Penguluran Lusi dengan Gandar Belakang

8.6.2 Penguluran Lusi dengan Gandar Belakang

Penguluran lusi otomatis merupakan salah satu faktor penting dalam mekanisasi yan dapat membantu operator untuk Penguluran lusi otomatis merupakan salah satu faktor penting dalam mekanisasi yan dapat membantu operator untuk

1. penguluran lusi dengan putaran beam yang terputus-putus

2. penguluran lusi dengan putaran beam yang konstan

8.6.2.1 Penguluran

Lusi

dengan Kendali Pengungkit

Penguluran lusi otomatis masih tetap manggunakan sestem Roper dan Barlet yang telah berjalan puluhan tahun. Sistem ini terbagi menjadi dua kelompok :

1. penguluran yang bar penariknya dikendalikan oleh pawl (cakar) pada setiap pergantian langkah x dari bagian penggerak penguluran lusi. Langkah x akan berkurang ketika gandar belakang (back rest), ketika benang lusi kendor akan turun. Hasilnya adalah

saat penguluran akan lebih lama. Tipe penguluran lusi ini dapat dilihat pada gambar 8.14A. Benang lusi dari beam lusi (1) ke rol back rest (2). lengan back rest rol 3 ditahan oleh pegas daun atau pegas spiral, yang menghasilkan gaya momen menurut arah M. Tarikan bar (4) dihubungkan dengan pengungkit (tuas) lengan gandar (5). pada saat benang kendor, rol G mendekati cam (7) dan jarak berkurang karena posisi cam (7) tetap, langkah bar penarik (8) semakin berkurang dan lusi diulur lebih cepat. Gerakan penguluran diperoleh perputaran gigi cacing (10) yang digerakan oleh sebuah cakar (pawl) pada gigi rachet oleh kopling rol (9). cara kerja sistem ini akan dijelaskan lebih rinci. Gerakan penguluran diteruskan oleh gigi cacing (10), (11) dan roda (12) dan (13) ke beam lusi (1). poros gigi cacing tertahan oleh sebuah rem untuk mencegah putaran balik. Ketika kuku kopling ( claw cluth) telah lepas, beam lusi dapat diputarkan kedepan dan kebelakang dengan roda putar tangan.

2. gerakan penguluran lusi yang gerakan bar penariknya oleh pawl (cakar) 2. gerakan penguluran lusi yang gerakan bar penariknya oleh pawl (cakar)

Dipihak lain bar (6) Tegangan benang lusi

dihubungkan ke tuas (7) diraba oleh back rest (2), (3)

oleh pawl (8). gerakan yang mengimbangi pegas Z.

kemudian diteruskan oleh Pada saat benang kendor,

rachet (9) dan gigi cacing back rest akan turun, dan

(10),(11),(12),(13) kedalam perubahan posisinya akan

beam lusi (1).

diteruskan oleh tenaga pengungkit (3) ke (5) untuk x Mekansime Penguluran menarik bar (6). Pin A yang terangkat dalam bidang Untuk memindahkan gerakan gerak lengan y dari tuas (14) bar penarik ke gerak putar

A dihubungkan dengan beam lusi digunakan sword (14). karena sword mekanisme penyuapan lusi (pedang) (14) berayun yang berbeda-beda, antara lain konstan, langkah penarikan

- Sistem Rachet dan Pawl

Gambar 8.15 Mekanisme Penguluran Lusi

Minimal satu pawl (2), dipasang gigi rachet yang kecil waktu pada tuas (1), yang berayun penyuapan, dua sampai (4) pada poros (4) dari gigi rachet pawl yang panjangnya berbeda (3). untuk mendapatkan langkah dipasang pada tuas. Untuk Minimal satu pawl (2), dipasang gigi rachet yang kecil waktu pada tuas (1), yang berayun penyuapan, dua sampai (4) pada poros (4) dari gigi rachet pawl yang panjangnya berbeda (3). untuk mendapatkan langkah dipasang pada tuas. Untuk

8.6.3 Penguluran Dua Beam

sangat halus, pada keliling rachet dipasang 8 sampai 21 Pada mesin tenun dengan lebar pal rachet ring (5). pawl ditekan diatas 3 m, persiapan untuk rachet 5 dengan pegas 8.

beam lusi agak lebih sulit, karena itu penggunaan beam lusi terdiri dari dua beam.

