Proses Penghanian Maka berdasarkan tersebut di

7.4 Proses Penghanian Maka berdasarkan tersebut di

(Warping)

atas, maka cara penghanian dapat digolongkan sebagai

7.4.1 Tujuan Proses berikut :

x Penghanian langsung dari bobin yang ditempatkan Tujuan proses penghanian

Penghanian

pada rak hani ke bum tenun adalah untuk menggulung

tanpa melalui larutan kanji. benang lusi dengan arah x Penghanian sementara : gulungan sejajar pada bum hani - Menghani langsung dari (bum lusi) atau (bum tenun).

bobin-bobin yang Benang yang akan digulung

ditempatkan pada rak hani dapat berasal dari gulungan

ke bum lusi atau bum hani, benang bentuk kerucut (cone),

kemudian dari beberapa kemudian dari beberapa

panjang dari panjang kain - Menghani langsung dari

yang akan dibuat. bobin-bobin yang

gulungan ditempatkan pada rak hani

benang pada bum tenun ke bum hani setelah

harus rata.

melewati larutan kanji. Kemudian dari beberapa

lurus dengan pika bum. bum hani ( warp beam) dilakukan

terpasang simetris pada penggulungan/penyatuan

pipa bum tenun atau sisa kebum tenun.

ujung pipa bum tenun di luar Pada proses penghanian piringan kanan dan kiri sama

dilakukan proses penggulungan

panjang.

dengan : panjang tertentu, lebar

tertentu, jumlah lusi tertentu dan

7.4.3 Pemilihan Gulungan

tegangan yang sama. Yang

Benang

pada

kesemuanya hal tersebut

Bobin

disesuaikan dengan rapot hanian atau harus sesuai Pada proses penghanian, dengan persyaratan kain yang gulungan benang yang akan akan dibuat.

dihani dapat langsung berasal Persyaratan gulungan benang dari pabrik pemintalan.

pada bum tenun yang iap/baik Gulungan benang dari untuk digunakan :

pemintalan dapat langsung yang digunakan pada proses

digulung harus sama penghanian dan ada yang di panjang

rewinding terlebih dahulu sebelum digunakan.

digulung harus sejajar Gulungan benang yang berasal dari pabrik pemintalan dan

bum tenun harus seoptimal langsung digunakan pada mungkin

proses penghanian mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai

hani/tenun mempunyaii berikut : kekerasan yang cukup atau x Besar gulungan benang setiap lapis gulungan kadang-kadang tidak sama, benang mempunyai sehingga penggantian tegangan yang sama

gulungan benang sering dilakukan dengan waktu

tenun harus lebih lebar dari habis yang tidak sama, pada lebar cucukan pada

dengan demikian maka sisir tenun.

stppage (berhentinya mesin) stppage (berhentinya mesin)

penerikan seperti ini mempunyai x Gulungan benang yang tidak kelemahan sebagai berikut :

sama besar akan x Kecepatan penarikan mengakibatkan tegangan

benang tidak dapat tinggi, tidak sama selama karena bobin ikut berputar, penghanian.

sehingga kalau x Penggantian

kecepatannya tinggi bobin benang yang sering akan bergelar dan akan dilakukan akan mengganggu kerataan mengakibatkan

gulungan

benang.

memperbanyak sambungan x Tegangan benang selama benang dan akan proses tidak sama. mempengaruhi mutu Tegangan yang terjadi pada (kwalitas) kain. Sambungan

waktu diameter gulungan, yang banyak akan berbeda dengan pada waktu memperbesar kemungkinan

diameter gulungan benang putus lagi karena

mengecil.

sambungan yang kurang x Karena massa gulungan baik.

benang, maka diperlukan x Kesalahan yang terjadi di

gaya tarikan yang besar. pemintalan akan terbawa ke

Jika gaya tarikan yang bum tenun, sehingga akan

diperlukan ini melampaui mengganggu proses kekuatan benangnya, maka penenunan dan akan benang akan putus. menurunkan mutu kain.

x Jika penarikan benang berhenti, gulungan benang

7.4.4 Cara Penarikan Benang

akan terus berputar karena adanya gaya centrifugal.

