Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kajian Pustaka 1.

commit to user 5 Bolavoli Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 20102011” .

B. Perumusan Masalah

Dengan latar belakang yang telah di uraikan diatas. Maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “ Apakah pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 karanganyar? ”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran 20102011, dengan pemanfaatan media audio-visual.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Lembaga Pendidikan Instansi Sebagai bahan masukan, saran , dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk mengembangakan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa. 2. Bagi Guru a. Memotivasi kreativitas guru disekolah dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran khususnya pembelajaran jasmani sehingga menjadi efektif dan berkualitas. b. Memotivasi guru di sekolah untuk membuat dan mengembangkan media belajar yang mempermudah dalam mentransfer materi atau ilmu pengetahuan terhadap siswa atau peserta didik . c. Sebagai bahan masukan kepada guru atau pengajar dalam memilih alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa atau partisipasi siwa dalam proses belajar mengajar. commit to user 6 3. Bagi Siswa a. Mempermudah siswa untuk memahami atau menyerap segala informasi yang disampaikan oleh guru atau pengajar dalam pembelajaran. Sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam teknik dasar passing atas bolavoli. commit to user 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1.

Pendidikan Jasmani Kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap yang sportif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal ranah pembelajaran, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama ; psikomotor, afektif, dan kognitif. Namun demikian ada satu kekhasan dan keunikan dari program pendidikan jasamani yang tidak dimiliki oleh program pendidikan. Dalam hal ini Samsudin 2008: 21 mengemukakan bahwa “kekhasan dan keunikan dari program pendidikan jasmani yang tidak dimiliki oleh program pendidikan yaitu dalam hal pengembangan wilayah psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya”. Menurut Cholik Mutohir 1992 yang dikutip dalam buku Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMAMA, Samsudin 2008: 2 mengemukakan bahwa : “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan jasmani, kemampuan, ketermpilan ,kecerdasan dan perkembangan commit to user 8 watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan pancasila”. Menurut Parangrazi dan Dauer 1981 mengemukakan bahwa “Pendidikan untuk awal massa kanak-kanak dan SD dapat diidentifikasi sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk berjalan, dan belajar tentang gerak, pada tahap SMP pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat untuk belajar fair play dan jiwa sportivitas yang baik, dan pada jenjang SMA anak ingin bermain secara harmonis dengan orang lain dan berpartisipasi dalam permainan tim”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani sekolah bukan semata-mata ditekankan pada pencapaian kesegaran fisik, pengembangan keterampilan, kemampuan motorik saja namun juga mengembangkan mental dan psikologis siswa, seperti : sikap fair play, semangat, dan jiwa sportifitas dalam kegiatan apapun. Pendidikan jasmani juga memberikan pemahaman sejak dini tentang perencanaan progam kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada giliran nya akan mampu berpartisipasi aktif dalam segala aktifitas. Untuk itu pendidikan jasmani disekolah-sekolah diharapkan mampu mengembangkan aspek afekitf, kognitif, dan psikomotor secara bersamaan.

a. Pengembangan Aspek Afektif

Menurut hernowo 2003 yang dikutip dalam buku perencanaan pembelajaran, Abdul Majid 2008: 76 Bahwa “Bersikap merupakan wujud keberaniaan untuk memilih secara sadar. Setelah itu ada kemungkinan ditindak lanjuti dengan bertanggung jawab, kukuh dan bernalar ” Belajar bersikap berarti memperoleh kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu objek, berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang berguna atau tidak berguna , yang kemudian ditunjukan dengan tanggung jawab atas sesuatu hal yang dipilihnya. commit to user 9 Strategi pengembangan afektif yang sudah digunakan dalam program pendidikan jasmani selama ini baru terbatas pada upaya membangkitkan sikap dan minat siswa terhadap pendidikan jasmani. Pembelajaran domain afektif dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian, memelihara konsentrasi, menimbulkan dan menjaga motivasi, mengelola kecemasan, mempelajari etika serat perilaku sosial. Selera, kepercayaan, sikap, dan idealisme seseorang akan mempengaruhi cara ia berperilaku.

