Hasil HASIL PENELITIAN 1 Karakteristik Penelitian

IV.1.3. Hasil

Dari penelitian ini didapatkan subjek penelitian dengan IMA STE sebanyak 166 orang 56,6 dan subjek penelitian dengan IMA non STEAPTS sebanyak 128 orang 43,5. Jenis kelamin laki-laki dengan IMA STE sebanyak 144 orang 60,3 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok IMA non STEAPTS yaitu 95 orang 39,7 dan secara statistik bermakna untuk kejadian SKA p= 0.006. Perbedaan antara kelompok usia 65 tahun dan ≥ 65 tahun tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap IMA STE maupun pada kelompok IMA non STEAPTS p=0.149. Dari faktor risiko, hanya diabetes mellitus yang didapatkan secara statistik bermakna terhadap kejadian SKA dimana sebanyak 81 orang 66,9 dijumpai pada IMA STE dan sebanyak 40 orang 31,3 dengan nilai p = 0.002. Peningkatan kadar lekosit ≥ 10.000mm 3 dijumpai sebanyak 133 orang 63,6 pada IMA STE dan sebanyak 76 orang 36,4 pada IMA non STE APTS secara statistik bermakna untuk kejadian SKA p 0.001 dan peningkatan kadar penanda enzim jantung juga hasil yang bermakna terhadap SKA p 0.001. Peningkatan kadar gula darah sewaktu, gula darah puasa dan gula darah 2 jam setelah makan menunjukkan hasil yang bermakna secara statistika. Peningkatan kadar gula darah sewaktu dijumpai sebanyak 81 orang 68,8 pada IMA STE dan sebanyak 37 orang 31,4 dengan nilai p 0.001. Sedangkan peningkatan gula darah puasa sebanyak 82 orang 71,3 pada IMA STE dibandingkan hanya 33 orang 28,7 pada IMA non STEAPTS dengan nilai p = 0.025. Didapatkan peningkatan kadar gula darah 2 jam setelah puasa sebanyak 44 orang 68,8 pada IMA STE dibandingkan dengan IMA non STEAPTS sebanyak 20 orang 31,3 dengan nilai p = 0.001. Peningkatan kadar ureum dijumpai sebanyak 58 orang 34,9 pada IMA STE dan 34 orang 26,6 pada IMA non STEAPTS dan secara statistika menunjukkan hasil yang bermakna dengan nilai p = 0.01 sedangkan peningkatan kadar kreatinin dijumpai sebanyak 38 orang 22,9 pada IMA STE dibandingkan pada IMA non STEAPTS Universitas Sumatera Utara sebanyak 26 orang 20,3. Pada IMA STE didapatkan sebanyak 24 subjek 14,5 yang mengalami mortalitas dan sebanyak 16 subjek 12,5 pada IMA non STEAPTS sedangkan angka morbiditas didapatkan sebanyak 12 subjek 8,5 pada IMA STE dan sebanyak 11 subjek 8,5 pada IMA non STE APTS Tabel 12. Tabel 12. Data karakteristik Sindroma Koroner Akut Sindroma Koroner Akut P IMA Non STEAPTS n = 128 IMA STE n = 166 Jenis Kelamin ♂ , n 95 74,2 144 86,7 0.006 Umur ≥ 65 tahun, n 65 tahun, n 38 29,7 90 70,3 37 22,3 129 77,7 0.149 Faktor Risiko , n HT Riwayat Keluarga dengan PJK Merokok DM Dislipidemia 88 68,8 5 3,9 79 61,7 40 31,3 66 51,6 107 64,5 4 2,4 120 72,3 81 48,8 83 50 0.440 0.460 0.055 0.002 0.790 Jumlah Faktor Risiko ≥ 3 62 48,4 99 59,6 0.056 Riwayat Stroke 3 2,3 4 2,4 0.971 Riw. Revaskularisasi IKP CABG Laboratorium, n 9 7 2 1,6 4 2,4 0.041 Lekosit ≥ 10000mm 76 59,4 3 133 80,1 0.001 Trop T negatif ≤ 0.1 – 0.99 ≥ 1 61 47,6 45 35,1 22 17,2 53 31,9 113 68 0.001 KGD puasa ≥ 126 mgdl 33 25,8 