Analisis RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2015
1. Analisis RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2015
Sebelum masuk pada analisis program, maka akan terlebih dahulu dilakukan analisis dokumen terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran Kota Surakarta sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat penjabaran dari Visi, Misi, dan Program dari Kepala Daerah terpilih. Dalam penyusunan RPJMD berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, yang didalamnya memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, dan Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Program Lintas SKPD, dan Program Kewilayahan disertai dengan Rencana-rencana Kerja dalam Kerangka Regulasi dan Kerangka Pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010 – 2015 disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010. Dokumen RPJMD tersebut memuat strategi dan arah kebijakan pembangunan Kota Surakarta di semua bidang/urusan, tidak terkecuali bidang ketenagakerjaan.
Visi Kota Surakarta adalah adalah “Surakarta Kota Budaya, Mandiri Maju dan Sejahtera”. Ditemukan bahwa dalam visi Kota Surakarta secara
penjelasan yang cenderung responsif gender yaitu pada penjelasan Kota Budaya yang berbunyi “ Surakarta sebagai Kota Budaya mengandung maksud bahwa pengembangan Kota Surakarta memiliki arti luas, dimana seluruh komponen masyarakatnya dalam setiap kegiatannya menjunjung tinggi nilai- nilai luhur, berkepribadian demokratis-rasional, berkeadilan social, menjamin Hak Asasi Manusia (HAM) dan menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa”. Dalam penjabaran tersebut terdapat kata “berkeadilan sosial dan menjamin Hak Asasi Manusia (HAM)”, hal tersebut dapat dinilai responsif gender karena dasar dari responsif gender sendiri adalah adanya perlakuan yang adil antara laki-laki dan perempuan.
Selain dalam penjelasan “Kota Budaya”, responsivitas gender juga dituangkan dalam penjelasan “Kota Surakarta sebagai kota yang Maju”. Dalam hal ini ditinjau dari beberapa indikator, salah satunya indicator social yang diukur dari kualitas sumber daya manusia. Namun dalam penjelasan tersebut kualitas sumber daya manusia hanya diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI), dimana untuk mengetahui kesenjangan gender juga diperlukan Indeks Pembangunan Gender (IPG) / Gender Development Index (GDI). Meskipun dalam penjelasan tersebut tidak menggunakan IPG/ GDI dalam mengukur kualitas sumber daya manusia, tetapi dalam kemajuan yang telah dicapai menjelaskan bahwa pengarusutamaan gender telah menjadi isu penting dalam pembangunan, yang berbunyi “ Selain itu semua kemajuan juga ditandai dengan tingginya tingkat Selain dalam penjelasan “Kota Budaya”, responsivitas gender juga dituangkan dalam penjelasan “Kota Surakarta sebagai kota yang Maju”. Dalam hal ini ditinjau dari beberapa indikator, salah satunya indicator social yang diukur dari kualitas sumber daya manusia. Namun dalam penjelasan tersebut kualitas sumber daya manusia hanya diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI), dimana untuk mengetahui kesenjangan gender juga diperlukan Indeks Pembangunan Gender (IPG) / Gender Development Index (GDI). Meskipun dalam penjelasan tersebut tidak menggunakan IPG/ GDI dalam mengukur kualitas sumber daya manusia, tetapi dalam kemajuan yang telah dicapai menjelaskan bahwa pengarusutamaan gender telah menjadi isu penting dalam pembangunan, yang berbunyi “ Selain itu semua kemajuan juga ditandai dengan tingginya tingkat
Visi Kota Surakarta tersebut kemudian dijabarkan dalam misi, misi merupakan rumusan mengenai apa-apa yang diyakini dapat dilakukan dalam rangka mewujudkan visi. Visi Kota Surakarat dijabarkan dalam 9 (sembilan) misi, namun keseluruhannya bersifat netral gender karena rumusan tersebut tidak mencantumkan secara eksplisit maupun implisit tentang nilai-nilai keadilan dan kesetaraan gender.
Setelah dilakukan analisis pada visi dan misi, maka dilakukan analisis pada tujuan. Tujuan merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Tujuan-tujuan dijabarkan dalam 9 (sembilan) klasifikasi, dimana setiap tujuan tersebut menjabarkan dari setiap misi. Dari tujuan-tujuan tersebut isu gender hanya dimasukkan dalam “ Tujuan dari Misi ke-4 yaitu Pelayanan dan Akses Pendidikan” dimana pada tujuan tersebut point kedua adalah “Memperluas akses masyarakat dibidang pendidikan dan berkeadilan gender ”. Hal ini membuktikan bahwa isu gender telah menjadi salah satu isu yang diperhatikan namun masih terbatas pada aspek pendidikan.
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut maka dirumuskan sasaran-sasaran kebijakan sehingga dapat membantu dan memandu dalam mempermudah perumusan indikator kinerja. Sasaran memuat penjabaran visi dan visi yang
kuantitatif yang menerjemahkan rumusan tujuan. Terdapat 35 sasaran dari seluruh penjabaran tujuan yang ada, dari 35 keseluruhan sasaran tersebut hanya sasaran-sasaran dari tujuan misi ke-4 yaitu pelayanan dan akses pendidikan yang memasukkan isu gender. Sasaran pertama poin A pada tujuan misi ke-4 adalah “ Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan yang inklusif, berkualitas dan berkeadilan dalam pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah, maupun pendidikan non formal .” Kata berkeadilan dalam sasaran tersebut menunjukkan responvitas gender dalam bidang pendidikan tentang pentingnya memberikan pendidikan yang adil baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Selain pada sasaran pertama isu gender juga dimasukkan dalam sasaran kedua pada tujuan misi ke-4 poin D yang berbunyi “Meningkatnya akses perempuan untuk mendapatkan pendidikan non formal untuk kecakapan hidup (life skill) ” dalam sasaran tersebut tidak hanya bersifat responsif gender namun justru bersifat affirmative action, dimana hanya salah satu jenis kelamin yang menjadi prioritas yaitu khusus untuk perempuan.
Analisis Responsivitas Gender terhadap Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pada RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2015
Komponen Kebijakan
Jumlah Rumusan
Hasil Analisis
Keterangan
Netral gender
Responsif gender
1 Secara ekplisit bersifat netral gender
Dalam penjabaran visi ada penjelasan yang bersifat responsif gender
Ada statement berkeadilan, menjamin HAM dan pengarusutamaan gender
Misi
Secara keseluruhan bersifat netral gender
Tidak ditemukan statement yang menuangkan nilai keadilan dan kesetaraan.
Tujuan
9 Sebagian besar bersifat netral gender
Satu poin bersifat responsif gender yang tercakup dalam tujuan dari misi ke-4 tentang pelayanan dan akses pendidikan.
Adanya statement berkeadilan gender
Sasaran
35 Sebagian besar bersifat netral gender
Satu poin bersifat responsif gender dan satu poin lagi bersifat affirmative action yang tercakup dalam tujuan dari misi ke-4 tentang pelayanan dan akses pendidikan.
Ada statement berkeadilan dan akses perempuan
Sumber : RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2015 Selain melakukan analisis pada visi, misi, tujuan dan sasaran maka selanjutnya akan dilakukan analisis strategi dan arah kebijakan pembangunan pada RPJMD Kota Surakarta tahun 2010 – 2015. Strategi pembangunan merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan tentang tujuan dan Sumber : RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2015 Selain melakukan analisis pada visi, misi, tujuan dan sasaran maka selanjutnya akan dilakukan analisis strategi dan arah kebijakan pembangunan pada RPJMD Kota Surakarta tahun 2010 – 2015. Strategi pembangunan merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan tentang tujuan dan
Tabel-4.8
Analisis Responsivitas Gender terhadap Sasaran Umum, Strategi dan Arah Kebijakan pada RPJMD Kota Surakarta 2010 -2015
Komponen Kebijakan
Jumlah Rumusan
Hasil Analisis Netral Keterangan
Sasaran Umum Daerah
Adanya statement berkeadilan
Strategi Daerah
18 18 0
Tidak ada statement yang
menuangkan nilai keadilan dan kesetaraan
Arah Kebijakan Daerah
30 28 2
Adanya statement berkeadilan
Sumber : RPJMD Kota Surakarta 2010 -2015 Hasil analisis yang dilakukan diperoleh bahwa pada sasaran umum daerah terdapat satu rumusan yang secara eksplisit menunjukkan responsivitas gender yang tertuang pada sasaran umum ketiga yaitu “Pembangunan kualitas masyarakat dengan memperluas kesempatan memperoleh pendapatan pendidikan, kesehatan, pangan, pemukiman dan pelayanan publik lainnya yang berkeadilan bagi semua kelompok tanpa diskriminasi. ” Kemudian pada strategi daerah terdapat 18 rumusan namun seluruhnya bersifat netral gender bahkan termasuk strategi daerah yang digunakan dalam mencapai sasaran umum ketiga dimana didalamnya secara ekplisit dapat dikatakan responsif gender. Berikutnya pada arah kebijakan daerah, dimana arah kebijakan daerah merupakan pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk
dalam mancapai tujuan dan sasaran. Dari seluruh rumusan arah kebijakan yang ada, terdapat dua rumusan yang bersifat responsif gender dimana keduanya merupakan arah kebijakan yang dilakukan untuk mencapai sasaran umum daerah ketiga. Dua rumusan tersebut berbunyi “Memfasilitasi penyediaan akses dan penyelenggaraan pelayanan pendidikan yang inklusif, berkualitas dan berkeadilan sehingga masyarakat dapat meningkat derajat pendidikannya” dan “Memfasilitasi penyediaan akses dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terjangkau, berkualitas dan berkeadilan sehingga masyarakat dapat meningkat derajat kesehatannya” . Meskipun terdapat rumusan yang responsif gender, namun keduanya hanya sebatas pada aspek pendidikan dan kesehatan. Selain itu, juga terlihat kurangnya konsistensi dalam perumusan. Misalnya pada analisis responsivitas sasaran umum, strategi dan arah kebijakan. Rumusan sasaran umum daerah ketiga menuangkan nilai keadilan tetapi breakdown pada strategi daerah nilai keadilan tersebut tidak tertuang dan nilai keadilan muncul kembali pada arah kebijakan daerah.
