawan, 2009).

Dosis antiretrovirus yang harus diberikan dapat dilihat pada tabel 2.2 Untuk ibu yang tidak mendapat pengobatan ARV dan yang mempunyai jumlah muatan virus sangat rendah < 1000 salinan/mL, beberapa ahli hanya memberikan


(32)

ZDV sebagai profilaksis dan pemberian ini distop sesudah melahirkan sementara pemberian pada neonates diteruskan.

Tabel 2.2 Protocol Pemberian Zidovudine (ZDV) Pada Ibu Hamil Dan Neonatus Untuk Mencegah Penularan Vertical.

Jenis obat Dosis Saat pemberian Cara pemberian Untuk ibu

Zidovudine (retrovir)

10 mg 5 kali/hari

2 mg/kg

1 mg/kg/jam

Masa gestasi 14 minggu sampai menjelang melahirkan

Dilanjutkan pada saat melahirkan selama 1 jam.

Dilanjutkan sampai lahir

Per oral

Intravena


(33)

Jenis obat Dosis Saat pemberian Cara pemberian Untuk neonatus

Zidovudine

(retrovir) masa gestasi > 35 minggu

Zidovudine

(retrovir) masa gestasi 30 – 35 minggu

Zidovudine

(retrovir) masa gestasi < 30 minggu

2 mg/kg/dosis, 4 kali/hari

2 mg/kg/dosis, 2 kali/hari (2minggu pertama)

selanjutnya 2 mg/kg/dosis, 3 kali/hari

2 mg/kg/dosis, 2 kali/hari (4 minggu pertama) selanjutnya 2 mg/kg/dosis, 3 kali/hari

Dimulai pada usia 8 jam sampai 6 minggu

Dimulai pada usia 8 jam sampai 6 minggu

Dimulai pada usia 8 jam sampai 6 minggu

Per oral

Per oral


(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kasus HIV pada ibu hamil di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode tahun 2008 sampai 2011.

Dari latar belakang dan tinjauan pustaka maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 kerangka konsep penelitian HIV pada ibu hamil

VCT Sosiodemografi : - Usia - Pendidikan - Pekerjaan

- Status perkawninan - Daerah tempat tinggal - Faktor resiko


(35)

3.2. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variable Definisi operasional

Alat ukur

Cara

ukur Hasil ukur

Skala ukur

HIV pada ibu hamil

Ibu hamil yang terinfeksi HIV Rekam medis Melihat data rekam medis Nominal Peningkatan kejadian HIV Peningkatan kejadian HIV pada hamilan per tahun Rekam medic Melihat data rekam medic Ordinal VCT Kegiatan konseling yang bersifat sukarela dan rahasia, yang dilakukan

sebelum dan sesudah tes darah untuk HIV di laboratorium. Rekam medis Melihat data rekam medis

- Konseling pre tes - Tes HIV - Konseling post test Nominal Penanganan Terapi yang diberikan pada saat ibu terinfeksi HIV Rekam medis Melihat data rekam medis Ya (Mendapat ARV ) Tidak (tidak mendapat ARV) Nominal

Usia Lamanya waktu hidup pasien

Rekam medis

Melihat data

 15 – 20 tahun  21 – 25 tahun


(36)

sejak dilahirkan sampai saat ini yang dinyatakan dalam tahun

rekam medis

 26 – 30 tahun  31 – 35 tahun  36 – 40 tahun

 >40 tahun

Pendidikan

jenjang pendidikan formal terakhir dari ibu terinfeksi HIV Rekam medis Melihat data rekam medis

 Tidak sekolah  SD

 SMP  SMA  PT

Ordinal

Pekerjaan Aktivitas utama ibu hamil terinfeksi HIV Rekam medis Melihat data rekam medis

 Ibu Rumah Tangga  Pegawai

Swasta  PNS /

pensiunan  Wiraswata Nominal Status perkawinan Keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita HIV Rekam medis Melihat data rekam medis  kawin

 Belum kawin  Cerai

 Tidak tercatat

Nominal

Daerah tempat tinggal

Daerah dimana ibu hamil yang terinfeksi HIV tinggal dan menetap Rekam medis Melihat data rekam medis  Medan  Luar Medan

Nominal

Faktor resiko

faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi virus HIV

rekam medis Melihat data rekam medis  Heteroseksual  Homoseksual  Jarum suntik  Transfusi


(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan desain studi retrospektif, yaitu pengumpulan dan pengamatan rekam medik akan dilakukan satu kali, pada satu saat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran HIV pada ibu hamil di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2008 sampai 2011.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu penelitian

Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai September 2012.

