Sosial Ekonomi dan Adat Istiadat Masyarakat Kenagarian Kajai
3.3 Sosial Ekonomi dan Adat Istiadat Masyarakat Kenagarian Kajai
3.3.1. Sosial Ekonomi Masyarakat
Persoalan ekonomi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkandari kehidupan masyarakat.Sumber kehidupan masyarakat Kenagarian Kajai adalah bertani.Ini dapat dilihat dari luas sawah yang digarap oleh para petani yaitu kurang lebih 2.500 Hektar. Seluruh sawah-sawah ini dapat di airi oleh sungai-sungai yang ada di Kenagarian Kajai seperti sungai Batang Simpang, Batang Sopan, Batang Timbo Abu, Batang Tinggam, Anak Air Ampo, Batang Karanji, Batang Pirasan, Batang Lompang, Batang Nango dan Sungai Abuak. Selain dari turun ke sawah kegiatan lain nya seperti perkebunan.
Tanaman perkebunan yang sesuai dengan iklim Nagari Kajai adalah karet, coklat, kopi, jagung dan sawit.Tanaman yang baru dimulai ditanam adalah coklat dalam bentuk perkebunan kelompok dan coklat dalam bentuk perorangan tetapi jumlahnya baru sedikit karena kurang nya permodalan dan keterampilan.Sekalipun mayoritas masyarakat hidup dengan bertani bukan berarti pekerjaan lain tidak diminati oleh masyarakat Kenagarian Kajai.
Dari data yang di dapatkan dapat diketahui beberapa jenis pekerjaan masyarakat setempat.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. (Data Monografi Nagari Kajai,2016)
Tabel 3.7.Jenis Mata Pencarian Penduduk No Jenis Mata Pencarian
4. Angkatan/ ABRI
Sumber Data: Data monografi Nagari Kajai
Masyarakat Kajai dengan mata pencaharian dengan bertani hingga mencapai 73,9 % dapat dilihat dari sektor pertanian tanaman pangan dari pemilik tanah sawah, luas sawah menurut jenis, prasarana irigasi,sarana teknologi pertanian dan bahan pangan yang perinciannya sebagai berikut:
1. Sektor Pertanian Tanaman Pangan
a) Pemilik Tanah sawah : 869 Orang
2. Luas Sawah menurut jenis
a) Sawah Beririgasi Teknis : 415 Ha
b) Sawah Beririgasi ½ Teknis : 413 Ha
c) Sawah Beririgasi Sederhana : 354 Ha
d) Jumlah : 1.182Ha
e) Luas Areal Potensial dijadikan Sawah : 1.280Ha
3. Prasarana Irigasi
a) Dam / Bendungan Permanen :2 Buah
b) Saluran Primer : 210 Meter
c) Saluran Sekunder : 5.709 Meter
d) Saluran Tersier : 3.450 Meter d) Saluran Tersier : 3.450 Meter
f) Bak Pembagi : 18 Buah
g) Irigasi Sederhana :4 Buah
4. Sarana Teknologi Pertanian
a) Gilingan Padi : 15 Buah
b) Traktor :3 Buah
c) Hand Spyer : 262 Buah
d) Bajak / Garu : 86 Buah
e) Perontok Padi :- Buah
f) Kipas Padi : 100 Buah
g) Tongkang : 252 Buah
5. Tanaman Pangan
a) Padi : 1.182 Ha
b) Jagung : 165 Ha
c) Kc. Tanah : 117 Ha
d) Ubi Kayu : 17 Ha
e) Ubi Jalar : 121 Ha
f) Cabe : 65 Ha
g) Sawi Lobak : 42 Ha
Ha Sumber Data: Data Monografi Nagari Kajai
h) Mentimun :6
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa perekonomian masyarakat Kajai mayoritas dengan cara bertani, dari pengamatan yang dilakukan di lapangan masyarakat Nagari Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat dari 73,9% penduduk yang bertani dalam meningkatkan perekonomian penduduk.
Rata-rata dari masyarakat tani yang mempunyai tanah sendiri untuk bertani dapat melangsungkan hidup dengan baik untuk kehidupan sehari-hari yang didukung dengan adanya prasarana irigasi dan sarana teknologi pertanian di Nagari Kajai. Oleh karena itu rata-rata pendapatan dari masyarakat Nagari Kajai adalah menengah kebawah.
Wawancara dilakukan dengan salah seorang anggota julo-julo beras di Kenagarin Kajai yaitu Susi Susanti yang merupakan salah seorang dari anggota julo-julo berasmenurutnya dengan adanya julo- julo beras tesebut sangat membantu dalam mengadakan acara pernikah anak-anaknya. (Susi Susanti,2017)
3.3.2. Adat Istiadat Kenagarian Kajai Adat adalah tata cara hidup untuk mengatur hubungan antara manusia dengan manusia baik itu individu dengan individu, kelompok dengan kelompok atau individu dengan kelompok. Disebabkan, adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.maka adat pun ikut mengatur hubungan antara makhluk dengan Khaliq nya.Jadi dengan demikian adat istiadat merupakan perilaku yang telah menjadi kebiasaan sekaligus menjadi peraturan bagi masyarakat dalam suatu Nagari atau organisasi kelompok masyarakat seperti ketafatan adat nagari (KAN).
