Mesin Tenun Multiphase

8.1.5 Mesin Tenun Multiphase

Hasil mesin tenun satu phase batasi oleh gerakan pembukaan mulut lusi, peluncuran pakan dan pengetekan peluncuran pakan hanya terjadi satu interval pada pembukaan mulut lusi yang terjadi serentak. Pada multifase terjadi beberapa kali pembukaan secara berurutan dan benang pakan disisipkan oleh beberapa pembawanya (Carrier). Penyisihan benang pakan pada mesin tenun bundar telah dirancang pada akhir abad ke

19 dan sebelum perang dunia I mesin tenun budar dengan diameter kecil telah diproduksi secara komersial. Setelah perang dunia II kaliling mesin tenun bundar mencapai 3,60 m.

Hasil mesin tenun bundar Dobi pertama dioperasikan mutunya kurang baik dan hanya dengan sistem kartu berlubang cocok untuk menenun kain hasil karya B. Bouchome pada pembungkus atau karung- tahun 1725. Suatu mesin karung dengan alasan diatas pengontrol tenun naik mesin tenun multifase kelompok-kelompok tali harnas berbentuk empat persegi yang dimuati kawat gun telah panjang telah dikembangkan dirancang oleh J.M. Jacquard dan telah diuji hasilnya tahun 1805 dan sampai diberbagai tempat yang sekarang dikenal dengan mesin berbeda. Pemakaian mesin Jacquard. Mesin yang dapat tenun multifase secara menggunakan beberapa komersial telah berlangsung teropong secara bergantian sejak tahun 1982.

untuk mendapatkan corak warna diciptakan oleh J.P. Reid

8.1.6 Kombinasi Tenun dan dan T. Johnson pada tahun

Rajut

1835 ; pada tahun 1868 mesin yang lebih sempurna yang

Kecenderungan pengembangan dikendalikan melalui gerakan yang lain dalam produksi tapet (cam) diciptakan oleh pembuatan kain tenun adalah perusahaan hacking dan dengan menjeratkan kain dipasarkan tahun 1868. bahan kain rajut dengan benang

seperti kain tenun. Sistem ini 8.2 Pemilihan Mesin Tenun

diperoleh dengan menyilangkan

benang lusi atau benang pakan Mesi tenun yang akan dipilih yang disisipkan pada kain rajut untuk meproduksi kain harus lusi atau kain rajut pakan. dipertimbangkan dengan cermat

Sistem lain adalah benang sehingga dapat menghasilkan pakan disisipkan dengan cara kain dengan spesifikasi tertentu rajut pada mesin tenun.

mungkin tidak cocok untuk membuat kain yang diinginkan

8.1.7 Peralatan Pembentuk

atau dengan kata lain tidak ada

Corak

mesin tenun yang memiliki fitur atau kemampuan yang serba

Kebutuhan untuk membuat kain lengkap. bercorak telah disarankan pada Pemilihan mesin Tenun ere alat tenun tangan (hanloom) dipertimbangkan berdasarkan ilustrasi tertua yang dikenal hal-hal sebagai berikut ; tentang peralatan pembentuk corak tercantum pada buku

8.2.1 Berdasarkan

Jenis

gambar Cina yang berasal dari

Barang

abad 12.

a. Mesin tenun harus Peralatan ini kemampuannya dirancang dengan kontruksi terbatas dan akan bekerja tertentu bila akan digunakan efektif apabila jumlah kamran untuk benang serat alam /heald shaft yang terutama untuk benang lusi.

dikendalikannya maksimal 8 buah

b. Untuk mengolah benang Peralatan dobi bisa mengontrol kapas atau wol, mesin tenun kamran lebih banyak antara 12 harus dirancang dengan sd 32 kamran tenaga penggerak yang Peralatan Jacquard dapat memadai untuk mengatasi mengontrol benang lusi secara geakan pembukaan mulut individu, helai demi helai dan lusi, terutama benang lusi kapasitasnya antara 100 sd yang kerapatannya tinggi.