Gambar 8.16 Penguluran Lusi untuk Dua beam

Kedua beam lusi (8a) dan (9a) terbentang melintang selebar dapat berputar dan posisinya mesin tenun yang menopang berdampingan, satu garis kedua beam tersebut. Setiap sumbu poros. Jarak kedua beam dikendalikan oleh sistem beam harus sekecil-kecilnya penguluran sendiri tapi hanya dan biasanya antara 60-80 mm. menggunakan satu back rest. Karena kekerasan gulungan Sistem ini menuntut penyetelan dan diameter gulungan tidak yang sempurna untuk kedua pernah sama, kedua beam tidak beam untuk menjaga hasil dapat dipersatukan sistemnya tegangan yang sama pada dan harus dipisahkan sendiri- kedua bagian lembar lusi. sendiri. Satu back rest bersama

8.7 Beam Lusi

pertenunan keseluruhan lebar kerja lusi harus dibagi menjadi

Selama tiga dekade beam lusi dua kelompok beam lusi. Untuk secara perlahan-lahan telah memproduksi kain dai serat bertambah dari 500 mm sampai buatan, tipe beam lusi sutra 800 mm dan pada mesin-mesin dengan garis-garis tebal yang mutakhir sampai 1000 mm. terbuat dari laras baja dan dapat Sekarang sudah banyak mesin dimasukkan ke lubang piringan tenun yang lebar kerjanya

(rlange), digunakan untuk 3,3 m, 4 atau 5,4 m. Untuk mengatasi tekanan radial dan

mengatasi kesulitan pada saat aksial yang ditimbulkan.

Gambar 8.17 Macam-macam Beam Lusi

8.8. Gandar Belakang

1) Mengontrol

tegangan

benang, baik dengan

8.8.1. Macam-macam Gandar

posisinya dan ayunannya

Belakang

waktu bergerak.

2) Meraba tegangan benang Gandar belakang atau back rust

lusi waktu gerakan dirancang untuk menjalankan

penguluran, bila dua fungsi waktu menenun :

menggunakan peralatan.

Bermacam-macam back rest Selanjutnya gandar belakang dibuat sesuai dengan dapat dilbuat lebih sederhana, perbedaan tipe peralatan terdiri dari satu rol atau dua pengontrol tegangan, benang mesin tenun yang menjalankan lusi dan anyaman kain yang tugas berat biasanya dilengkapi diinginkan.

dengan multi rol gandar belakang, tetapi mesin ringan

Apabila digunakan peralatan dan berat kebanyakan penguluran, salah satu rol dilengkapi dengan back rest gandar layang harus dimuati ganda. Rol back rest biasanya tenaga pegas, karena posisinya merupakan rol berputar yang ditentukan oleh kecepatan kecepatan kelilingnya sesuai beam berputar.

dengan penyuapan. Pada mesin tenun berat satu dari dua rol

Apabila digunakan rem lusi, penuh tegangan benang lusi penampilan gandar belakang dari mesin tenun ke peralatan tidak dipengaruhi oleh putaran penguluran. beam lusi dan rol gandar belakang dapat dimuati pegas, Gambar di bawah ini atau digerakkan secara positif menunjukkan bermacam- atau dapat diubat posisinya macam lokasi-lokasi back rest. tetap.

Gambar 8.18

Lokasi Back Rest pada Mesin Tenun

8.8.2. Penyetelan Gandar

sampai 100 mm. Pada

Belakang

beberapa mesin tenun sutra gerakan penguluran benang lusi

Back rest harus disetel dan back rest ditempatkan pada ketinggiannya untuk menjamin suatu dudukan khusus yang penganyaman benang lusi yang dapat dipindahkan beberapa sempurna, ketinggian biasanya puluh cm jauhnya dari mesin. antara 70 sampai 100 mm di atas garis lusi atau antara 60

8.9. Penyetelan Tegangan

sampai 80 mm dibawah garis

Benang Lusi

lusi.

a. Pengereman lusi Pada beberapa benang Pengoperasian rem lusi dimungkinkan untuk menyetel dilakukan oleh tangan operator ulang ketinggian antara 150 sendiri. Penyetelannya a. Pengereman lusi Pada beberapa benang Pengoperasian rem lusi dimungkinkan untuk menyetel dilakukan oleh tangan operator ulang ketinggian antara 150 sendiri. Penyetelannya

yang tepat, disarankan untuk c. Penguluran lusi dan memberi tanda dengan warna

penyuapan yang terputus- atau gambar pada cakra beam

putus

dan tuas bandul. Pada gambar Gandar belakang tidak roda pemutar digunakan untuk behubungan dengan gerakan mengencangkan rem lusi yang penguluran dan mesin tenun dilengkapi dengan piring (dial) berputar melalui suatu posisi yang sudah disetel, tetapi yang sistem penyuapannya tanda-tanda itu tidak sesuai pada posisi naik maksimal siap dengan pengurangan diameter untuk menyatu. Hal itu biasanya gulungan pada beam. Dengan terjadi pada posisi mengetek. rem lusi otomatis jarak Lusi dan kain menjadi kendor maksimal y disetel untuk beam dan seutas tali di belakang penuh. Rol peraba 12 harus digunakan untuk menyetel menekan lusi pada beam. mekanisme penyuapan. Tegangan lusi yang diinginkan Penguluran lusi dihubungkan disetel pada pegas 8.