4.2.2. Tempat penelitian

Tempat dilakukannya penelitian ini adalah RSUP Haji Adam Malik Medan dengan pertimbangan bahwa rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang menyediakan pelayanan bagi penderita HIV/AIDS. selain itu RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit pendidikan dan rujukan untuk wilayah regional Sumatera dan dengan alasan bahwa belum pernah dilakukan penelitian untuk melihat angka kejadian HIV pada ibu hamil di tempat tersebut.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang terinfeksi HIV pada tahun 2008 sampai 2011 di RSUP Haji Adam Malik Medan.


(38)

4.3.2. Sampel penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian, yaitu seluruh ibu hamil yang terinfeksi HIV pada periode tahun 2008 sampai 2011 di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik total populasi sampling.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data sekunder penelitian ini adalah ibu hamil dengan HIV yang diperoleh melalui data rekam medik dari RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2008 sampai 2011, kemudian hal – hal yang diperlukan dicatat dan dikumpulkan sesuai kebutuhan penelitian.

4.5. Pengelolaan dan Analisa Data

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dibutuhkan pengolahan dan analisis data secara tepat. Pada penelitian ini, data yang didapat akan diolah dan kemudian dianalisis menggunakan program SPSS.

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase data yang telah terkumpul dan disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi:

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan kelengkapan data-data yang telah terkumpul. Bila terdapat kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan baik.


(39)

2. Coding

Data yang telah terkumpul dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entry

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer

4. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam computer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data

5. Saving


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

RSUP Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan vertical yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Riau.sejak tanggal 6 September 1991 RSUP Haji Adam Malik ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991.

RSUP Haji Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan dan untuk perawatan rawat inap mulai berfungsi tepatnya pada tanggal 2 Mei 1992. RSUP Haji Adam Malik ini beralamat di jalan Bunga Lau No. 17, Medan, terletak di kelurahan Kemenangan, Tuntungan. Dibangun di atas tanah seluas ± 10 Ha dan Letak RSUP H. Adam Malik ini agak berada di daerah pedalaman Djammin Ginting yang merupakan jalan raya menuju kearah Brastagi.

5.1.2. Deskripsi Pusat Pelayanan Khusus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan

klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan merupakan wadah pelayanan khusus yang didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi individu maupun kelompok berisiko terinfeksi HIV/AIDS berupa konseling pra – testing, tes HIV, dan konseling pasca test. Jika hasil test menunjukkan penderita positif HIV/AIDS, klinik ini bekerjasama dengan bagian Case Support and Treatment (CST) untuk memberikan perawatan dan pengobatan terhadap penderita secara intensif.


(41)

5.1.3. Deskripsi Karakteristik Individu

Dalam penelitian ini,karakteristik individu yang dipilih menjadi sampel adalah penderita HIV yang memiliki status kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2008 – 2011. Data penelitian yang digunakan ada8,8%)lah data skunder, yaitu data yang berasal dari rekam medis pasien. Data yang diambil berasal dari tiga kurun waktu, yaitu data rekam medis dari tahun 2008 – 2011. Jumlah keseluruhan penderita HIV yang memiliki status kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2008 – 2011 adalah 34 orang.

5.1.2.1. Deskripsi sample berdasarkan tahun masuk

Distribusi data penelitian berdasarkan tahun masuk pasien HIV dengan kehamilan pada tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1. Distribusi jumlah kasus HIV pada kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2008 – 2011

Tahun Frekuensi Persentase (%)

2008 3 8.8

2009 8 23.5

2010 10 29.4

2011 13 38.2

Total 34 100

Berdasarkan tabel 5.1 kelompok sampel dari tahun 2008 – 2011 terjadi peningkata. Distribusi terbanyak pada tahun 2011, didapati pasien sebanyak 13 orang ( 38,2% ). Pada tahun 2010 sebanyak 10 orang pasien ( 29,4% ) dan pada tahun 2009 sebanyak 8 orang ( 23,5% ). Kelompok sampel dengan distribusi terendah adalah pada tahun 2008 ditemukan pasien sebanyak 3 orang ( 8,8 % ).


