Komponen Biaya (Cost Components)

2.3. Komponen Biaya (Cost Components)

Proses produksi pada suatu industri bertujuan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi melalui serangkaian proses sehingga diperoleh suatu nilai tambah

( added value). Pada setiap tahapan proses tersebut, diperlukan berbagaiinput yang meliputi antara lain: bahan baku, tenaga kerja, mesin dan peralatan, dan fasilitas gedung. Setiap input yang digunakan dalam proses produksi akan membutuhkan biaya.

Biaya produksi secara umum dibagi atas dua komponen yaitu komponen biaya tetap (fixed cost) dan komponen biaya tidak tetap (variable cost). Pengelompokan ini didasarkan pada konsep biaya jangka pendek (short-run cost) dimana terdapat elemen biaya yang tidak dapat diubah. Analisis biaya jangka pendek umumnya difokuskan pada analisis perubahan total biaya akibat perubahan tingkat utilisasi fasilitas produksi. Dalam dunia bisnis, biaya tetap sering disebut sebagai overhead, sedang biaya tidak tetap sering dinamai biaya operasional (operating cost). Semua biaya yang harus dikeluarkan dalam pengoperasian sebuah proyek atau industri harus dimasukkan ke dalam salah satu dari kedua komponen biaya tersebut. Dengan demikian, total biaya yang harus dikeluarkan setiap periode waktu dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.2).

lkpp

Pada persamaan di atas, C adalah total biaya ∑ BT adalah jumlah semua biaya tetap,

dan BTT adalah jumlah semua biaya tidak tetap. Struktur pembiayaan dari setiap perusahaan atau industri manufacturing akan memperlihatkan komponen biaya tetap, biaya tidak tetap, dan biaya total (total costs atau mixed costs) pada proporsi tertentu.

Ide untuk menelusuri dan menghitung biaya tetap (fixed costs) dan biaya tidak tetap (variable costs) dalam suatu proses produksi bukanlah hal baru. Gantt (1915) menyatakan bahwa biaya produksi suatu produk harus ditelusuri dan dihitung untuk dapat menetapkan harga yang tepat dan menentukan profitabilitas produk tersebut. Konsep tentang biaya tetap dan biaya tidak tetap dalam analisis ekonomi teknik sangat penting karena biaya-biaya yang digunakan untuk membangun suatu proyek atau mengoperasikan suatu industri atau perusahaan umumnya digolongkan atas kedua jenis biaya tersebut. Selain itu, proporsi dari biaya tetap dan biaya tidak tetap

dalam suatu proses produksi akan sangat menentukan titik impas (breakeven point) unhas

dari proses produksi tersebut.

Biaya tetap adalah komponen biaya yang besarnya relatif konstan dalam suatu periode tertentu karena tidak dipengaruhi oleh tingkat aktifitas atau realisasi produksi dalam kisaran kapasitas terpasang (installed capacity) yang tersedia. Komponen biaya ini timbul akibat biaya yang harus dikeluarkan untuk factor-faktor produksi yang tidak dapat diubah dalam periode waktu yang relatif pendek. Biaya tetap umumnya berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan suatu asset tetap yang dapat menghasilkan produk sesuai kapasitas yang direncanakan.

Keputusan investasi yang telah diambil dimasa lampau memberi konsekwensi finansial selama masa operasional investasi

tersebut. Misalnya, anda telah memutuskan untuk berinvestasi pada usaha penambangan pasir, kerikil, dan batu kali. Untuk usaha tersebut, anda telah membeli bulldozer, truk dan peralatan lain serta menggaji beberapa operator, sopir, dan pegawai tetap. Jumlah peralatan yang anda beli dan jumlah pegawai yang anda gaji sangat tergantung padakapasitas penambangan yang anda inginkan. Biaya tetap yang anda harus keluarkan meliputi biaya perizinan, pembayaran bunga dan pokok pinjaman, biaya penyusutan mesin, dan gaji pegawai tetap. Biaya iniharus dikeluarkan

bahwa biaya tetap dari suatu proses produksi atau investasi sangat tergantung pada lkpp

selama anda mempertahankan aset-aset tersebut walaupun kegiatan penambangan tidak berjalan. Oleh karena itu, biaya tetap sering juga disebut sebagai biaya kepemilikan (cost of possession). Biaya tetap dapat juga dipandang sebagai biaya untuk mempertahankan setiap asset dalam suatu investasi agar siap beroperasi pada kapasitas produksi yang diinginkan (cost of production preparednesss) (Church, 1995). Dari kedua definisi tersebut, dapat dilihat

keputusan bisnis yang telah diambildimasa lalu sehingga jumlahnya diasumsikan konstan dalam suatu kurun waktu tertentu. Dalam konteks ini, biaya tetap sangat tidak relevan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang berapa banyak unit produk yang harus diproduksi dan berapa harga jual per unit produk.