b. Pengembangan Aspek Psikomotor

1 Keterampilan Gerak Tugas ajar anak menguasai keterampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga merupakan tanggung jawab utama dari guru pendidikan jasmani. Tetapi tidak seperti yang dipahami oleh banyak guru pendidikan jasmani selama ini, tujuan utama dalam mengajarkan keterampilan gerak tersebut adalah pengembangan keterampilan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, serta membantu dirinya bertindak efektif, dan efisien dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya; bukan untuk mempersiapkan atlet yang berprestasi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani yang berhubungan dengan kebugaran jasmani yaitu individu, sebagai anggota keluarga serta sebagai anggota masyarakat. Untuk dapat menentukan cara dan amteri apa yang tepat untuk membuat anak meningkat keterampilannya, guru harus mengetahui keterampilan dan ciri dari keterampilan. Keterampilan Menurut Samsudin 2008: 22 adalah sebuah kecakapan atau tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas utama yaitu efektif, efisien, dan adaptable. Kualitas efektifitas adalah merupakan hasil dari tindakan yang berorientasi pada tujuan atau sasaran tertentu. Sebuah permainan bolavoli , misalnya, dianggap efektif jika dapat melakukan serangan dan mendapatkan nilai. Dengan kata lain, seluruh keterampilan gerak bisa dianggap efektif jika mampu diselesaikan sesuai dengan tujuannya. Kualitas efisiensi menggambarkan penampilan atau geraknya itu commit to user 10 sendiri. Suatu penampilan dilakukan secara efisien jika aksinya itu secara mekanika dianggap benar dalam situasi tertentu. Kualitas adaptasi menggambarkan kemampuan individu dalam menyesuaikan penampilan pada kondisi sekitarnya. Hal ini menunjuk pada keadaan lingkungan yang selalu berubah-ubah, sehingga ketika sebuah keterampilan dilakukan pada keadaan yang berbeda, individu perlu melakukan penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan. Kualitas adaptasi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keterampilan, karena perubahan dalam hal kondisi ketika keterampilan dilangsungkan bisa terjadi terus meneurus, terutama dalam cabang olahraga permainan, khususnya bolavoli. 2 Kebugaran Jasmani Tujuan pembelajaran dalam ranah psikomotor yang harus dikembangkan melalui program pendidikan jasmani harus pula mencakup peningkatan kebugaran jasmani siswa. Program pendidikan jasmnai harus dipadukan dengan program kebugaran jasmani. Menurut Samsudin 2008: 23, beberapa masalah yang harus dipecahkan oleh guru dalam kaitannya dengan pemberian program kebugaran jasmani yaitu: a Waktu yang disediakan disekolah tidak memadai untuk mengembangkan kebugaran siswa, apalagi mempertahankannya, jika dilihat dari persyaratan intensitas, frekuensi dan durasi latihan. b Pertambahan kualitas kebugaran yang dicapai berumur sangat pendek, mudah hilang atau menurun kembali, kecuali jika tingkat intensitas dan frekuensi latihan tetap dipertahankan. c Program pengembangan kebugaran jasmani yang disediakan guru pun biasanya bersifat monoton, tidak bervariasi, tidak ada kriteria yang jelas, dan yang lebih parah adalah tidak mudah bagi guru untuk mendokumentasikan kemajuan yang dicapai oleh masing-masing siswa. d Secara tidak disadari, guru pun biasanya mengabaikan penanaman kesadaran siswa yang didasarkan pemahaman secara kognitif dan afektif terhadap program kebugaran jasmani. Melihat permasalahan diatas, bahwa tanpa melihat keterbatasan waktu yang tersedia, program pendidikan jasmani yang berkaitan dengan kebugaran harus meliputi ranah tujuan pembelajaran, yaitu siswa harus menjadi bugar, mampu commit to user 11 mempertahankan tingkat kebugarannya, mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan kebugaran, dan yang paling penting dari kesemuanya adalah menghargai nilai-nilai kebugaran dalam seluruh hidupnya.

c. Pengembangan Aspek Kognitif

Pendidikan jasmani yang tradisional banyak menekankan pengajarannya pada peningkatan keterampilan gerak. Padahal, salah satu tugas dari pendidikan jasmani menurut Samsudin 2008: 25 adalah meningkatkan pengertian anak tentang tubuh dan kemungkinan geraknya, serta berbagai faktor yang mempengaruhinya. Itu dari segi konsep gerak. Lebih lanjut Samsudin 2008: 25 menjelaskan dari konsep kebugaran anak yang diharapkan memiliki pengertian tentang pengaruh latihan atau kegiatan fisik terhadap kesehatan tubuh yang berguna bagi mereka untuk menjalani hidup yang aktif. Pelaksanaan pembelajaran aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas dengan menghafal fakta-fakta tentang teknik dasar dan ukuran lapangan. Akan tetapi, kesemuanya dapat dilaksanakan di dalam praktik pendidikan jasmani, diintegrasikan dengan pembelajaran keterampilan gerak. Isi atau materi aspek kognitif dalam pendidikan jasmani bukan hanya berkaitan dengan apa dan bagaimana tentang fenomena gerak, tetapi meliputi aspek mengapa hal itu bisa terjadi termasuk faktor apa yang berpengaruh. Berkaitan dengan pengetahuan yang lengkap tersebut guru dapat mengajarkannya langsung di lapangan ketika anak sedang mengalami gerak. Karena dengan pengetahuan yang dipelajari melalui pengalaman langsung yang relevan akan bertahan lebih lama daripada hanya melaui mendengar atau membaca. Lebih dari itu, pembelajaran akan lebih cepat terjadi ketika siswa mengerti prinsip-prinsip yang terlibat dalam pelaksanaan keterampilan. commit to user 12