Ada dua cara penarikan benang Keadaan ini akan dari bobin yang ditempatkan

menimbulkan kesulitan pada pada rak hani (creel) :

proses penghanian. x Volume gulungan benang biasanya kecil, sehingga harus sering mengganti bobin, yang mengakibatkan

7.4.4.1 Penarikan

Benang

stppage besar dan efisiensi

Tegak Lurus dengan

turun.

Poros Bobin

Walaupun cara penerikan Cara penarikan seperti ini tersebut di atas mempunyai biasanya digunakan pada kelemahan, kadang-kadang gulungan benang yang masih dilakukan pada keadaan Walaupun cara penerikan Cara penarikan seperti ini tersebut di atas mempunyai biasanya digunakan pada kelemahan, kadang-kadang gulungan benang yang masih dilakukan pada keadaan

membuat kain yang 7.4.5 Mesin Hani Seksi

menggunakan benang-benang

Silinder (Cylinder

filamen atau benang-benang

Sectional Warping

mempunyai permukaan licin

Machine)

sehingga gulungan benang dibuat dalam bentuk bobin Mesin hani ini proses cakra di samping itu bila jumlah penghaniannya dilakukan pesanan kain kecil atau dengan membagi benang lusi perusahaan-perusahaan kecil.

menjadi seksi-seksi. Misalnya benang lusi yang harus dihani

7.4.4.2 Penarikan

6000 helai dengan lebar 180 Sejajar (Segaris) cm, maka proses

Benang

dengan Poros Bobin

penghaniannya dilakukan dengan membagi benang-

Cara penarikan seperti ini benang lusi tersebut menjadi biasanya digunakan pada 10 seksi setiap seksi terdiri dari gulungan benang yang 600 helai dengan lebar 18 cm. berbentuk kerucut (cone), cara Kemudian dari 10 bum hani penarikan ini lebih baik dari disatukan ke dalam bum tenun pada cara penarikan yang tegak dengan lebar bum 180 cm lurus dengan poros bobin, menggunakan ”Beaming karena beberapa kelemahan- Machine”. kelemahan tersebut di atas dapat diatasi/dihilangkan.

7.4.5.1 Bagian-bagian Peralatan Mesin Hani Seksi Silinder

(a) Gambar perspektif

(b) Pandangan samping dan atas mesin

Gambar 7.42

Cylinder Sectional Warping Machine

Keterangan : oleh penggeraknya, sehingga

1. Creel untuk menjaga agar tegangan

2. Sisir silang benang pada bum hani selalu

3. Sisir Ekspansi tetap sama, baik pada waktu

4. Bum hani diameter gulungan benang pada bum hani kecil maupun besar,

7.4.5.2 Proses Menghani

pada mesin tersebut diperlengkapi peralatan

Gulungan benang yang telah pengatur kecepatan putar bum siap dikerjakan dipasang pada hani. Apabila diameter gulungan rak hani (creel) (1) sesuai benang bertambah besar, dengan corak lusi yang telah kecepatan putaran bum hani direncanakan.

semakin lambat.

Ujung-ujung benang dari creel Gulungan-gulungan pada bum ditarik kemudian dilewatkan sisir hani kemudian disatukan dan silang (2) yang berfungsi untuk digulung pada bum tenun mensejajarkan setiap helai menggunakan mesin Beaming. benang. Selanjutnya benang dilewatkan pada sisir ekspansi (3) kemudian digulung pada bum hani (4). Bum hani diputarkan secara langsung

7.4.6 Mesin Hani Seksi Kelemahan dari mesin ini Kerucut (Cone adalah :

Sectional Warping Machine)

benang pada bum kadang- kadang tidak sama besar.