(42)

Gbr. 5.1. Distribusi kasus HIV pada kehamilan berdasarkan tahun

5.1.2.2. Deskripsi sampel berdasarkan sosiodemografi

Distribusi data penelitian berdasarkan sosiodemografi (usia, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan) pasien HIV pada kehamilan tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

2008 2009 2010 2011

8,80%

23,50%

29,40%


(43)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Kejadian HIV Pada Kehamilan Berdasarkan Sosiodemografi Pasien

Variable Frekuensi Persentase

Usia < 20 1 2.9

21 – 25 7 20.6 26 – 30 19 55.9 31 – 35 6 17.6 36 – 40 1 2.9

Total 34 100

Tempat tinggal Medan 18 52.9

Luar kota medan 16 47.1

Total 34 100

Pendidikan SMA 24 70.6

PT 10 29.4

Total 34 100

Pekerjaan Ibu rumah tangga 32 94.1

Karyawati 2 5.9

Total 34 100

Status perkawinan

Menikah 29 85.3

Cerai 2 5.9

Tidak diketahui 3 8.8

Total 34 100

Berdasarkan tabel 5.2. sesuai dengan demografi pasien. Diperoleh data penderita HIV pada ibu hamil paling banyak dijumpai pada usia produktif, pada


(44)

kelompok usia 26 – 30 tahun sebanyak 19 orang (55,9%). Ibu hamil penderita HIV lebih banyak berasal dari kota Medan dibandingkan dari luar kota Medan. Pasien yang berasal dari kota Medan ada sebanyak 18 orang (52,9%). Ibu hamil penderita HIV yang berpendidikan SMA lebih banyak dibanding dengan ibu hamil yang berpendidikan perguruan tinggi. Pada pasien yang berpendidikan SMA sebanyak 24 orang (70,6%). Kelompok ibu hamil penderita HIV yang bekerja sebagai ibu rumah tangga adalah sebanyak 32 orang (94,1%). Kelompok ibu hamil yang menderita HIV dengan status perkawinan menikah adalah 29 orang (85,3%).

5.1.2.3. Deskripsi sampel berdasarkan faktor resiko

Distribusi data penelitian yang menunjukkan faktor resiko pada pasien HIV dengan kehamilan pada tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Faktor Resiko Kejadian HIV Pada

Kehamilan

Faktor resiko Frekuensi Persentase (%)

Heteroseksual 33 97.1

Lain – lain 1 2.9

Total 34 100.0

Berdasarkan tabel 5.3. diperoleh data, proporsi penderita HIV pada kehamilan berdasarkan faktor resiko penularan yang terbanyak adalah hubungan heteroseksual melalui suami ODHA yaitu sebanyak 33 orang (97,1%), dan disebabkan hal lain seperti penggunaan jarum suntik sebanyak 1 orang (2,9%).


(45)

5.1.2.4. Deskripsi sampel berdasarkan konseling VCT

Distribusi data penelitian yang menunjukkan kegiatan konseling VCT pada pasien HIV dengan kehamilan pada tahun 2008 – 2011dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Kejadian HIV Pada Ibu Hamil Berdasarkan Konseling VCT

Konseling VCT Frekuensi Persentase (%)

Konseling pre -test Ya 34 100.0

Tidak - -

Total 34 100

Testing HIV Ya 34 100.0

Tidak - -

Total 34 100

Konseling post -test Ya 33 97.1

Tidak 1 2.9

Total 34 100

Berdasarkan dari tabel 5.4. bahwa semua penderita HIV pada kehamilan mendapatkan konseling pre – test dan melakukan testing HIV, sebanyak 34 orang (100%). Tetapi, pada konseling post – test ada ibu hamil yang tidak mendapatkan konseling sebanyak 1 orang (2,9%).


(46)

5.1.2.5. Deskripsi Sampel Berdasarkan ARV Profilaksis

Distribusi data penelitian yang menunjukkan bahwa pasien HIV dengan kehamilan menerima ARV profilaksis pada tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Kejadian HIV Pada Ibu Hamil Berdasarkan Menerima ARV Profilaksis

Status ARV Frekuensi Persentase (%)

Ya 28 82.4

Tidak 6 17.6

Total 34 100.0

Berdasarkan tabel 5.5. kejadian HIV pada kehamilan yang menerima ARV profilaksis sebanyak 28 orang (82,4%), sementara yang tidak menerima ARV profilaksis sebanyak 6 orang (17,6%).

5.1.2.6. Deskripsi Sampel Berdasarkan Tahun Masuk Dan Penerimaan Profilaksis ARV

Distribusi pada penelitian jika ditinjau dari angka kejadian setiap tahun dan kelompok penderita HIV pada kehamilan yang menerima ARV profilaksis dapat dilihat pada tabel berikut.


