Analisis Instrumen Penelitian

C. Analisis Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menentukan valid atau tidak validnya kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh Uji validitas digunakan untuk menentukan valid atau tidak validnya kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

lebih baik dan sesuai dengan rules of thumb yang dipakai para peneliti, dan factor loading ³ 0.50 dianggap signifikan. Jadi semakin besar nilai

absolut factor loading , semakin penting loading tersebut menginterpretasikan konstruknya. Pada penelitian ini menggunakan

pedoman factor loading ³ 0,5. Hasil pengujian validitas dilihat dari output Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada rotated component matrix yang harus diekstrak secara sempurna dan mempunyai factor loading ≥ 0,5. Jika masing-masing item pertanyaan belum terekstrak secara sempurna, maka proses pengujian validitas dengan Confirmatory Factor Analysis harus diulang dengan cara menghilangkan item pertanyaan yang memiliki nilai ganda (direduksi).

Dalam penelitian ini, dilakukan pretest kepada 30 responden sebelum penyebaran kuesioner pada sampel besar. Tujuan dilakukan pretest adalah untuk mengukur tingkat validitas awal dari variabel yang akan diuji dalam sampel besar. Hasil uji validitas pretest menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan factor loading ³ 0,5, dengan

bantuan program SPSS for Windows versi 15.0. adalah sebagai berikut:

Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas Pretest Tahap Awal

Component

ITEM 1 2 3 4 5

MHN1 ,633 MHN2

TQM1 ,609 TQM2

Sumber : data primer diolah 2009

Hasil uji validitas pretest pada table IV.4 menunjukan bahwa terdapat item pertanyaan yang memiliki nilai ganda (tidak terekstrak sempurna) yaitu item pertanyaan TQM5 dan LN3. Item pertanyaan yang memiliki nilai ganda bisa terjadi dimungkinkan karena responden kurang memahami maksud dari item pertanyaan, atau pengaruh jumlah sampel yang terlalu kecil. Uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis harus diulang dengan cara menghilangkan item pertanyaan yang memiliki Hasil uji validitas pretest pada table IV.4 menunjukan bahwa terdapat item pertanyaan yang memiliki nilai ganda (tidak terekstrak sempurna) yaitu item pertanyaan TQM5 dan LN3. Item pertanyaan yang memiliki nilai ganda bisa terjadi dimungkinkan karena responden kurang memahami maksud dari item pertanyaan, atau pengaruh jumlah sampel yang terlalu kecil. Uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis harus diulang dengan cara menghilangkan item pertanyaan yang memiliki

Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas Pretest Tahap Akhir

Component

ITEM 1 2 3 4 5

MHN1 ,632 MHN2

TQM1 ,643 TQM2

Sumber : data primer diolah 2009

Tabel IV.5 menunjukan bahwa semua item pertanyaan dinyatakan valid, sehingga instrumen tersebut dinilai layak untuk digunakan pada sampel besar. Item pertanyaan yang memiliki nilai ganda yaitu item pertanyaan TQM5 dan LN3 direduksi dan tidak digunakan pada kuesioner sampel besar karena item pertanyaan TQM dan LN yang tersisa sudah Tabel IV.5 menunjukan bahwa semua item pertanyaan dinyatakan valid, sehingga instrumen tersebut dinilai layak untuk digunakan pada sampel besar. Item pertanyaan yang memiliki nilai ganda yaitu item pertanyaan TQM5 dan LN3 direduksi dan tidak digunakan pada kuesioner sampel besar karena item pertanyaan TQM dan LN yang tersisa sudah

Penyebaran kuesioner pada sampel besar dalam penelitian ini yaitu penyebaran kuesioner kepada 100 responden. Kuesioner yang telah disebar, semuanya kembali sehingga data dapat dianalisis. Setelah dilakukan analisis, hasilnya dapat dilihat pada tabel IV.6.

Tabel IV.6

Hasil Uji Validitas Sampel Besar

KDN1 .606 KDN2

LN1 .710 LN2

.709 Sumber : data primer diolah 2010

Tabel IV.6 menunjukkan hasil uji validitas sampel besar menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan factor Tabel IV.6 menunjukkan hasil uji validitas sampel besar menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan factor

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas juga merupakan prosedur pengujian statistik yang dianggap relevan untuk mengukur sejauh mana konsistensi dari data penelitian yang dihasilkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 15.0. Nilai alpha 0,8 sampai 1,0 dikategorikan reliabilitasnya baik. Sedangkan antara 0,6 sampai 0,79 berarti reliabilitasnya diterima, dan jika nilai alpha kurang dari 0,6 dikategorikan reliabilitasnya kurang baik (Sekaran, 2000). Menurut Ferdinand (2002), nilai variance extracted yang tinggi menunjukkan bahwa indikator telah mewakili secara baik konstruk laten yang dikembangkan. Hasil uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi

15.0 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.7 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s Variabel

Kriteria

Alpha Implementasi Relationship Marketing

Memahami Harapan Nasabah

0,929 Kerjasama dengan Nasabah

0,800 Total Quality Management

0,934 Pemberdayaan Karyawan

Loyalitas Nasabah

Sumber: data primer diolah 2010

Dari tabel IV.7 dapat dilihat bahwa semua instrumen dinyatakan reliabel karena memiliki koefisien Cronbach’s Alpha > 0,60.