legislatif merupakan kesalahan strategis yang dapat menjadi penghambat upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan pada tahap aplikasi dan eksekusi.
34
2. Kerangka Konsepsional
Konsep atau pengertian, merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. Jika masalah dan kerangka teoritisnya sudah jelas, biasanya sudah diketahui fakta
mengenai gejala yang menjadi pokok perhatian, dan suatu konsep sebenarnya adalah defenisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
35
Konsepsi adalah merupakan defenisi operasional dari berbagai istilah yang dipergunakan dalam tulisan. Adapun defenisi operasional dari berbagai istilah
dibawah ini adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan adalah sesuatu yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan satu pekerjaan, kepemimpinan dalam pemerintahan atau organisasi; Arah tindakan yang memiliki maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau
sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu perubahan.
36
Sudarto mengemukakan tiga arti mengenai kebijakan kriminal, yaitu :
a. Dalam arti sempit, ialah keseluruhan asas dan metode yang menjadi dasar dari
reaksi terhadap pelanggaran hukum yang berupa pidana;
34
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, hal. 78-79.
35
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia, 1981, hal. 24.
36
M. Marwan Jimmy P., Kamus Hukum, Dictionary Of Law Complete Edition, Surabaya: Reality Publisher, 2009, hal. 334.
Universitas Sumatera Utara
b. Dalam arti luas, ialah keseluruhan fungsi dari aparatur penegak hukum,
termasuk di dalamnya cara kerja dari pengadilan dan polisi; c.
Dalam arti paling luas yang beliau ambil dari Jorgen Jepsen, ialah keseluruhan kebijakan, yang dilakukan melalui perundang-undangan dan
badan-badan resmi, yang bertujuan untuk menegakkan norma-norma sentral dari masyarakat.
37
2. Hukum pidana menurut Moeljatno adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar aturan untuk:
a. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang
dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut;
b. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan;
c. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan
apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.
38
Hukum Pidana
39
merupakan hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-undang beserta sanksi pidana yang dapat
dijatuhkannya kepada pelaku.
40
Hukum Pidana adalah keseluruhan peraturan- peraturan yang menentukan perbuatan apa yang merupakan tindak pidana atau
bukan yang dapat dijatuhkan terhadap orang atau badan hukum yang melakukannya. Jadi hukum pidana tidak membuat norma hukum sendiri, tetapi
sudah ada pada norma lain. Adanya sanksi pidana untuk menjamin agar norma itu
37
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, hal. 3.
38
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hal. 1.
39
Lihat Alvi Syahrin, Ketentuan Pidana Dalam UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta: PT Sofmedia, 2011, hal. 82, bahwa ciri
utama Hukum Pidana terletak pada penjatuhan penderitaan kepada orang yang melakukan kesalahan berupa sanksi pidana. Pemidanaan dalam fungsi klasiknya merupakan upaya pengenaan penderitaan
sebagai pembalasan atas kesalahan dan ketercelaan perbuatan pelaku. Namun demikian, saat ini fungsi pembalasan tersebut terletak pada perannya sebagai upaya mencegah pelaku untuk tidak
melakukannya lagi pelanggaran hukum serta dalam rangka melindungi atas obyek hukum.
40
Bambang Waluyo, Op.cit., hal. 6.
Universitas Sumatera Utara
ditaati. Norma itu dapat berupa norma kesusilaan seperti perkosaan, perbuatan tidak menyenangkan, norma hukum pencurian dan sebagainya. Norma juga bisa
disebut dengan istilah kaidah.
41
3. Kekayaan berarti setiap jenis aset, apakah yang berwujud atau yang tidak berwujud, yang bergerak atau tidak bergerak, yang nyata berwujud atau yang
tidak nyata berwujud dan dokumen-dokumen hukum atau instrumen-instrumen yang membuktikan hak atas atau kepentingan yang melekat pada aset-aset itu.
Hasil Kejahatan adalah setiap kejahatan yang berasal dari, atau diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari pelaksanaan suatu kejahatan. Pembekuan atau
perampasan berarti melarang untuk sementara waktu dilakukannya transfer, perubahan, pengalihan kekayaan atau untuk sementara waktu menanggung beban
dan tanggungjawab untuk mengurus dan memelihara serta mengawasi kekayaan berdasarkan penetapan pengadilan atau penetapan dari otoritas lainnya yang
berkompeten.
