UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

ii

MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA

AUDIO-VISUAL

PADA SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

YULIANTO

NIM K4607062

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

v

Yulianto. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS

BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN

MEDIA

AUDIO-VISUAL

PADA SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

, Skripsi. Surakarta.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Juni. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

passing atas bolavoli melalui pendekatan pembelajaran dengan media

audio-visual

yang meliputi; (1) Peningkatkan kemampuan melakukan passing bolavoli

(penilaian produk) pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun

pelajaran 2010/2011, (2) Peningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli

(Penilaian proses) pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun

pelajaran 2010 /2011.

Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus mempunyai 4 langkah yaitu:

Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Sumber data penelitian ini

adalah siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011

berjumlah 34 siswa, terdiri atas 12 siswa putra dan 22 siswa putri. Teknik

pengumpulan data dengan observasi, tes kemampuan, dan penilaian hasil belajar

passing atas bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah secara statistik deskriptif kualitatif dengan hasil prosentase. Data Kondisi

awal penelitian ; (1) prosentase ketuntasan kemampuan melakukan passing atas

bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 karanganyar adalah 14.70% atau 5 siswa

(penilaian Produk), (2) Prosentase ketuntasan hasil belajar passing atas bolavoli

siswa SMA Negeri Karanganyar 17.65% atau 6 siswa (penilaian Proses).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa ”pendekatan

pembelajaran dengan media

audio-visual

dapat meningkatkan hasil belajar

passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun

pelajaran 2010/2011”, dengan pembahasan permasalahan dalam penelitian

sebagai berikut: (1) Pendekatan pembelajaran dengan media

audio-visual

, sangat

baik

untuk meningkatkan kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa


(5)

commit to user

vi

peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I kemampuan melakukan

passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah

diberikan tidakan terjadi peningkatan sebesar 41.18%, dengan prosentase

ketuntasan 55.88% atau 19 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar

27.62%, dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29 siswa. (2) Pendekatan

pembelajaran dengan media

audio-visual

, sangat baik untuk meningkatkan hasil

belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Dari

hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada

siklus I hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1

Karanganyar setelah diberikan tidakan terjadi peningkatan sebesar 35.29%,

dengan prosentase ketuntasan 52.94% atau 18 siswa. Pada siklus II terjadi

peningkatan sebesar 30.56%, dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29

siswa.


(6)

commit to user

vii

Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang

mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya dunia dan

akhirat.

(HR. Ibnu dari Abu Hurairah)

Shedakah adalah jalan pintu rizki, Maka bershedekahlah selagi kamu mampu.

(Penulis)

Dengan berpikir bahwa kamu bisa, maka hadapi keadaan sesulit apapun kamu

akan bisa disertai dengan usaha dan doa.

(Penulis)

Kerja dengan keras akan mendatangkan hasil apa yang kita impikan.

(Penulis)


(7)

commit to user

viii

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

-

Bapak Sadimin – Ibu Yatimah, terima kasih atas nasehat dan do’anya yang

selalu menyertaiku disetiap langkah hidupku.

-

Mas Ehyadi, mas Nur, mbak ismi, bak Amini dan adik ku Wulan,

karenamu keceriaan yang selalu ada pada diriku.

-

Orang tersayang “ S. Nh” yang selalu memberikan motivasi dan semangat.

-

Sahabat-sahabatku POK’O7

-

Anak kontrakan gulon Fc

-

Adik-adik JPOK FKIP UNS

-

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta, kampus

tempat kutimba ilmu.


(8)

commit to user

ix

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama

pembuatan skripasi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1.

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.,Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2.

Drs. H. Mulyono, M. M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3.

Waluyo, S.Pd., M.Or, Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan

dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4.

Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., sebagai pembimbing I dan Bapak

Waluyo, S.Pd., M.Or, Sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5.

Waluyo, S.Pd., M.Or Pembimbing Akademik, yang telah memberikan

arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program studi

Pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi

6.

Kepala SMA Negeri 1 Karanganyar, beserta staf dan jajarannya.

7.

Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena

itu,saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para

pembaca.

Surakarta,


(9)

commit to user

x

Halaman

JUDUL………..

i

PENGAJUAN SKRIPSI………

ii

PERSETUJUAN………

iii

PENGESAHAN……….

iv

ABSTRAK……….

v

MOTTO………..

vii

PERSEMBAHAN………..

viii

KATA PENGANTAR………

ix

DAFTAR ISI ...

x

DAFTAR GAMBAR. ...

xiv

DAFTAR TABEL ...

xv

DAFTAR LAMPIRAN………..

xvii

BAB I PENDAHULUAN ...

1

A.

Latar Belakang Masalah...

1

B.

Rumusan Masalah ...

5

C.

Tujuan Penelitian ...

5

D.

Manfaat Penelitian ...

5

BAB II LANDASAN TEORI ...

7

A.

Tinjauan Pustaka ...

7

1.

Pendidikan Jasmani ...

7

a.

Pengembangan Aspek Afektif ...

8

b.

Pengembangan Aspek Psikomotor………...

9

1)

Keterampilan Gerak……….

9

2)

Kebugaran Jasmani……….

10

c.

Pengembangan Aspek Kognitif……… ...

11

d.

Konsep gerak………

12

2.

Pendekatan Pembelajaran………

13


(10)

commit to user

xi

3. Belajar dan Pembelajaran...

14

a.

Belajar ...

14

b.

Pembelajaran ...

15

c.

Prinsip Belajar dan pembelajaran ...

16

1)

Perhatian dan Motivasi Belajar………

17

2)

Keaktifan Siswa………

17

3)

Keterlibatan Langsung Siswa………

18

4)

Pengulangan Belajar………

19

5)

Tantangan……….

19

6)

Balikan dan Penguatan……….

19

7)

Perbedaan Individu………..

20

d.

Ciri-ciri Pembelajaran ...

20

1)

Motivasi Belajar... ...

21

2)

Bahan Belajar... ...

21

3)

Alat Bantu Belajar... ...

22

4)

Suasana Belajar... ...

22

5)

Kondisi Siswa yang Belajar... ...

22

e.

Hasil Belajar... ...

23

3.

Media Pembelajaran ...

25

a.

Pengertian Media Pembelajaran... ...

25

b.

Fungsi dan Manfaat ... ...

27

c.

Jenis Media pembelajaran... ...

28

1)

Media Visual... ...

29

2)

Media Audio... ...

29

3)

Media Audio-Visual... ...

30

4)

Media Asli atau Orang... ...

30

d.

Pengunaan Media Pembelajaran Passing Atas Bolavoli.

30

4.

Bolavoli ...

31

a.

Pengertian Permainan Bolavoli... ...

