4 Faktor Ergonomi
Dapat menimbulkan masalah seperti ketidaknyamanan, kelelahan dan meningkatkan stres kerja apabila tidak disesuaikan dengan kondisi tuntutan
pekerjaan.
5 Sanitasi Lingkungan Kerja
Lingkungan yang kotor dan tidak sehat merupakan salah satu stresor kerja. Pada pekerja industri pabrik sering menggambarkan kondisi kotor, akomodasi pada
waktu istirahat yang kurang baik, juga toilet yang kurang memadai. Hal ini dinilai oleh pekerja sebagai faktor penyebab stres.
b. Kerja Gilir Shift
Penelitian menunjukkan bahwa kerja shift merupakan sumber yang berpotensi untuk terjadinya stres kerja bagi pekerja di pabrik Monk Tepas, 2001.
Menurut Cooper dalam Munandar, 2001 shift kerja merupakan tuntutan tugas yang dapat menyebabkan stres kerja. Pengaruhnya adalah emosional dan biologis karena
gangguan ritme circadian dari tidur daur keadaan bangun wake cycle, pola suhu, dan ritme pengeluaran adrenalin. Sharpe dalam Maurits Widodo, 2008
menyatakan bahwa pekerja pada shift malam memiliki resiko 28 lebih tinggi mengalami cidera atau kecelakaan.
Ditambahkan pula oleh Wijono 2006, pekerja yang mengalami stres rendah mempunyai jumlah jam kerjaminggu antara 37 hingga 40 jam, sedangkan pekerja
yang mengalami stres kerja sedang mempunyai jumlah jam kerjaminggu antara 61
Universitas Sumatera Utara
hingga 71 jam. Sebaliknya, pekerja yang mengalami stres kerja tinggi mempunyai jumlah jam kerjaminggu antara 41 hingga 60 jam.
4. Faktor Individu
Kepekaan individu dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain ciri kepribadian dan pola perilaku yang didasarkan pada sikap, kebutuhan, nilai-nilai, pengalaman
masa lalu, keadaan kehidupan, usia dan kecakapan intelegensia, pendidikan, pelatihan dan pembelajaran. Faktor-faktor inilah yang menentukan bagaimana
individu bereaksi terhadap stres potensial.
a. Kepribadian
Kepribadian merupakan faktor predisposisi dalam menentukan respon tubuh terhadap stres. Kepribadian tipe A dan B merupakan jenis-jenis kepribadian yang
terdapat pada individu. Kepribadian tipe A bercirikan perilaku yang agresif, tak sabaran, cenderung berkompetisi, tergesa-gesa, sering menelantarkan aspek-aspek
kehidupan seperti keluarga dan sosial. Sedangkan keperibadian tipe B, digambarkan sebagai individu easy going dan santai.
b. Kecakapan
Kecakapan meliputi intelegensia, pendidikan, latihan dan keahlian. Individu yang tidak mampu memecahkan masalah namun situasi tersebut merupakan ancaman
bagi dirinya dan ia mengalami stres dan menimbulkan ketidakberdayaan, disebut distress. Sebaliknya, jika merasa mampu, dan merasa ditantang dan motivasinya
meningkat, maka dinamakan eustress. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
Universitas Sumatera Utara
maka semakin banyak target yang dibuat. Hal ini akan berpotensi menimbulkan stres apabila individu tersebut tidak dapat mencapainya.
c. Umur