dengan gandar belakang. Pertama lusi dan kemudian kain

Penguluran benang lusi ditegangkan kembali. Untuk dioperasikan dengan rem lusi menghindari terjadinya bar kain jika sisir pada posisi mengetek pada saat awal gerakan. Harus dan tegangan benang mencapai dilakukan lebih hati-hati maksimal. Pada umumnya rem sehingga ujung kain tidak

lusi seperti pada gambar menjauhi sisir. Mesin tenun tersebut akan mengulur lusi sisap dijalankan dan pakan ketika dilepas oleh gaya S.

dipersiapkan dengan baik dengan cara memutar roda

Rem lusi pada gandar layang pemutar pada peralatan suatu mekanisme yang dinamis penggulung kain. Sesudah yang penampilannya tergantung beberapa pada disisipkan pada kecepatan sudut beam lusi dengan baik-baik peralatan selanjutnya.

penguluran disetel dengan baik dengan menghubungkan ujung

b. Gerakan penguluran lusi kain ke gandar belakang, Penampilan setiap penguluran sementara mesin dijalankan lusi tegantung pada gandar gerakan penguluran dengan b. Gerakan penguluran lusi kain ke gandar belakang, Penampilan setiap penguluran sementara mesin dijalankan lusi tegantung pada gandar gerakan penguluran dengan

water jet daerah anyamannya Rol gandar belakang harus membentuk sudut 36 0 C untuk dipasang horisontal dan vertikal memudahkan mengalirnya air sejajar dengan poros. Untuk dan penyuapan air ke ruang menghindari lusi yang antar kamran. menggelincir salah satu sisi pegas pada kedua sisi mesin Hal ini juga dapat menghasilkan harus kencangkan dengan sudut mulut lusi yang lebih kecil cermat.

dan pelayanan yang lebih mudah. Daerah anyam

8.10. Penggulungan Kain

(weaving plane) yang miring juga digunakan pada mesin

8.10. 1. Pengontrol Kain dan tenun jet. Daerah anyam yang

Benang Lusi

miring memiliki dua kerugian :

1. Tidak dapat menggunakan Pada kebanyakan mesin tenun,

dobby dan jaquard yang benang lusi terbentang, biasa. horizontal dari rol back rest 1,

2. Untuk mesin-mesin lebar melewati silangan 2 (lease rod)

kamran cenderung, dan silangan-silangan serta

menyimpang ke sisi mesin peralatan otomatis lusi putus.

dan karena itu pada bagian Kemudian benang lusi secara

tengah harus diberi individu dicucuk ke gun (heald)

pemandu agar seimbang pada kamran (heald shaft) 4,5,

pada kedua sisi.

dan lubang sisir 6. Daerah tempat benang lusi terbentang

Gambar 8.19

Pengontrol Kain dan Lusi pada Mesin Tenun

8.10. 1. 1. Batang

Silangan gerakan lusi, batang pemisah

(Lease Rod)

harus diikat dengan tali. Kadang-kadang batang silangan

Untuk membantu pemisahan ini dengan sengaja dibuat untuk benang lusi dimungkinkan bisa bergerak untuk tegangan pemisahan berdarakan hasil secara bergantian padalusi penganjian. Batang pemisah (2) genap dan lusi ganjil. Beberapa dan (3) ditempatkan di antara bentuk batang pemisah yang gandar balakang (1) dan biasa disebut cradle (ayunan) kamran (4) dan (5).

digunakan untuk mengatasi jumlah lusi yang lebih banyak

Batang silangan (2) (lebih rapat). Waktu menenun penampangnya lebih besar anyaman polos salah satu “air untuk memisahkan lusi dengan jet” untuk menambah tegangan sudut yang lebih besar,

pada salah satu bagian benang lusi pada waktu pembukaan,

Batang pemisah (3) bentuknya selama pengetekan. datar (flat) untuk mencegah kemungkinan benang putus Ayunan berasal dari rangka pada saat pembukaan

mesin (1) yang dipasangi batang (3) dan tuas (4).