d. Konsep Gerak

Pengajaran konsep akan membantu siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani secara keseluruhan, terutama dengan memilih isi atau materi yang dapat ditransfer pada situasi-situasi lain yang identik. Misalnya jika anak sudah menguasai konsep gerak tentang bagaimana menerima data dalam situasi, maka mereka akan mampu menerapkan konsep itu pada situasi lain seperti saat melakukan pass bawah, servis dalam bolavoli. Kemampuan mentransfer tersebut adalah faktor yang sangat penting baik dalam pembelajaran mandiri maupun pemecahan masalah. Istilah konsep gerak menunjuk pada gagasan-gagasan kognitif yang memiliki nilai transfer. Menurut Samsudin 2008: 27 bahwa “ konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat berupa sebuah label atau nama suatu kelompok respons gerak, seperti menangkap, melempar, atau perpindahan tempat, yang hanya sebuah nama dari keterampilan gerak yang bisa digunakan dalam berbagai situasi”. Lebih lanjut Samsudin 2008: 27 menjelaskan terdapat enam kategori konsep gerak yang berguna dalam pendidikan jasmani yang harus tercakup dalam penmgajaran konsep yaitu; a rangkaian aksi, b kualitas gerak, c prinsip gerak, d strategi gerak, e pengaruh gerak, f emosi gerak. Rangkaian aksi merupakan kategori atau penjenisan gerakan secara luas yang mencakup respons khusus yang beragam. Kuliatas gerak merupakan kelompok respons yang mengandung kualitas tertentu dilihat dari berbagai aspek, seperi aspek ruang, aspek usaha, aspek keterhubungan. Prinsip gerak adalah pengelompokkan konsep secara meluas yang mamasukkan prinsip-prinsip yang mengatur efisiensi dan efektifitas gerak. Strategi gerak adalah konsep yang berhubungan dengan bagaimana gerakan digunakan dalam kaitannya dengan benda atau orang lain. Pengaruh gerak merupakan konsep yang dikaitkan dengan pengaruh pengalaman gerak pada pelaku. Sedangkan emosi gerak merupakan pengelompokkan khusus dari konsep yang berfokus secara khusus pada wilayah efektif dari perkembangan manusia. commit to user 13

2. Pendekatan Pembelajaran

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Menurut Depdikbud 1990: 180 pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”. Sedangkan pembelajaran menurut H.J.Gino dkk. 1998: 32 bahwa, “pembelajaran atau instruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka 2004: 55 bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”. Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai system untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Syaiful Sagala 2005: 68 berpendapat bahwa “pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”. Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan dua ahli tersebut menunjukkan bahwa, dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama yaitu : 1 ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, 2 pihak lain yang menerima adalah peserta didik atau siswa. Kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar.

b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai objek yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar untuk memberikan materi pelajaran guna terjadi perubahan pada diri siswa. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih commit to user 14 dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan atau ketangkasan. Seperti dikemukakan oleh slameto 1995: 97 bahwa “kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan yang menghubungkannya dengan subyek yang sedang diajar”. Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada siswa, maka harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang terarah dan pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut merupakan pendekatan yang membantu tercapainya dengan mengacu pada pendekatan pembelajaran yang terkendali, dengan seksama menyusun seri-seri pembelajaran yang member urutan pembelajaran terhadap tujuan yang telah dirumuskan. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian integral yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motifasi belajar siswa, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal.

3. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Dalam kamus umum bahasa indonesia secara etismologis belajar memiliki arti “Berusaha supaya mendapat suatu kepandaian” definisi ini memeliki arti atau pengertian bahwa : “Belajar adalah sebuah kegiatan dalam rangka mencapai kepandaian atau mencari ilmu. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu serta memiliki pengetahuan yang luas dan menjadikan manfaat bagi dirinya dan orang commit to user 15 lain”. Sedangkan Azhar Arsyad 2004: 1 menyampaikan bahwa : “Belajar adalah proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya dan proses belajar terjadi apabila ada interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”. Menurut Agus Kristiyanto 2010: 68 dalam hukum kesiapan belajar law of readines telah amat jelas ditekankan bahwa : “Belajar termasuk berlatih didalamnya .akan berlangsung sangat efektif jika siswa seseorang telah siap untuk memberikan respon, kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan untuk adaptasi terhadap stimulus dan juga kesiapan dari sisi kematangan fisik-biologis-antropometrik anak.” Dryden dan Vos yang dikutip dalam M. Furqon Hidayatullah 2009 : 147 mengemukakan bahwa belajar harusnya memiliki tiga tujuan, yaitu 1 mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi – materi pelajaran spesifik; 2 mengembangkan kemampuan konseptual umum, sehingga mampu belajar menerapkan konsep yang sama atau berkaitan dengan bidang-bidang yang lain yang berberda; 3 mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala tindakan. Untuk itu perlu dapat disimpulkan bahwa belajar wajib dilakukan oleh semua orang baik anak-anak maupun orang dewasa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan. Dalam proses belajar yang baik siswa diharapkan mengalami atau melakukan serangkaian kegiatan belajar secara keseluruhan, tidak hanya sekedar bersifat verbalistik. misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, melakukan dan lain sebagainya. Salah satu bukti bahwa seseorang melakukan proses belajar apabila seseorang itu telah siap beradaptasi terhadap respon yang diterima dan menjadikan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu, yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya kognitif, psikomotor, afektif.

b. Pembelajaran

commit to user 16 Pembelajaran mempuyai pengertian yang mirip dengan belajar ,walaupun mempuyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan meguasai isi pembelajaran, sehingga siswa mampu mencapai suatu objektif atau tujuan yang ditentukan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2003:17 ”pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar” Sedangkan menurut Oemar Hamalik 2001: 57 bahwa: ” Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran” Berdasarkan pernyataan diatas bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatakan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik yang bisa terjadi karena proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistematik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Maka kegiatan pembelajaran berkaiatan erat dengan jenis belajar serta hasil belajar tersebut.

c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran mempunyai kaitan erat yang terjadi antara guru dan siswa dan tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subjek. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, sementara kegiatan belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dengan melalui kegiatan itu siswa akan mengalami perubahan pada perilakunya. Menurut Nasution yang dikutip H.J. Gino dkk 1998: 51 bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”. commit to user 17 Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 42 bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1 Perhatian dan Motivasi Belajar Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. 1998: 52 menyatakan, “Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar dengan penuh perhatian konsentrasi pada materi yang dipelajari akan lebih terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada ingatan”. Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan yang dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 42 adalah, “Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. 2 Keaktifan Siswa commit to user 18 Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. 1998: 52 bahwa, “Dari semua unsur belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang belajar”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa. Menurut S. Nasution 1988:93 yang dikutip H.J. Gino dkk. 1998: 52 macam-macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral activities, listening activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities”. Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam keaktifan. 3 Keterlibatan Langsung Siswa Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ- organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab pengalaman- pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan kondisi serta kemampuan setiap siswa. commit to user 19 4 Pengulangan Belajar Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan akan dikuasai dengan baik. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 52 bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan Suharno HP. 1993: 22 berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”. Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. 5 Tantangan Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk 1998: 54 bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai sifat merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung banyak masalah- masalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”. Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat penting. Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal. 6 Balikan dan Penguatan commit to user 20 Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa yang baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa. Penguatan reinforcement adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa. 7 Perbedaan Individu Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu.

d. Ciri-Ciri Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda- tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan commit to user 21 tujuan belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk 1998: 36 menyatakan, “ Ciri- ciri pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu 1 motivasi belajar, 2 bahan belajar, 3 alat bantu belajar, 4 suasana belajar dan 5 kondisi subyek belajar ”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan ciri-ciri tersebut diperhatikan dengan baik, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran dijelaskan sebagai berikut: 1 Motivasi Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan sebab- sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai 2 Bahan Belajar Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan commit to user 22 karakteristik siswa agar dapat diminati siswa. Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam pembelajaran. 3 Alat Bantu Belajar Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa. Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 4 Suasana Belajar Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping itu juga, adanya kegairahan da n kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar akan berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 5 Kondisi Siswa yang Belajar Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan kondisi siswa commit to user 23 yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.

