Tabel 2 . Kadar lekosit berperan dalam risiko kematian jangka panjang pada IMA non STE A dan IMA STE B. Nunez J, 2005
II.2.2. Faktor Risiko
Merokok merupakan faktor risiko mayor untuk terjadinya serangan jantung dan stroke. Sekitar 24 kematian akibat serangan jantung pada
laki-laki dan 11 pada perempuan disebabkan karena kebiasaan merokok Huon dkk,2000.
Peningkatan kadar gula darah hiperglikemia pada saat serangan nyeri dada merupakan faktor risiko independen yang kuat Koon-Hou
Topol EJ, 2000 dan prognostik yang jelek untuk pasien dengan SKA bahkan pada pasien non diabetik Bilal dkk,2007. Sean dkk 2007 menunjukkan
bahwa angka kematian dalam 30 hari lebih tinggi pada pasien diabetes dibandingkan tanpa diabetes pada IMA non STEAPTS
2.1 vs 1.1, P .001 dan IMA STE 8.5 vs 5.4, P .001.
Penelitian DIGAMI Malmberg dkk,1995 menunjukkan hasil bahwa pengontrolan metabolik
insulin secara intensif dengan mengunakan insulin dan infus glukosa pada pasien dengan diabetes mellitus atau glukosa darah 11.0 mmoll ternyata
memberikan keuntungan dalam menekan angka kematian setahun menjadi lebih rendah 18.6 dibandingkan 26.1.
Saman dkk 2007 menganalisis bahwa umur, DM, hipertensi dan
Universitas Sumatera Utara
tidak dilakukan terapi reperfusi ternyata didapatkan bermakna berhubungan dengan peningkatan risiko kematian dalam 30 hari tabel 3. Pada laki-laki
usia pertengahan 45-65 tahun dengan tingkat serum kolesterol yang tinggi kolesterol : 240 mgdL dan LDL kolesterol : 160 mgdL risiko terjadinya
SKA akan meningkat Sacks dkk,1996.
Tabel 3. Analisis Univariat : prediktor kematian Saman, 2007
II.2.3. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis awal sangat prediktif untuk prognosis awal. Timbulnya gejala saat istirahat menandakan prognosis lebih buruk dibanding
gejala yang hanya timbul pada saat aktivitas fisik. Pada pasien dengan gejala intermiten, peningkatan jumlah episode yang mendahului kejadian acuan juga
mempunyai dampak terhadap hasil akhir klinis. Adanya takikardia, hipotensi atau gagal jantung pada saat masuk rumah sakit juga mengindikasikan
prognosis buruk dan memerlukan diagnosis serta tatalaksana segeraPERKI,2012.Faktor risiko yang tinggi termasuk angina yang
memberat, nyeri dada yang berkelanjutan 20 menit, edema paru Killip klas
≥2 , hipotensi dan aritmia seperti pada tabel 4. Antman EM, 2005.
Tabel 4. Klasifikasi Killip terhadap angka kematian pada IMA-STE Antman EM, 2005
Universitas Sumatera Utara
Scirica dkk 2002 melaporkan bahwa pasien dengan IMA non STE APTS yang mengalami serangan angina yang memberat akan memiliki risiko
kematian yang meningkat dalam 1 tahun.
II.2.4. Penanda Enzim Jantung