Pembagian batang pemisah Peralatan tersebut disetel untuk benang lusi tidak sama dengan menghasilkan ayunan berasal kamran untuk menghindarai dari cam O, sehingga batang (7) batang pemisah terbawa juga berayun.

Gambar 8.20 Ayunan Batang Silangan

Ketika mulut sudah terbuka dan batang (7) berayun ke atas, benang lusi (8) menjadi tegang dan benang lusi (9) kendor, seperti terlihat pada gambar. Ketika sisir (10) mengetek, pakan (11) yang ditempatkan pada bagian rendah daerah anyam. Pengalaman pabrik memperlihatkan bahwa penggunaan batang silangan berayun telah mampu meningkatkan kerapatan benang 15% sampai 20% dengan tenaga pengetekan yang sama.

Pengontrol Lusi putus dipasang didepan atan kadang-kadang dibelakang batang silangan. Peralatan ini tidak hanya memeriksa keajegan benang

lusi, tetapi juga untuk menyeimbangkan tegangan benang lusi yang beraneka dan juga ikut mempengaruhi pembentukan mulut lusi yang bersih. Hal ini juga menyebabkan putus benang pada mesin tenun yang dilengkapi dengan pengontrol lusi putus, jumlah lusi putusnya berkurang, bila dibandingkan tanpa peralatan tersebut. Ada aturan tertentu untuk menentukan susunan Drop Wire (Kawat Penjatuh) yang dicucuki sehelai benang lusi. Drop Wire tengah harus lebih jauh jaraknya dari penyangga bar, agar kawat penjatuh jatuhnya lebih mudah khususnya pada bagian pinggir. Disatu pihak, sangat tidak diinginkan khususnya untuk mesin tenun yang sangat lebar, bahwa saat jatuhnya kawat penjatuh sesuai lusi, tetapi juga untuk menyeimbangkan tegangan benang lusi yang beraneka dan juga ikut mempengaruhi pembentukan mulut lusi yang bersih. Hal ini juga menyebabkan putus benang pada mesin tenun yang dilengkapi dengan pengontrol lusi putus, jumlah lusi putusnya berkurang, bila dibandingkan tanpa peralatan tersebut. Ada aturan tertentu untuk menentukan susunan Drop Wire (Kawat Penjatuh) yang dicucuki sehelai benang lusi. Drop Wire tengah harus lebih jauh jaraknya dari penyangga bar, agar kawat penjatuh jatuhnya lebih mudah khususnya pada bagian pinggir. Disatu pihak, sangat tidak diinginkan khususnya untuk mesin tenun yang sangat lebar, bahwa saat jatuhnya kawat penjatuh sesuai

yang diinginkan. Temple Pada umumnya lima baris dirancang untuk kebutuhan kawat penjatuh (Drop Wire) yang berbeda-beda. Untuk kain- pada mesin dengan empat kain rumah tangga yang berat sampai enam kamran, karena dan dari sutra halus dan kain harus memberi kelonggaran payung serta beberapa kain wol pada distribusi benang lusi pada dan linen menggunakan temple. kawat penjatuh dan kamran. Prinsip ini tidak berlaku untuk Macam-macam Temple pinggir kain, yang rol Ada bermacam-macam tipe penjatuhnya dipasang pada Temple, yaitu : baris pertama dan terakhir yang - Roller Temple (Rol Temple) lebih dekat agar tidak mudah - Ring Temple (Cincin Temple) putus. Kawat penjatuh dipasang - Clamp Temple (Klem Temple) dengan cara berbeda-beda.

a) Roller Temple Untuk lusi sutra dan filamen, Tipe ini paling banyak garpu kawat penjatuh terendah digunakan (lihat gambar 8.3). dipasang pada bar pemandu Rol dapat berputar dan dan untuk benang elastis dipasang pada poros tetap I dipasang diantara bar pemandu.

kain T lewat disekeliling rol dan dipegang teguh oleh penutup 3.

8.10.1.3 Temple

Penutup dan poros dipasang pada suatu penyangga 4.