Setelah dilakukan analisis terhadap sasaran umum, strategi dan arah kebijakan maka selajutnya akan dilakukan analisis terhadap kebijakan serta program pembangunan daerah pada RPJMD Kota Surakarta tahun 2010 – 2015. Kebijakan umum menjelaskan tentang strategi yang lebih spesifik, konkrit, operasional dan fokus; mengarahkan pemilihan program yang lebih tepat dan rasional berdasarkan strategi yang dipilih dan mengarahkan pemilihan program agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan Setelah dilakukan analisis terhadap sasaran umum, strategi dan arah kebijakan maka selajutnya akan dilakukan analisis terhadap kebijakan serta program pembangunan daerah pada RPJMD Kota Surakarta tahun 2010 – 2015. Kebijakan umum menjelaskan tentang strategi yang lebih spesifik, konkrit, operasional dan fokus; mengarahkan pemilihan program yang lebih tepat dan rasional berdasarkan strategi yang dipilih dan mengarahkan pemilihan program agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan
Tabel – 4.9 Analisis Kebijakan Umum Daerah
Kategori Kebijakan Umum
Jumlah Rumusan
Hasil Analisis Netral Keterangan Gender
Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Ekonomi
Tidak ada statement yang menuangkan nilai keadilan dan kesetaraan
Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Sosial Budaya
Adanya statement tanpa diskriminasi dan menjamin persamaan hak warga negara dan HAM
Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Fisik Sarana dan Prasarana
Tidak ada statement yang menuangkan nilai keadilan dan kesetaraan
Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Tata Pemerintahan
Adanya statement adil bagi semua kelompok tanpa diskriminasi
Sumber : RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010 – 2015 Sumber : RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010 – 2015
Analisis berikutnya adalah analisis pada rumusan program pembangunan daerah. Program pembangunan daerah yang dirumuskan pada RPJMD merupakan acuan yang akan digunakan dalam penyusunan program pada Renstra Dinas. Berikut adalah klasifikasi program berdasarkan responsivitas gendernya.
Analisis Responsivitas Gender Program Umum Daerah
Program Pembangunan Daerah
Jumlah Rumusan
Netral Gender
Responsif Gender
Program Penjabaran Misi Ke-1
Tidak ada statement yang menuangkan nilai keadilan dan kesetaraan
Program Penjabaran Misi Ke-2
Program Penjabaran Misi Ke-3
Program Penjabaran Misi Ke-4
Adanya statement peningkatan kualitas perempuan dan pengarusutamaan gender
Program Penjabaran Misi Ke-5
Tidak ada statement yang menuangkan nilai keadilan dan kesetaraan
Program Penjabaran Misi Ke-6
Adanya statement tidak diskriminatif
Program Penjabaran Misi Ke-7
Tidak ada statement yang menuangkan nilai keadilan dan kesetaraan
Program Penjabaran Misi Ke-8
Program Penjabaran Misi Ke-9
Program Lainnya Pendukung Pencapaian RPJM Daerah
Adanya statement kesetaraan gender dalam pembangunan, peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan pengarusutamaan gender
Sumber : RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010 – 2015 Dari hasil klasifikasi diatas terdapat 6 rumusan program yang responsif gender yang terdapat pada rumusan program penjabaran misi ke-4, program penjabaran misi ke-6 dan program lainnya pendukung pencapaian RPJM Daerah. Program penjabaran misi ke-6 merupakan penjabaran misi akses Sumber : RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010 – 2015 Dari hasil klasifikasi diatas terdapat 6 rumusan program yang responsif gender yang terdapat pada rumusan program penjabaran misi ke-4, program penjabaran misi ke-6 dan program lainnya pendukung pencapaian RPJM Daerah. Program penjabaran misi ke-6 merupakan penjabaran misi akses
Hasil analisis secara keseluruhan terhadap RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2014 ditemukan bahwa pada dasarnya isu keadilan dan kesetaraan gender telah menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam mencapai tujuan – tujuan pembangunan, hal ini terbukti dengan dituangkannya secara eksplisit dalam perumusan. Namun hal tersebut masih terbatas pada aspek pendidikan dan kesehatan, belum menyentuh pada aspek ketenagakerjaan dimana aspek tersebut menjadi aspek penting dalam pelaksanaan program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.