Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Anatomi Faring

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian berupa bagaimanakah karakteristik penderita faringitis akut di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dari tahun 2011- 2012? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita faringitis akut di RSUP H. Adam Malik Medan dari bulan Januari tahun 2011 hingga bulan Desember tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui distrubusi proporsi penderita faringitis akut berdasarkan usia. 2. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita faringitis akut berdasarkan jenis kelamin. 3. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita faringitis akut berdasarkan pekerjaan. 4. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita faringitis akut berdasarkan keluhan utama. 5. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita faringitis akut berdasarkan tanda klinis. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi peneliti untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian. 2. Bagi masyarakat, meningkatkan pengetahuan tentang faringitis akut. 3. Sebagai sumber data bagi RSUP H. Adam Malik Medan mengenai karakteristik faringitis akut tahun 2011 hingga 2012. 4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang sama atau terkait. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Faring

Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah serta terletak pada bagian anterior kolum vertebra Arjun S Joshi, 2011. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esophagus setinggi vertebra servikal ke-6. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus laring dan ke bawah berhubungan dengan esophagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 cm; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh dari dalam keluar selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007. Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring hipofaring Arjun S Joshi, 2011. Unsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir mukosa blanket dan otot Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Anatomi Faring Atlas of Human Anatomy 4 th Edition Faring terdiri atas : Nasofaring Batas nasofaring di bagian atas adalah dasar tengkorak, di bagian bawah adalah palatum mole, ke depan adalah rongga hidung sedangkan ke belakang adalah vertebra servikal. Nasofaring yang relatif kecil, mengandung serta berhubungan erat dengan beberapa struktur penting, seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan resesus faring yang disebut fosa Rosenmuller, kantong Rathke, yang merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis serebri, torus tubarius, suatu refleksi mukosa faring di atas penonjolan kartilago tuba Eustachius, koana, foramen jugulare, yang dilalui oleh n. glosofaring, n. vagus dan n.asesorius spinal saraf cranial dan v.jugularis interna, Universitas Sumatera Utara bagian petrosus os temporalis dan foramen laserum dan muara tuba Eustachius Rusmarjono, 2007; Arjun S Joshi, 2011; Rospa Hetharia, 2011. Orofaring Orofaring disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas bawah adalah tepi atas epiglottis, ke depan adalah rongga mulut, sedangkan ke belakang adalah vertebra sevikal. Struktur yang terdapat di rongga orofaring adalah dinding posterior faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual dan foramen sekum Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007; Rospa Hetharia, 2011. Laringofaring Hipofaring Batas laringofaring di sebelah superior adalah tepi atas epiglotis, batas anterior ialah laring, batas inferior ialah esofagus, serta batas posterior ialah vertebra servikal. Struktur pertama yang tampak di bawah lidah ialah valekula. Bagian ini merupakan dua cengkungan yang dibentuk oleh ligamentum glosoepiglotika medial dan ligamentum glosoepiglotika lateral pada tiap sisi. Valekula disebut juga “kantong pil” pill pockets sebab pada beberapa orang, kadang – kadang bila menelan pil akan tersangkut di situ. Di bawah valekula terdapat epiglotis. Pada bayi epiglotis ini berbentuk omega dan pada perkembangannya akan lebih melebar, meskipun kadang – kadang bentuk infantile bentuk omega ini tetap sampai dewasa. Dalam perkembangannya, epiglotis ini dapat menjadi demikian lebar dan tipisnya. Epiglotis berfungsi juga untuk melindungi glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan, pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esophagus Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007. Universitas Sumatera Utara Ruang Faringal Ada dua ruang yang berhubungan dengan faring yang secara klinis mempunyai arti penting, yaitu ruang retrofaring dan ruang parafaring. Ruang retrofaring Retropharyngeal space, dinding anterior ruang ini adalah dinding belakang faring yang terdiri dari mukosa faring, fasia faringobasilaris dan otot – otot faring. Ruang ini berisi jaringan ikat jarang dan fasia prevertebralis. Ruang ini mulai dari dasar tengkorak di bagian atas sampai batas paling bawah dari fasia servikalis. Serat – serat jaringan ikat di garis tengah mengikatnya pada vertebra.Di sebelah lateral ruang ini berbatasan dengan fosa faringomaksila Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007. Ruang parafaring Pharyngomaxillary Fossa, ruang ini berbentuk kerucut dengan dasarnya yang terletak pada dasar tengkorak dekat foramen jugularis dan puncaknya pada kornu mayus os hioid. Ruang ini dibatasi di bagian dalam oleh m. konstriktor faring superior, batas luarnya adalah ramus asenden mandibula yang melekat dengan m. pterigoid interna dan bagian posterior kelenjar parotis. Fosa ini dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama besarnya oleh os stiloid dengan otot yang melekat padanya. Bagian anterior presteloid adalah bagian yang lebih luas dan dapat mengalami proses supuratif sebagai akibat tonsil yang meradang, beberapa bentuk mastoiditis atau petrositis, atau dari karies dentis. Bagian yang lebih sempit di bagian posterior post stiloid berisi a.karotis interna, v. jugularis interna, n. vagus yang dibungkus dalam suatu sarung yang disebut selubung karotis carotid sheath. Bagian ini dipisahkan dari ruang retrofaring oleh sesuatu lapisan fasia yang tipis Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Anatomi Faring Bagian Posterior Atlas of Human Anatomy 4 TH Edition Universitas Sumatera Utara 2.2. Faringitis Akut 2.2.1. Definisi