82 49,4 0.001 KGD 2 jam PP ≥ 200 mgdl 20 15,6 44 26,5 0.025 KGD sewaktu ≥ 200 mgdl 37 28,9 81 48,8 0.001 Kolesterol Total ≥ 200 mgdl 58 45,3 68 41 0.455 HDL 40 mgdl 100 78,1 128 77,1 0.836 Trigliserida ≥ 150 mgdl LDL ≥ 130 mgdl Ureum 50 mgdl 43 33,6 51 39,8 34 26,6 60 36,1 55 33,1 58 34,9 0.649 0.143 0.01 Kreatinin 1,2 mgdl TIMI Skor 4 , n ≥ 4, n 26 20,3 101 78,9 27 21,1 38 22,9 52 31,3 114 68,7 0.670 0.001 Universitas Sumatera Utara Komplikasi , n CHF Klas II Klas III Klas IV 26 20,3 10 7,8 3 2,3 48 28,9 11 6,6 8 4,8 0.207 Perdarahan Saluran Cerna Saluran Kemih 1 0,8 2 1,6 5 3 4 2,4 0.352 Aritmia 17 13,3 35 21,1 0.082 CKD Stroke Iskemik 9 7 3 2,3 11 6,6 4 2,4 0.891 0.640 Revaskularisasi IKP, n CABG, n 62 48,4 4 3,1 78 46,9 0.143 Mortalitas, n 16 12,5 24 14,5 0.627 Morbiditas, n 11 8,5 12 7,2 0.705 IMA STE= Infark Miokard Akut ST Elevasi; IMA non STE= Infark Miokard Akut non ST Elevasi; APTS= Angina Pectoris Tak Stabil; IKP= Intervensi Koroner Perkutan; CABG= Coronary Artery Bypass Grafting; TIMI= Thrombolysis In Myocardial Infarction; HDL= High Density Lipoprotein; LDL= Low Density Lipoprotein; CAD= Coronary Artery Disease; CHF= congestive heart failure;CKD= Chronic Kidney Disease. Pada tabel 13 yang menunjukkan hubungan antara MACE mayor adverse cardiac event yaitu cardiac related death, fatal MCI, non fatal MCI, non fatal stroke, CHF dan CABG yang terjadi dalam 6 bulan sejak pasien pertama kali di rawat di rumah sakit terhadap kejadian kematian pada IMA STE yang didapatkan sebanyak 24 subjek ternyata secara statistika bermakna dengan nilai p = 0.001 dan dalam waktu 6 bulan saat pasien kembali masuk ke rumah sakit re-hospital didapatkan sebanyak 12 subjek. Data dari tabel 14 yang menunjukkan hasil yang bermakna secara statistik antara MACE terhadap mortalitas pada IMA non STEAPTS didapatkan 16 subjek dengan nilai p = 0.001 dan morbiditas didapatkan 11 subjek dengan nilai p = 0.002 dimana 4 subjek dilakukan tindakan CABG di RS H. Adam Malik Medan dan berobat jalan dalam kondisi baik. Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Hubungan antara MACE terhadap Mortalitas dan Morbiditas pada IMA-STE MACE Mortalitas P Morbiditas P Ya n= 24 Tidak Ya n= 12 Tidak Cardiac Related Death 1666,7 - 0.001 - - - Fatal MCI 6 25 18,3 1 8,3 - Non Fatal MCI 1 4,2 2 16,7 216,7 - Non Fatal Stroke - 1 8,3 1 8,3 - CHF 1 4,2 8 66,7 8 66,7 - MACE = mayor adverse cardiac event; CHF = congestive heart failure; MCI= myocard infarction; Tabel 14. Hubungan antara MACE terhadap Mortalitas dan Morbiditas pada IMA Non STEAPTS MACE Mortalitas P Morbiditas P Ya n= 16 Tidak Ya n= 11 Tidak Cardiac Related Death 4 25 - 0.001 - - 0.002 Fatal MCI 7 43,8 - - - Non Fatal MCI - 4 26,7 4 36,4 - Non Fatal Stroke - 1 6,7 1 9,1 - CHF CABG 5 31,3 - 6 40 4 26,7 6 54,5 - - 4 100 MACE = mayor adverse cardiac event; CHF = congestive heart failure; MCI= myocard infarction; CABG= coronary artery bypass grafting. Pada tabel 15 dan tabel 16 menunjukkan hasil analisis yang bermakna terhadap tindakan IKP