Analisis Renstra dan Renja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

2. Analisis Renstra dan Renja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta merupakan SKPD yang bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja maupun pencari kerja melalui pelatihan dan pendidikan. Oleh karena itu Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja melalui Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pencari Kerja menjadi salah Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta merupakan SKPD yang bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja maupun pencari kerja melalui pelatihan dan pendidikan. Oleh karena itu Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja melalui Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pencari Kerja menjadi salah

Tabel – 4.11

Analisis Visi dan Misi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Tahun 2011 – 2015

Nama Dokumen

Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Tahun 2011 – 2015

Terwujudnya kesejahteraan melalui pembangunan bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

1. Peningkatan kualitas pelayanan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial melalui rehabilitasi, jaminan sosial. Pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

melalui pelatihan kerja dan produktivitas

3. Peningkatan kualitas layanan bagi pencari kerja serta calon transmigran

4. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis antara pengusaha, pekerja dan pemerintah guna mewujudkan kesejahteraan pekerja dan kelangsungan usaha.

5. Meningkatkan Pembinaan Pengawasan terhadap norma kerja serta keselamatan.

Sumber : Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Tahun 2011 - 2015

Berdasarkan dokumen Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Tahun 2011 – 2015, rumusan visi secara eksplisit bersifat netral gender. Rumusan visi tersebut kemudian dituangkan ke dalam 5 misi, dimana 4 misi diantaranya adalah misi untuk bidang ketenagakerjaan dan rumusan misi juga masih dituangkan dalam rumusan yang bersifat netral gender (lihat tabel-4.11). Kemudian setelah menganalisis rumusan visi dan misi dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, maka selanjutnya dianalisis mengenai tujuan dan sasaran. Tujuan merupakan penjabaran dari misi yang akan dicapai atau dihasilkan, sedangkan sasaran merupakan implementasi dari tujuan secara terukur yang mana sasaran menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses penyusunan perencanaan strategis. Dalam hal ini akan langsung dilakukan analisis tujuan dan sasasaran dari misi kedua. Misi kedua merupakan misi dasar dari pelaksanaan program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga tenaga kerja. Berikut analisisnya (lihat tabel – 4.12)

Analisis Responsivitas Gender Tujuan dan Sasaran dari Misi Kedua Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2011 – 2015

Nama Dokumen

Misi Kedua

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Pelatihan Kerja dan Produktivitas

Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Tahun 2011 – 2015

Tujuan :

Melaksanakan peningkatan kualitas dan kuantitas pelatihan tenaga kerja untuk mewujudkan tenaga kerja yang terampil dan profesional.

Sasaran:

1. Tercapainya pelatihan dan ketrampilan SDM (Sumber Daya Manusia) bagi pencari kerja

2. Terwujudnya legalitas dan sertifikasi LPKS (Lembaga Pelatihan Kerja Swasta) yang berorientasi pasar kerja.

Sumber : Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Tahun 2011 - 2015

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa dalam misi meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan kerja dan produktivitas, nilai keadilan dan kesetaraan gender belum tertuang secara eksplisit dalam tujuan dan sasaran. Untuk mengetahui lebih jelas tentang responsivitas gender pada program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja maka dilakukan juga analisis terhadap kebijakan dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta.

Analisis Kebijakan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Tahun 2011 – 2015

Nama Dokumen

Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Tahun 2011 – 2015

1. Membina dan mendorong pemberdayaan masyarakat dalam ikut serta menanggulangi masalah sosial kemasyarakatan

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam rangka menciptakan lapangan kerja selaras dengan kebijakan ekonomi yang mengarah pada upaya pengurangan pengangguran

3. Mengembangkan sistem pelatihan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu diarahkan pada peningkatan kompetensi tenaga kerja

4. Meningkatkan hubungan industrial yang harmonis serasi serta dinamis

5. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan lembaga ketenagakerjaan

Sumber : Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Tahun 2011 - 2015

Berdasarkan data pada tabel – 4.13 menunjukkan bahwa kebijakan yang tertuang pada Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Tahun 2011 – 2015 masih netral gender dan belum menuangkan

nilai-nilai untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Tahun 2011

Kegiatan

Indikator Kegiatan

1. Penyusunan data base tenaga kerja daerah

Penyusunan data base tenaga kerja daerah

Terususunnya data ketenagakerjaan di Surakarta

Netral gender

2. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja

Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja

Terlaksananya pelatihan bagi pencari kerja

Netral gender

Sumber : Data Sekunder (Renca Kerja Dinsosnakertrans Tahun 2011)

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja didalam Renja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi masuk dalam urusan wajib ketenagakerjaan. Program ini dianalisis karena program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, keahlian, dan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas. Peningkatan kualitas tenaga kerja dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan kerja, dan pengembangan di tempat kerja sebagai satu kesatuan sistem pengembangan sumber daya manusia yang komprehensif dan terpadu. Pada Tabel – 4.14 dapat dilihat bahwa kegiatan-kegiatan dalam Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja secara eksplisit masih netral gender.

