Tindakan Ekonomi

1. Tindakan Ekonomi

Kamu telah mengetahui bahwa setiap manusia (bahkan sejak dalam kandungan) pasti memiliki kebutuhan hidup. Perhatikan contoh berikut ini. Ketika pertama kali masuk SMP dahulu, kamu dibelikan orang tuamu sepasang sepatu dan tas baru. Setelah beberapa bulan, kamu merasa bahwa tas sekolahmu sudah tidak bisa lagi digunakan untuk membawa buku-buku yang semakin banyak. Kamu kemudian meminta orang tuamu untuk membelikan tas baru yang lebih besar. Lain waktu, ada seorang teman yang memiliki baju model baru yang membuatmu tergiur untuk memilikinya juga. Meskipun sebenarnya jumlah baju di lemarimu sudah lebih dari cukup, kamu tetap membeli baju baru. Pada dasarnya kebutuhan manusia memiliki sifat yang tidak terbatas.

Foto: Doly Eny Khalifah Gambar 3.10 Kebutuhan fisik manusia bersifat tidak

Hal ini karena manusia cenderung tidak pernah merasa puas dan

terbatas.

selalu merasa kekurangan. Manusia berusaha mengatasi masalah itu dengan melakukan tindakan ekonomi.

Tindakan ekonomi dilakukan karena manusia ingin mencukupi semua kebutuhannya sehingga menjadi sejahtera atau makmur. Ukuran kesejahteraan secara ekonomi bisa disamakan dengan terpenuhinya kebutuhan materiil (fisik). Tindakan ekonomi yang dilakukan secara terus- menerus (setiap hari) oleh masyarakat ini akhirnya menjadi suatu aktivitas yang disebut kegiatan ekonomi.

Bagaimana suatu tindakan ekonomi dilakukan? Pertimbangan apa yang mendasari seseorang melakukan tindakan ekonomi? Inilah yang membedakan bentuk tindakan ekonomi. Berikut ini dua bentuk tindakan ekonomi.

a. Tindakan Ekonomi Rasional

Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan perasaan. Dengan akal, manusia dapat melakukan pemikiran tentang cara mengatasi permasalahan-permasalahannya. Dengan akal, manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya. Artinya, manusia yang berakal selalu bertindak berdasarkan rasio (pemikiran yang sehat). Tindakan ekonomi rasional adalah tindakan ekonomi yang didasarkan pada pertimbangan akal sehat.

Manusia selalu mengharapkan keuntungan atau kebaikan bagi dirinya. Tidak ada orang yang mengharapkan kerugian, kemalangan, atau keburukan. Dalam dunia ekonomi, manusia rasional adalah manusia yang selalu berpikir tentang cara ia memperoleh keuntungan yang seoptimal mungkin atas tindakan ekonomi yang dia lakukan.

80 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Supaya lebih jelas, perhatikanlah contoh berikut. Pak Amat ingin memulai usaha berjualan bakso secara berkeliling.

Sebelumnya, Pak Amat harus membuat kalkulasi (perhitungan) ekonomi mengenai modal usaha, harga jual yang tepat, serta berapa mangkuk bakso yang harus dijual per hari agar bisa mendapat keuntungan harian.

Pak Amat lantas membuat perkiraan sebagai berikut. Setiap hari ia membeli bahan pokok dan pelengkap untuk baksonya seharga Rp30.000,00. Bahan-bahan tersebut bisa mencukupi permintaan sebanyak 25 mangkuk. Jadi, biaya per mangkuknya adalah Rp1.200,00. Pak Amat mematok harga baksonya Rp2.000,00 per porsi. Dengan demikian, bila baksonya laku 15 mangkuk, itu sudah cukup balik modal (15 × Rp2.000,00 = Rp30.000,00). Pak Amat tentu tidak puas hanya balik modal. Ia terus berkeliling hingga jika seluruh baksonya habis, ia bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp20.000,00 (10 × Rp2.000,00).

Cerita di atas menunjukkan bahwa Pak Amat telah melakukan tindakan ekonomi yang rasional. Dia berusaha mendapatkan keuntungan dan selisih harga barang yang dijualnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Ia mempertimbangkan pengorbanan dengan hasil yang diperoleh. Ia mau terus menjalankan usahanya selama hasil lebih besar daripada pengorbanan yang dilakukannya.

b. Tindakan Ekonomi Tidak Rasional

Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Apalagi jika ia tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginannya. Manusia yang cenderung mengikuti keinginan akan bertindak tidak rasional. Perhatikan contoh berikut.

Rino sangat suka memainkan game komputer. Setiap pulang sekolah ia selalu pergi ke persewaan permainan komputer. Oleh karena asyiknya bermain, ia selalu lupa waktu. Padahal, ia harus membayar untuk bisa bermain. Pada mulanya Rino hanya menggunakan uang sakunya. Ketika uang sakunya habis, Rino tidak segan-segan menggunakan uang tabungan atau bahkan uang sekolahnya. Akibatnya, Rino tidak bisa membayar uang sekolah dan mendapat sanksi dari guru.

Bagaimana pendapatmu setelah membaca cerita Rino? Apakah tindakan Rino dapat dikatakan rasional? Seharusnya Rino menggunakan uang sakunya untuk kebutuhan sekolah. Namun, Rino tidak disiplin sehingga harus mendapatkan sanksi. Tindakan ekonomi yang dilakukan Rino bukanlah tindakan yang rasional.