terhadap penurunan angka kejadian mortalitas bila dibandingkan tidak dilakukan tindakan IKP p = 0.001 namun hal ini tidak bermakna pada kejadian morbiditas pada SKA p = 0.281 Tabel 15. Tindakan IKP terhadap kejadian Mortalitas pada SKA Mortalitas P Ya n = 40 Tidak n= 254 IMA Non STE IKP Ya , n 8 50 54 48 0.894 Universitas Sumatera Utara Tidak, n 8 50 58 52 IMA STE IKP Ya, n Tidak, n 3 12,5 21 87,5 75 52,8 67 47,2 0.001 IMA= infark miokard akut; IKP= intervensi koroner perkutan; STE= ST-elevasi Tabel 16. Tindakan IKP terhadap kejadian Morbiditas pada SKA Morbiditas P Ya n= 23 Tidak n= 231 IMA Non STE IKP Ya, n Tidak, n 7 63,6 4 36,4 47 46,5 54 53,5 0.281 IMA STE IKP Ya, n Tidak, n 6 50 6 50 69 53 61 47 0.838 IMA= Infark miokard akut; IKP= intervensi koroner perkutan; STE= ST-elevasi Setelah didapatkan deskripsi data karakteristik subyek penelitian maka dilakukan analisis bivariat untuk menentukan faktor prognostik yang mempengaruhi mortalitas dan morbiditas pada SKA. Data dari tabel 17 menunjukkan faktor risiko yang secara statistik bermakna berperan terhadap kejadian mortalitas pada kelompok IMA STE yaitu pertama adalah usia ≥ 65 tahun , dengan risiko sebanyak 3 kali dibandingkan dengan usia 65 tahun dengan nilai OR = 3.042 95 i.k 1.221-7.584 dengan nilai p = 0.014 dan yang kedua penderita diabetes mellitus dengan risiko hampir 4 kali dibandingkan tanpa diabetes mellitus dengan nilai OR = 3.762 95 i.k 1.410-10.380 dan nilai p= 0.005. Namun subjek yang memiliki faktor risiko ≥ 3 secara statistik tidak bermakna terhadap mortalitas bila dibandingkan dengan subjek yang hanya memiliki faktor risiko 3. Universitas Sumatera Utara Data dari analisis faktor risiko terhadap morbiditas pada IMA STE pada tabel 18 ternyata didapatkan hasil bahwa tidak ada satupun faktor risiko yang secara statistik bermakna untuk kejadian morbiditas. Tabel 17 . Hubungan antara Faktor Risiko terhadap Mortalitas pada IMA STE Faktor Risiko Mortalitas P OR 95 i.k Ya n= 24 Tidak n= 142 Usia ≥ 65 thn, n Jenis Kelamin ♂ n Hipertensi, n 10 41,7 20 83,3 17 70,8 27 19 124 87,3 90 63,4 0.014 0.530 0.480 3.042 1.378 1.403 1.221 - 7.584 0.423 - 4.492 0.546 - 3.607 Riwayat PJK dalam keluarga - 4 2,8 1.000 - - Merokok , n 14 58,3 106 74,6 0.099 0.475 0.194 - 1.164 DM, n 18 75 63 44,4 0.005 3.762 1.410 - 10.380 Dislipidemia, n Jumlah faktor resiko 3 ≥ 3 10 41,7 9 37,5 15 62,5 73 51,4 58 40,8 84 59,2 0.480 0.757 1.481 1.151 0.617 - 3.556 0.472 – 2.807 DM= diabetes mellitus; PJK= penyakit jantung koroner. Tabel 18 . Hubungan antara Faktor Risiko terhadap Morbiditas pada IMA STE Faktor Risiko Morbiditas P OR 95 i.k Ya n= 12 Tidak n= 130 Usia ≥ 65 thn, n Jenis Kelamin, n Hipertensi, n 2 16,7 11 91,7 5 41,7 25 19,2 113 86,9 85 65,4 1.000 1.000 0.103 1.190 1.655 2.644 0.245 - 5.777 0.201 - 13.645 0.794 - 8.808 Riwayat PJK dalam keluarga - 4 3,1 1.000 - - Merokok, n 9 75 97 74,6 0.640 0.980 0.250 - 3.837 DM n, 8 66,7 55 42,3 0.104 0.367 0.105 - 1.279 Dislipidemia, n Jumlah faktor resiko 3 ≥ 3 6 50 5 41,7 7 