42
4. Harta Kekayaan adalah semua benda bergerak atau benda tidak bergerak, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang diperoleh baik secara
langsung maupun tidak langsung
43
. Perampasan barang bergerak yang berwujud atau yang tidak berwujud barang tidak bergerak yang digunakan untuk yang
41
Moh. Hatta, Kebijakan Politik Kriminal, Penegakan Hukum Dalam Rangka Penanggulangan Kejahatan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hal. 1.
42
United Nations Convention Againts Corruption UNCAC, 2003, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Korupsi, 2003, Terjemahan Tidak Resmi oleh Forum Pemantau
Pemberantasan Korupsi FORUM 2004 Ibid., hal. 15-16.
43
Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Universitas Sumatera Utara
diperoleh dari tindak pidana korupsi, termasuk perusahaan milik terpidana di mana tindak pidana korupsi dilakukan, begitu pun harga dari barang yang
menggantikan barang tersebut.
44
5. Pengertian istilah “perampasan aset tindak pidana” dalam bahasa hukum Inggris disebut “forfeiture” yang didahului oleh “penyitaan” atau “confiscation”. Kedua
sarana hukum ini merupakan sarana hukum awal memasuki proses pemulihan aset asset recovery. Untuk pemulihan aset yang pada umumnya ditempatkan di
negara lain diperlukan langkah hukum yang disebut “pengembalian aset” returning asset.
45
6. Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak,
berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan pengadilan.
46
7. Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio Foclema Andreae:1951 atau corruptus Webster Student Dictionary: 1960, selanjutnya corruptio berasal dari
kata asal Bahasa Latin corrumpere, Inggris: Corruption, corrupt; Prancis: corruption; dan Belanda: corruptie korruptie, Indonesia: Korupsi. Pengertian
Korupsi secara harfiah ialah Kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan
44
Pasal 18 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
45
Romli Atmasasmita, Op.cit., hal 106.
46
Pasal 1 angka 16 KUHAP, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Universitas Sumatera Utara
yang menghina atau memfitnah. Korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya
Poerwadarminta, 1976. Encyclopedia Americana memberikan pengertian korupsi sebagai sesuatu hal yang buruk dengan bermacam ragam artinya
bervariasi menurut waktu, tempat dan bangsa.
47
Korupsi menurut J.S. Nye adalah:
Perilaku yang menyimpang dari kewajiban-kewajiban normal suatu peranan jawatan pemerintah, ka
rena kepentingan pribadi demi mengejar status dan gengsi, atau melanggar peraturan dengan jalan melakukan atau mencari pengaruh bagi
who unlawfully and wrongfully uses his station or character to procure some benefit
ers.
49
engan alasan yang berbeda-beda tetapi empunyai tujuan yang sama yaitu suatu perbuatan tidak etis yang merusak
8. negara yang ditandai dengan hilangnya aset-aset publik untuk kepentingan
kepentingan pribadi.
48
Defenisi Korupsi yang terdapat dalam Black’s Law Dictionary yaitu : Any act done with an intent to gave some advantage inconcistent with officials
duty and the rights of other. The act of an official or fiduciary person
for him self or for another person, contrary to duty and the right of oth Korupsi menurut Sheldon S. Steinberg dan David T. Austern adalah :
Merupakan bagian dari tingkah laku yang dilakukan oleh oknum aparatur pemerintahan maupun orang lain d
m sendi-sendi pemerintahan yang baik.
50
Tindak Pidana Korupsi adalah kejahatan terhadap kesejahteraan bangsa dan
47
Andi Hamzah, Op.cit., hal. 7-8.
48
Edi Setiadi dan Rena Yulia, Op.cit., hal. 72
49
Ibid. Lihat juga, Marwan Effendy, Op.cit., hal. 4, Korupsi di dalam Black’s Law Dictionary adalah : suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang
tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak-pihak lain, secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk
orang lain, bersamaan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain.
50
Marwan Effendy, Ibid., hal. 5.
Universitas Sumatera Utara
kesejahteraan rakyat.
51
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, memberikan rumusan pengertian Tindak
Pidana Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
52
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian