Faktor Yang Menyebabkan Perilaku Menyimpang Terhadap Anggota Julo-julo Beras di Kenagarian Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
4.3. Faktor Yang Menyebabkan Perilaku Menyimpang Terhadap Anggota Julo-julo Beras di Kenagarian Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Julo-julo beras di Kenagarian Kajai disebut juga dengan akad utang piutang karena apabila salah seorang dari anggota julo-julo beras yang telah menerima julo-julo beras secara tidak langsung anggota tersebut menjadi berutang kepa da anggota julo-julo yang belum menerima menerima julo-julo beras. Namun di Kampung Lubuk Panjang Jorong Kampung Alang terjadi permasalahan perilaku menyimpang dari anggota julo julo dalam pembayaran julo-julo beras sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Susu Susanti umur 34 tahun , Alamat Lubuk Panjang Jorong Kampung Alang, ibu Susi merupakan anggota julo-julo beras di Kampung Lubuk Panjang. Ibu Susi menjelaskan bahwa:
Penyebab ibu Susi membayar julo-julo beras dengan beras raskin dalah karena ibu Susi memang tidak mampu untuk membeli beras yang berkualitas, menurutnya ikut dalam julo-julo beras dapat meringankan biaya ketika hendak melaksanakan acara pernikahan anak-anaknya. (Susi Susanti, 2017)
Wawancara selanjutnya yaitu dengan ibu Herlina Efendi umur
38 tahun Alamat Lubuk Panjang Jorong Kampung Alang, ibu Herlina merupakan anggota julo-julo di Kampung Lubuk Panjang, setelah dilakukan wawancara dengan ibu Herlina maka ibu Herlina menjelaskn bahwa:
Penyebab ia membayar dengan beras raskin adalah karena ia sering menerima julo-julo beras dengan beras raskin. Dan ibu Herlina juga membayar julo-julo dengan beras raskin karena ibu Herlia merasa kurang puas dengan beras yang diterimanya. (Herlina Efendi, 2017)
Wawancara selanjutnya yaitu dengan ibu Nengsih Mariani umur
31 tahun, Alamat Lubuk Panjang, ibu Nengsih merupakan anggota julo- julo di Kampung Lubuk Panjang, setelah dilakukan wawancara ibu Nengsih menjelaskan bahwa:
Penyebab ia membayar dengan beras raskin adalah karena ia sering menerima Julo-Julo beras dengan beras raskin, dan ibu nengsih merasa kurang puas atas beras yang di terimanya dalam julo-julo beras. (Nengsih Mariani,2017)
Wawancara selanjutnya yaitu dengan Ibu Ismar Umur 29 tahun Alamat Lubuk Panjang Jorong Kampung Alang, ibu Ismar merupakan anggota Julo-Julo di Kampung Lubuk Panjang Kenagarian Kajai, setelah dilakukan wawancara dengan Ibu Ismar, maka Ibu Ismar menjelaskan bahwa:
Penyebab ia membayar dengan beras raskin adalah karena ia sering menerima julo-julo beras dengan beras raskin. Hal yang demikian mendorong Ibu Ismar juga membayar julo-julo dengan beras raskin, karena ibu ismar merasa kurang puas dan di rugikan (Ismar,2017)
Wawancara selanjutnya yaitu dengan Ibu Leni Marlina Umur 35 tahun, Alamat Lubuk Panjang Jorong Kampung Alang, Leni Marlina merupakan anggota julo-julo di Kampung Lubuk Panjang Kenagarian Kajai, setelah dilakukan wawancara dengan Ibu Leni Marlina, maka Ibu Leni menjelaskan bahwa:
Penyebabnya membayar Julo-Julo beras di Kampung Lubuk Panjang adalah karena ia memang memang tidak mampu untuk membeli beras yang berkualitas, tetapi alasan Ibu Leni ikut dalam kegiatan Julo-Julo beras menurutnya adalah sebagai sarana untuk menabung. (Leni Marlina, 2017)
Wawancara selanjutnya yaitu dengan Ibu Zurneni Umur 37 tahun, Alamat Lubuk Panjang Kenagarian Kajai, Ibu Zurneni merupakan anggota julo-julo di Kampung Lubuk Panjang Kenagarian Kajai, setelah dilakukan wawancara dengan Ibu Zurneni, maka Ibu Zurneni menjelaskan bahwa Penyebab ia membayar dengan beras raskin adalah karena ia sering menerima julo-julo beras dengan beras raskin. (Zurneni, 2017)