31

b.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Bolavoli…

31


(11)

commit to user

xii

2)

Unsur Teknik………

32

3)

Unsur Taktik………

33

4)

Unsur Mental………...

34

c.

Teknik Dasar Permainan Bolavoli...

34

1)

Pengertian Passing...…..

35

2)

Passing Atas Bolavoli...…..

35

3)

Kesalahan Passing Atas Bolavoli…………... ...

38

B. Kerangka Berfikir...

39

C. Hipotesis Penelitian...

42

BAB III METODE PENELITIAN ...

43

A.

Tempat dan Waktu Penelitian ...

43

1.

Waktu Penelitian………. ...

43

2.

Tempat penelitian……… ...

43

B.

Subjek Penelitian...

44

C.

Sumber Data ...

44

D.

Teknik Pengumpulan Data ...

44

E.

Teknik Analisis Data...

46

F.

Prosedur Penelitian...

47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

54

A.

Diskripsi Tiap Siklus………

54

1.

Kondisi Awal……… ....

54

2.

Siklus I………. ...

57

a.

Rencana Tindakan I……….. ...

58

b.

Pelaksanaan Tindakan I……… ...

60

c.

Observasi Dan Interpretasi Tindakan I………. ...

66

d.

Analisis dan Refleksi Tindakan I……….. ...

70

e.

Diskripsi Data Tindakan I……….. ...

71


(12)

commit to user

xiii

b.

Pelaksanaan Tindakan II……… ...

75

c.

Observasi Dan Interpretasi Tindakan II………. ...

80

d.

Analisis dan Refleksi Tindakan II……….. ...

82

e.

Diskripsi Data Tindakan II……….. ...

83

B.

Pembahasan Hasil Pembelajaran……….

85

1.

Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli……… .

85

2.

Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli………

86

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………

88

A.

Simpulan………..

88

B.

Implikasi………..

89

C.

Saran……...

91

DAFTAR PUSTAKA…. ...

93


(13)

commit to user

xiv

Gambar

1.

Kerucut Pengalaman

Edgar Dale

………. ...

26

2.

Tahap persiapan sebelum melakukan passing atas bolavoli ...

36

3.

Tahap pelaksanaan passing atas bolavoli ...

37

4.

Tahap gerak lanjut passing atas bolavoli ...

38


(14)

commit to user

xv

Halaman

Tabel

1.

Penjabaran Sistematika Hasil Belajar Siswa...

23

2.

Rincian kegiatan, Waktu dan Jenis kegiatan ...

43

3.

Teknik Pengumpulan Data Penelitian ...

45

4.

Indikator Hasil Pencapaian Hasil Belajar Siswa. ...

52

5.

Deskripsi Data Awal Kemampuan Melakukan Passing Atas

Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Pendekatan pembelajaran

dengan Media Audio-visual ...

56

6.

Deskripsi Data Awal Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Sebelum

diberikan Tindakan Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan

Media Audio-visual ...

57

7.

Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah

Diberikan Tindakan I Melalui Pendekatan pembelajaran dengan

Media Audio-visual ...

72

8.

Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Setelah Diberikan

Tindakan I Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media

Audio-visual ... ...

73

9.

Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah

Diberikan Tindakan II Melalui Pendekatan pembelajaran dengan

Media Audio-visual ...

84

10.

Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Setelah Diberikan

Tindakan II Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media

Audio-visual ... ...

84

11.

Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas sebelum dan

Setelah Diberikan Tindakan 1 dan Tindakan II Melalui Pendekatan

pembelajaran dengan Media Audio-visual ...

86


(15)

commit to user

xvi

Diberikan Tindakan I dan Tindakan II Melalui Pendekatan


(16)

commit to user

xvii

Halaman

Lampiran

1.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...

95

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...

107

3.

Tes Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli (Nilai Produk)

Kondisi Awal... ...

120

4.

Penilaian Psikomotor Data Kondisi Awal ...

121

5.

Penilaian Afektif Kondisi Awal. ...

122

6.

Penilaian Kognitif Kondisi Awal ...

123

7.

Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Kondisi awal...

124

8.

Tes Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli (Nilai Produk)

Kondisi Siklu I...

125

9.

Penilaian Psikomotor Siklus I ... ...

126

10.

Penilaian Afektif Siklus I. ...

127

11.

Penilaian Kognitif Siklus I ... .

128

12.

Rekapitulasi Penilaian Hasil Siklus I... ...

129

13.

Tes Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli (Nilai Produk)

Kondisi Siklu II...

130

14.

Penilaian Psikomotor Siklus I...

131

15.

Penilaian Afektif Siklus II. ...

132

16.

Penilaian Kognitif Siklus II...

133

17.

Rekapitulasi Penilaian Hasil Siklus II...

134


(17)

commit to user

1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang mengunakan

aktifitas jasmani, permainan, dan cabang olahraga yang terpilih dengan dengan

maksud untuk mencapai tujuan pendidikan, tujuan yang dicapai bersifat

menyeluruh, mencakup aspek fisikal, intelektual, emosional, sosial, dan moral.

Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah-sekolah memiliki peranan yang

sangat penting dalam berbagai hal diantaranya : Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas

jasmani, permainan, dan cabang olahraga terpilih yang dilakukan secara

sistematis. Pembekalan pengalaman belajar yang diarahkan untuk membina fisik,

perkembangan watak, keterampilan gerak, kepribadian yang harmonis dan

sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat . Melihat

pendidikan jasmani baik dari segi pola pencapaian tujuan maupun tujuan yang

ingin dicapai, maka perlu peninjauan yang lebih mendalam agar tujuan pendidikan

jasmani benar-benar memenuhi sasaran.

Sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani maka faktor anak didik (siswa)

merupakan faktor yang dijadikan objek didalam pelaksanaan proses belajar

mengajar pendidikan jasmani. Guru mempunyai peranan sangat besar dalam

pencapaian keberhasilan siswa dalam proses belajar, dimana seorang guru tidak

hanya mampu mendidik saja tetapi guru dituntut mampu sebagai fasilitator,

motifator, dan juga sebagai pembaharuan dalam proses belajar mengajar. Oleh

karena itu, guru pendidikan jasmani dituntut untuk mengetahui dan memahami

serta mampu melaksanakan beban tugas mendidik dan mengajar dalam proses

belajar mengajar pendidikan jasmani.

Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani, perlu mengetahui

bagaimana sebenarnya pembelajaran itu terjadi dan seorang guru di tuntut untuk


(18)

commit to user

membelajarkan siswa. Dalam pembelajaran keberhasilan siswa tidak hanya

ditentukan oleh hasil pembelajarannya akan tetapi juga di pengaruhi oleh proses

belajar mengajarnya, apabila dalam pembelajaran proses pembelajaran baik maka

pencapaian hasil yang di harapkan akan tercapai, maka dari itu guru harus

benar-benar mempersiapkan materi yang akan diajarkan sebelum melakukan

pembelajaran agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik.

Dalam melaksanakan tugas profesinya guru dihadapkan pada berbagai

tantangan seperti bagaimana cara bertindak atau bersikap yang tepat, apa bahan

belajar yang paling sesuai, apa metode penyajian yang paling efektif, alat bantu

apa yang bisa dipakai, apa langkah-langkah yang paling efisien, sumber belajar

mana yang bisa diakses dan bagaimana sistem evaluasi yang dapat mengukur

ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu

menerapkan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk mencapai tujuan yang

dimaksud. Seorang guru harus memiliki ide dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada, agar tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

Pada saat ini telah berkembang pesat berbagai macam alat atau media

pembelajaran berteknologi yang dapat digunakan sebagai pendekatan

pembelajaran. Namun belum semua guru pendidikan jasmani memanfaatkannya

dengan baik. Dengan meninjau kembali bahwa sekolah SMA Negeri 1

Karanganyar adalah Sekolah RSBI (

Rintisan Sekolah Bertaraf lnternasional)

yang

mempuyai fasilitas sarana pembelajaran di dalam kelas yang baik, ditandai dengan

adanya media audio-visual seperti; komputer, LCD , dan serta pengaksesan

informasi dengan internet yang memadai. Seharusnya seorang guru penjas juga

berani mencoba memanfaatkan sarana berteknologi tersebut di dalam sarana

pembelajaran penjas seperti yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran yang

lain. Tidak hanya mengunakan model pembelajaran yang terjadi selama ini, yaitu

dengan model pembelajaran bersifat konvensional yang hanya memfokuskan pada

komunikasi verbal, demonstrasi, sentralisasi guru dan pembelajaran yang otoriter.

Dengan sarana berteknologi tersebut diharapkan guru pendidikan jasmani dapat


(19)

menyenangkan. Khususnya dalam pembelajaran bolavoli. Pembelajaran bolavoli

merupakan pembelajaran yang memfokuskan pada keterampilan gerak, yang

hanya dapat dilakukan secara bertahap melalui proses latihan dari serangkaian

gerakan yaitu dari suatu gerakan yang sederhana ke gerakan kompleks. Maka

dengan itu dibutuhkan sarana prasana pembelajaran yang dapat memberikan

gambaran dengan jelas gerakan tahap demi tahap tersebut.

Sebagai langkah awal pembelajaran bolavoli adalah dengan di

kenalkannya macam-macam teknik dasar bolavoli kepada siswa. Salah satu

teknik dasar bolavoli yang harus dikuasai dalam permainan bolavoli adalah

passing atas. Passing atas bolavoli sangat diperlukan dalam permainan bolavoli

karena passing atas mempuyai fungsi sebagai pengatur irama dari permaianan

bolavoli dan untuk menyajikan bola kepada smasher bagi seorang tosser. Ditinjau

dari gerakannya, passing atas memiliki gerakan yang cukup kompleks. Tidak

jarang para siswa sekolah kurang mampu melakukan gerakan passing atas.

Bahkan masih banyak diantara mereka yang belum mengetahui dan menguasai

teknik passing atas yang benar. Karena belum mengetahui teknik passing atas,

banyak siswa yang tidak dapat melakukan passing atas dengan benar. Kebanyakan

siswa membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus tidak membentuk cekung jari

sehingga perkenaan bola pada telapak tangan tidak tepat , lengan telah lurus ke

atas sebelum perkenaan bola sehingga tidak ada kekuatan, untuk mendorong bola

ke depan atas, dan masih banyak siswa yang masih malas untuk menekuk lutut

dalam sikap persiapan pelaksanaan sehingga gerakan passing atas yang dilakukan

oleh kebanyakan siswa keliatan tidak beraturan. Kondisi yang demikian perlu

mendapat perhatian dan solusi yang tepat agar siswa mampu melakukan passing

atas dengan baik.

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam proses pembelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES) pada siswa kelas

X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 masih terdapat

beberapa kendala yang dihadapi siswa dalam melakukan olahraga permainan


(20)

dengan teknik yang benar, khususnya pada penguasaan passing atas. Dalam segi

pemahaman, unjuk kerja, keaktifan dan kemampuan melakukan (Hasil belajar)

siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar di katakan masih sangat rendah.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan passing atas bolavoli

adalah salah satu penyebab berkurangnya motivasi atau keaktifan siswa di dalam

pembelajaran bolavoli. Maka dari itu guru pendidikan jasmani diharapkan mampu

berfikir kreatif menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan

pembelajaran passing atas bolavoli. Dimana pendekatan pembelajaran tersebut

mampu memberikan gambaran dengan jelas tentang teknik dasar passing atas

bolavoli yang benar sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman,

keaktifan, unjuk kerja dan kemampuan siswa di dalam pembelajaran passing atas

bolavoli.

Berdasarkan permasalahan di atas, pendekatan pembelajaran dengan

media audio-visual dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran bolavoli pada

siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Pendekatan pembelajaran dengan

media audio-visual yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa

tentang prosedural, pengetahuan deklaratif yang terstuktur dengan baik dan

dipelajari secara selangkah demi selangkah diharapkan mampu untuk

meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli yang dianggap masih sangat

rendah. Karena pembelajaran dengan media audio-visual siswa dapat menyerap

pemahaman materi melalui pandangan dan pendengaran, yaitu dengan cara

pemberian contoh atau demonstrasi melalui penayangan slide maupun video

tentang pembelajaran passing atas bolavoli yang telah dirancang sebelumnya.

Dengan melihat tahap demi tahap dari gerakan, siswa akan mampu memahami,

menganalisis dan melakukan gerakan teknik dasar bolavoli dengan baik dan

benar.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud mengadakan

Penelitian Tindakan Kelas (

Classroom Action Research

) pada siswa kelas X-3

Karanganyar dengan judul “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas


(21)

Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011” .

B.

Perumusan Masalah

Dengan latar belakang yang telah di uraikan diatas. Maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut : “ Apakah pendekatan pembelajaran dengan

media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli pada

siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 karanganyar? ”.

C.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar passing atas

bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran

2010/2011, dengan pemanfaatan media audio-visual.

D.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Lembaga Pendidikan ( Instansi )

Sebagai bahan masukan, saran , dan informasi terhadap sekolah, instansi,

lembaga pendidikan untuk mengembangakan strategi belajar mengajar yang tepat

dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

a.

Memotivasi kreativitas guru disekolah dalam rangka menciptakan suasana

pembelajaran khususnya pembelajaran jasmani sehingga menjadi efektif

dan berkualitas.

b.

Memotivasi guru di sekolah untuk membuat dan mengembangkan media

belajar yang mempermudah dalam mentransfer materi atau ilmu

pengetahuan terhadap siswa atau peserta didik .

c.

Sebagai bahan masukan kepada guru atau pengajar dalam memilih

alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa atau

partisipasi siwa dalam proses belajar mengajar.


(22)

a.

Mempermudah siswa untuk memahami atau menyerap segala informasi

yang disampaikan oleh guru atau pengajar dalam pembelajaran. Sehingga

mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam teknik dasar passing atas

bolavoli.


(23)

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1.

Pendidikan Jasmani

Kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan jasmani amat berbeda

pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah

pendidikan melalui aktivitas jasmani. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik,

siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi

estetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap yang sportif, dan

memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.

Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang

relatif sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal ranah pembelajaran, yaitu

sama-sama mengembangkan tiga ranah utama ; psikomotor, afektif, dan kognitif.

Namun demikian ada satu kekhasan dan keunikan dari program pendidikan jasamani

yang tidak dimiliki oleh program pendidikan. Dalam hal ini Samsudin (2008: 21)

mengemukakan bahwa “kekhasan dan keunikan dari program pendidikan jasmani

yang tidak dimiliki oleh program pendidikan yaitu dalam hal pengembangan wilayah

psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan kebugaran

jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya”.

Menurut Cholik Mutohir (1992) yang dikutip dalam buku Pembelajaran

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMA/MA, Samsudin (2008: 2)

mengemukakan bahwa : “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan

seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar

dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

jasmani, kesehatan jasmani, kemampuan, ketermpilan ,kecerdasan dan perkembangan


(24)

watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia

Indonesia berkualitas berdasarkan pancasila”. Menurut Parangrazi dan Dauer (1981)

mengemukakan bahwa “Pendidikan untuk awal massa kanak-kanak dan SD dapat

diidentifikasi sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk berjalan, dan belajar

tentang gerak, pada tahap SMP pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat untuk

belajar

fair play

dan jiwa sportivitas yang baik, dan pada jenjang SMA anak ingin

bermain secara harmonis dengan orang lain dan berpartisipasi dalam permainan tim”.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani sekolah bukan

semata-mata ditekankan pada pencapaian kesegaran fisik, pengembangan

keterampilan, kemampuan motorik saja namun juga mengembangkan mental dan

psikologis siswa, seperti : sikap fair play, semangat, dan jiwa sportifitas dalam

kegiatan apapun. Pendidikan jasmani juga memberikan pemahaman sejak dini

tentang perencanaan progam kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada giliran nya

akan mampu berpartisipasi aktif dalam segala aktifitas. Untuk itu pendidikan jasmani

disekolah-sekolah diharapkan mampu mengembangkan aspek afekitf, kognitif, dan

psikomotor secara bersamaan.

a.

Pengembangan Aspek Afektif

Menurut hernowo (2003) yang dikutip dalam buku perencanaan pembelajaran,

Abdul Majid (2008: 76) Bahwa “Bersikap merupakan wujud keberaniaan untuk

memilih secara sadar. Setelah itu ada kemungkinan ditindak lanjuti dengan

bertanggung jawab, kukuh dan bernalar ”

Belajar bersikap berarti memperoleh kecenderungan untuk menerima atau

menolak suatu objek, berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang

berguna atau tidak berguna , yang kemudian ditunjukan dengan tanggung jawab atas

sesuatu hal yang dipilihnya.


(25)

Strategi pengembangan afektif yang sudah digunakan dalam program

pendidikan jasmani selama ini baru terbatas pada upaya membangkitkan sikap dan

minat siswa terhadap pendidikan jasmani.

Pembelajaran domain afektif dapat digunakan untuk memfokuskan

perhatian, memelihara konsentrasi, menimbulkan dan menjaga motivasi, mengelola

kecemasan, mempelajari etika serat perilaku sosial. Selera, kepercayaan, sikap, dan

idealisme seseorang akan mempengaruhi cara ia berperilaku.

b.

Pengembangan Aspek Psikomotor

1)

Keterampilan Gerak

Tugas ajar anak menguasai keterampilan gerak dalam berbagai cabang

olahraga merupakan tanggung jawab utama dari guru pendidikan jasmani. Tetapi

tidak seperti yang dipahami oleh banyak guru pendidikan jasmani selama ini, tujuan

utama dalam mengajarkan keterampilan gerak tersebut adalah pengembangan

keterampilan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, serta membantu dirinya

bertindak efektif, dan efisien dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya; bukan untuk

mempersiapkan atlet yang berprestasi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan

jasmani yang berhubungan dengan kebugaran jasmani yaitu individu, sebagai anggota

keluarga serta sebagai anggota masyarakat.

Untuk dapat menentukan cara dan amteri apa yang tepat untuk membuat

anak meningkat keterampilannya, guru harus mengetahui keterampilan dan ciri dari

keterampilan. Keterampilan Menurut Samsudin (2008: 22) adalah sebuah kecakapan

atau tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga

indikator kualitas utama yaitu efektif, efisien, dan

adaptable.

Kualitas efektifitas adalah merupakan hasil dari tindakan yang berorientasi

pada tujuan atau sasaran tertentu. Sebuah permainan bolavoli , misalnya, dianggap

efektif jika dapat melakukan serangan dan mendapatkan nilai. Dengan kata lain,

seluruh keterampilan gerak bisa dianggap efektif jika mampu diselesaikan sesuai

dengan tujuannya. Kualitas efisiensi menggambarkan penampilan atau geraknya itu


(26)

sendiri. Suatu penampilan dilakukan secara efisien jika aksinya itu secara mekanika

dianggap benar dalam situasi tertentu. Kualitas adaptasi menggambarkan kemampuan

individu dalam menyesuaikan penampilan pada kondisi sekitarnya. Hal ini menunjuk

pada keadaan lingkungan yang selalu berubah-ubah, sehingga ketika sebuah

keterampilan dilakukan pada keadaan yang berbeda, individu perlu melakukan

penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan. Kualitas adaptasi merupakan faktor yang

sangat menentukan dalam keterampilan, karena perubahan dalam hal kondisi ketika

keterampilan dilangsungkan bisa terjadi terus meneurus, terutama dalam cabang

olahraga permainan, khususnya bolavoli.

2)

Kebugaran Jasmani

Tujuan pembelajaran dalam ranah psikomotor yang harus dikembangkan

melalui program pendidikan jasmani harus pula mencakup peningkatan kebugaran

jasmani siswa. Program pendidikan jasmnai harus dipadukan dengan program

kebugaran jasmani. Menurut Samsudin (2008: 23), beberapa masalah yang harus

dipecahkan oleh guru dalam kaitannya dengan pemberian program kebugaran jasmani

yaitu:

a)

Waktu yang disediakan disekolah tidak memadai untuk mengembangkan

kebugaran siswa, apalagi mempertahankannya, jika dilihat dari persyaratan

intensitas, frekuensi dan durasi latihan.

b)

Pertambahan kualitas kebugaran yang dicapai berumur sangat pendek,

mudah hilang atau menurun kembali, kecuali jika tingkat intensitas dan

frekuensi latihan tetap dipertahankan.

c)

Program pengembangan kebugaran jasmani yang disediakan guru pun

biasanya bersifat monoton, tidak bervariasi, tidak ada kriteria yang jelas, dan

yang lebih parah adalah tidak mudah bagi guru untuk mendokumentasikan

kemajuan yang dicapai oleh masing-masing siswa.

d)

Secara tidak disadari, guru pun biasanya mengabaikan penanaman kesadaran

siswa yang didasarkan pemahaman secara kognitif dan afektif terhadap

program kebugaran jasmani.

Melihat permasalahan diatas, bahwa tanpa melihat keterbatasan waktu yang

tersedia, program pendidikan jasmani yang berkaitan dengan kebugaran harus

meliputi ranah tujuan pembelajaran, yaitu siswa harus menjadi bugar, mampu


(27)

mempertahankan tingkat kebugarannya, mempunyai pengetahuan yang berhubungan

dengan kebugaran, dan yang paling penting dari kesemuanya adalah menghargai

nilai-nilai kebugaran dalam seluruh hidupnya.

c.

Pengembangan Aspek Kognitif

Pendidikan jasmani yang tradisional banyak menekankan pengajarannya pada

peningkatan keterampilan gerak. Padahal, salah satu tugas dari pendidikan jasmani

menurut Samsudin (2008: 25) adalah meningkatkan pengertian anak tentang tubuh

dan kemungkinan geraknya, serta berbagai faktor yang mempengaruhinya. Itu dari

segi konsep gerak. Lebih lanjut Samsudin (2008: 25) menjelaskan dari konsep

kebugaran anak yang diharapkan memiliki pengertian tentang pengaruh latihan atau

kegiatan fisik terhadap kesehatan tubuh yang berguna bagi mereka untuk menjalani

hidup yang aktif.

Pelaksanaan pembelajaran aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak

hanya dilaksanakan di dalam kelas dengan menghafal fakta-fakta tentang teknik dasar

dan ukuran lapangan. Akan tetapi, kesemuanya dapat dilaksanakan di dalam praktik

pendidikan jasmani, diintegrasikan dengan pembelajaran keterampilan gerak. Isi atau

materi aspek kognitif dalam pendidikan jasmani bukan hanya berkaitan dengan apa

dan bagaimana tentang fenomena gerak, tetapi meliputi aspek mengapa hal itu bisa

terjadi termasuk faktor apa yang berpengaruh. Berkaitan dengan pengetahuan yang

lengkap tersebut guru dapat mengajarkannya langsung di lapangan ketika anak

sedang mengalami gerak. Karena dengan pengetahuan yang dipelajari melalui

pengalaman langsung yang relevan akan bertahan lebih lama daripada hanya melaui

mendengar atau membaca. Lebih dari itu, pembelajaran akan lebih cepat terjadi

ketika siswa mengerti prinsip-prinsip yang terlibat dalam pelaksanaan keterampilan.


(28)

d.

Konsep Gerak

Pengajaran konsep akan membantu siswa dalam pembelajaran pendidikan

jasmani secara keseluruhan, terutama dengan memilih isi atau materi yang dapat

ditransfer pada situasi-situasi lain yang identik. Misalnya jika anak sudah menguasai

konsep gerak tentang bagaimana menerima data dalam situasi, maka mereka akan

mampu menerapkan konsep itu pada situasi lain seperti saat melakukan pass bawah,

servis dalam bolavoli. Kemampuan mentransfer tersebut adalah faktor yang sangat

penting baik dalam pembelajaran mandiri maupun pemecahan masalah. Istilah

konsep gerak menunjuk pada gagasan-gagasan kognitif yang memiliki nilai transfer.

Menurut Samsudin (2008: 27) bahwa “ konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat

berupa sebuah label atau nama suatu kelompok respons gerak, seperti menangkap,

melempar, atau perpindahan tempat, yang hanya sebuah nama dari keterampilan

gerak yang bisa digunakan dalam berbagai situasi”. Lebih lanjut Samsudin (2008: 27)

menjelaskan terdapat enam kategori konsep gerak yang berguna dalam pendidikan

jasmani yang harus tercakup dalam penmgajaran konsep yaitu; a) rangkaian aksi, b)

kualitas gerak, c) prinsip gerak, d) strategi gerak, e) pengaruh gerak, f) emosi gerak.

Rangkaian aksi merupakan kategori atau penjenisan gerakan secara luas yang

mencakup respons khusus yang beragam. Kuliatas gerak merupakan kelompok

respons yang mengandung kualitas tertentu dilihat dari berbagai aspek, seperi aspek

ruang, aspek usaha, aspek keterhubungan. Prinsip gerak adalah pengelompokkan

konsep secara meluas yang mamasukkan prinsip-prinsip yang mengatur efisiensi dan

efektifitas gerak. Strategi gerak adalah konsep yang berhubungan dengan bagaimana

gerakan digunakan dalam kaitannya dengan benda atau orang lain. Pengaruh gerak

merupakan konsep yang dikaitkan dengan pengaruh pengalaman gerak pada pelaku.

Sedangkan emosi gerak merupakan pengelompokkan khusus dari konsep yang

berfokus secara khusus pada wilayah efektif dari perkembangan manusia.


(29)

2.

Pendekatan Pembelajaran

a.

Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai

proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”. Sedangkan pembelajaran

menurut H.J.Gino dkk. (1998: 32) bahwa, “pembelajaran atau

instruction

merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar

dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar

mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian,

bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping

itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”.

Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat

disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang

mempunyai system untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan

membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Sedangkan Syaiful Sagala (2005: 68) berpendapat bahwa “pendekatan

pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam

mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.

Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan dua

ahli tersebut menunjukkan bahwa, dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua

kejadian secara bersama yaitu : (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini

guru, (2) pihak lain yang menerima adalah peserta didik atau siswa. Kedua

komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar.

b.

Pentingnya Pendekatan Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai objek yang

sedang belajar dan guru sebagai pengajar untuk memberikan materi pelajaran

guna terjadi perubahan pada diri siswa. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih


(30)

dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan atau

ketangkasan. Seperti dikemukakan oleh slameto (1995: 97) bahwa “kegiatan

mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau

keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan yang menghubungkannya

dengan subyek yang sedang diajar”.

Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada siswa, maka

harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran

yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang terarah dan

pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut merupakan

pendekatan yang membantu tercapainya dengan mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang terkendali, dengan seksama menyusun seri-seri pembelajaran

yang member urutan pembelajaran terhadap tujuan yang telah dirumuskan.

Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian integral yang dapat

mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya tujuan

pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan

oleh guru.

Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan

mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan

metode pembelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motifasi belajar

siswa, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal.

3.

Belajar dan

Pembelajaran

a.

Belajar

Dalam kamus umum bahasa indonesia secara etismologis belajar memiliki

arti “Berusaha supaya mendapat suatu kepandaian” definisi ini memeliki arti atau

pengertian bahwa : “Belajar adalah sebuah kegiatan dalam rangka mencapai

kepandaian atau mencari ilmu. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu serta

memiliki pengetahuan yang luas dan menjadikan manfaat bagi dirinya dan orang


(31)

lain”. Sedangkan Azhar Arsyad (2004: 1) menyampaikan bahwa : “Belajar adalah

proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya dan

proses belajar terjadi apabila ada interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”.

Menurut Agus Kristiyanto (2010: 68) dalam hukum kesiapan belajar (

law of

readines)

telah amat jelas ditekankan bahwa : “Belajar (termasuk berlatih didalamnya

).akan berlangsung sangat efektif jika siswa /seseorang telah siap untuk memberikan

respon, kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan untuk adaptasi terhadap stimulus

dan juga kesiapan dari sisi kematangan fisik-biologis-antropometrik anak.”

Dryden

dan

Vos

yang dikutip dalam M. Furqon Hidayatullah (2009 : 147)

mengemukakan bahwa belajar harusnya memiliki tiga tujuan, yaitu (1) mempelajari

keterampilan dan pengetahuan tentang materi – materi pelajaran spesifik; (2)

mengembangkan kemampuan konseptual umum, sehingga mampu belajar

menerapkan konsep yang sama atau berkaitan dengan bidang-bidang yang lain yang

berberda; (3) mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah

dapat digunakan dalam segala tindakan.

Untuk itu perlu dapat disimpulkan bahwa belajar wajib dilakukan oleh semua

orang baik anak-anak maupun orang dewasa dengan cara berinteraksi dengan

lingkungan. Dalam proses belajar yang baik siswa diharapkan mengalami atau

melakukan serangkaian kegiatan belajar secara keseluruhan, tidak hanya sekedar

bersifat verbalistik. misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru,

melakukan dan lain sebagainya. Salah satu bukti bahwa seseorang melakukan proses

belajar apabila seseorang itu telah siap beradaptasi terhadap respon yang diterima dan

menjadikan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu, yang mungkin

disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau

sikapnya (kognitif, psikomotor, afektif).


(32)

Pembelajaran mempuyai pengertian yang mirip dengan belajar ,walaupun

mempuyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya

peserta didik dapat belajar dan meguasai isi pembelajaran, sehingga siswa mampu

mencapai suatu objektif atau tujuan yang ditentukan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003:17) ”pembelajaran adalah

proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar” Sedangkan

menurut Oemar Hamalik (2001: 57) bahwa: ” Pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatakan intensitas dan kualitas belajar pada

diri peserta didik yang bisa terjadi karena proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu

pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistematik untuk memfasilitasi dan

meningkatkan proses belajar. Maka kegiatan pembelajaran berkaiatan erat dengan

jenis belajar serta hasil belajar tersebut.

c.

Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran mempunyai kaitan erat yang terjadi antara guru dan

siswa dan tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan

antara dua subjek. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi

proses belajar, sementara kegiatan belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa,

dengan melalui kegiatan itu siswa akan mengalami perubahan pada perilakunya.

Menurut Nasution yang dikutip H.J. Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat

belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk

kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri,

pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.


(33)

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk

mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses

pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut

Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi

perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,

tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran

meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau

berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan

individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip

pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan benar.

Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara singkat

sebagai berikut:

1)

Perhatian dan Motivasi Belajar

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai

dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan, “Perhatian siswa

waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar dengan penuh

perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih terkesan lebih

mendalam dan tahan lama pada ingatan”.

Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang

optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka

akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan yang

dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah, “Tenaga yang

menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan motivasi belajar yang

tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Belajar yang dilakukan

dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.


(34)

Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan

belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan

emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.

Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur belajar,

boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar sendiri

merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang belajar”.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya.

Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa. Menurut S. Nasution

(1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52) macam-macam keaktifan belajar

siswa antara lain: “

Visual activities, oral activities, listening activities, drawing

activities, motor activities, mental activities, emotional activities

”.

Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak terpisah

satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung keaktifan mental

dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat dilakukan

bermacam-macam keaktifan.

3)

Keterlibatan Langsung Siswa

Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses

belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan

organ-organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya.

Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab

pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku

siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri

siswa.

Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar

adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang didapat

oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara siswa satu

dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan kondisi serta

kemampuan setiap siswa.


(35)

4)

Pengulangan Belajar

Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan

melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan

akan dikuasai dengan baik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 52) bahwa,

“Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara

keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah pengulangan masih diperlukan

dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan Suharno HP. (1993: 22) berpendapat,

“Untuk mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan

keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan

frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”. Mengulang materi pelajaran atau

suatu keterampilan adalah sangat penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan

secara terus menerus, maka gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara

otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang

dilakukan lebih efektif dan efisien.

5)

Tantangan

Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran.

Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk memecahkan

permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk

(1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai sifat

merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung banyak

masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat mengatasi masalah-masalah

yang dihadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”.

Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat penting.

Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa dalam belajar,

maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah

tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang dipelajarinya, maka siswa

akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal.


(36)

Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri siswa,

yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan usaha

belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa yang baik, diberi

balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang merupakan penguatan

terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.

Penguatan (

reinforcement

) adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi

penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda

persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini sangat

besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

7)

Perbedaan Individu

Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan

lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau kecepatannya

masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu

siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Manfaat

pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan,

direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-masing

siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka guru harus memperhatikan

perbedaan setiap individu dan dalam membelajarkannya harus disesuaikan dengan

kemampuan masing-masing individu.

d.

