kesejahteraan rakyat.
51
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, memberikan rumusan pengertian Tindak
Pidana Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
52
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk
mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif.
53
51
Purwaning M. Yanuar, Pengembalian Aset Hasil Korupsi, Berdasarkan Konvensi PBB Anti Korupsi 2003 Dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: Alumni, 2007, hal. 21.
52
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
53
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Banyumedia, 2010, hal. 295.
Universitas Sumatera Utara
2. Sumber Data
Bahan yang dipakai untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer
54
, bahan hukum sekunder
55
, dan bahan hukum tertier. Ketiga bahan hukum ini merupakan data sekunder.
Bahan hukum primer berupa perundang-undangan yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006
Tentang Pengesahan United Nations Convention Against Corruption 2003 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi, 2003, Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 Tentang Hukum Acara Pidana, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang money laundering.
Bahan hukum sekunder yang merupakan bahan yang akan memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer, yaitu terdiri dari buku-buku teks yang
berkaitan dengan kebijakan hukum pidana, aset korupsi dan tindak pidana korupsi, laporan-laporan penelitian dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan isu hukum
dalam penelitian ini.
54
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2009, hal. 142, bahan hukum primer yang berupa perundang-undangan, yang memiliki otoritas tertinggi adalah Undang-
Undang Dasar karena semua peraturan dibawahnya baik isi maupun jiwanya tidak boleh bertentangan dengan UUD tersebut.
55
Ibid., Bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku teks karena buku teks berisi prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan klasik para sarjana yang mempunyai
kualifikasi tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Bahan hukum tertier atau bahan hukum penunjang yang mencakup bahan hukum yang memberi petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum, majalah dan jurnal ilmiah, serta bahan-bahan lain diluar bidang hukum yang dianggap relevan dan
berguna untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data