Peralatan ini terdiri dari susunan Bagian depan penutup disetel cincin yang bagian luarnya pada jarak 2 mm – 4 mm darai terdapat susunan jarum-jarum posisi sisir waktu mengetek. yang terpasang tetap. Selama

Gambar 8.21 Roller Temple

Temple dipasang pada suatu memberikan efek rentangan bar lurus atau setiap temple yang efisien, rol temple terdiri memiliki pemegang sendiri. dari beberapa ring (5) . Sumbu

Pada mesin tenun teropong ring O 5 bersudut

D dengan yang lebar, pembawa pakan sumbu rol O 1 , sehingga ring

dapat terjepit dimulut lusi dan dapat berputar pada poros 6. karena itu temple harus berpegas. Penutup temple b) Ring Temple dapat dipasang tetap diatas Pinggir kain memasuki temple atau dibawah. Bagian atas sepanjang titik B, yang dipasang penutup dilengkapi dengan dengan penutup tetap 3, dan lubang pengamatan A. Suatu dipegang oleh pin-pin horizontal Multiringring Temple dengan ring 2. Ring 2 ditempatkan pada penutup bawah digunakan poros 1. Pin disusun dalam satu untuk penutup jet.

atau beberapa baris. Untuk kain Fungsi sebuah rol temple yang halus ditempatkan dua adalah menjaga lebar kain agar horizontal pin. selalu sama pada saat disuapkan mengelilingi ring c) Clamp Temple pada titik B (lihat gambar 8.21). Sebuah Clamp Temple bisa Kain yang tidak banyak dilihat pada gambar 59.B. mengkeret cukup menggunakan Clamp bawah 3 bergerak pada satu atau dua pasang rol (2) . poros 4. Clamp terbuka pada Rol terbuat dari logam, karet saat sisir mengetek, ketika atau plastik. Rol Metal terbentuk penyangga N memukul sekrup selubung, sedangkan rol plastik penyetel tuas 6. Ketika sisir berbentuk lonjong beralur pada kembali ke belakang, clamp keliling permukaannya. Kain- bertutup kembali oleh suatu kain yang sempit membutuhkan pegas dan memegang pinggir rol temple berpaku. Untuk kain agar terbentang.

Gambar 8.22 Ring Temple Mendatar

Gambar 8.23 Clamp Temple

8.10.2 Gerakan Penggulung jumlah pakan yang disisipkan

Kain

atau dengan ketebalan pakan yang sudah teranyam. Pada

Mesin tenun moderen biasanya sistem ini dapat digunakan dilengkapi dengan sistem benang pakan yang penggulungan positif, yang kehalusannya beraneka ragam. dirancang untuk benang pakan yang nomornya sama. Sistem

8.10.2.1 Penggulungan Positif

ini menghasilkan penarikan kain secara teratur untuk setiap Penggulungan positif terdiri dari panjang kain tertentu.

dua bagian : yaitu bagian Hasilnya adalah kerapatan penarik dan susunan roda gigi. pakan yang seragam pada Bagian penarik dapat dilakukan setiap jarak tertentu.

oleh sebuah cakra (pawl atau Penggulungan negatif akan oleh suatu susunan roda gigi menarik kain sesuai dengan (gearing).

x Sistem Satu Pawl

Gambar 8.24 Penggulung Kain Satu Pawl

Gerakan penyuapan oleh pawl 4 Putaran gigi rachet R 2 berasal dari ayunan kaki lade diteruskan ke roda gigi melalui bar penarik 1. Karena penggulung E, melalui roda gigi tipe ini tidak dilengkapi dengan

A, X, V, B, C, D dan E. suatu gigi penuh, maka untuk Kecepatan penarikan kain mengatasi pembalikan arah tergantung pada jumlah gigi putaran dipasang pal penahan roda. Roda gigi diatas dan pada

7. diameter gandar parut R.

b) Sistem Multi Pawl

Gambar 8.25 Penggulungan Sistem Multi Pawl

Untuk menenun sutra atau berbeda dengan sistem satu filamen dibutuhkan suatu pawl, hanya disini terdiri dari 1 penarikan yang halus (tidak gigi rachet, 2 gigi payung, 2 gigi terputus-putus). Pada dasarnya ulir (worm) dan 1 roda gigi susunan roda gigi tidak banyak biasa.

x Sistem Putaran Rol Tetap

Gambar 8.26 Penggulungan Tanpa Pawl

Pada mesin tenun moderen Hal ini juga akan menentukan suatu putaran rol penarik yang efisiensi proses pertenunan. terus menerus (kontinyu) dapat menghasilkan kain yang lebih

8.11.1 Macam-macam Cam

rata, halus dan tidak banyak menimbulkan cacat kain. Sesuai dengan tipe cam yang Seperti sistem yang lain. Mesin digunakan, pembukaan mulut ini dilengkapi dengan roda gigi lusi dibagi menjadi dua kategori ganti (Change Gear) D, yang x Pembukaan mulut lusi akan menentukan kerapatan

dengan cam negatif benang pakan per satuan x Peralatan ini dilengkapi panjang.

dengan pembalik putaran Jumlah gigi roda gigi ini bisa x Pembukaan mulut lusi

dihitung dengan rumus. dengan Heald Shaft (kamran) positip, sistem ini

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2