Ciri-Ciri Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau

pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan pengetahuan atau

keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pembelajaran

terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan

tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat

mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan


(37)

tujuan belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk (1998: 36) menyatakan, “

Ciri-ciri pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar

siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana

belajar dan (5) kondisi subyek belajar ”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan

bahwa, ciri-ciri pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan

belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut

harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Jika dalam pelaksanaan

pembelajaran keterampilan ciri-ciri tersebut diperhatikan dengan baik, maka akan

diperoleh hasil belajar yang optimal. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran dijelaskan

sebagai berikut:

1)

Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat melakukan

tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan

sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas ajar dari

guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh

motivasi pada dirinya. Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan

perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar,

tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

siswa dapat tercapai

2)

Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi belajar

perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan


(38)

karakteristik siswa agar dapat diminati siswa. Bahan pengajaran merupakan

segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu

diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta atau yang bersifat

menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk menemukan atau

memecahkannya masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

3)

Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat

membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran

adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar

materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh

siswa. Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik,

maka siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan

baik.

4)

Suasana Belajar

Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian

tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi

komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping itu juga,

adanya kegairahan da n kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar akan

berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik

siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

5)

Kondisi Siswa yang Belajar

Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi juga

memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan memiliki

potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan kondisi siswa


(39)

yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam proses

belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan dan

partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai

fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.

e.

Hasil Belajar

Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf keberhasilan

rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat melihat sejauh mana

taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya

maka diperlukan sebuah informasi yang didukung oleh data yang objektif dan

memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa.

Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar dapat

bersifat

fungsional-struktural,

material-substansial,

dan

behavioral.

Untuk

mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar siswa dapat menggunakan

penggolongan perilaku menurut

Bloom

yang terdiri atas kawasan atau ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan (1989 :

22) beberapa indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil belajar

dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa

Jenis Hasil Belajar Indikator Cara Pengungkapan

a. Kognitif

- Pengamatan/ perceptual Dapat menunjukan, membandingkan , menghubungkan.


(40)

- Hafalan / ingatan Dapat menyebutkan dan menunjukan lagi

Pertanyaan, tugas tes

- Pengertian/ pemahaman Dapat menjelaskan dan mengidentifikasikan dengan kalimat sendiri

Pertanyaan

- Aplikasi/ penggunaan Dapat memberikan contoh, menggunakan dengan tepat, memecahkan masalah

Soal, tes tuga

- Analisis Dapat menguraikan, dan mengklasifikasikan

Tugas, persoalan, tes

- Sitesis Dapat menghubungkan, dan menyimpulkan,

mengeneralisasikan

Tugas, persoalan, tes

- Evaluasi Dapat menginterprestasikan, memberikan kritik, memberikan pertimbangan penilaian

Tugas, persoalan, tes

b. Afektif

- Penerimaan Bersikap menerima, menyetujui, atau sebaliknya

Pertanyaan, tes skala sikap

- Sambutan Bersedia terlibat, berpartisipasi, memanfaatkan, atau sebaliknya

Tugas, observasi dan tes

- Penghargaan/ Apresiasi Memandang penting, bernilai, berfaedah indah, harmonis, kagum, atau sebaliknya.

Skala penilaian, tugas, dan observasi.

- Internalisasi/ Pendalaman

Mengakui, mempercayaai, meyakinkan, atau sebaliknya

Skala sikap, tugas ekspresif, pro efektif


(41)

Penghayatan menjelmakan dalam pribadi dan perlakuanya sehari – hari

c. Psikomotorik

- Keterampilan bergerak/ bertindak

Koordinasi mata, tangan, dan kaki

Tugas, observasi, tindakan

- Keterampilan ekspresi verbal dan non verbal

Gerak, mimic, ucapan Tugas, observasi, tindakan

3. Media Pembelajaran

a.

Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin

medius,

yang secara

harfiah berarti “tengah, perantara, atau pengantar” (arsyad, 2002). Sedangkan Gerlach

& Ely (dalam Arsyad, 2002) Bahwa “media jika dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi, atau kejadian yang membengun kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Dalam dunia

pendidikan (pembelajaran) seringkali istilah alat bantu atau media komunikasi

digunakan secara bergantian atau sebagai penganti istilah media pendidikan /media

pembelajaran.

Association for Educational Communications and Technology

(AECT,1977

) memberikan pengetian tentang media merupakan sebagai segala bentuk

yang digunakan untuk menyalurkan informasi.

Azhar Arsyad (2004 : 10-11) menjelaskan tingkat keabstrakan jumlah indra

yang turut serta dalam penerimaan isi pengajaran, dalam piramida atau kerucut

pengalaman

Edgar Dale.


(42)

Gambar 1. Kerucut Pengalaman

Edgar Dale

Sumber : Azhar Arsyad (2004 : 11)

Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari

sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Media disusun

berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima

atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk

menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau

pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, media dimaksudkan untuk

mengarahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah

persepsi

Melalui pengertian media, oleh Azhar Arsyad

(2004 : 6-7) mengemukakan

ciri – ciri umum yang terkandung dalam batasan pengertian media, diantaranya :

Abstrak


(43)

1)

Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai

hardware

(perangkat keras), yaitu seuatu benda yang dapat dilihat,

didengar dan diraba dengan panca indra.

2)

Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software

(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3)

Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio

4)

Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik

didalam maupun diluar kelas.

5)

Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru

dan siswa dalam proses pembelajaran.

6)

Media pendidikan dapat digunakan secara missal, (missal : radio, televisi)

kelompok besar dan kelompok kecil (missal : film, slide, video, OHP) atau

perorangan (Misal : modul,

computer, radio, video recoreder

)

7)

Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan

dengan penerapan suatu ilmu.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Hamalik (1986) yang dikutip dalam buku media pembelajaran

,Azhar Arsyad (2004: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru

,membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dari segi Teori belajar ,berbagai

kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu dipertimbangkan dalm pemilihan

media adalah memuat isi: motivasi, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan

sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan (

Reinforcement)

, Latihan

, dan penerapan.

Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang

turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan

oleh guru. Menurut Dale (1969: 180) dalam buku media pembelajaran Azhar Arsyad

(2004: 23) mengemukakan bahawa bahan–bahan Audio-visual dapat memberikan

banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan


(44)

guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern

atau pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi. Dalam pembelajaran Guru harus

selalu hadir dalam penyajian matei pembelajaran.

Tujuan media pembelajaran menurut Mulyani Sumantri (2001: 153), bahwa

media pembelajaran dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam

kegiatan belajar terhindar dari gejala

verbalisme,

yakni mengetahui kata-kata

yang disampaikan oleh guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya.

Namun secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai

berikut :

1.

Penyampaian materi ajar menjadi lebih standar.

2.

Penyusunan media yang terencana dan terstuktur dengan baik

membantu pengajar untuk mnyampaikan materi dengan kualitas dan

kuantitas yang sama dari satu kelas ke kelas yang lain.

3.

Kegiatan pembelajaran menjadi menarik .

4.

Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif

5.

Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian

materi maupun pennyajiannaya yang melibatkan siswa, sehingga siswa

menjadi lebih aktif di kelas.

6.

Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang

kompleks, misalnya dengan bantuan media audio visual seperti VCD,

video. Dengan demikian informasi dapat disajikan secara menyeluruh

dan sistematis kepada siswa .

7.

Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan

8.

Dengan media yang semakin lama makin canggih maka kegiatan

pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas saja tetapi bisa

dimana saja .

Ada tujuan khusus yang ada dalam pembelajaran dengan mengunakan media

pembelajaran yang pada umumnya dipahami oleh seorang guru-guru penjas, yang

pada umumnya seorang guru penjas masih mengunakan metode atau pengajaran yang

yang bersifat klasikal tanpa terlalu memikirkan aspek-aspek yang membuat belajar

mengajar menjadi pembelajaran yang PAIKEM (pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif, efektif dan menyenangkan).


(45)

Banyak tokoh yang mengemukakan berbagai klasifikasi tentang media

pembelajaran, karena didalam sebuah media pembelajaran memiliki tujuan dan

kegunaan sendiri-sendiri. Diera modern ini telah banyak media yang dapat digunakan

untuk membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, diantara

media pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

1)

Media Visual

Media visual juga disebut dengan media pandang,karana seseorang dapat

menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Jadi media audio visual adalah

media yang mana berupa gambar-gambar didalam penyampaian materi pembelaran

.Media ini dapat dibedakan menjadi 2,yaitu

·

Media visual yang tidak diproyeksikan’termasuk dalam jenis ini adalah:

1.

Gambar mati atau gambar diam (still picture)

2.

ilustrasi

3.

Karikatur

4.

Poster

5.

bagan,dll

·

Media yang diproyeksikan, berapa jenis yang banyak digunakan dilapangan

contoh dari media visual yang diproyeksikan adalah sebagai berikut:

1.

Overhead projector(OHP)

2.

slide

3.

filmstrip

2)

Media Audio

Media audio merupakan media yang dapat deterima oleh pendengaran

.menurut Mulyani sumantri (2001: 160) Media audio memiliki karakteristik

memanipulasi pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara.Adapun yang

termasuk media audio diantaraya: Radio, tape dll


(1)

bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan

tidakan terjadi peningkatan sebesar 35.29%, dengan prosentase ketuntasan

52.94% atau 18 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 30.56%,

dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29 siswa.

B.

Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diketahui bahwa penerapan model pendekatan pembelajaran dengan

mengunakan media audio-visual merupakan salah satu cara yang efektif untuk

meningkatkan hasil kemampuan dan hasil belajar passing atas bolavoli. Dengan

demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang

digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam

mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi,

kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk

menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media

pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar

siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

2.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus

diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh

guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun

di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam

menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik

dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan

materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila


(2)

siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.

3.

Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penerapan

model Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual (video/slide)

dalam pembelajaran passing atas bolavoli dapat meningkatkan kemampuan,

dan hasil belajar siswa dalam passing atas bolavoli(baik proses maupun hasil),

sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru

yang ingin mengembangkan proses pembelajaran passing atas bolavoli kepada

para siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga,

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam

melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan

peningkatan hasil belajar renang gaya dada bagi pemula yang lebih efektif.

Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam

membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak.

4.

Melalui deterapkannya model Pendekatan pembelajaran dengan media

audio-visual (video/slide) dalam pembelajaran passing atas bolavoli, maka siswa

memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas.

Pembelajaran Penjasorkes yang pada awalnya membosankan bagi siswa,

menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, dan siswa juga dapat

mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada passing atas bolavoli,

sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik.

5.

Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa

terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat

diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari

pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas


(3)

belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan model

pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual ini dapat merangsang

aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam

pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan

kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan

mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam

pendidikan jasmani.

C.

Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka

ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan penguasaan belajar,

khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan saran-saran:

1.

Bagi Guru

a)

Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam

mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,

sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat

seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru

hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan,

saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.

b)

Dalam proses pembelajaran harusnya guru memperhatikan kondisi siswa dan

menggunakan strategi mengajar yang bervariasi. Dengan demikian motivasi dan

keaktifan siswa akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani.

c)

Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk

menyampaikan materi pembelajaran.

d)

Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan


(4)

sebagai salah satu model pendekatan pembelajaran di dalam kelas maupun di

luar kelas.

2.

Bagi Siswa

a)

Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran

apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri untuk

mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru.

b)

Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai

metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan

wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk

berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran.

3.

Bagi Peneliti berikutnya

Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat mengembangkan

penelitian tentang model pembelajaran yang lebih kreatif, dengan pembelajaran yang

lebih kreatif diharapkan mampu meningkatkan hasil pembelajaran menjadi lebih baik..


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A Tabrani Rusyan. 1989.

Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar

. Bandung :

CV Remadja Karya

Arsyad Azhar. 2004.

Media Pembelajaran.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Agus Kristiyanto.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan jasmani &

Kepelatihan Olahraga

. Cetakan 1. Surakarta. UNS Press. 2010.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan(2009).

Pedoman Penulisan Skripsi FKIP

.

Surakarta. UNS Press.

H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998.

Belajar dan Pembelajaran

I

. Surakarta: UNS Press.

Lexy J. Moleong, M. A. 2007.

Metodologi Penelitian Kualitatif

. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

M. Yunus (1992),

Olahraga Pilihan Bola Voli

, Yogyakarta

M Furqon Hidayatullah 2009,

Guru Sejati Membangun insane berkarakter kuat dan

cerdas

. Surakarta : Yuma Pustaka

Mulyani Sumantri. 2001.

Strategi Belajar Mengajar. Bandung :

CV Maulana

Mulyasa. 2009.

Praktek Penelitian Tindakan Kelas

. Bandung : Remaja Rosda Karya

Nuril Ahmadi.

Panduan Olahraga Bola Voli.

Surakarta . Era pustaka. 2007

Samsudin. 2008.

Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

SMA/MA

. Jakarta: Litera.

Suharno HP. 1985.

Dasar-Dasar permainan Bolavoli

. Yogyakarta : Percetakan

Siliwangi.

Toho cholik dan Rusli lutan. 2001.

Pendidikan jasmani dan kesehatan .

Bandung: CV.


(6)

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN APRESIASI SENI BATIK SURAKARTA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJAR

0 4 122

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 211

0 3 96

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SELESAI.

0 5 22

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 88

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA NASRANI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 24

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU BOARDBALL PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DAN PASSING ATAS BOLAVOLI MINI MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK DAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KRONGGEN TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

0 0 17

UPAYA PENINGKATAN PASSING ATAS BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 27 KAUMAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 MONDOKAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 18

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 17