Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk

1. Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk

Kondisi alam yang berbeda telah mewujudkan pola kegiatan ekonomi penduduk yang berbeda. M eskipun begitu, mereka bisa saling melengkapi hingga dapat menciptakan peluang kegiatan ekonomi baru.

a Pertanian

Sebagian besar wilayah di Indonesia cocok dikembangkan untuk budi daya pertanian. Selain iklim yang mendukung, jenis tanah yang subur menjadi faktor penunjang lainnya. Kegiatan- kegiatan apakah yang tergolong kegiatan pertanian? Sebagai ilustrasi, Pak Amir mengolah lahan untuk bercocok tanam setiap hari. Kehidupan ekonominya bergantung pada hasil bercocok tanam. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Pak Amir mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian dengan profesi sebagai seorang petani. Kegiatan di bidang pertanian Sumber: www.wikipedia.org meliputi persawahan, perladangan, perkebunan, peternakan, Gambar 6.2 Kegiatan pertanian perikanan, dan kehutanan.

Bentuk penggunaan lahan yang terwujud dari kegiatan pertanian dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pertanian lahan basah dan lahan kering. Pertanian lahan basah meliputi sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan sawah pasang surut. Sementara itu, yang tergolong pertanian lahan kering meliputi pekarangan, tegal, padang rumput, tambak, kolam, dan perkebunan.

M ungkin dalam kehidupan sehari-hari kamu menemukan fakta bahwa di suatu daerah bisa dikembangkan pertanian, tetapi di daerah lain tidak. Kondisi ini disebabkan setiap daerah mempunyai karakteristik fisik yang berbeda. M isalnya kesuburan tanah dan ketersediaan air. Kedua faktor ini mempengaruhi berkembang tidaknya kegiatan pertanian. Kondisi fisik yang mempengaruhi perkembangan kegiatan pertanian dijelaskan berikut ini.

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

1) Kesuburan Tanah

Kesu b u ran t an ah m en j ad i fakt o r yan g m en en t u kan pertumbuhan tanaman. Kegiatan pertanian berkembang di daerah yang memiliki tanah subur. Tanah yang subur di Indonesia biasa- nya berada di daerah sekitar gunung berapi dan berdekatan dengan sungai.

2) Iklim

Iklim mempengaruhi kegiatan pertanian. Beberapa unsur iklim sangat menentukan perkembangan tanaman tertentu, seperti unsur curah hujan dan suhu udara. Wilayah dengan curah hujan antara 1.000–2.500 mm/tahun sangat mendukung pertumbuhan tanaman padi. Sem entara itu, suhu udara berkisar 20°C cocok bagi pertumbuhan tanaman padi.

3) Relief

Kondisi relief mempengaruhi pengolahan lahan pertanian. Pada lahan miring diterapkan pengolahan dengan cara pembuatan teras- teras (terasering). Pembuatan teras ini memudahkan pengolahan lahan dan bisa mencegah erosi. Pada daerah datar, pengolahan lahan lebih mudah dilakukan dibandingkan daerah berelief kasar atau miring.

Adanya perbedaan karakteristik fisik di berbagai wilayah akan mengakibatkan perbedaan jenis tanaman yang bisa tumbuh dan berkembang. Ada lahan yang mendukung berkembangnya tanaman padi, ada pula yang tidak. D ari sini kemudian muncul istilah kesesuaian lahan terhadap suatu tanaman. Dari kenyataan ini pula kita belajar bahwa dalam menentukan jenis tanaman yang akan ditanam perlu dipertimbangkan daya dukung fisik lahan. Akhirnya, semua ini mempengaruhi jenis penggunaan lahan yang terwujud. Sawah tadah hujan misalnya, merupakan jenis pertanian yang pengairannya tergantung pada air hujan sehingga waktu pengolahan lahan hanya pada musim hujan. Sawah tadah hujan terdapat pada wilayah dengan curah hujan relatif rendah, ketersediaan air kurang, serta kesuburan tanah cukup. Sementara itu, penggunaan lahan tegal pada umumnya terdapat di wilayah dataran rendah yang rata. Lahannya bersifat kering dan ditanami palawija. Tidak ada sistem irigasi pada lahan tegal. Tegal biasa disebut dengan ladang atau huma.

b Industri

Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan dengan mengolah barang mentah yang diperoleh dari alam menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Pengolahan barang mentah membutuhkan mesin, peralatan, dan tenaga manusia. Contohnya pada kegiatan industri tekstil.

Kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi disebut sebagai kegiatan industri. M isalnya pada industri kayu lapis, tahap kegiatan industri kayu lapis diawali dengan penyediaan bahan baku/mentah berupa kayu. Bahan baku ini diperoleh dari penebangan pohon-pohon di hutan. Selanjutnya, kayu gelondongan hasil penebangan dibawa ke pabrik untuk diolah

Foto: Doly Eni Khalifah

menjadi kayu lapis. Kegiatan industri tidak hanya memanfaatkan

Gambar 6.3 Kegiatan industri

sumber daya hutan.

190 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua daerah mempunyai karakteristik lahan yang sesuai dikembangkan menjadi daerah industri. Ad a b eb erap a fakt o r yan g m en d u ku n g su at u d aerah l ayak dikembangkan menjadi daerah industri. Secara umum kegiatan industri dipengaruhi oleh faktor fisik dan nonfisik. Faktor-faktor fisik tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Relief

Relief sangat mempengaruhi keberadaan industri. Pada umumnya suatu industri lebih memilih pada relief datar. Di dataran, pembangunan pabrik sebagai tempat kegiatan industri lebih mudah dan murah, hemat biaya konstruksi bangunan yang berarti juga menghemat biaya produksi.

2) Bahan M entah

Bahan mentah merupakan masukan paling penting dalam industri. Tanpa bahan mentah atau bahan baku, tidak mungkin suatu proses industri bisa terjadi. Lokasi yang mempunyai kekayaan sumber bahan mentah menjadi prioritas dalam pembangunan industri karena memperkecil biaya transportasi. Selain itu, jarak yang dekat dengan sumber bahan mentah mengurangi risiko kehilangan sumber bahan mentah dalam perjalanan menuju lokasi industri.

3) Tenaga/Energi

Industri membutuhkan energi yang digunakan dalam proses produksi. Ketersediaan sumber energi seperti bahan bakar dan listrik harus dipertimbangkan dalam pembangunan industri. Selain itu, jarak lokasi industri dengan sumber energi juga harus dipertimbangkan.

Selain faktor fisik, ada juga faktor ekonomi yang dipertimbang- kan, yaitu sarana transportasi, pasar, tenaga kerja, modal, dan kebijakan pemerintah. Jika petani memerlukan lahan sawah untuk bercocok tanam, bagaimana dengan pelaku industri? Pelaku industri memerlukan lahan untuk pabrik atau tempat lain dalam melakukan aktivitas industri. Contohnya industri kayu lapis memerlukan lahan untuk mengolah kayu menjadi kayu lapis. Lahan tempat mengolah kayu ini disebut pabrik kayu lapis.

Berbagai jenis pabrik didirikan dengan banyak pertimbangan. Sebuah pabrik tidak mau rugi oleh biaya produksi yang berlebih dalam mendapatkan sumber bahan mentah dan sumber energi, serta kerusakan karena bencana alam. Untuk menghindari kerugian ini, pabrik pada umumnya dibangun di wilayah yang dekat dengan bahan mentah dan sumber energi, serta aman dari bencana.

asa dan Perdagangan

Kegiatan di bidang jasa dan perdagangan juga berkaitan dengan usaha pemanfaatan sumber daya alam. Contohnya petani padi menjual hasil panennya kepada pabrik bihun. Sebelum dibeli pabrik bihun, petani m engolah padi di saw ah m enjadi gabah lebih d ahulu. Selanjutnya, petani menggilingkan gabahnya ke tempat penggilingan gabah agar menjadi beras. M elalui pedagang beras, petani menjual beras kepada pabrik bihun. Jadi, usaha jasa penggilingan gabah dan perdagangan beras muncul karena petani ingin menjual beras dan pabrik bihun membutuhkan bahan baku beras.

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Sumber: www.kabblitar.go.id

Foto: Doly Eni Khalifah

Gabah

➧ Penggilingan padi

Foto: Doly Eni Khalifah

Sumber: Tempo

Pabrik bihun Gambar 6.4 Kegiatan pertanian memunculkan kegiatan jasa dan perdagangan.

Menjual di pasar

Kegiatan di bidang jasa dan perdagangan tidak hanya terkait dengan bidang pertanian. Bidang perikanan, perkebunan, peternakan, perladangan, kehutanan, bahkan pertambangan juga mendukung kegiatan jasa dan perdagangan. Nelayan menjual hasil tangkapannya di tempat pelelangan ikan (TPI). Peternak ikan menjual hasil panen ikannya. Kita pun sering melakukan kegiatan jual beli.

Apakah kegiatan yang termasuk dalam bidang jasa? Berbagai kegiatan pengembangan ekonomi di Indonesia sangat berhubungan erat dengan bidang jasa. Jasa atau layanan merupakan kegiatan yang dapat dijual kepada orang lain (konsumen) yang menggunakan atau menikmatinya. Contohnya jasa perhubungan dan pengangkutan, pos, telekomunikasi, koperasi, bank, kesehatan, dan asuransi.