3 Semangat dan energi hilang
4 Komunikasi tidak lancar
5 Pengambilan keputusan jelek
6 Kreatifitas dan inovasi berkurang
7 Bergulat pada tugas- tugas yang tidak produktif.
2.1.6. Dampak Stres
Stres kerja tidak hanya berpengaruh pada individu, namun juga terhadap biaya organisasi dan industri. Begitu besar dampak dari stres kerja, oleh para ahli perilaku
organisasi telah dinyatakan sebagai agen penyebab dari berbagai masalah fisik, mental, bahkan output organisasi Yun Iswanto, 1999 dan Gabriel Marjo, 2001.
Menurut Gibson dkk 2006, dampak dari stres kerja banyak dan bervariasi. Dampak positif dari stres kerja diantaranya motifasi pribadi, rangsangan untuk bekerja lebih
keras, dan meningkatnya inspirasi hidup yang lebih baik. Meskipun demikian, banyak efek yang mengganggu dan secara potensial berbahaya. Cox dalam Gibson, dkk.,
2000, membagi menjadi 5 lima kategori efek dari stres kerja yaitu : a.
Subyektif berupa kekhawatiran atau ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan, frustasi, gangguan emosi, penghargaan diri yang rendah, gugup,
kesepian. b.
Perilaku berupa mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat, luapan emosional, makan atau merokok secara berlebihan,
perilaku impulsif, tertawa gugup.
Universitas Sumatera Utara
c. Kognitif berupa ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal,
daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitiv terhadap kritik, hambatan mental.
d. Fisiologis berupa kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan
tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, panas, dan dingin.
e. Organisasi berupa angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing, dari
mitra kerja, komitmen organisasi dan loyalitas berkurang. Selain efek tersebut terdapat juga efek stres yang lain yaitu perilaku tidak
produktif dan menarik diri seperti lekas marah, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat, dan tindakan legal hukum secara khusus mengganggu dalam bentuk hilangnya
produktivitas. Menurut Tarupolo 2002, pekerja yang tidak mampu bereaksi secara baik terhadap stres yang dialami, kesehatan jiwanya akan terganggu dan karenanya
kualitas hidup dan produktivitasnya menjadi rendah. pekerja tersebut akan menunjukkan:
1 Sering mengeluh sakit dan berobat
2 Malas dan sering mangkir
3 Sering membuat kesalahan dalam pekerjaan dan cenderung mengalami kecelakaan
kerja 4
Sering marah dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik 5
Tidak peduli dengan lingkungan, bingung dan pelupa 6
Cara pandang yang negatif dan rasa permusuhan
Universitas Sumatera Utara
7 Terlibat penyalahgunaan narkoba
8 Terlibat tindak sabotase di lingkungan kerja.
Stres kerja dapat mengakibatkan hal- hal sebagai berikut: a.
Penyakit fisik yang diinduksi oleh stres yaitu penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan menstruasi, gangguan pencernaan, mual, muntah, dan
sebagainya. b.
Kecelakaan kerja: terutama pada pekerjaan yang menuntut kinerja yang tinggi, bekerja bergiliran shift, penyalahgunaan zat aditif
c. Absen: pegawai yang sulit menyelesaikan pekerjaan sebab tidak hadir karena
pilek, sakit kepala. d.
Lesu kerja: pegawai kehilangan motivasi bekerja e.
Gangguan jiwa: mulai dari gangguan yang mempunyai efek yang ringan dalam kehidupan sehari-hari sampai pada gangguan yang mengakibatkan
ketidakmampuan yang berat. Gangguan jiwa ringan seperti mudah gugup, tegang, marah- marah, mudah tersinggung, kurang berkonsentrasi, apatis dan
depresi. Perubahan perilaku berupa kurang partisipasi dalam pekerjaan, mudah bertengkar, terlalu mudah mengambil resiko. Gangguan yang lebih jelas lagi
dapat berupa depresi, gangguan cemas Laurentius Panggabean, 2003. Jacinta 2002 juga menyatakan bahwa stres kerja dapat juga mengakibatkan
hal- hal sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Dampak terhadap Perusahaan