Wawancara yang serupa juga dilakukan di Kampung Banir Tambuk Jorong Limpato yaitu dengan Ibu Ita Umur 47 tahun, Alamat Banir Tambuk Kenagarian Kajai, Ibu Ita merupakan anggota julo-julo di Kampung Banir Tambuk Kenagarian Kajai, setelah penulis lakukan wawancara dengan Ibu Ita, maka Ibu Ita menjelaskan bahwa:
Penyebab ia membayar dengan beras raskin adalah karena ia sering menerima julo-julo beras dengan beras raskin. Dan ia juga membayar dengan beras raskin, karena ia merasa tidak puas atas beras yang ia terima(Ita, 2017)
Wawancara selanjutnya yaitu dengan Ibu Upik Umur 47 tahun, Alamat Banir Tambuk Kenagarian Kajai, Ibu Upik merupakan anggota julo-julo di kampung banir tambuk Jorong Kampung Alang, setelah dilakukan wawancara dengan Ibu Upik, maka Ibu Upik menjelaskan bahwa:
Penyebabnya membayar julo-julo bears di Kampung Banir Tambuk adalah karena Ibu Susi memang memang tidak mampu untuk membeli beras yang berkualitas, tetapi alasan ibuUpik ikut dalam kegiatan julo-julo beras karena ia khawatir apabila suatu saat anknya akan mengadakan acara pernikahan.(Upik, 2017)
Wawancara selanjutnya yaitu dengan ibu Novi Fitri Umur 32 tahun, Alamat Banir Tambuk Kenagarian Kajai, Ibu Novi merupakan anggota julo-julo di Kampung Banir Tambuk Kenagarian Kajai, setelah dilakukan wawancara dengan Ibu Novi, maka Ibu Novi menjelaskan bahwa:
Penyebab ia membayar dengan beras raskin adalah karena ia sering menerima julo-julo beras dengan beras raskin. Dan ia merasa tidak puas karena menerima beras raskin. (Novi Fitri, 2017)
Wawancara selanjutnya yaitu di Kampung Padang Jorong Pasa Lamo dengan Ibu Inur Umur 54 tahun, Alamat Kampung Padang Kenagarian Kajai, Ibu Inur merupakan anggota julo-julo di Kampung Padang Kenagarian Kajai, setelah dilakukan wawancara dengan Ibu Inur, maka Ibu Inur menjelaskan bahwa:
Penyebabnya membayar julo-julo beras di Kampung Padang adalah karena ia memang tidak mampu untuk membeli beras yang berkualitas. (Inur, 2017)
Wawancara selanjutnya yaitu dengan Ibu Linda Umur 30 tahun, Alamat Kampung Padang Kenagarian Kajai, Ibu Ita merupakan anggota julo-julo di Kampung Padang Kenagarian Kajai, setelah dilakukan Wawancara dengan Ibu Linda, maka Ibu Linda menjelaskan bahwa:
Penyebab ia membayar dengan beras raskin adalah karena ia sering menerima julo-julo beras dengan beras raskin. Dan eras tidak puas dengan beras yang diterimanya. (Linda, 2017)
Dari wawancara yang dilakukan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor perilaku menyimpang yang dilakukan oleh sebagian anggota julo-julo beras adalah:
1. Karena faktor pengalaman yang didapatkan oleh para anggota julo- julo beras dan menjadi suatu kebiasaan bagi anggota julo-julo beras yaitu anggota julo-julo beras membayar dengan beras raskin, karena kebanyakan dari anggota julo-julo beras yang sengaja membayarkan dengan beras raskin ,padahal sebagian dari anggota sebenarnya mampu membayar dengan beras yang berkualitas tinggi yang sesuai dengan akad yang telah ditentukan. Hal ini telah menjadi kebiasaan yang turun temurun, Karena minimnya pengetahuan masyarakat nagari Kajai, khususnya tentang hukum utang piutang. (Inur, 2017)
2. karena faktor ekonomi yang kurang memadai yaitu sebagian dari anggota julo-julo memang memiliki penghasilan yang pas-pasandan hanya mampu membayarkan julo-julo beras dengan beras raskin, namun permasalahan yang demikian tidak begitu di tanggapi oleh ketua julo-julo di masing-masing kelompok. bagi ketua julo-julo tersebut yang telah penulis wawancarai menerangkan bahwa permasalahan pembayaran julo-julo dengan beras raskin tersebut sulit untuk diatasi hal ini disebabkan karena memang penghasilan keluarganya pas-pasan.
Terkait dengan faktor yang menyebabkan perlaku menyimpang oleh masyarakat yang ikut julo-julo beras dilakukan juga wawancara dengan Wali Nagari Kajai,menurut bapak Yulisman yaitu:
perilaku menyimpang pada masyarakat yang ikut dalam julo-julo beras diKenagarian Kajai ini telah menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk dirubah, solusi untuk mengatasi perilaku menyimpang ini adalah kesadaran dari masing-masing anggota julo-julo beras, dan bagi keluarga atau kerabat terdekat juga memberi nasehat agar tidak terjadi lagi perilaku menyimpang tersebut.
Wawancara selanjutnya dengan ketua adat nagari kajai menurut bapak Syafri Kamil selaku ketua adat nagari adalah:
Sudah seharusnya masyarakat di kenagarian kajai khususnya yang mempunyai perilaku menyimpang dalam hal bermuamalah sesama manusia, khususnya perilaku masyarakat yang menyimpang dalam julo-julo beras harus diatasi dengan baik, kepada ibu-ibu yang ikut dalam julo-julo beras di Kenagarian Kajai harus menyadari bahwa perilaku yang dilakukan tersebut tidak sesua i dengan syari’at islam. Karna julo-julo beras tersebut diadakan adalah untuk membantu kita dalam memenuhi kebutuhan yang terus menerus meningkat.
Wawancara selanjutnya yaitu dengan Alim Ulama di Kenagarian Kajai menurut bapak syamsyir perilaku menyimpang oleh masyarakat di Kenagarian Kajai harus di atasi karena:
Perilaku menympang tersebut akan mendarah daging kepada keturunan kita nantinya, menurutnyaselaku tokoh agama bapak syamsir harus lebih memberikan pengarahan dan pengajaran kepada masyarakat khususnya kepada ibu-ibu yang terkait dengan julo-julo beras. Seharusnya semua perilaku yang menyimpang tersebut hrus di atasi berawal dari niat sendiri.
Wawancara selanjutnya dengan kepala Jorong Kampung Lubuk panjang bapak amriadi menurut bapak Amriadi: perilaku menyimpang dalam julo-julo beras di Kampung Lubuk Panjang sulit untuk di atasi karena perilaku menyimpang tersebut telah menjadi suatu kebiasaan dan pemikiran para anggota yang berbeda-beda. Jalan untuk mengatasi perilaku menyimpang tersebut tergatung pribadi yang melakukan perilaku menyimpang tersebut. Karena apabila saya yang menyampaikan akan terjadi perselisihan di antara kami.
Wawancara selanjutnya dengan kepala jorong di Kampung Banir Tambuk yaitu dengan bapak Pian Rianto menurut bapak Pian: perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Banir Tambuk sulit untuk diatasi karena perilaku tersebut telah menjadi kebiasaan dari masyarakat di Kampung Banir Tambuk. Dan diharapkan kepada tokoh ulama agar memberikan pelajaran dan pengarahan ketika menyampaikan pengajian di mesjid-mesjid.
Wawancara selanjutnya dengan kepala jorong Kampung Padang yaitu dengan bapak Mursyal menurut bapak bapak Mursyal: perilaku menyimpang di Kampung Padang sulit untuk diatasi karena perilaku menyimpang tersebut akan berubah dengan adanya kesadaran masing-masing pihak yang melakukan perilaku menyimpang tersebut. Kepada keluarga dan kerabat yang mengetahui tentang perilaku yang menyimpang seharusnya memberikan pengarahanyang baik agar tidak terja perilaku yang menyimpang pada keluarga.
Dapat disimpul bahwa perilaku yang menyimpang yang terjadi pada anggota julo-julo beras di Kenagarian Kajai yang sengaja membayarkan julo-julo beras dengan beras raskin sulit untuk diatasi, karena telah menjadi kebiasaan yang berulang-ulang. Perilaku menyimpang tersebut bisa diatasi apabila pribadi para anggota julo- julo yang sadar telah melakukan menyimpang dan ingin merubah perilaku menyimpang tersebut. Jika pribadi masing-masing ingin berubah maka perilaku menyimpang tersebut akan mudah di atasi.