unhas

Meskipun demikian, dalam jangka waktu yang relatif panjang, keputusan bisnis yang diambil dapat mengubah komponen biaya yang secara tradisional dikategorikan biaya tetap. Misalnya, biaya penyusutan, upah buruh, dan overhead lainnya dapat

perusahaan memutuskan untuk

melakukan ekspansi dan meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah jumlah peralatan dan jumlah pegawai tetap. Sebaliknya, apabila perusahaan memutuskan untuk mengurangi skala produksi, biaya overhead dapat diturunkan dengan menjual melakukan ekspansi dan meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah jumlah peralatan dan jumlah pegawai tetap. Sebaliknya, apabila perusahaan memutuskan untuk mengurangi skala produksi, biaya overhead dapat diturunkan dengan menjual

penyesuaian berdasarkan pertimbangan ekonomi (economicadjustment)

atau melakukan serangkaian

yang berdampak pada perubahan struktur biaya, termasuk biaya tetap. Dengan demikian, dalam jangka waktu yang cukup panjang, semua faktor produksi yang mempengaruhi biaya pada hakekatnya dapat diubah sehingga semua biaya pada hakekatnya bersifat tidak tetap (variable). Dalam analisis ekonomi teknik, economic adjustment yang sering kali harus dipertimbangkan meliputi penggantian dan modernisasi mesin danperalatan produksi dan ekspansi skala produksi.

Biaya tidak tetap (variable costs atau operating costs) merupakan biaya operasional yang berubah sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan atau tingkat aktifitas yang dilaksanakan. Biaya ini meliputi antara lain biaya buruhlangsung (direct labor), biaya bahan langsung (direct material), biaya listrik dan bahan bakar, biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya bahan penunjang, dan biaya penyusutan (tergantung metode menghitungnya).

kondisi pasar yang lesuh sekalipun, maka biaya buruh lebih tepat dimasukkan sebagai lkpp

Pengelompokan biaya buruh langsung sebagai biaya tidak tetap sangat tergantung pada kebijakan perusahaan. Apabila perusahaan memiliki kebebasan penuh dalam menggaji dan memberhentikan buruh/pekerja sesuai kebutuhan produksi, maka biaya buruh tepat dikategorikan sebagai biaya tidak tetap. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki kebijakan untuk mempertahankan semua buruh/pekerja dalam

biaya tetap. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan perusahaan untuk mengubah status tenaga buruh lepas menjadi tenaga kontrak juga membatasi keleluasaan perusahaan untuk mengurangi tenaga kerja pada kondisi yang sulit sehingga biaya buruh lebih tepat dikategorikan sebagai biaya tetap.

keseimbangan menurun (Declining Balance), metode keseimbangan menurun dua kali unhas

Biaya penyusutan dapat dikategorikan sebagai biaya tetap apabila metode yang digunakan dalam menghitungnya adalah metode standar seperti metodegaris lurus (straightline), metode jumlah

digit tahun (Sum of Year Digit), metode

(Double Declining Balance), dan metode Sinking Fund yang mengasumsikan bahwa umur ekonomis dari suatu aset fisik (peralatan, mesin, dan gedung) hanya merupakan (Double Declining Balance), dan metode Sinking Fund yang mengasumsikan bahwa umur ekonomis dari suatu aset fisik (peralatan, mesin, dan gedung) hanya merupakan

tersebut, maka biaya penyusutan dikategorikan sebagai biaya tidak tetap (variable cost). Dalam hal ini, biaya penyusutan dihitung dengan

(units-of-production) yang mengasumsikan bahwa umur ekonomis dari suatu aset fisik ditentukan oleh faktorfaktor yang

menggunakan

metode

unit produksi

perhitungan biaya penyusutan akan dibahas secara detail pada bab tersendiri. Contoh paling sederhana dari biaya tetap dan biaya tidak tetap dapat dilihat pada biaya telepon rumah dan biaya listrik. Biaya telepon rumah terdiri atas biaya abodemen yang besarnya tetap setiap bulan (fixed cost) dan biaya pemakaian yang besarnya ditentukan berdasarkan besarnya pemakaian (variable costs). Jumlah biaya tidak tetap dalam hal ini berbanding lurus dengan jumlah pulsa yang digunakan karena biaya per pulsa tetap konstanberapapun

berhubungan

dengan

tingkat penggunaan.

Metode

lkpp

tingkat pemakaian. Biaya listrik terdiri atas biaya bebanyang besarnya tetap setiap bulan (fixed cost) dan biaya pemakaian yang besarnya tergantung pada jumlah KWh yang digunakan setiap bulan (variable cost). Tarif per KWh untuk pemakaian listrik bersifat progresif, yaitu semakin tinggi jumlah pemakaian semakin tinggi tarif per KWh. Untuk kasus seperti ini, kenaikan jumlah biaya tidak tetap per unit kenaikan jumlah pemakaian cenderung meningkat. Dalam bidang manufacturing, kurva trend perubahan biaya tidak tetap

biasanya berbentuk sigmoid. Apabila fasilitas beroperasi jauh di bawah kapasitas normalnya, peningkatan biaya untuk setiap peningkatan output sebesar satu satuan cenderung tinggi. Dengan meningkatnya produksi mendekati kapasitas normal, peningkatan biaya untuk setiap peningkatan output sebesar satu satuan cenderung menurun. Apabila fasilitas dioperasikan