(47)

Tabel 5.6. Distribusi Berdasarkan Tahun Masuk Dan Penerimaan Profilaksis ARV

Tahun

Status penerimaan ARV

Ya Tidak

N % N %

2008 3 100 0 0

2009 8 100 0 0

2010 9 90 1 10

2011 8 61.5 5 38.5

Total 28 82.4 6 17.6

Berdasarkan tabel 5.7. penerimaan ARV pada ibu hamil semakin menurun. Dari tabel terlihat, bahwa pada tahun 2011 terdapat sebanyak 5 orang (38,5%) ibu hamil tidak menerima ARV profilaksis, dan pada tahun 2010 sebanyak 1 orang (10%).

5.2. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kejadian HIV pada kehamilan sepanjang tahun 2008 sampai 2011 dengan mengobservasi rekam medis pasien di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

Di dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah penderita HIV yang mengalami kehamilan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik pada tahun 2008 – 2011.

Pada tabel 5.1. Terlihat bahwa terjadi peningkatan kejadian HIV pada ibu hamil yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 terjadi kasus sebanyak 8,8% dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 38,2 %. Pada referensi lain, Dari penelitian Rakgoasi (2005), menyatakan bahwa selama tahun 1992 – 2002 tingkat prevalensi HIV diantara pengunjung klinik antenatal di Bostwana meningkat dari 13,8% menjadi 35,4%. Dan pada tahun 2005 prevalensi HIV di


(48)

antara ibu hamil meningkat 37,4%. Menurut Muhaimin (2011) peningkatan ini sangat mungkin disebabkan oleh semakin gencarnya informasi tentang HIV / AIDS diberbagai media sehingga menggugah para ibu – ibu muda untuk datang secara sukarela memeriksa status HIV nya.

Pada tabel 5.2. Diperoleh data penderita HIV pada ibu hamil paling banyak dijumpai pada usia produktif, dengan kelompok usia 26 – 30 tahun sebanyak 19 orang (55,9%), dan terendah pada kelompok usia < 20 tahun sebanyak 1 orang (2,9%) dan kelompok usia > 40 tahun sebanyak 1 orang (2,9%). Hal ini juga dinyatakan oleh dinas kesehatan Medan, bahwa penderita HIV lebih banyak ditemukan pada usia produktif antara 25 – 30 tahun (Dinkes Medan, 2010). Dari penelitian Rakgoasi (2005) di Botswana, ditemukan sebanyak 38,6% kasus HIV pada kehamilan dengan kategori usia 21 – 29 tahun. Dan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSUP H. adam Malik tahun 2006 – 2007 bahwa proporsi tertinggi pada penderita HIV/ AIDS adalah penderita dengan kelompok usia 20 – 39 tahun sebesar 86,7% (Anastasya, 2010). Hal ini dapat disebabkan karena terkait dengan gaya hidup dan mobilitas yang terjadi baik dalam pekerjaan, bersosialisasi dengan orang lain maupun dalam aktivitas lain.

Dari tabel 5.2. yang telah disajikan dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIV pada kehamilan yang tertinggi adalah penderita dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sebesar 70,6%. Dan dari penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan HIV yang dilakukan oleh Nurviana (data 2005 – 2007) di RSUD Pirngadi Medan juga menemukan bahwa penderita HIV terbanyak ada pada tingkat pendidikan SMA yaitu sebesar 75,6%. Penelitian yang dilakukan Muhaimin (2011) menyatakan sebagian besar responden berpendidikan menengah ke atas sebesar 40%. Hal ini dapat disebabkan seks tidak mengenal tingkat pendidikan melainkan berpengaruh terhadap prilaku seseorang (Anastasya, 2010).

Dari tabel 5.2. yang telah disajikan dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIV pada kehamilan berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah dengan status menikah sebesar 85,3%. Dari penelitian yang dilakukan Anastasya (2010), proporsi penderita HIV berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah dengan status menikah sebesar 42,5% dan terendah dengan status tidak tercatat sebesar


(49)

15,9%. Hal ini dapat disebabkan karena memang penderita yang terkena berada pada kelompok usia 26 – 30 tahun yang merupakan kelompok usia produktif dan muda, sehingga banyak penderita yang sudah kawin ataupun belum kawin.

Dari tabel 5.2. yang telah disajikan dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIV pada kehamilan berdasarkan daerah tempat tinggal tertinggi adalah penderita yang bertempat tinggal di wilayah kota medan yaitu sebesar 52,9% dan yang terendah adalah diluar kota medan sebesar 47,1%. Dari penelitian sebelumnya, menurut daerah tempat tinggal yang terbanyak adalah di dalam kota Medan yaitu sebanyak 143 orang (63,3%). Hal ini dapat terjadi karena di wilayah kota Medan cenderung memiliki sarana yang memungkinkan masyarakat untuk berhubungan dengan banyak orang dan melakukan hubungan seksual beresiko secara lebih bebas (Anastasya, 2010).

