Mekanisme roda gigi

8.14.3 Mekanisme roda gigi

Gambar 8.47 Mekanisme Roda Gigi

Mekanisme roda gigi lain (8), karena akan diperlihatkan pada gambar memerlukan banyak ruang 8.47A, digerakkan oleh roda gigi apabila ditempatkan pada roda (2), pada poros pukulan mesin gigi (2). Hasilnya adalah tenun. Roda gigi 3 dibawa oleh flywheel (roda penyeimbang) paja engkol (4) yang akan terpisah dari kaki lade (6) berhubungan dengan roda dengan dua roda gigi. Untuk penghubung (5). Pusat menghindarkan dampak negatif perputaran roda gigi (3) terletak dalam mekanisme, maka pada kaki lade (6). Roda pembuatan roda gigi harus yang penstabil, kopling dan rem akurat. harus ditempatkan pada poros

8.14.4 Mekanisme Khusus

Sebelum pakan diketek pakan harus keluar sama

Mekanisme khusus pengetekan sekali dari mulut lusi, dibuat dengan cara sehingga sehelai pakan menggabungkan gerak yang bebas dengan panjang kinematik pasangan-pasangan

tertentu diletakkan pada link (mata rantai) seperti cam,

mulut lusi sebelum pakan roda gigi, atau rocker arm agar

berikutnya mengganti cocok dengan benang yang

tempatnya. Pada sisi handel digunakan.

mesin tenun, pakan bebas panjangnya a R , hampir sama

8.15 Penyisipan Pakan

dengan 400 mm, dan pada sisi mesin lain pakan bebas

8.15.1 Penyisipan

Pakan

yang tertinggal sekitar 150

dengan Teropong

mm. Jika lebar kain dikurangi, pakan bebas

Benang pakan disisipkan pada bertambah dan resiko mulut lusi dengan terjadinya lengkungan

menggunakan shuttle benang akan bertambah (teropong) (1), yang didalamnya

apabila menggunakan terdapat gulungan benang pada

pakan dengan twist tinggi. pirn (bobin palet) (2). Benang

lusi (3) terulur dari pirn dan II. Pada saat peluncuran direntangkan selebar kain pada

berikutnya, pakan harus saat penyisipan (gambar 8.48)

tergulung pada pirn, jika tanpa menggesek benang lusi.

tidak jumlah panjang pakan

I. Jika teropong tidak bebas didalam mulut lusi memantul pada saat tiba

akan ditarik kembali. dikotak teropong, benang pakan akan tegang sebelum

diketek pada kain dan kualitas kain baik.

Gambar 8.48 Penenunan dengan Shuttle

Karena teropong bergerak kaki lade. Posisi maksimal dengan kecepatan penuh,

teropong L disisi kiri dan L memulai peluncuran dengan

disisi kanan tidak bervariasi, pakan tidak tergulung akan

sehingga ketika menenun menimbulkan dampak pada

kain yang lebih sempit

benang menjadi lebih melintasi lebar kain b, tegang.

teropong memerlukan waktu Ketika peluncuran pakan

yang lebih lama, karena telah selesai dan benang

harus menempuh jalan yang pakan tidak memisah dari

tidak produktif. Seluruh lade kain, tetapi melipat dipinggir

yang meliputi dasar luncur, kain selama peluncuran

sisir, kotak teropong dan pakan berikutnya, maka kaki lade beratnya antara 70

pinggir kain dengan benang kg – 80 kg pada mesin pakan yang teranyam akan

tenun yang lebarnya b =1,20 diproduksi pada kedua sisi.

m dan untuk b = 3 m, Selama benang pakan tidak

beratnya bertambah antara tergulung pada sebuah pirn,

120 kg – 180 kg. Massa tidak akan menghasilkan

yang besar yang limbah, hanya pirn telah

menampilkan gerakan bolak meluncurkan dua benang

balik, dapat menimbulkan pakan A yang membentuk

ketidakrataan pada jalan pinggir kain pada pergantian

mesin dan menunjukkan sisi mesin. Dasar luncur salah satu faktor pada

bersama sistem penambahan kecepatan pengereman teropong mesin.

