RELEVANSI PENELITIAN

E. RELEVANSI PENELITIAN

Penelitian - penelitain terdahulu terkait gender bidang ketenagakerjaan sudah pernah dilakukan oleh berbagai pihak. Penelitian Susilowati (2007) tentang diskriminasi hak dan pemberdayaan tenaga kerja wanita. Dari hasil penelitain tersebut diperoleh kesimpulan bahwa ada diskriminasi antara tenaga kerja wanita dengan pria di sektor industri. Perlindungan hak terhadap tenaga kerja wanita masih terdapat perbedaan dengan tenaga kerja pria dalam hal: dasar pemberian upah, pemberian cuti, dan cara penyelesaian perselisihan hak. Pemberdayaan terhadap tenaga kerja wanita di sektor industri juga terdapat perbedaan yang signifikan dengan pekerja pria yaitu dalam hal: kesempatan meningkatkan

(training). Penelitian analisis kebutuhan gender oleh Demartoto dan Atik (2007) yang mengkaji tentang Pembekalan TKW yang akan Dikirim Ke Luar Negeri dalam rangka Penyusunan Kebijakan Responsif Gender di Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan kerja cenderung hanya memberikan pelatihan praktis atau sebatas keterampilan kerja yang mengurusi kerja domestik (urusan rumah tangga), yang dapat dilihat dari materi /kurikulum pelatihan kerja yang diajarkan. Kebutuhan strategis tenaga kerja masih jauh dari yang diharapkan. Manfaat dari pembekalan kerja hanya terlihat dalam pelatihan kerja yang diberikan, sedangkan untuk jaminan maupun perlindungan hukum belum optimal. Hal ini dapat diketahui masih kurangnya perlindungan hukum, penanganan hak tenaga kerja dari pemerintah maupun biro jasa apabila terjadi tindakan kekerasan terhadap tenaga kerja.

Selain penelitian diatas, Nurhaeni pada tahun 2011 melakukan penelitian dalam gender bidang ketenagakerjaan dengan judul “Analisis Gender Ketenagakerjaan Sektor Formal”. Penelitian yang dilakukan di Propinsi Jawa Tengah, khususnya pada 13 kabupaten/ kota yang ditetapkan secara purposive ini melakukan analisis pada perbedaan penempatan dalam jabatan, jaminan sosial, upah dan perlindungan antara tenaga kerja perempuan dan laki-laki di sektor formal. Dari penelitian tersebut diperoleh temuan bahwa lembaga formal masih memperlakukan secara diskriminatif terhadap tenaga kerja perempuan, khususnya dalam hal pemberiaan jaminan utilities dan tunjangan keluarga.

bermanfaat dalam menjelaskan variable-variabel yang berpengaruh terhadap analisis gender ketenagakerjaan, namun penelitian-penelitian tersebut belum secara khusus melakukan rumusan/formulasi kebijakan yang responsif gender terkait kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja. Maka penelitian tentang Responsivitas Gender Pada Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja (Studi Evaluasi Pada Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan Ketrampilan Bagi Pencari Kerja Di Kota Surakarta) menjadi sesuatu yang baru dan menarik untuk diteliti.

Tabel – 2.4 Matriks Relevansi Penelitian Gender Ketenagakerjaan

No

Nama Peneliti – Judul Kajian

Variabel

Hasil Penelitian

1. Susilowati - Diskriminasi Hak Dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Wanita

1. Perlindungan

2. Pemberdayaan

1. Perlindungan hak terhadap tenaga kerja wanita masih terdapat perbedaan dengan tenaga kerja pria dalam hal: dasar pemberian upah, pemberian cuti, dan cara penyelesaian perselisihan hak

2. Pemberdayaan terhadap tenaga kerja wanita di sektor industri juga terdapat perbedaan yang signifikan dengan pekerja pria yaitu dalam hal: kesempatan meningkatkan pendidikan, mengikuti penataran/seminar (up grading), dan mengikuti pelatihan (training).

tabel lanjutan...

2. Demartoto dan Atik – Kajian tentang Pembekalan TKW yang akan Dikirim Ke Luar Negeri dalam rangka Penyusunan Kebijakan Responsif Gender di Kabupaten Karanganyar

1. Kebutuhan gender dalam proses pembekalan TKW

2. Kebijakan responsif gender

1. Pelaksanaan pelatihan kerja cenderung hanya memberikan pelatihan praktis / sebatas keterampilan kerja yang mengurusi kerja domestik (urusan rumah tangga), yang dapat dilihat dari materi /kurikulum pelatihan kerja yang diajarkan. Kebutuhan strategis tenaga kerja masih jauh dari yang diharapkan.

2. Manfaat dari pembekalan kerja hanya terlihat dalam pelatihan

kerja yang diberikan, sedangkan untuk jaminan maupun

perlindungan hukum belum optimal. Dilihat dari kurangnya perlindungan hukum, penanganan hak tenaga kerja dari pemerintah maupun biro jasa apabila terjadi tindakan kekerasan terhadap tenaga kerja.

3. Nurhaeni - Analisis Gender Ketenagakerjaan Sektor Formal

1. Jabatan

2. Jaminan Sosial

3. Upah

4. Perlindungan

1. lembaga formal masih memperlakukan secara diskriminatif terhadap tenaga kerja perempuan, khususnya dalam hal pemberiaan jaminan utilities dan tunjangan keluarga.