Dari tabel 5.2. data yang telah disajikan dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIV pada kehamilan berdasarkan pekerjaan yang tertinggi adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu 94,1%. Hal ini dapat dilihat dari data KPA (2012) secara kumulatif, jumlah kasus HIV sejak tahun 2005 hingga September 2012 berjumlah 1.103, yang lebih banyak diderita ibu rumah tangga ketimbang yang menjadi pekerja sex. Dan dari penelitian yang dilakukan Muhaimin (2011) sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga sebesar 76%.

Pada tabel 5.3. dari penelitian yang telah disajikan bahwa faktor resiko pasien HIV dengan kehamilan paling tinggi disebabkan Karena hubungan heteroseksual sebanyak 33 orang (97,1%). Pada referensi lain, proporsi penularan HIV melalui hubungan seksual (baik heteroseksual maupun homoseksual) sangat mendominasi yaitu mencapai 60%. Sedangkan penularan melalui jarum suntik sebesar 30%, dan sebagian lainnya tertular melalui ibu dan anak (kehamilan), transfusi darah serta melalui pajanan saat bekerja (HTA, 2010). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Anastasya (2010) di RSUP H. Adam Malik Medan bahwa proporsi penderita HIV tertinggi berdasarkan faktor risiko penularan adalah melalui hubungan seksual yaitu sebesar 57,1%. Hal ini dapat disebabkan karena pada kelompok usia produktif merupakan


(50)

kelompok usia yang aktif dalam melakukan aktivitas seksual, dan penggunaan obat – obatan maupun jarum suntikdi dominasi oleh kaum muda.

Pada tabel 5.4. dari penelitian yang telah disajikan bahwa semua pasien HIV pada kehamilan melakukan konseling VCT, yang meliputi konseling pre testing sebanyak 34 orang (100%), testing HIV 34 orang (100%), dan konseling post-testing sebanyak 33 orang (97,1%). Rakgoasi (2005), menyatakan bahwa hal ini dapat terjadi karena pelayanan kesehatan tidak menawarkan ataupun pasien tidak mendapatkan informasi lebih banyak tentang HIV dan konseling HIV. selain itu, dari penelitian yang dilakukan Jourdain G (2004) diantara perempuan yang datang ke pusat kesehatan untuk perawatan antenatal, melakukan konseling dan tes HIV berkisar antara 25% sampai 90%, namun hanya 64% yang datang kembali untuk mengambil hasil mereka. Tujuan dari konseling ini, adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIV/AIDS, mencegah penularan HIV, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggungjawab, pengobatan ARV dan memastikan pemecahan berbagai masalah terkait dengan HIV/AIDS (depkes, 2006).

Pada tabel 5.5. Dari penelitian yang telah dilakukan penderita HIV pada kehamilan yang menerima profilaksis ARV sebanyak 28 orang (82,4%) dan ibu tidak menerima profilaksis sebanyak 6 orang (17,6%). Obat antiretroviral (ARV) yang ada sampai saat ini baru berfungsi untuk menghambat multiplikasi virus, belum menghilangkan secara total keberadaan virus dalam tubuh ODHA. Walaupun demikian, ARV merupakan pilihan utama dalam upaya pengendalian penyakit guna menurunkan kadar virus (Chris, 2005). Tujuan pemberian ARV pada ibu hamil, di samping untuk mengobati ibu, juga untuk mengurangi risiko penularan perinatal kepada janin atau neonatus. Jumlah virus dalam plasma ibu masih merupakan faktor prediktor bebas yang paling kuat terjadinya penularan perinatal karena itu, semua wanita hamil yang terinfeksi HIV harus diberi pengobatan antiretrovirus (ARV) untuk mengurangi jumlah muatan virus. (Setiawan, 2009).

Pada tabel 5.6. penerimaan ARV pada penderita HIV pada kehamilan semakin menurun. Terlihat dari tabel, bahwa terjadi penurunan dari tahun 2010


(51)

yang tidak menerima profilaksis ARV sebesar 10% dan penurunan semakin meningkat pada tahun 2011 menjadi 38,5%. Hal ini dapat disebabkan karena pelayanan kesehatan tidak menawarkan ataupun pasien tidak mendapatkan informasi lebih banyak tentang HIV dan konseling, test ataupun pengobatan HIV (Rakgoasi, 2005). Oleh karena terlihat adanya peningkatan kasus HIV pada ibu hamil dari tahun ke tahun, sedangkan terjadi penurunan pemberian ARV profilaksis maka perlu keadaan ini ditinjau dari tahun ke tahun.


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penellitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah kasus HIV pada kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan periode 2008 – 2011 adalah 34 orang. Dan terjadi peningkatan dari tahun – ke tahun.

2. Kelompok usia penderita HIV pada kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan yang paling banyak adalah kategori usia 26 – 30 tahun.

3. Pendidikan dari penderita HIV pada kehamilan di RSUP H. Adam Malik paling banyak adalah SMA, dengan Frekuensi kasus lebih banyak ditemukan pada ibu yang berada di daerah kota Medan dan Angka kejadian kasus HIV pada ibu hamil lebih banyak di alami oleh ibu rumah tangga.

4. Faktor resiko dari ibu hamil yang menderita HIV yang paling banyak diduga terkena melalui hubungan heteroseksual yang di dapat dari suami ODHA.

5. Dari keseluruhan pasien HIV pada kehamilan, seluruhnya melakukan konseling pre - test, dan testing HIV, dan tidak semua melakukan konseling post - test.

6. Pada kasus ini ibu hamil dengan HIV yang menerima ARV profilaksis adalah sebanyak 28 orang.


(53)

6.2.Saran

Adapun saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Petugas kesehatan seperti dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sebaiknya melakukan tindakan medis seperti menyediakan informasi dan memberikan motivasi penderita untuk langkah – langkah strategi bagi penatalaksaan kesembuhan penderita.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya sampel yang diambil lebih banyak, waktu lebih lama dan penelitiannya dapat dilakukan dibeberapa tempat agar dapat mewakili data di medan.

3. Bagi dokter dan perawat dalam melakukan tindakan medis hendaknya mencantumkan keterangan secara lengkap di rekam medis dan melakukan peyimpanan rekam medis dengan sebaik – baiknya.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Anastasya, gifani. 2010. Karakteristik Penderita HIV/Aids Di Pusat Pelayanan Khusus (PUSYANSUS) Klinik Voluntary Counseling And Testing (VCT)

RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2007. Universitas Sumatera

Utara. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16364 [ accessed 30 april 2012 ]

Baratawidjaja, karnen Garna., Rengganis, iris. 2009. Imunologi dasar edisi 8. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. ( hal : 499 – 507 ) Cunningham, F Gary. et all. 2005. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta : EGC. ( hal

: 5, 6, 23)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pelayanan Konseling Dan Testing Secara Sukarela (Voluntary Counseling And Testing). Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan. http://aids-ina.org/files/publikasi/panduanvct.pdf [ accessed 15 april 2012 ]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. konseling dan tes HIV sukarela. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan.

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/1443/2/BK2 009-A.pdf [ accessed 22 april 2012 ]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Nasional Antiretroviral. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan. http://spiritia.or.id/Dok/pedomanart2.pdf [ accessed 25 april 2012 ]


(55)

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Statistik kasus HIV / AID di Indonesia. http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf [accessed 15 april 2012] Direktorat Pengawasan Kesehatan Kerja. 2005. Pedoman Bersama ILO/WHO

tentang Pelayanan Kesehatan dan HIV/AIDS. Direktorat Jendral

Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI.

http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/who_ilo_guidelines_indonesian.p df [ accessed 1 mei 2012 ]

Fauci, A., Braunwald, E., Kasper, D., Hauser, S., Longo, D., Jameson, J., Loscalzo, J., 2008. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill.

Green, Chris W. 2009. HIV Kehamilan dan Kesehatan Perempuan. Jakarta: yayasan spiritia. http://www.spiritia.or.id/Dok/Perempuan.pdf [accessed 26 april 2012]

Health Technology Assessment Indonesia. 2009. Skrining HIV di Rumah sakit

dalam Upaya Pencegahan Penyebaran HIV. Dirjen Bina Pelayanan

Medik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_down load&gid=283&Itemid=142 [ accessed 18 mei 2012 ]

Jourdain, G. et all. 2004. Prevention of Mother to Child Transmission as an Entry Point to Care and Treatment. Establising a framework for success vol 2. Available from : http://ftguonline.org/ftgu-232/index.php/ftgu/article/view/2011/4018 [ accessed 12 Oktober 2012] Komisi Penanggulangan AIDS. 2011.

http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/perawatan [ accessed 22 mei 2012 ]

Mariam, Siti. 2010. Perbandingan Respon Imunologi Empat Kombinasi Antiretroviral Berdasarkan Kenaikan CD4 di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Periode Maret 2006 - Maret 2010. Universitas


(56)

Indonesia. Available from : www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132877-T%2027751...pdf [ accessed 18 mei 2012 ]

Muhaimin, Toha. 2011. Prevalensi HIV pada Ibu hamil di delapan kota Provinsi di Indonesia. Makara, kesehatan vol. 15 no. 2. Available from : journal.ui.ac.id/health/article/download/943/877 [ accessed 12 Oktober 2012]

Nurviana, 2008. Karakteristik Penderita HIV/AIDS di Klinik VCT Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005 – 2007, Skripsi FKM USU, Medan.