Mengenai adat istiadat di Nagari Kajai masyarakat tunduk dan ta’at kepada hukum atau aturan adat yang berlaku.Adat istiadat di Nagari Kajai secara singkat dapat dikemukakan bahwa masyarakat
setempat seluruhnya keturunan orang Minang kabau yaitu menurut garis keturunan ibu (matrilineal). (Syafri Kamil, Ketua KAN,2017)
Adapun adat istiadat di Kenagarian Kajai dalam hal pernikahan diuraikan secara ringkas yaitu tahap pertama adalah perkenalan antara keluarga atau proses pendekatan antara keluarga Adapun adat istiadat di Kenagarian Kajai dalam hal pernikahan diuraikan secara ringkas yaitu tahap pertama adalah perkenalan antara keluarga atau proses pendekatan antara keluarga
ditetapkanlah kapan dilaksanakannya akad nikah dan peresmian atau pesta kawin. (Kaslim,Niniak Mamak,2017)
pertunangan
DiKenagarian Kajai dikenal juga dengan yang namanya ninik mamak sebagai pemangku adat “ tak lakang di paneh dan tak lapuak
dek hujan”. Memakai cara-cara sebagaimana ninik mamak yang memakai alur dan patut serta malu dan sopan santun. Yang menjadi
pucuk adat di Nagari Kajai adalah seorang Datuak yang diperoleh dari mufakat seluruh penghulu Nagari Kajai dengan arti kata “ bulek aie dek pembuluah, bulek kato dek mufakat, bulek lah dapek digollekkan, picak lah dapek dilayangkan”. Maka dari musyawarah
tersebut diangkatlah pucuk adat dalam Nagari Kajai, sedangkan yang membantu datuk adalah Rang Tuo Baruban, Rang Tuo Ampek Suku, Imam, Kotik, Bila dan Pagawai.
Dalam kehidupan masyarakat peran ninik mamak sebagai pemangku adat sejalan dengan agama seperti yang disebutkan
bahwa adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.Ninik mamak itu diantaranya Datuk, Imam, Khotik, Pagawai.
untuk lebih jelasnya akan dijelaskan satu persatu dari kedudukan ke empat ninik mamak di atas yaitu:
1. Datuk Datuk adalah orang yang ditinggikan selangkah dalam jajaran ninik mamak. Datuk memimpin pelaksanaan adat secara keseluruhan dengan istilah:
Kayu gadang di tangah padang Ureknya tampek baselo Batangnyo tampek basanda
Daunnyo tampek balinduang Bajalan salangkah sampai Bakato sapatah sadang Makan batulangi Tidua basilimuti
Biasanya datuk ini bergelar, biasanya Datuk Ruhun dan lain-lain.
2. Imam Imam adalah seorang yang mendampingi atau membantu datuk dalam menjalankan adat. Seperti gelar yang diberikan sebagai Imam maka Imam lebih banyak tugasnya pada semua yang bersangkutan dengan syara’. Contohnya, meimami masjid atau surau, memberikan doa ketika kemenakan meminta doa.
3. Khotik Khotik juga salah seorang pembantu datuk. Adapun tugasnya seperti yang diungkapkan: cadiak pandai dalam kampuang. Artinya Khotik lebih banyak membidangi urusan dalam bidangtabliqh atau khotik merupakan penghubung dalam menyelesaikan suatu urusan.
Jadi Khotik adalah orang yang tugasnya menjadi penghubung atau menyampaikan atau orang yang memberitahukan sesuatu misalnya memberitahukan adanya orang yang meninggal dunia.
4. Pagawai Pagawai adalah salah seorang yang membantu datuk dalam
urusan adat. Seperti yang diungkapkan: “tagaknyo di pintu adaik, tampek bagandai dek tuo ibu bapo dalam kampuang ”. Artinya
tugas pagawai adalah segala urusan yang menyangkut dengan adat.Pagawai tempat ibu bapo (mamak sekaum) untuk tugas pagawai adalah segala urusan yang menyangkut dengan adat.Pagawai tempat ibu bapo (mamak sekaum) untuk
ketika ingin melangsungan suatu perkawinan.Adapun tata cara pengangkatan Datuk, Imam, Khotik Dan Pagawai ini adalah:
masalah.Misalnya
1) Mengadakan Musyawarah Biasanya didalam pengangkatan datuak pada satu kampung pada umumnya melakukan musyawarah bersama
seluruh penghulu Nagari Kajai, dengan arti “kato bulek aia dek pambuluah bulek kato dek mufakat, bolehlah depek digolekan
picaklah depek dilayangkan” maka diangkatlah seorang niniak mamak.
Adapun gelar yang akan dipangku oleh para ninik mamak ini disebut dengan istilah soko balega cayo batimba, apabila seorang penghulu meninggal dunia atau lah lotiah nak boronti dating nak bamalam. Artinya jika suatu induak telah memegang gelar Datuk berarti untuk berikutnya ia tidak memegang gelar Datuk lagi tetapi yang lain sepeti Imam atau Khotik dan lain-lain. Dan lama waktu menjadi Datuk atau yang lainnya tidak ada batas.Setelah mendapatkan calon dari masing-masing kaum maka diadakanlah musyawarah untuk :
a) Peresmian pada kaum masing-masing
b) Membicarakan tata cara pengangkatan (peresmian dalamkampung).
2) Peresmian Ninik Mamak. Dalam acara peresmian atau penobatan ini di undang atau dihadirkan semua warga kampung.Sedangkan biaya untuk penobatan ini biasanya ditanggung oleh kampong sesuai dengan kesepakatan masing-masing antar kaum.
Adapun pakaian Datuk dalam peresmian ini memakai celana hitam, baju kemeja putih dilengkapi dengan jas hitam, Adapun pakaian Datuk dalam peresmian ini memakai celana hitam, baju kemeja putih dilengkapi dengan jas hitam,
Pada acara penobatan ini di hadiri oleh Pucuk Adat Nagari Kajai, Induak Nan Barampek, Andiko Nan Anam Baleh, Bundo Kanduang, Alim Ulama, Cadiak Pandai, dan semua orang kampung. (Erizal, Niniak Mamak,2017)