e. Hasil Belajar

Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka diperlukan sebuah informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa. Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar dapat bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan behavioral. Untuk mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar siswa dapat menggunakan penggolongan perilaku menurut Bloom yang terdiri atas kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan 1989 : 22 beberapa indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil belajar dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa Jenis Hasil Belajar Indikator Cara Pengungkapan a. Kognitif - Pengamatan perceptual Dapat menunjukan, membandingkan , menghubungkan. Tugas, tes, observasi. commit to user 24 - Hafalan ingatan Dapat menyebutkan dan menunjukan lagi Pertanyaan, tugas tes - Pengertian pemahaman Dapat menjelaskan dan mengidentifikasikan dengan kalimat sendiri Pertanyaan - Aplikasi penggunaan Dapat memberikan contoh, menggunakan dengan tepat, memecahkan masalah Soal, tes tuga - Analisis Dapat menguraikan, dan mengklasifikasikan Tugas, persoalan, tes - Sitesis Dapat menghubungkan, dan menyimpulkan, mengeneralisasikan Tugas, persoalan, tes - Evaluasi Dapat menginterprestasikan, memberikan kritik, memberikan pertimbangan penilaian Tugas, persoalan, tes

b. Afektif

- Penerimaan Bersikap menerima, menyetujui, atau sebaliknya Pertanyaan, tes skala sikap - Sambutan Bersedia terlibat, berpartisipasi, memanfaatkan, atau sebaliknya Tugas, observasi dan tes - Penghargaan Apresiasi Memandang penting, bernilai, berfaedah indah, harmonis, kagum, atau sebaliknya. Skala penilaian, tugas, dan observasi. - Internalisasi Pendalaman Mengakui, mempercayaai, meyakinkan, atau sebaliknya Skala sikap, tugas ekspresif, pro efektif - Karakterisasi Melembagakan, membinasakan, observasi commit to user 25 Penghayatan menjelmakan dalam pribadi dan perlakuanya sehari – hari

c. Psikomotorik

- Keterampilan bergerak bertindak Koordinasi mata, tangan, dan kaki Tugas, observasi, tindakan - Keterampilan ekspresi verbal dan non verbal Gerak, mimic, ucapan Tugas, observasi, tindakan

3. Media Pembelajaran a.

Pengertian Media Pembelajaran Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah, perantara, atau pengantar” arsyad, 2002. Sedangkan Gerlach Ely dalam Arsyad, 2002 Bahwa “media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membengun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Dalam dunia pendidikan pembelajaran seringkali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai penganti istilah media pendidikan media pembelajaran. Association for Educational Communications and Technology AECT,1977 memberikan pengetian tentang media merupakan sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Azhar Arsyad 2004 : 10-11 menjelaskan tingkat keabstrakan jumlah indra yang turut serta dalam penerimaan isi pengajaran, dalam piramida atau kerucut pengalaman Edgar Dale. commit to user 26 Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale Sumber : Azhar Arsyad 2004 : 11 Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Media disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, media dimaksudkan untuk mengarahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi Melalui pengertian media, oleh Azhar Arsyad 2004 : 6-7 mengemukakan ciri – ciri umum yang terkandung dalam batasan pengertian media, diantaranya : Abstrak Kongkret commit to user 27 1 Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware perangkat keras, yaitu seuatu benda yang dapat dilihat, didengar dan diraba dengan panca indra. 2 Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software perangkat lunak, yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3 Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio 4 Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas. 5 Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 6 Media pendidikan dapat digunakan secara missal, missal : radio, televisi kelompok besar dan kelompok kecil missal : film, slide, video, OHP atau perorangan Misal : modul, computer, radio, video recoreder 7 Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Hamalik 1986 yang dikutip dalam buku media pembelajaran ,Azhar Arsyad 2004: 15 mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru ,membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dari segi Teori belajar ,berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu dipertimbangkan dalm pemilihan media adalah memuat isi: motivasi, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan Reinforcement, Latihan , dan penerapan. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Menurut Dale 1969: 180 dalam buku media pembelajaran Azhar Arsyad 2004: 23 mengemukakan bahawa bahan–bahan Audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan commit to user 28 guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern atau pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi. Dalam pembelajaran Guru harus selalu hadir dalam penyajian matei pembelajaran. Tujuan media pembelajaran menurut Mulyani Sumantri 2001: 153, bahwa media pembelajaran dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar terhindar dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang disampaikan oleh guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya. Namun secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Penyampaian materi ajar menjadi lebih standar. 2. Penyusunan media yang terencana dan terstuktur dengan baik membantu pengajar untuk mnyampaikan materi dengan kualitas dan kuantitas yang sama dari satu kelas ke kelas yang lain. 3. Kegiatan pembelajaran menjadi menarik . 4. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif 5. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian materi maupun pennyajiannaya yang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif di kelas. 6. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks, misalnya dengan bantuan media audio visual seperti VCD, video. Dengan demikian informasi dapat disajikan secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa . 7. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan 8. Dengan media yang semakin lama makin canggih maka kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas saja tetapi bisa dimana saja . Ada tujuan khusus yang ada dalam pembelajaran dengan mengunakan media pembelajaran yang pada umumnya dipahami oleh seorang guru-guru penjas, yang pada umumnya seorang guru penjas masih mengunakan metode atau pengajaran yang yang bersifat klasikal tanpa terlalu memikirkan aspek-aspek yang membuat belajar mengajar menjadi pembelajaran yang PAIKEM pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