Proses penghanian dilakukan dengan menggulung benang-

produksi (produksi besar- benang lusi dalam bentuk band-

besaran).

band (tapes) pada tambur (tromel). Band-band benang lusi

tersebut digulung berjajaran

7.4.6.1 Bagian-bagian mesin

satu dengan lainnya, sehingga

hani seksi kerucut

selebar bum tenun. Banyaknya

benang lusi yang digulung x Rak Hani (Creel) dalam seluruh band-band x Sisir Silang (Leasing Reed) tersebut, sama dengan jumlah x Mesin Hani (Warping benang lusi yang diperlukan.

Machine)

Banyaknya benang-benang lusi x Mesin Penggulung Bum pada tiap-tiap band dapat sama

(Beaming Machine) dan juga dapat tidak sama.

Gambar 7.43 Skema Mesin Hani Seksi Kerucut

Keterangan :

2. Rol Pengantar

1. Creel (Rak Hani)

3. Sisir Silang

4. Rol Pengantar Kapasitas Creel 200 sampai

5. Sisir Hani 500 bobin dan tidak

6. Rol Pengantar diperlengkapi dengan alat

7. Rol Pengantar penjaga benang putus dan alat

8. Drum (Tambur) pengatur tegangan benang

9. Rol Pengantar sehingga tidak digunakan pada (Penegang)

mesin hani yang mempunyai

10. Bum Tenun kecepatan yang tinggi. Dengan demikian Creel bentuk

V ini hanya digunakan untuk

1) Creel (Rak Hani, Rak jumlah produksi yang kecil. Kelosan)

b) Creel berjajar ke belakang Creel ini fungsinya adalah untuk menempatkan gulungan benang Creel ini pada umumnya (kelosan) yang akan dihani.

digunakan untuk massa Macam-macam bentuk rak hani produksi (produksi yang lebih (Creel) :

besar dan dapat digunakan

a) Creel bentuk V untuk mesin hani yang mempunyai kecepatan yang

Creel bentuk V ini gulungan tinggi. Pada Creel diperlengkapi benang yang akan dihani pada dengan alat pengatur umumnya bentuk silinder atau tengangan/pembersih benang Cakra dengan penarikan tegak dan juga diperlengkapi dengan lurus dengan sumbu bobin.

alat penjaga benang putus.

Gambar 7.44 Creel tanpa Spindel Cadangan

Gambar 7.45 Creel dengan Spindel Cadangan

Gambar 7.46 Creel dengan kereta dorong

Gambar 7.47 Creel bentuk V

Bagian-bagian peralatan yang dan tidak terganggu oleh penting pada Creel :

gulungan benang pada Bobin

cones, dengan kata lain Spindel Bobin dipasang

penarikan benang berjalan pada pemegangnya dalam

dengan lancar.

kedudukan yang kuat Dalam hal ini juga sehingga kedudukan ditentukan jarak antara gulungan benang pada

ujung gulungan benang waktu mesin jalan tidak

dengan pengantar benang goyang.

(pengatur tegangan) Jarak Spindel bobin yang

sebagai standar ditetapkan satu dengan lainnya diatur

dengan jarak 30 cm. bila gulungan dipasang pada

Dalam menetapkan jarak spindel bobin permukaan

tersebut, poros cone benang gulungan benang tidak

atau ujung spindel harus saling bersinggungan dan

lurus dengan lubang dari balooning yang terjadi dari

pengatur tegangan. penarikan benang akan baik

Gambar 7.48

Cara Penempatan Spindel dan Pengantar Benang

(Pengatur Tegangan)

Macam-macam alat Tegangan

Pengatur

pengatur tegangan : Pengatur tegangan adalah

Bentuk dari alat pengatur pengantar benang yang

tegangan tergantung dari pertama yang dilalui benang

bahan benang yang dari bobin (gulungan dikerjakan. benang).