bergerak karena ayunan

8.15.1.1 Teropong (Shuttle)

Gambar 8.49 Shuttle

Badan teropong (1), terbuat dari kayu keras yang diuapi dan dipres (ditekan) pada kedua ujungnya diberi baja runcing (tip) (9) dengan sekat fibre (10). Dibagian teropong terpasang pada bridge (jembatan) (2), penyisip (3) dan collet (4). Dibagian belakang ditempatkan mata penyalur benang (6), yang kebanyakan dilengkapi dengan penegang (7). Pin (11) dijepit dengan ring baja (11) didalam collet teropong untuk mencegah baloning pada waktu mengulur pakan U didalam teropong. Sisi bagian dalam teropong diberi bulu-bulu atau sikat nylon (5). Dibagian muka terdapat lubang

A, untuk dilewati benang. Alur B untuk penempatan pakan yang akan keluar dan C untuk batas pemotong benang.

8.15.1.2 Mekanisme Penyisipan Pakan dengan Cam

Teropong yang banyak digunakan adalah mesin tenun yang peluncuran pakannya menggunakan mekanisme cam (gambar 8.50). Poros pukulan (7), berada diatas poros bawah (4) dengan cam pemukul (5), gerakan percepatan diteruskan lewat tuas pemukul (8), bar penarik (9) dan sabuk (10), ke tongkat pemukul (3), dengan pemukul (picker) (2). Picker (2) harus menampilkan pukulan lurus, dan karena efek gerak ini, picking stick (3) dipasang pada empat mata rantai gerak (12),( 13), (14) dan (15). Unit ini bersama picking stick dan dasar luncur dengan sisir yang berayun pada poros (11), yang disebut poros kaki lade atau rocking shaft.

Gambar 8.50 Mekanisme Pukulan

Susunan mekanisme pukulan tergantung pada ketinggian (gambar 8.50) memberikan bracket (12). keuntungan, yaitu penyetelan shuttle yang mudah. Dalam

8.15.2 Penyisipan Pakan pada

penyetelan kecepatan teropong

Mesin Tenun tanpa dilakukan dengan mengubah Teropong

jarak y dan x. Bar penarik (9) dan (10) selalu dalam posisi Mesin tenun tanpa teropong

horizontal,perubahan sudut D atau shuttleless loom ada tiga dan B tidak terjadi secara katagori, yaitu : praktis. Kecepatan teropong x penyisipan pakan sistem jet, bertambah, tetapi karakter jarak

yang terbagi lagi menjadi pukulan dalam hubungannya

dua tipe, yaitu : dengan waktu pukulan masih - Air jet loom, mesin tenun tetap sama.

sistem semburan udara Suatu kekurangan sistem ini - Water jet loom, mesin tenun

adalah tidak mempunyai ruang sistem semburan air untuk menambah radius utama x Penyisipan pakan sistem cam 5. Posisi poros bawah

rapier

disesuaikan dengan gerak lurus x Penyisipan pakan sistem (12) dan (15) dan tidak

gripper projectile

8.15.2.1 Penyisipan Pakan

karena ada perbedaan

Sistem Jet

kecepatan relatif antara air/udara dengan benang

Pakan disisipkan melalui pakan. Prinsip penyisipan pakan sebuah llubang kecil yang sistem jet dapat dilihat pada disebut “nozzle”. Kekuatan gambar 8.51. untuk meluncurkan pakan Sistem jet ini dilengkapi dengan berasal dari tenaga semburan alat pengukur panjang pakan air atau udara pakan meluncur yang akan diluncurkan.

Gambar 8.51

Sistem Penyisipan Pakan pada Jet Loom

Benang pakan (2) ditarik dari simbole dibawah ini cone (1) dan melalui mata menyatakan tabung T. Simbol-

pemandu (guide eye) dan simbol di bawah ini tensioner (3). Alat pengukur menyatakan : panjang, mengukur panjang

A = Sisir

pakan yang akan diluncurkan.

B = Lembar lusi

Pemegang (holder) (9) C = Kain tenun memegang teguh benang pakan

D = Pemotong Pakan setelah disisipkan. Air atau

E dan F = anyaman leno udara dipasok lewat nozzle (10) Untuk pinggir kain melalui tabung T. Simbol-

Tahap-tahap peluncuran pakan kain dan pemotong D adalah sebagai berikut :

memotong pakan dekat

I. Sisir A bergerak ke nozzle. Secara serentak belakang, meteran (7)

benang pakan dipinggir kain

mempersiapkan panjang diamankan oleh anyaman pakan yang akan leno. diluncurkan.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2