58,3 67 51,5 53 40,8 77 59,2 0.919 0.591 0.940 1.038 0.288 - 3.068 0.313 – 3.445 DM= diabetes mellitus; PJK= penyakit jantung koroner. Universitas Sumatera Utara Dari tabel 19 didapatkan hasil penilaian skor risiko TIMI pada subjek penelitian dengan IMA STE didapatkan hasil bahwa usia 65 tahun sebanyak 13 orang 10,3, 65-74 tahun sebanyak 8 orang 25 dan usia ≥ 75 tahun sebanyak 3 orang 37,5 ternyata secara statistika bermakna terhadap kejadian mortalitas dengan nilai p= 0.018. Subjek penelitian yang memiliki faktor risiko DMHTAngina sebanyak 22 orang 17,6 memiliki risiko kematian lebih tinggi dengan nilai OR = 1.154 95 i.k 1.038-1.284 dengan nilai p = 0.044. Tekanan darah sistolik yang rendah dijumpai pada 6 orang 35,3 subjek penelitian yang memiliki risiko kematian hampir 4 kali lebih tinggi dengan OR = 3.970 95 i.k 1.308-12.046 dan nilai p= 0.010. Sebanyak 9 orang 33,3 subjek penelitian dijumpai peningkatan denyut jantung diatas 100 kali menit ternyata secara statistika bermakna terhadap kejadian mortalitas sebanyak 4 kali lebih tinggi dengan OR = 4.133 95 i.k 1.578-10.827 dengan nilai p = 0.002. Subjek penelitian yang menderita gagal jantung klas II-IV dijumpai sebanyak 17 orang 21,3 ternyata memiliki risiko kejadian mortalitas hingga 3 kali lipat dengan nilai OR = 3.045 95 i.k 1.189-7.799 serta nilai p = 0.016. Peningkatan jumlah skor risiko TIMI juga menunjukkan hasil yang bermakna terhadap mortalitas sebanyak 12 kali dengan nilai OR = 12.890 95 i.k 1.691 –48.270 dan nilai p = 0.001. Tabel 19. Hubungan antara skor risiko TIMI terhadap mortalitas pada IMA STE Skor TIMI Mortalitas P OR 95 i.k Ya n= 24 Tidak n= 142 Usia 65 tahun 65 – 74 tahun ≥ 75 tahun 13 54,2 8 33,3 3 12,5 113 79,6 24 16,9 5 3,5 0.018 - - DMHTAngina 22 91,7 10372,5 0.044 1.154 1.038 - 1.284 TDS 100 6 25 11 7,7 0.010 3.970 1.308 - 12.046 HR 100 9 37,5 18 12,7 0.002 4.133 1.578 - 10.827 KILLIP Klas II – IV 17 70,8 50 35,2 0.016 3.045 1.189 - 7.799 BB 67 Kg 15 62,5 77 54,2 0.451 1.407 0.346 - 1.607 Anterior ST elevasi Universitas Sumatera Utara atau LBBB baru 13 54,2 87 61,3 0.511 0.747 0.611 - 2.688 Waktu pemberian terapi 4 jam Jumlah skor TIMI 4 ≥ 4 20 83,3 1 4,2 23 95,8 130 91,5 51 35,9 91 64,1 0.254 0.001 0.426 12.890 0.731 – 0.808 1.691 –48.270 TIMI= Thrombolysis In Myocardial Infarction; IMA STE= infark miokard akut ST-Elevasi; DM= diabetes mellitus; HT= hypertension; TDS= tekanan darah sistolik; HR= heart rate; BB= berat badan; LBBB= left bundle branch block Dari tabel 20 menunjukkan hubungan antara skor risiko TIMI terhadap morbiditas terlihat bahwa hanya 9 orang 14,3 subjek penelitian yang menderita gagal jantung kongestif klas II-IV ternyata secara statistik bermakna untuk kejadian morbiditas dengan nilai OR = 0.237 95 i.k 1.006-1.253 dengan nilai p = 0.026. Namun peningkatan jumlah skor risiko TIMI secara statistik tidak bermakna terhadap kejadian morbiditas pada IMA STE p = 0.212. Data dari tabel 21 menunjukkan bahwa jumlah subjek penelitian dengan skor ≥ 8, yaitu 8 orang 53,3 