2.6. Stratifikasi risiko Penanda Enzim Jantung

Penelitian dari Fibrinolytic Therapy Trialists’ Collaboration FTTC 1994 melaporkan bahwa gambaran EKG merupakan prediktor kematian yang cukup memberikan manfaat apabila dijumpai adanya elevasi segmen-ST atau bundle branch block yang dianggap baru. Go AS dkk 1998 menunjukkan bahwa right bundle branch block RBBB ternyata banyak dijumpai pada gambaran EKG namun memiliki angka kematian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan left bundle branch block LBBB.

II. 2.6. Stratifikasi risiko

Ada beberapa sistem penilaian stratifikasi risiko yang dapat memprediksi kematian pada pasien dengan SKA yaitu GRACE,TIMI, PURSUIT dan FRISC Wallentin dkk, 2000 yang paling sering digunakan adalah GRACE dan TIMI Antman dkk, 2000. Pada penilaian secara prospektif, skor risiko GRACE memberikan stratifikasi paling akurat untuk risiko pada saat awal rawat dan pulang, karena kekuatan diskriminatifnya yang baik dan juga merupakan prediksi yang paling akurat terhadap hasil akhir klinis dan digunakan sebagai data yang sah untuk penelitian-penelitian selanjutnya PERKI, 2012. Penerapan secara umum dan ketepatan hasil akhir dari skor GRACE dapat digunakan sebagai stratifikasi risiko pada SKA. Risiko skor TIMI untuk IMA non STEAPTS dibuat sebagai alat bantu prognostik para klinisi Antman dkk, 2000; Fransisco dkk, 2005 yang dapat digunakan secara mudah dengan hanya menggunakan variabel-variabel dasar Morrow dkk, 2000 untuk mengevaluasi hasil akhir klinis jangka pendek 14 hari dan jangka panjang 6 bulan Marc dkk, 2003. Nilai skor tersebut dapat dihubungkan dengan luasnya penyempitan pada pembuluh darah koroner Lakhani dkk, 2010; Manoharan dkk, 2009 Penentuan risiko berdasarkan skor risiko Thrombolysis in Myocardial Infarction TIMI untuk IMA STE sebagai berikut Morrow dkk, Universitas Sumatera Utara 2000 : Tabel.7. A. Indikator klinis serta skor stratifikasi risiko pada IMA STE dan B. Angka kematian dalam 30 hari terhadap skor stratifikasi risiko. Morrow DA, 2000 Angka rata-rata kematian, IMA ataupun pasien dengan revaskularisasi segera secara signifikan meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah skor risiko TIMI Rathore dkk, 2005; Soiza dkk, 2006, mulai dari 5 pada pasien dengan skor risiko 0-1 sampai dengan 40 pada skor risiko 6 atau 7. Marc dkk, 2003. Untuk IMA non STEAPTS, penilaian dibagi menjadi skor 0-2 = risiko rendah, skor 3–4 = risiko sedang dan skor 5–7 = skor tinggi. Penentuan risiko penting dilakukan untuk penentuan strategi pengobatan Antman dkk, 2000. Penentuan risiko berdasarkan skor risiko TIMI untuk IMA non STE APTS seperti dalam tabel 8. Tabel 8. Stratifikasi Risiko TIMI pada IMA STE Morrow,2000 A. B. Universitas Sumatera Utara Skor risiko TIMI untuk IMA STE tabel 9 menunjukkan hubungan yang kuat antara kematian dalam 30 hari, sebanyak 40 kali lipat pada kelompok dengan skor 8 dibandingkan dengan skor 0. Sementara kelompok skor 5 hanya sebanyak 12 namun 2 kali lipat dari jumlah populasi Morrow dkk, 2000 Tabel 9. Hubungan antara skor TIMI pada IMA STE terhadap angka kematian dalam 30 hari Morrow dkk,2000 Pollack Jr dkk 2006 melakukan pemantauan dalam 30 hari terhadap pasien dengan IMA non STE APTS yang datang ke unit gawat darurat. Ternyata 43 pasien meninggal dalam 30 hari, 15 pasien kembali masuk dengan IMA, 14 pasien dilakukan tindakan intervensi koroner perkutan setelah berobat jalan, dan 10 pasien dilakukan tindakan CABG. Hasil skor risiko TIMI saat pasien tiba di unit gawat darurat ternyata menunjukkan korelasi terhadap hasil akhir klinis dalam 30 hari tabel 10; chi-square , p 0.001 dan Cochran-Armitage trend test, p 0.001 Tabel 10 . Hubungan antara skor TIMI pada IMA non STE APTS terhadap angka kematian dan revaskularisasi dalam 30 hari Pollack Jr,2006 Universitas Sumatera Utara

II.2.7. Komplikasi

Dokumen yang terkait

Faktor yang Dapat Dimodifikasi Dan Tidak Dapat Dimodifikasi Pada Penderita Sindroma Koroner Akut Di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2011

2 70 58

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 4 57

Hubungan Diabetes Mellitus Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Dengan Masa Perawatan Di RSUP Haji Adam Malik Medan Pada Periode Januari Sampai Dengan Desember 2013

0 4 72

Hubungan Diabetes Mellitus Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Dengan Masa Perawatan Di RSUP Haji Adam Malik Medan Pada Periode Januari Sampai Dengan Desember 2013

0 0 13

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 11

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 2

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 4

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 1 16

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 3

Prevalensi Faktor Resiko Mayor Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Periode Januari hingga Desember 2013 Yang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik

0 0 2