Rakgoasi, Serai Daniel. 2005. HIV Counselling and Testing of Pregnant Women Attending Antenatal Clinics in Bostwana, 2001. Centre for Healt and Population Research ISSN 1606-0997. Available from : www.jhpn.net/index.php/jhpn/article/download/306/301 [ accessed 12 Oktober 2012]

Setiawan, I Made. 2009. Tatalaksana pencegahan Penularan vertical dari ibu terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkan. Jakarta: Majalah kedokteran

Indonesia volume 59, nomer 10.

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/6 90/690 [ accessed 26 april 2012]

Siahaan, itha paulina. 2011. Perbedaan kadar CD4 sebelum dan setelah penggunaan Highly Active Anti retroviral therapy (HAART) pada

penderita HIV di RSUP Haji Adam Malik pada Tahun 2009. Universitas

Sumatera Utara. Available from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23467/4/Chapter%20II.p df [ accessed 5 mei 2012 ]

Zein, Umar. 2006. 100 pertanyaan seputar HIV/AIDS yang perlu anda ketahui. Medan : USUpress


(57)

Lampiran 1

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Cicimei Putriyadi Siregar

Tempat/ tanggal lahir : Pematangsiantar, Sumut, Indonesia / 12 Mei 1991 Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jalan Melanthon Siregar no. 111B, Pematangsiantar Sumatera Utara, Indonesia.

Nomor Telepon : 085270687353

Orang Tua : - Ayah : Rusman Hariadi Siregar - Ibu : Rosfridawaty Harahap

Riwayat Pendidikan : TK Swasta Perguruan Sultan Agung (1996 – 1997) SD Swasta Perguruan Sultan Agung (1997 – 2003) SMP Negeri 4 Pematangsiantar (2003 – 2006) SMA Negeri 2 Pematangsiantar (2006 – 2009) Universitas Sumatera Utara (2009 – sekarang)

Riwayat Training : -


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penellitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah kasus HIV pada kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan periode 2008 – 2011 adalah 34 orang. Dan terjadi peningkatan dari tahun – ke tahun.

2. Kelompok usia penderita HIV pada kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan yang paling banyak adalah kategori usia 26 – 30 tahun.

3. Pendidikan dari penderita HIV pada kehamilan di RSUP H. Adam Malik paling banyak adalah SMA, dengan Frekuensi kasus lebih banyak ditemukan pada ibu yang berada di daerah kota Medan dan Angka kejadian kasus HIV pada ibu hamil lebih banyak di alami oleh ibu rumah tangga.

4. Faktor resiko dari ibu hamil yang menderita HIV yang paling banyak diduga terkena melalui hubungan heteroseksual yang di dapat dari suami ODHA.

5. Dari keseluruhan pasien HIV pada kehamilan, seluruhnya melakukan konseling pre - test, dan testing HIV, dan tidak semua melakukan konseling post - test.

6. Pada kasus ini ibu hamil dengan HIV yang menerima ARV profilaksis adalah sebanyak 28 orang.


(2)

6.2.Saran

Adapun saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Petugas kesehatan seperti dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sebaiknya melakukan tindakan medis seperti menyediakan informasi dan memberikan motivasi penderita untuk langkah – langkah strategi bagi penatalaksaan kesembuhan penderita.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya sampel yang diambil lebih banyak, waktu lebih lama dan penelitiannya dapat dilakukan dibeberapa tempat agar dapat mewakili data di medan.

3. Bagi dokter dan perawat dalam melakukan tindakan medis hendaknya mencantumkan keterangan secara lengkap di rekam medis dan melakukan peyimpanan rekam medis dengan sebaik – baiknya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anastasya, gifani. 2010. Karakteristik Penderita HIV/Aids Di Pusat Pelayanan Khusus (PUSYANSUS) Klinik Voluntary Counseling And Testing (VCT) RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006 – 2007. Universitas Sumatera

Utara. Available from:

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16364 [ accessed 30 april 2012 ]

Baratawidjaja, karnen Garna., Rengganis, iris. 2009. Imunologi dasar edisi 8. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. ( hal : 499 – 507 ) Cunningham, F Gary. et all. 2005. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta : EGC. ( hal

: 5, 6, 23)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pelayanan Konseling Dan Testing Secara Sukarela (Voluntary Counseling And Testing). Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan. http://aids-ina.org/files/publikasi/panduanvct.pdf [ accessed 15 april 2012 ]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. konseling dan tes HIV sukarela. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan.