4000 helai. Untuk membuat kain tenun dengan anyaman khusus,

c. Untuk menenun benang mesin tenun dirancang sesuai sutra, mesin tenun harus dengan tujuannya, misalnya : dibuat lebih panjang untuk - Mesin handuk memiliki 2 memudahkan penanganan

buah beam lusi dan sistem benang lusi sehingga pengetekan sendiri menghasilkan kain yang - Untuk

menghasilkan kenampakannya lebih baik.

anyaman leno, peralatan kawat gun bentuk, ukuran

d. Untuk menenun benang dan sistem kerjanya sendiri. kapas / wol, yang menghasilkan gulungan

8.2.3 Berdasarkan

Tingkat

panjang pada rol Efisiensi yang di

penggulung dan lebih tebal,

inginkan

harus diperlengkapi beberapa peralatan untuk Tingkat efisiensi yang mengatasi volume gulungan diharapkan tergantung pada yang lebih besar.

beberapa faktor antara lain faktor-faktor yang diuraikan

8.2.2 Berdasarkan

Corak

pada bagian 8.2.1 da 8.2.2

Anyaman

Hal lain yang sangat menentukan yaitu :

Corak anyaman ditentukan oleh

a. Rpm poros engkol optimal peralatan pembukaan mulut

Suatu mesin tenun biasanya lusi. Sebuah mesin tenun

sudah dirancang untuk rpm biasanya dilengkapi dengan

poros engkol tertentu peralatan pembukaan mulut lusi

sehingga tingkat produksi yang sederhana yaitu eksentrik

yang diinginkan dapat atau cam (kem) atau tappet.

disesuaikan dengan rpm- Ukuran pembawa pakan nya.

bentuk dan luas penampangnya dapat

b. Perlengkapan otomatis mempengaruhi ukuran sudut Perlengkapan otomatis mulut lusi yang dilewatinya. dapat menggantikan tugas-

Makin kecil luasnya sudut tugas operator, sehingga

mulut lusinya makin kecil, jumlah mesin berhenti dapat

sehingga tarikan/tekukan diminimalkan. Perlengkapan

benang lusi semakin kecil yang otomatis yang dapat

dan kemungkinan putus juga dilengkapkan pada mesin

kecil.

tenun baik sebagian atau seluruhnya adalah ;

8.2.4 Berdasarkan Corak

- otomatis pakan putus

Warna Pakan

dapat menghentikan mesin bila bila ada benang pakan Pada mesin tenun teropong putus

jumlah corak warna pakan yang - otomatis lusi putus

dapat difungsikan ditandai dapat menghentikan mesin degan jumlah kotak teropong di bila ada lusi putus

sisi mesin tenun. Mesin tenun - otomatis teropong terjepit

ini biasa dikenal dengan nama

dapat menghentikan mesin mesin tenun weselbak atau tenun bila teropong tejepit multibox, misalnya mesin tenun ditengah mulut lusi pada : saat peluncuran pakan

- 1 x 2, dikiri 1 kotak teropong, - otomatis pakan habis

dikanan 2 kotak - otomatis pergantian corak - 1 x 4, dikiri 1 kotak teropong, pakan

dikanan 4 kotak teropong - 2 x 4 , dikiri 2 kotak, dikanan

c. Lebar kerja sisir maksimal

4 kotak teropong Makin lebar sisir tenun lebar kain yang dapat dihasilkan

8.3. Pembentukan Kain

akan lebih besar, yang

Tenun

berarti produktifitasnya tinggi. Secara umum dikenal Kain tenun terbentuk melalui mesin tenun 1x lebar dan 2x penyilang dua kelompok benang lebar, akan tetapi saat ini yang

membentuk sudut leba mesin tenun ada yang tertentu ; melebihi lebar standar yaitu - kelompok benang lusi dalam

170 cm, 200 cm atau lebih. jumlah tertentu dan kerapatan tertentu (misalnya

d. Peralatan Pembawa pakan

60 helai per cm), disusun dengan posisi sejajar antara 60 helai per cm), disusun dengan posisi sejajar antara

- Benang pakan disisipkan diantara dua kelompok lusi

(lusi atas dan lusi bawah), atau mulut lusi. Penyisipan pakan terjadi satu kali setiap satu gerakan pengetekan, atau satu kali pecepatan pakan keujung kain.

Pembentukan kain tenun terdiri atas empat langkah penting yaitu ; (Lihat gambar 8.1)

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2