dijumpai lebih tinggi terjadinya kematian dibandingkan dengan skor 3, hanya didapatkan pada 1 orang subjek 3 dimana hal ini secara statistika menunjukkan hubungan yang bermakna dengan nilai p 0.001 Tabel 20. Hubungan antara skor Risiko TIMI terhadap Morbiditas pada IMA STE Skor TIMI Morbiditas P OR 95 i.k Ya n= 12 Tidak n= 130 Usia 65 tahun 65 – 74 tahun ≥ 75 tahun 11 91,7 1 8,3 - 10278,5 23 17,7 5 3,8 0.530 - - DMHTAngina 9 75 94 72,3 0.571 0.870 0.251 - 3.084 TDS 100 2 16,7 9 6,9 0.234 0.372 0.071 - 1.961 HR 100 1 8,3 17 13,1 0.985 1.655 0.219 - 11.461 KILLIP Klas II – IV 9 75 41 31,5 0.026 0.237 1.006 - 1.253 BB 67 Kg 7 58,3 70 53,8 0.765 0.833 0.282 - 2.540 Anterior ST elevasi Universitas Sumatera Utara atau LBBB baru 6 50 81 62,3 0.537 1.653 0.505 - 5.411 Waktu pemberian terapi 4 jam Jumlah skor TIMI 4 ≥ 4 11 91,7 2 16,7 12 83,3 11991,5 49 37,7 81 62,3 0.254 0.212 0.983 0.331 0.139 - 6.991 0.081 - 1.566 TIMI= Thrombolysis In Myocardial Infarction; IMA STE= infark miokard akut ST-Elevasi; DM= diabetes mellitus; HT= hypertension; TDS= tekanan darah sistolik; HR= heart rate; BB= berat badan; LBBB= left bundle branch block Tabel 21. Jumlah skor risiko TIMI terhadap mortalitas dan morbiditas pada IMA STE Skor TIMI Mortalitas P Morbiditas P Ya n= 24 Tidak n=142 Ya n=12 Tidak n=130 1 - 1 0,7 0.001 - 1 0,8 0.300 2 - 16 11,3 - 1612,3 3 1 4,2 32 22,5 1 8,3 31 23,8 4 2 8,3 2819,7 5 41,7 2317,7 5 5 20,8 2517,6 3 25 2216,9 6 3 12,5 1712 2 16,7 1511,5 7 5 20,8 1611,3 - 1612,3 ≥ 8 8 33,3 7 4,9 1 8,3 6 4,62 Hasil analisis pengaruh komplikasi terhadap mortalitas pada IMA STE pada tabel 22 didapatkan hasil bahwa subjek penelitian yang menderita komplikasi ternyata memiliki angka mortalitas yang tinggi yaitu 12 kali dibandingkan pada subjek yang tidak memiliki komplikasi dengan nilai OR = 12,667 95 i.k 2,870-55,902 dengan nilai p 0.001. Subjek dengan gagal jantung kongesti secara analisis statistik menunjukkan hasil yang bermakna terhadap kejadian mortalitas p 0.001. Komplikasi aritmia ternyata bermakna menyebabkan mortalitas sebanyak 5 kali dengan nilai OR = 5.174 95 i.k 2.070-12.934 dengan nilai p 0.001 dan CKD secara statistika bermakna terhadap kejadian mortalitas sebanyak 5 kali OR = 5.965, 95 i.k = 1.658-21.458 dengan nilai p = 0.010. Tabel 22. Hubungan antara komplikasi terhadap mortalitas pada IMA STE Universitas Sumatera Utara KOMPLIKASI Mortalitas P OR 95 i.k Ya n= 24 Tidak n= 142 Komplikasi Ya Tidak 22 91,7 2 8,3 66 46,5 76 53,5 0.001 12.667 2.870 - 55.902 CHF Klas II III IV 7 29,2 6 25 3 12,5 41 28,9 5 3,5 5 3,5 0.001 3.569 1.429 – 8.913 Perdarahan pada - saluran cerna - saluran kemih Stroke Iskemik 1 4,2 2 8,3 1 4,2 4 2,8 2 1,4 3 2,1 0.113 0.468 3.238 2.014 0.752 – 13.945 0.201 – 20.209 Aritmia 12 50 23 16,2 0.001 5.174 2.070 - 12.934 CKD 5 20,8 6 4,2 0.010 5.965 1.658 - 21.458 PAD - 1 0,7 1.000 0.855 0.802 - 0.910 CHF= congestive heart failure; CKD= chronic kidney disease; PAD= peripheral artery disease; IMA STE= infark miokard akut ST-elevasi Secara