c. Jenis Media pembelajaran

commit to user 29 Banyak tokoh yang mengemukakan berbagai klasifikasi tentang media pembelajaran, karena didalam sebuah media pembelajaran memiliki tujuan dan kegunaan sendiri-sendiri. Diera modern ini telah banyak media yang dapat digunakan untuk membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, diantara media pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: 1 Media Visual Media visual juga disebut dengan media pandang,karana seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Jadi media audio visual adalah media yang mana berupa gambar-gambar didalam penyampaian materi pembelaran .Media ini dapat dibedakan menjadi 2,yaitu · Media visual yang tidak diproyeksikan’termasuk dalam jenis ini adalah: 1. Gambar mati atau gambar diam still picture 2. ilustrasi 3. Karikatur 4. Poster 5. bagan,dll · Media yang diproyeksikan, berapa jenis yang banyak digunakan dilapangan contoh dari media visual yang diproyeksikan adalah sebagai berikut: 1. Overhead projectorOHP 2. slide 3. filmstrip 2 Media Audio Media audio merupakan media yang dapat deterima oleh pendengaran .menurut Mulyani sumantri 2001: 160 Media audio memiliki karakteristik memanipulasi pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara.Adapun yang termasuk media audio diantaraya: Radio, tape dll commit to user 30 3 Media Audio-visual Yakni media yang dapat diterima oleh indera pendengaran,maupun indera penglihatan.jenis media ini diantara lainnya adalah : televisi, video dll 4 Media Asli atau Orang Yakni media yang meruapakan benda sebenarnya, sesungguhnya yang diperagakan melalui model atau alat peraga . Macam dari media ini adalah: a Speciment, merupakan bagian atau pecahan dari benda yang sebenarnya . b Mock-up adalah model tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian-bagian tertentu dari suatu benda asli dan mehilangkan bagian lain dengan maksud menghilangkan perhatian peserta didik terhadap bagian-bagian lain yang tidak dipentingkan, serta memusatkan perhatian pada bagian yang dimaksud. c Dioroma adalah model pemandangan yang dibuat seperti keadaan aslinya.dll

d. Penggunaan Media Pembelajaran Passing Atas Bolavoli

Dalam pembelajaran passing atas bolavoli seoarang guru pendidikan jasmani haruslah mampu menguasai berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, kreatif, mampu memahami dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman tentang konsep gerak dasar passing atas bolavoli secara bertahap adalah pendekatan pembelajaran dengan pendekatan media audio-visual. Dengan kreatifitas guru di dalam mendisain materi pembelajaran dengan baik maka siswa akan tertarik dan aktif di dalam pembelajaran, sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. commit to user 31

4. Bolavoli a.

Pergertian Permainan Bolavoli Permainan bolavoli merupakan suatu permainan bola besar yang dimainkan oleh 2 regu dimana tiap regu terdiri dari 6 pemain, diawali dengan servis dan dengan net sebagai pembatas, pelaksanaan bola dipantulkan sebelum bola menyentuh tanah. Permaianan Bolavoli merupakan olahraga permainan yang sudah berkembang dan banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Permainan yang mengunakan tangan ini banyak dimainkan oleh semua kalangan, dari pedesaan, kalangan perkantoran, dan bahkan menjadi mata pelajaran disekolah-sekolah dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Menurut Nuril Ahmadi bahwa 2007: 19 “Permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik lanjutan untuk dapat melakukan permainan bolavoli secara efektif”. Maka dengan pengertian itu untuk dapat melakukan permaianan bolavoli dengan baik maka harus menguasai teknik dasar permaianan bolavoli dengan baik.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Prestasi Bolavoli

Faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi bolavoli adalah meliputi unsur teknik, kondisi fisik, taktik dan mental. Untuk mencapai prestasi bolavoli semaksimal mungkin, maka unsur-unsur tersebut harus dilatih dan dikembangkan secara baik dan teratur. Secara singkat unsur-unsur yang mendukung pencapaian prestasi bolavoli dijelaskan sebagai berikut: 1 Unsur Kondisi Fisik Dalam setiap cabang olahraga tentu membutuhkan kualitas fisik yang prima. Dengan kualitas fisik yang prima akan dapat mendukung pencapaian prestasi secara optimal. M. Yunus 1992: 61 menyatakan bahwa. “tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi. Jika kondisi fisik tidak commit to user 32 dipersiapkan secara khusus sebelumnya, maka akan sulit dan terlalu lama bagi atlet untuk dapat menguasai teknik dan taktik dalam bermain bolavoli”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan kondisi fisik merupakan faktor yang sangat penting untuk mengembangkan unsur teknik, dan taktik permainan bolavoli. Kualitas fisik yang baik akan mendukung secara langsung terhadap kualitas gerak yang dapat ditampilkan, karena keberadaan kualitas fisik selalu beroperasi dengan fungsi psikomotor. Oleh karena itu untuk mencapai prestasi olahraga komponen-komponen kondisi fisik harus dilatih dan dikembangkan secara baik dan teratur. 2 Unsur Teknik Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan unsur yang sangat penting untuk mendukung penampilan seorang pemain, baik secara individu maupun secara tim. M. Yunus 1992: 68 teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan “sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Menurut Suharno HP. 1985: 11 bahwa, “penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya satu regu di dalam suatu pertandingan…”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, menguasai teknik dasar bolavoli merupakan faktor yang penting Unsur-unsur teknik dasar bermain bolavoli yang harus dikuasai oleh pemain bolavoli, menurut Suharno HP. 1985:51 adalah sebagai berikut : 1 Teknik dengan bola : a Pass atas b Set-upumpan c Pass bawah d Smashspike e Blockbendungan f Servis 2 Teknik tanpa bola : commit to user 33 a Langkah awalan smash, block b Langkah sebelum mengambil bola c Loncatan dan gerak tipu d Pengambilan posisi Pada dasarnya teknik dasar bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu, teknik dengan bola dan teknik tanpa bola. Teknik dengan bola merupakan cara memainkan bola dengan anggota badan secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan teknik tanpa bola berupa gerakan-gerakan khusus yang mendukung teknik dengan bola. Dalam pelaksanaan permainannya, kedua teknik tersebut memiliki keterkaitan yang erat menurut kebutuhannya. 3 Unsur Taktik Dalam permainan bolavoli, kemampuan dalam taktik permainan mutlak diperlukan untuk memperoleh kemenangan. Berdasarkan macamnya, taktik dalam permainan bolavoli dikelompokkan menjadi beberap amacam. Menurut Suharno HP 1985: 1 taktik permainan bolavoli terdiri atas “1 Pertahanan, 2 Penyerangan, 3 Perorangan, 4 Kelompok dan 5 Tim”. Taktik pertahanan adalah siasat yang dilakukan dalam upaya menjaga agar mempertahankan dari serangan lawan. Taktik pertahanan dalam permainan bolavoli diantaranya dilakukan dengan teknik blocking yang dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok. Taktik penyerangan adalah siasat yang dilakukan dalam upaya untuk mematikan regu lawan dengan mengadakan serangan melalui smash atau lewat servis. Taktik individual adalah siasat perorangan dalam menggunakan kemampuan fisik, teknik dan mental dengan proses yang cepat untuk menghadapi problematika dalam mencari kemenangan pertandingan bolavoli secara sportif. Taktik kelompok adalah suatu siasat yang dilakukan oleh dua sampai lima pemain dalam bentuk-bentuk pertahanan atau penyerangan untuk mencapai kemenangan secara sportif dalam pertadingan, misalnya grop taktik dalam smash, block, bertahan lapangan belakang dan lain-lain. Taktik tim atau kolektif taktik adalah suatu siasat commit to user 34 yang dijalankan oleh suatu regu atau enam orang dalam kerja sama untuk mencari kemenangan secara sportif. Tatik tim merupakan tujuan akhir suatu regu dalam usaha mencapai prestasi maksimal. 4 Unsur Mental Mental merupakan faktor kejiwaan atau psikologis dari seseorang yang ikut berpengaruh pada penampilannya dalam suatu pertandingan. Sebaik apapun fisik, teknik dan taktik yang dimiliki, jika mentalnya tidak baik, maka prestasi yang optimal sulit tercapai. Harsono 1988:101 mengemukakan “betapa sempurna perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai”. Kesiapan aspek psikologis atau mental harus diperhatikan dalam program pembinaan. Mental yang baik tidak dapat diperoleh secara cepat, tetapi melalui proses pembinaan dan latihan secara teratur. Dalam hal ini peranan seorang guru atau pelatih untuk membentuk mental yang baik bagi siswa atau anak didiknya cukup besar. Seorang guru atau pelatih harus memberikan pengertian-pengertian dan latihan mental secara baik dan tepat.