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/1443/2/BK2 009-A.pdf [ accessed 22 april 2012 ]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Nasional Antiretroviral. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan. http://spiritia.or.id/Dok/pedomanart2.pdf [ accessed 25 april 2012 ]


(4)

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Statistik kasus HIV / AID di Indonesia. http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf [accessed 15 april 2012] Direktorat Pengawasan Kesehatan Kerja. 2005. Pedoman Bersama ILO/WHO tentang Pelayanan Kesehatan dan HIV/AIDS. Direktorat Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI.

http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/who_ilo_guidelines_indonesian.p df [ accessed 1 mei 2012 ]

Fauci, A., Braunwald, E., Kasper, D., Hauser, S., Longo, D., Jameson, J., Loscalzo, J., 2008. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill.

Green, Chris W. 2009. HIV Kehamilan dan Kesehatan Perempuan. Jakarta: yayasan spiritia. http://www.spiritia.or.id/Dok/Perempuan.pdf [accessed 26 april 2012]

Health Technology Assessment Indonesia. 2009. Skrining HIV di Rumah sakit dalam Upaya Pencegahan Penyebaran HIV. Dirjen Bina Pelayanan Medik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_down load&gid=283&Itemid=142 [ accessed 18 mei 2012 ]

Jourdain, G. et all. 2004. Prevention of Mother to Child Transmission as an Entry Point to Care and Treatment. Establising a framework for success vol 2. Available from : http://ftguonline.org/ftgu-232/index.php/ftgu/article/view/2011/4018 [ accessed 12 Oktober 2012] Komisi Penanggulangan AIDS. 2011.

http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids/perawatan [ accessed 22 mei 2012 ]

Mariam, Siti. 2010. Perbandingan Respon Imunologi Empat Kombinasi Antiretroviral Berdasarkan Kenaikan CD4 di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Periode Maret 2006 - Maret 2010. Universitas


(5)

Indonesia. Available from : www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132877-T%2027751...pdf [ accessed 18 mei 2012 ]

Muhaimin, Toha. 2011. Prevalensi HIV pada Ibu hamil di delapan kota Provinsi di Indonesia. Makara, kesehatan vol. 15 no. 2. Available from : journal.ui.ac.id/health/article/download/943/877 [ accessed 12 Oktober 2012]

Nurviana, 2008. Karakteristik Penderita HIV/AIDS di Klinik VCT Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005 – 2007, Skripsi FKM USU, Medan.

Rakgoasi, Serai Daniel. 2005. HIV Counselling and Testing of Pregnant Women Attending Antenatal Clinics in Bostwana, 2001. Centre for Healt and Population Research ISSN 1606-0997. Available from : www.jhpn.net/index.php/jhpn/article/download/306/301 [ accessed 12 Oktober 2012]

Setiawan, I Made. 2009. Tatalaksana pencegahan Penularan vertical dari ibu terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkan. Jakarta: Majalah kedokteran

Indonesia volume 59, nomer 10.

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/6 90/690 [ accessed 26 april 2012]

Siahaan, itha paulina. 2011. Perbedaan kadar CD4 sebelum dan setelah penggunaan Highly Active Anti retroviral therapy (HAART) pada penderita HIV di RSUP Haji Adam Malik pada Tahun 2009. Universitas

Sumatera Utara. Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23467/4/Chapter%20II.p df [ accessed 5 mei 2012 ]

Zein, Umar. 2006. 100 pertanyaan seputar HIV/AIDS yang perlu anda ketahui. Medan : USUpress


(6)

Lampiran 1

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Cicimei Putriyadi Siregar

Tempat/ tanggal lahir : Pematangsiantar, Sumut, Indonesia / 12 Mei 1991 Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jalan Melanthon Siregar no. 111B, Pematangsiantar Sumatera Utara, Indonesia.

Nomor Telepon : 085270687353

Orang Tua : - Ayah : Rusman Hariadi Siregar - Ibu : Rosfridawaty Harahap

Riwayat Pendidikan : TK Swasta Perguruan Sultan Agung (1996 – 1997) SD Swasta Perguruan Sultan Agung (1997 – 2003) SMP Negeri 4 Pematangsiantar (2003 – 2006) SMA Negeri 2 Pematangsiantar (2006 – 2009) Universitas Sumatera Utara (2009 – sekarang)

Riwayat Training : -