statistika didapatkan bahwa subjek penelitian yang mengalami komplikasi berpengaruh terhadap kejadian morbiditas dengan nilai p = 0.001. Komplikasi tersebut adalah aritmia dengan nilai p = 0.012 OR = 0.225, 95 i.k 0.094-0.779 serta CKD dengan nilai p = 0.025 OR = 0.159, 95 i.k 0.026–0.975 menunjukkan hasil yang bermakna. Tabel 23 Tabel 23. Hubungan antara komplikasi terhadap morbiditas pada IMA STE Skor TIMI Morbiditas P OR 95 i.k Ya n= 12 Tidak n= 130 Komplikasi Ya Tidak 11 91,7 1 8,3 55 42,3 75 57,6 0.001 0.067 0.010 - 0.595 CHF Klas II III IV 6 50 1 8,3 1 8,3 35 2,9 4 3,1 4 3,1 0.128 0.247 0.070 – 0.867 Perdarahan pada Universitas Sumatera Utara - saluran cerna saluran kemih Stroke Iskemik 1 8,3 - 1 8,3 3 2,3 2 1,5 2 1,5 0.444 0.234 0.417 0.172 0.768 – 1.583 0.014 – 2.049 Aritmia 5 41,7 18 13,8 0.012 0.225 0.094 - 0.779 CKD 2 16,7 4 3,1 0.025 0.159 0.026 - 0.975 PAD 1 8,3 - CHF= congestive heart failure; CKD= chronic kidney disease; PAD= peripheral artery disease; IMA STE= infark miokard akut ST-elevasi Hubungan antara faktor risiko terhadap kejadian mortalitas dan morbiditas pada subjek penelitian dengan IMA non STE ternyata secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terlihat pada tabel 24 dan tabel 25 di bawah ini. Tabel 24. Hubungan antara Faktor Risiko terhadap Mortalitas pada IMA Non STE APTS Faktor Risiko Mortalitas P OR 95 i.k Ya n= 16 Tidak n= 112 Usia ≥ 65 thn, n Jenis Kelamin ♂, n Hipertensi 4 25 14 87,5 1381,2 3430,4 81 72,3 75 66,9 0.454 0.238 0.249 0.765 0.373 2.138 0.230 – 2.542 0.080 – 1.738 0.153 - 1.683 Riwayat PJK dalam keluarga - 5 4,5 0.507 - - Merokok 1062,5 69 61,6 0.945 1.039 0.375 - 2.495 DM 8 50 32 28,6 0.084 2.500 0.864 - 7.232 Dislipidemia Jumlah faktor resiko 3 ≥ 3 10 62,5 5 31,3 11 68,8 56 50 61 54,5 51 45,5 0.349 0.070 0.600 2.631 0.605 - 4.052 0.157 – 1.159 IMA non STE= infark miokard akut non ST-Elevasi; APTS= angina pektoris tak stabil; PJK= penyakit jantung koroner; DM= diabetes mellitus Universitas Sumatera Utara Tabel 25. Hubungan antara Faktor Risiko terhadap Morbiditas pada IMA Non STE APTS Faktor Risiko Morbiditas P OR 95 i.k Ya n=11 Tidak n= 101 Usia ≥ 65 thn, n Jenis Kelamin ♂, n Hipertensi 3 27,3 8 72,7 10 13,3 3130,7 73 72,3 65 86,7 0.559 0.641 0.075 1.181 1.023 0.181 0.328 – 4.116 0.253 – 4.134 0.027 - 1.524 Riwayat PJK 1 20 4 80 0.434 0.412 0.073 - 2.971 Merokok 7 10,1 62 89,9 0.884 0.908 0.285 - 2.948 DM 3 9,4 29 90,6 0.920 1.074 0.302 - 3.768 Dislipidemia 5 8,9 51 91,9 0.751 0.817 0.270 - 2.573 Jumlah faktor resiko 3 ≥ 3 5 45,5 6 54,5 56 55,4 45 44,6 0.375 0.670 0.226 – 2.150 IMA non STE= infark miokard akut non ST-Elevasi; APTS= angina pektoris tak stabil; PJK= penyakit jantung koroner; DM= diabetes melitus Pada tabel 26 menunjukkan hubungan antara skor risiko TIMI terhadap morbiditas pada IMA non STEAPTS bahwa peningkatan jumlah skor risiko TIMI tidak didapatkan hasil yang bermakna secara statistik. Namun pada tabel 27 yang menganalisis hubungan antara skor risiko TIMI terhadap mortalitas pada