c. Teknik Dasar Permainan Bolavoli

Tenik dasar merupakan salah satu faktor yang sangat penting didalam pencapian prestasi. Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan keterampilan gerak, Jika gerakan dapat dikuasai dengan benar, maka pemain akan mudah mengkombinasikan dan mengembangkan berbagai gerakan. Menurut M. Yunus 1992 : 68 “ Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-peraturan permaianan yang berlaku untuk mencapai hasil yang maksimal” commit to user 35 Teknik permainan yang baik selalu berdasarkan pada teori dan hukum-hukum yang berlaku dalam ilmu dan pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik tersebut. Dalam permainan bolavoli ada beberapa bentuk teknik dasar yang harus dikuasai. Teknik dasar permainan bolavoli terdiri atas: 1. Servis 2. Passing bawah 3. Passing atas 4. Block 5. Smash 1 Pengetian Passing Menurut Nuril Ahmadi 2007 : 22 Passing adalah upaya seseorang pemain dengan mengunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri. Sedangkan umpan adalah usaha atau upaya seseoarang pemain bolavoli dengan mengunakan suatu teknik tertentu yang dimilikinya dengan tujuan menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya dapat melakukan serangan smash terhadap lawan. Passing merupakan teknik dasar bolavoli yang paling penting di dalam permainan bolavoli, karena passing merupakan faktor utama untuk dapat bisa memainkan permainan bolavoli. Dengan teknik dasar passing yang baik maka permainan akan sulit untuk dimatikan, sehingga permainan menjadi menarik. 2 Passing Atas Bolavoli Menurut Nuril Ahmadi 2007 : 25 “Passing atas adalah upaya seseorang pemain dengan jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk commit to user 36 hampir berhadapan untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”. Cara melakukan teknik passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung, sudut antara dan badankurang lebih 45 derajat, bola disentuhkan dengan tangan cara meluruskan kedua kaki denagn lengan, sikap pergelangan tangan dan jari-jari tidak berubah. Tahap-Tahap Melakukan Passing Atas Bolavoli. 1. Persiapan a. Bergerak ke arah datangnya bola, tepat di bawahnya. b. Siapkan posisi. c. Bahu sejajar sasaran. d. Kaki merenggang santai. e. Bengkokkan sedikit lengan , kaki, dan pinggul f. Tahan tangan 6 atau 8 inci di depan pelepis. g. Tahan tangan di depan pelepis. h. Melihat melalui “jendela” yang di bentuk tangan i. Ikuti bola Ke sasaran commit to user 37 Gambar 2. Tahap persiapan sebelum melakukan passing atas bolavoli. Sumber: Nuril Ahmadi 2007: 25 2. Pelaksanaan a. Terima bola pada bagian belakang bawah. b. Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari. c. Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran. d. Pindahkan berat badan kearah sasaran. e. Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan . f. Arahkan bola kegaris atau ke tangan penyerang. Gambar 3. Tahap pelaksanaan passing atas bolavoli. Sumber: Nuril Ahmadi 2007: 25 3.Gerakan lanjutan a. Luruskan tangan an sepenuhnya. b. Arahkan bola ke arah sasaran. c. Pinggul bergerak maju ke arah sasaran. d. Pindahkan berat badan ke arah sasaran. e. Bergerak ke arah umpan. commit to user 38 Gambar 4. Tahap gerak lanjut passing atas bolavoli Sumber: Nuril Ahmadi 2007: 26 3 Kesalahan Umum Melakukan Passing Atas Bolavoli Menurut Nuril Ahmadi 2007 : 25 Kesalahan Umum dalam melakukan passing atas bolavoli adalah sebagai berikut : a. Kurang cepat menempatkan badan di bawah bola dan malas menekuk lutut dalam sikap persiapan pelaksanaan. b. Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu cekungan setengah lingkaran dari jari-jari dan telapak tangan. c. Siku terlalu keluar ke samping atau terlalu rapat ke dalam sehingga cekungan jari dan telapak tangan datar. d. Pergelangan tangan kurang lentur ke samping dalam sehingga cekungan jari dan telapak tangan kurang sempurna. e. Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek. f. Lengan telah lurus ke atas sebelum perkenaan bola, sehingga tidak ada kekuatan untuk mendorong bola ke depan-atas. g. Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan, lengan, badan, dan kaki. h. Penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnya latihan- latihan fisik. i. Pemain mudah jemu menjalankan passing atas bolavoli. j. Jari-jari rapat dan lemas terutama pada wanita. commit to user 39 k. Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung-ujung jari, sehingga terdengar bunyi “plak” dalam melakukan passing atas. l. Mengerakan pergelangan tangan tidak je arah depan atas melainkan hanya ke depan saja.

B. Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN APRESIASI SENI BATIK SURAKARTA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJAR

0 4 122

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 211

0 3 96

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SELESAI.

0 5 22

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 88

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA NASRANI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 24

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU BOARDBALL PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DAN PASSING ATAS BOLAVOLI MINI MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK DAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KRONGGEN TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

0 0 17

UPAYA PENINGKATAN PASSING ATAS BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 27 KAUMAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 MONDOKAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 18

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS VIIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 17