Berdasarkan analisis dokumen mulai dari dokumen RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2015, Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Tahun 2011-2015 dan Rencana Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Tahun 2011. Nilai –

yang dipertimbangan dalam tercapainya tujuan pembangunan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia namun hal tersebut lebih terfokus pada bidang pendidikan dan kesehatan. Pada program RPJMD bidang ketenagakerjaan, memang ditemui program yang mengandung nilai keadilan dan kesetaraan yaitu “Program perencanaan ketenagakerjaan yang tidak diskriminatif” namun program tersebut tidak ditemui pada program – program pada Renstra Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta Tahun 2011 – 2015. Ini dapat disimpulkan adanya inkonsistensi dalam breakdown program – program bidang ketenagakerjaan. Namun, meskipun rumusan kebijakan/program/kegiatan secara ekplisit netral gender hal tersebut belum dapat disimpulkan bahwa “Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja” juga dilaksanakan secara netral gender pula.

Untuk mengetahui responsivitas gender dari pembuat kebijakan dalam perumusan dokumen kebijakan di lingkungan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta berikut adalah pernyataan dari Informan A selaku pembuat kebijakan :

“Kita dalam merumuskan rencana strategis dinas itu sesuai juga dengan peraturan yang ada di tingkat daerah, selain tiu kami juga melihat dari peraturan pusat jadi tidak berdiri sendiri, kemudian kalau yang menyangkut masalah gender gitu belum adanya soalnya kan memang semua program itu ditujukan untuk semua masyarakat, jadi kan tidak pilih-pilih ”

Kemudian berikut juga pernyataan dari Informan A mengenai terkait Program Perencanaan Ketenagakerjaan yang Tidak Diskriminatif dalam RPJMD Kota Surakarta 2010-2015: Kemudian berikut juga pernyataan dari Informan A mengenai terkait Program Perencanaan Ketenagakerjaan yang Tidak Diskriminatif dalam RPJMD Kota Surakarta 2010-2015:

Pendapat Informan A juga senada dengan pendapat dari Informan B yang bertanggung jawab dalam perumusan kebijakan teknis di Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Tranmigrasi :

“Ya... rencana program itu kita susun dari bawah, ya jadi penyusunan program itu kita dari rencana bidang itu masing-masing bidang. Kita masukkan dalam kegiatan dinas dan kita sinkronkan antara kegiatan satu dengan yang lain. Jadi tidak berdiri sendiri kegiatan itu, karena merupakan kegiatan dinas. Kemudian menjadi program kerja itu tahapannya panjang, jadi dimulai dulu dengan FGD dengan stakeholdernya kemudian keinginan masyarakat serta kebutuhan masyarakat itu kan beda dengan data itu kita saring kemudian kita bawa kedalam rencana kerja tingkat dinas kemudian kita sinkronkan dengan dana. Kebutuhan masyarakat itu kan ada, kemudian kondisi situasi dinas itu juga dipertimbangkan jadi juga perlu dipertimbangkan dengan dana. Jadi sinkronisasi kebutuhan sama dana. Kalau program yang ada di RPJMD kan juga umum mbak, tentu nggak diskrinatif. Dan program yang kita susun sudah sesuai dengan peraturan yang ada.”

Lebih lanjut informan B menyatakan :

Iya..kan setelah kita mengadakan pelatihan kita mengadakan evaluasi apakah pelatihan yang kita adakan itu dimaui masyarakat atau peserta didik kita sudah terserap di dunia kerja. Kemudian kita juga berdasarkan animo, pengamatan dan survei ya. Survei resmi sih nggak ya, tapi kita kan punya surat pengantar kerja. Itu jadi kan bisa turun ke lapangan. Kalau antara laki-laki dan perempuan kami tidak membeda- bedakan. Program yang kami susun memang pada umumnya untuk semua jenis kelamin. Kalau yang banyak ikut perempuan atau laki-laki saja kan semua itu tergantung dari orangnya masing-masing kan mbak”

Dari pernyataan diatas diketahui bahwa dalam perumusan kebijakan di lingkungan Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi sangat dipengaruhi oleh kebijakan di tingkat daerah. Akan tetapi mereka belum mampu merespon maksud kata “tanpa diskriminatif” dalam suatu program sebagai sesuatu yang mencakup nilai keadilan dan kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan. Selain itu dalam perumusan program Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah memasukkan elemen masyarakat. Akan tetapi mereka belum mampu merespon adanya perbedaan akses, partisipasi dan kontrol yang berbeda dari pencari kerja laki-laki maupuan perempuan sehingga pada akhirnya pencari kerja baik laki-laki maupun perempuan memperoleh manfaat yang sama dari suatu program.

Sebenarnya rumusan kebijakan/program yang bersifat netral gender dapat diimplementasikan secara tetap netral gender, bias gender dalam arti cenderung merugikan salah satu jenis kelamin maupun responsif gender yaitu dengan memihak pada salah satu jenis kelamin yang termarginalkan. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelas mengenai responsivitas gender pada Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, maka selanjutnya akan dilakukan analisis pada kegiatan-kegiatan program tersebut. Dalam hal ini akan difokuskan pada Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan bagi Pencari Kerja karena kegiatan ini peranannya penting dalam peningkatan kualitas tenaga kerja dimana dibutuhkan kemampuan dalam Sebenarnya rumusan kebijakan/program yang bersifat netral gender dapat diimplementasikan secara tetap netral gender, bias gender dalam arti cenderung merugikan salah satu jenis kelamin maupun responsif gender yaitu dengan memihak pada salah satu jenis kelamin yang termarginalkan. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelas mengenai responsivitas gender pada Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, maka selanjutnya akan dilakukan analisis pada kegiatan-kegiatan program tersebut. Dalam hal ini akan difokuskan pada Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan bagi Pencari Kerja karena kegiatan ini peranannya penting dalam peningkatan kualitas tenaga kerja dimana dibutuhkan kemampuan dalam