x Pengatur tegangan type Sesuai dengan namanya

universal

alat ini berfungsi untuk Pada type ini benang mengatur tegangan benang

dilewatkan pada beberapa sehingga seluruh benang

pena sehingga jalannya mempunyai tegangan yang

tidak lurus, beberapa pena sama. Seperti halnya dalam

sehingga jalannya tidak mengatur tegangan benang

lurus, beberapa pena diberi dalam mesin kelos, dalam

cincin pemberat. Untuk mesin hani juga benang-

mengatur tegangan dapat benang diatur tegangannya

dilakukan dengan cara : dengan alat pengatur - Mengatur berat cincin tegangan yang - Mengaur kedudukan pena mempergunakan cincin atau pemberat.

Gambar 7.49 Pengatur Tegangan type Universal

x Pengatur tegangan type kapas

Type ini dimaksudkan yang umum dipergunakan untuk benang kapas. Namun demikian dapat juga diper gunakan untuk benang-be nang dari serat buatan. Pada prinsipnya alat penga tur tegangan adalah sama hanya beda konstruksinya. Yang membedakan bentuk adalah karena benang- benang mempunyai sifat yang berbeda dari masing- masing macam bahannya sehingga sesuai dengan sifat itu maka diperlukan peralatan yang khusus. Pengatur tegangan type ini juga diperlengkapi dengan

cincin pemberat sehingga untuk mengatur tegangan benang dapat diatur dengan menambahkan atau mengu rangi berat cincin sehingga mendapatkan tegangan benang yang diinginkan.

Gambar 7.50 Pengatur Tegangan Type Kapas

Sisir silang ini pada Untuk mendapatkan penarikan

umumnya digunakan untuk benang yang baik pada waktu

pengahanian dengan terjadi proses penghanian,

ketetalan lusi rendah dan sehingga balooning yang terjadi

tidak memerlukan pengajian tidak terganggu oleh gulungan

setelah penghanian. benang yang lain maka pemasangan pengantar benang (pengatur tegangan) diatur sebagai berikut :

x Poros spindel harus lurus dengan lubang pengantar

benang. x Ujung spindel dengan pengantar benang berjarak + 30 cm.

2) Sisir Silang

Pada mesin hani seksi kerucut sisir silang berfungsi untuk

Gambar 7.51 memisahkan antar benang yang

Sisir Silang dengan 2 Silangan satu dengan lainnya, sehingga letak benang dalam band-band

silang ganda selalu tetap seperti yang telah

Sisir silang ini digunakan ditentukan dalam raport hanian

untuk membantu pemisahan dan benang supaya terletak

benang-benang pada mesin sejajar tidak menyilangkan pada

penganjian atau pada mesin waktu di mesin tenun.

tenun yang menggunakan

a) Macam-macam sisir silang benang-benang lusi dengan ketetalan yang tinggi.

Sisir silang ada beberapa Pemisahan benang dengan macam, tergantung pada sisir silang ganda ini bisa pemisahan benang yang terdiri dari 3, 4, 5 atau 6 diinginkan.

silangan tergantung dari jenis sisir silang ganda yang

silangan benang

digunakan.

Gambar 7.52 Sisir Silang Ganda

b) Bagian-bagian peralatan sisir silang

Gambar 7.53 Peralatan Sisir Silang

Untuk membuat silangan sisir silang dengan perantaraan benang dengan menaikturunkan lever (13)

Gambar 7.54 Jalan Benang pada Sisir Silang

c) Penarikan benang-benang mempunyai nomor urut yang

dari creel betul dan tidak akan tertukar, penarikan benang-benang dari

Seluruh gulungan benang creel sampai pada sisir silang dalam creel ujung benangnya ada 2 macam cara penarikan ditarik ke depan creel dan yaitu : gulungan benang disusun berderet dalam satu bidang

Benang nomor 1 paling kiri dengan dilewatkan pada depan berasal dari gulungan peralatan pengatur benang paling belakang tegangan/pembersih benang,

tingkat A nomor 20 adalah pengantar benang yang benang terakhir paling depat dilengkapi dengan penjaga

dari deret tingkat a. benang ptus kemudian Selanjutnya pindah creel ke dilakukan pada sisir silang.

dua sebelah kanan dimulai Agar tidak sulit untuk dari benang no. 201 paling

menyambung benang bila kiri depan dari tingkat j dan terjadi benang putus dan

no. 220 adalah benang mencari gulungan benang mana

terakhir paling belakang. yang terganggu kelancarannya, maka penempatan gulungan benang diberi nomor urut menurut cara penarikannya, sehingga deret benang di depan terakhir paling belakang. yang terganggu kelancarannya, maka penempatan gulungan benang diberi nomor urut menurut cara penarikannya, sehingga deret benang di depan

Dalam penarikan tegak, rak sebelah kanan, urutan benang ditarik baris demi

dimulai dari baris depan ke baris sebagai berikut :

belakang dari atas ke bawah Untuk rak sebelah kiri urutan

(201 – 210). Selanjutnya dimulai dari kelos paling

bergeser satu baris ke belakang atas ke bawah ( 1-

belakang dan seterusnya

10 ) selanjutnya bergeser sehingga berakhir pada datu baris ke depan

baris paling belakang (301 – seterusnya sehingga 400)

Gambar 7.55 Penarikan Datar

Gambar 7.56 Penarikan Tegak

3) Mesin Hani (Warping Proses penghanian pada mesin Machine)

hani seksi kerucut ini, benang- benang yang ditarik dari creel hani seksi kerucut ini, benang- benang yang ditarik dari creel

pada mesin hani biasanya mesin hani dengan urutan

rendah yaitu no. 30 sebagai berikut :

sehingga untuk pencucukan benang pada sisir hani akan

hani lebih banyak bila Sisir hani berfungsi untuk

dibandingkan pencucukan mengatur lebar lusi, pada sisir tenun. sehingga sesuai dengan

Untuk menyesuaikan jumlah lebar band lusi yang

benang dalam persatuan dikehendaki.

panjang yang sama dengan x Macam-macam sisir hani

rencana dalam tenunan

1. Sisir hani lurus maka dalam sisir hani

2. Sisir hani bentuk V biasanya dimiringkan

3. Sisir hani bentuk kipas sisirnya atau distel sudutnya untuk sisir bentuk V dan

dikebawahkan atau kebawahkan untuk sisir berntuk kipas.

Contoh perhitungan

- Jumlah benang dalam 1

band 600 helai - Lebar lusi dalam 1 band

10 inch

Gambar 7.57 - Nomor sisir yang digunakan Sisir Hani

No. 30 Penyelsaian :

x Penomoran sisir hani Penomoran sisir hani sama - Jumlah lubang sisir dalam

dengan sisir tenun yaitu 10 inch

nomor sisir menyatakan

u 10

150 lubang

jumlah lubang (celah) sisir

dalam 2 inch. Misal, sisir - Jumlah benang dalam 1 hani no. 30 artinya setiap 2

lubang

inch jumlah lubang sisirnya ada 30 lubang.

600 4 helai

x Cara pencucukan benang pada sisir hani

Pada waktu band lusi pertama akan digulung pada drum yang terlebih dahulu sudah dipasang silangan setelah menempuh pada kayu drum maka lebar band akan lebih dari 10 inch, dengan demikian untuk mengatur supaya lebar band tersebut tepat 10 inch maka harus mengatur kedudukan sisir hani sesuai dengan bentuk sisir hani yang digunakan.

hanian (lenght counter) Benang lusi dalam bentuk band ini dilewatkan pada rol pengukur panjang hanian yang dilapisi vilt. Pada rol pengukur panjang hanian diperlengkapi dengan rol pengantar yang berfungsi untuk menekan benang (band) sehingga benang- benang dapat bersinggungan/bergesekan dengan rol pengukur panjang hanian. Pada poros rol pengukur panjang hanian ini dihubungkan dengan alat penghitung panjang hanian (length counter) yang

fungsinya untuk menentukan panjang lusi pada penghanian band pertama sedang band yang kedua dan seterusnya panjang hanian digunakan penghitung putaran drum (revolution counter).