IMA non STEAPTS didapatkan bermakna bahwa subjek penelitian yang dijumpai peningkatan penanda enzim jantung memiliki risiko terjadinya kejadian mortalitas sebanyak 7,5 kali lebih tinggi dengan nilai OR = 7.519 dengan rentang kepercayaan yang sangat lebar 95 i.k 1.633-34.626 dengan nilai p = 0.003 dibandingkan terhadap subjek yang tidak mengalami peningkatan penanda enzim jantung. Sedangkan penilaian terhadap jumlah keseluruhan nilai skor risiko TIMI, didapatkan hasil analisis yang bermakna bahwa subjek penelitian dengan nilai skor ≥ 4 memiliki risiko kejadian mortalitas hampir 5 kali lipat dengan nilai OR = 4.895 95 i.k 1.634-14.664 dengan nilai p = 0.002 dibandingkan dengan nilai skor 4. Universitas Sumatera Utara Tabel 26. Hubungan antara Skor Risiko TIMI terhadap Morbiditas pada IMA Non STE APTS Skor TIMI Morbiditas P OR 95 i.k Ya n= 11 Tidak n=101 Usia ≥ 65 tahun 3 27,3 31 30,7 0.559 1.181 0.328 - 4.116 Nyeri dada Berat ≤ 24 jam 9 81,8 72 71,3 0.458 0.552 0.133 - 2.539 Jumlah FR ≥ 3 6 54,5 45 44,6 0.527 0.670 0.226 - 2.150 Aspirin dalam 7 hari terakhir - 66 0.530 0.896 0.840 - 0.956 ST Segmen deviasi 4 36,4 41 40,6 0.786 0.836 0.264 - 2.738 Riwayat PJK - 12 11,9 0.226 0.890 0.831 - 0.953 Penanda enzim jantung ↑ 4 36,4 50 49,5 0.407 1.716 0.473 - 6.226 TIMI skor 4 ≥ 4 9 81,8 2 18,2 84 83,2 17 16,8 0.591 0.911 0.216 - 3.921 FR= faktor risiko; PJK= penyakit jantung koroner; TIMI= Thrombolysis In Myocardial Infarction; IMA non STE= infark miokard akut non ST-Elevasi; APTS= angina pektoris tak stabil Tabel 27. Hubungan antara Skor Risiko TIMI terhadap Mortalitas pada IMA Non STE APTS Skor TIMI Mortalitas P OR 95 i.k Ya n= 16 Tidak n= 112 Usia ≥ 65 tahun 4 25 34 30,4 0.661 0.765 0.436 - 3.679 Nyeri dada Berat ≤ 24 jam 15 93,8 81 72,3 0.064 5.741 0.027 - 1.455 Jumlah fakto resiko ≥ 3 11 68,6 51 45,5 0.082 2.631 0.157 - 1.159 Aspirin dalam 7 hari terakhir 1 6,25 6 5,4 0.883 1.178 0.133 - 5.661 ST Segmen deviasi 12 75 67 61 0.243 2.015 0.184 - 1.573 Riwayat PJK 2 12,5 12 10,7 0.830 1.190 0.218 - 3.396 Penanda enzym jantung ↑ 14 87,5 53 48,2 0.003 7.519 1.633 - 34.626 TIMI skor 4 ≥ 4 8 50 8 50 93 83 19 17 0.002 4.895 1.634 - 14.664 FR= faktor risiko; PJK= penyakit jantung koroner; TIMI= Thrombolysis In Myocardial Infarction. IMA non STE= infark miokard akut non ST-Elevasi; APTS= angina pektoris tak stabil Universitas Sumatera Utara Hasil statistik menunjukkan bahwa tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara komplikasi terhadap kejadian morbiditas pada subjek penelitian dengan IMA non STE seperti yang pada tabel 28. Sedangkan hubungan antara komplikasi terhadap kejadian mortalitas secara statistik menunjukkan hubungan yang bermakna, yaitu pada subjek penelitian yang memiliki komplikasi diantaranya komplikasi gagal jantung p = 0.002, perdarahan pada saluran cerna p = 0.026 serta gagal ginjal kronik. Subjek penelitian yang dengan komplikasi memiliki risiko kejadian mortalitas sebanyak 4 kali lebih tinggi dengan nilai OR = 4.459 95 i.k 1.443-13.778 dengan nilai p = 0.006 dan subjek penelitian dengan gagal ginjal kronik memiliki risiko kejadian mortalitas sebesar 4 kali lebih tinggi dengan nilai OR = 4.077 95 i.k 0.909-18.287 dengan nilai p = 0.05 tabel 29. Tabel 28. Hubungan antara Komplikasi terhadap Morbiditas pada IMA NonSTEAPTS Komplikasi Morbiditas P OR 95 i.k Ya n= 11 Tidak n= 101 CHF Klas II Klas III Klas IV 3 27,3 2 18.2 1 9.1 18 17,8 6 6 1 1 0.306 0.576 0.155 – 2.131 Perdarahan sal. kemih - 2 2 0.638 0.900 0.846 – 0.958 Aritmia 3 27,3 12 11,9 0.165 0.360 0.123 - 1.383 Stroke Iskemik 1 9,1 1 1 0.054 0.100 0.006 - 1.724 CKD 6 6 0.406 - - CHF= congestive heart failure; CKD= chronic kidney disease; IMA non STE= infark miokard akut non ST-Elevasi; APTS= angina pektoris tak stabil Universitas Sumatera Utara Tabel 29. Hubungan antara Komplikasi terhadap Mortalitas pada IMA NonSTEAPTS Komplikasi Mortalitas P OR 95 i.k Ya n= 16 Tidak n=112 Komplikasi Ya 11 68,8 37 77,1 0.006 4.459 1.443 - 13.778 CHF Klas II III IV 5 31,2 3 18,6 2 12,5 21 80,8 7 70 1 33 0.002 4.770 1.593 – 14.286 Perdarahan Saluran Cerna Saluran Kemih Stroke Iskemik 1 6,25 - 1 6,3 - 2 100 2 1,8 0.026 0.332 3.667 3.667 1.313 – 42.932 0.068 – 1.911 Aritmia 2 12,5 15 13,4 0.641 0.924 0.267 - 4.308 CKD 3 18,7 6 5,6 0.005 4.077 1.909 - 18.287 CHF= congestive heart failure; CKD= chronic kidney disease; IMA non STE= infark miokard akut non ST-Elevasi; APTS= angina pektoris tak stabil. Tabel 30. Jumlah skor risiko TIMI terhadap Mortalitas dan Morbiditas pada IMA non STE APTS Skor TIMI Mortalitas P Morbiditas P Ya n=16 Tidak n= 112 Ya n= 11 Tidak n= 101 0-1 - 12 10,7 0.001 - 12 12 0.462 2 1 6,3 4136,3 6 54,6 35 35 3 5 31,3 4439,3 4 36,4 4039,6 4 7 43,8 1513,4 1 9 1412,4 5 3 18,6 - - - Data tabel 30 di atas menunjukkan peningkatan skor risiko TIMI pada IMA non STEAPTS secara statistik menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap kejadian mortalitas p = 0.001 namun tidak bermakna terhadap kejadian morbiditas p =0.462. Universitas Sumatera Utara

IV.2. PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Faktor yang Dapat Dimodifikasi Dan Tidak Dapat Dimodifikasi Pada Penderita Sindroma Koroner Akut Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2011

2 70 58

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 4 57

Hubungan Diabetes Mellitus Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Dengan Masa Perawatan Di RSUP Haji Adam Malik Medan Pada Periode Januari Sampai Dengan Desember 2013

0 4 72

Hubungan Diabetes Mellitus Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Dengan Masa Perawatan Di RSUP Haji Adam Malik Medan Pada Periode Januari Sampai Dengan Desember 2013

0 0 13

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 11

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 2

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 4

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 1 16

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 3

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 2