Setelah melalui rol pengukur panjang hanian darol pengantar, kemudian ujung benang disatukan dan dibuat simpul, yang selanjutnya dikaitkan pada pen yang terletak pada drum. Drum dihubungkan dengan alat pengukur putaran drum yang berfungsi untuk mengukur jumlah putaran drum yang dibutuhkan untuk panjang hanian setiap band benang. Pada drum terdapat bagian untuk membentuk kerucut pada band lusi.

a) Bagian-bagian

peralatan penting pada mesin hani seksi kerucut

Gambar 7.58 Mesin Hani Seksi Kerucut Type K-50-III

Keterangan :

7.13 Push Button Switch

7.5 Motor (Switch Motor)

7.6 Connecting Gera Handle

7.14 Traversing Gear Handle (Handel Penghubung

(Handel Gigi Penghantar) Roda Gigi)

7.15 Drive Pedal (Pedal

7.7 Elevation Wing Penjalan) (Pembentuk Sudut

7.16 Stop Pedal (Pedal Kerucut Gulungan

Pemberhenti) Benang)

7.17 Traveling Handle (Handel

7.8 Length (Pengukur Penggeser Sisir Hani) Panjang)

7.9 Front Reed (Sisir Hani,

7.4.6.2 Proses menghani

Sisir Ekspansi)

7.10 Warping Drum (Tambur,

1. Menyetel penggeseran band Tromel)

lusi dan sudut kerucut

7.11 Brake Handle (Handel Pengerem)

Pada penghanian pertama, sisir

7.12 Revolution Counter hani bergeser ke kiri ke arah (Pengukur Putaran Drum)

kerucut sehingga benang yang terletak pada sisi luar dari band

lusi terletak tepat pada sudut yang dibentuk oleh kerucut dan drum. Pada waktu drum berputar, benang-benang berangsur-angsur naik melalui sisi miring kerucut, yaitu karena gerakan-gerakan dari bagian- bagian mesin yang menggeser sisir hani ke arah luar ( ke kiri). Untuk band benang yang tetalnya tinggi dan tidak mudah menggeser atau tergelincir, sudut kerucut distel curam. Untuk band benang yang tetalnya rendah, sudut kerucut distel lebih datar. Sudut kerucut yang tidak tepat dapat mengakibatkan penggulungan dan tegangan benang yang tidak rata, sehingga akan mengakibatkan cacat pada kainnya. Untuk menghindari hal ini dapat dilakukan dengan cara :

disesuaikan dengan nomer

benang dan tetal benang lusi

penggeseran band lusi yang disesuaikan dengan panjang lusi.

Untuk penghanian yang panjangnya lebih besar penggeseran band lusi tidak dapat dilakukan lebih cepat, mengingat panjang sisi kerucut yang terbatas / tidak mengijinkan. Oleh karena itu makin panjang lusi yang dihani penggeseran band lusi harus lebih sedikit/pendek, begitu pula sudut kerucutnya harus lebih curam, dengan maksud agar lusi dapat digulung semuanya pada sisi kerucut. Untuk menghitung penggeseran band lusi dan sudut kerucut pada mesin hani seksi kerucut type K-50-III memberikan rumus sebagai berikut :

- Penggeseran band lusi (X) :

yang drum putaran drum

maksimal kerucut sudut kerja lebar kerja ) (

- Putaran drum yang diperlukan :

putaran Drum Keliling Drum

hanian Panjang hanian

Untuk menentukan besarnya sudut kerucut terlebih dahulu harus menghitung bilangan konstantanya yang kemudian

untuk melihat besarnya sudut kerucut yang tertera pada tabel.

- Bilangan konstanta sudut kerucut (Y) :

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2