Metode Pengumpulan Data Operasional Variabel Penelitian

45 perubahan Y apakah positif atau negatif, dan memperkirakan atau meramalkan nilai Y bila variabel X yang berkorelasi dengan Y mengalami kenaikan atau penurunan. Regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh simultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang berskala interval Uma Sekaran, 2009:299. Gambar 3.1. Hubungan variabel Dependen dan Variabel Independen Gambar 3.1 Y = α + + + + + € Keterangan : Β 2 X 2 Β 1 X 1 Β 3 X 3 Β 4 X 4 Adjusted € Gross Profit Margin GPM X 1 Operating Profit Margin OPM X 2 Net Profit Margin NPM X 3 Return On Asset ROA X 4 Harga Saham Y 46 = Pengaruh antrara variabel Gross Profit Margin terhadap Y harga saham = Pengaruh antara variabel Operating Profit Margin terhadap Y harga saham = Pengaruh antara variabel Net Profit Margin terhadap Y harga saham = Pengaruh antara variabel Return on Asset terhadap Y harga saham Adjusted = koefisien regresi nilai peningkatan atau penurunan € = standar error Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu. Model berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas dan terbebas dari asumsi klasik statistik. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin dan Return On Asset, sedangkan variabel dependen adalah harga saham. Model persamaan dapat dilihat pada gambar 3.1. 3. Analisis Koefisien Determinasi uji Digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen 47 Duwi Priyanto, 2011:251. Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output model summary dari hasil analisis regresi linear berganda. Untuk regresi dengan lebih dua variabel bebas digunakan Adjusted sebagai koefisien determinasi. Adjusted adalah nilai R Square yang telah disesuaikan. 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk itu maka koefisien regresi harus diuji. Ada dua jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu dengan uji t dan uji F. a. Uji Parsial uji-t Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Menurut ingk signifik nsi α y i u se es 5 d p dil kuk n deng n berdasarkan nilai profitabilitas, dengan cara pengambilan keputusan, jika nilai profitabilitas 0,05 maka Ho diterima, dan 48 Ha ditolak. Jika nilai profitabilitas 0,05 maka Ho ditolak, dan Ha diterima Duwi Priyanto, 2011:252. b. Uji Simultan uji F Uji simultan atau uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tergantung. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 5 dapat dilakukan dengan berdasarkan nilai signifikansi, jika nilai signifikansi 0,005 maka Ho diterima, dan jika nilai signifikansi 0,005 maka Ho ditolak Duwi Priyanto, 2011:258.

E. Operasional Variabel Penelitian

Dalam melakukan analisa dibutuhkan berbagai variabel penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan 5 variabel yaitu 4 variabel bebas independen dan 1 variabel tidak bebas dependen. 1. Variabel Bebas Variabel Independen Variabel bebas variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel tidak bebas baik secara positif maupun secara negatif. Jika terdapat variabel bebas maka variabel tidak bebas pun hadir dan dengan setiap unit kenaikan atau penurunan dari variabel bebas akan mempengaruhi pula kenaikan atau penurunan pada variabel tidak bebas. 49 Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi: a. Variabel Gross Profit Margin GPM Gross margin ratio adalah merupakan ratio atau perimbangan antara gross profit laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama Munawir, 2008:99. Gross Profit Margin Ratio dapat diformulasikan sebagai berikut : Gross Profit Margin GPM = o o x 100 Sumber : Munawir 2008:99 b. Variabel Operating Profit Margin OPM Operating Profit Margin yaitu rasio yang mengukur seberapa besar tingkat keuntungan operasional atau usaha perusahaan dari setiap penjualannya artinya belum memperhitungkan biaya bunga dan pajak perusahaan. Operating Profit Margin OPM = x 100 Sumber : Syamsuddin 2009:59 c. Variabel Net Profit Margin NPM Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih net profit yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh 50 expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Net Profit Margin NPM = x 100 Sumber : Syamsuddin 2009:59 d. Variabel Return on Asset ROA Rasio ini menunjukan kemampuan dari Total aktiva atau jumlah aset untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Menurut Joko Salim 2010:85, semakin tinggi nilai ROA, bisa berarti bahwa perusahaan telah efisien dalam menciptakan laba dengan cara mengolah dan mengelola semua total aktiva yang dimilikinya, pada akhinya akan memprediksi pergerakan atau perubahan harga saham perusahaan. Return On Asset ROA = x 100 Sumber : Horne dan Wachowicz 2005 2. Variabel Terikat Variabel Dependen Menurut Duwi Priyanto 2008:8 variabel terikat sering disebut variabel tergantung yaitu variabel yang di pengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Dalam hal ini variabel dependen adalah harga saham, yang mana harga saham tersebut di nilai dari harga saham pada akhir tahun closing price Sumber : www.finance.yahoo.com . 51

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian skripsi ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode tahun 2008-2012 yang totalnya berjumlah 34 perusahaan. Dan untuk menentukan perusahaan mana yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, maka peneliti membuat beberapa kriteria penting untuk menentukan perusahaan mana saja yang dapat dijadikan sampel penelitian sebagai berikut: Tabel 4.1 Matriks Kriteria Sampel Penelitian No Kriteria Jumlah 1 Jumlah perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode tahun 2008-2012 34 2 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap laba bersih dan laba kotor selama periode 2008-2012 21 3 Perusahaan manufaktur sector industry konsumsi yang mengalami kerugian selama tahun penelitian 2008-2012 3 4 Total perusahaan yang masuk kriteria untuk dijadikan sampel 10 Berdasarkan dari hasil seleksi diatas, maka jumlah perusahaan yang masuk kriteria dan dapat dijadikan sampel penelitian berjumlah 10 perusahaan. 52 Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan Yang Dijadikan Sampel Penelitian No Kode Emiten Nama Perusahaan Industri 1 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk Sektor Makanan dan Minuman 2 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 3 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 4 STTP PT. Siantar Top Tbk 5 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 6 KAEF PT. Kimia Farma Tbk Sektor Farmasi 7 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 8 INAF PT. Indofarma Tbk 10 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Sumber : IDX Statistik yang diolah Penulis. Jumlah perusahaan yang berpotensi sesuai kriteria peneliti dan akan dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2008-2012.

B. Deskripsi Data

1. Analisis Gross Profit Margin GPM Rasio ini merupakan persentase dari laba kotor sales-cost of goods sold dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales. Demikian pula sebaliknya, semakin 53 rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan. Gross Profit MarginGPM dapat dihitung sebagai berikut: Gross Profit MarginGPM = o o x 100 Berikut tabel Gross Profit Margin GPM perusahaan yang dijadikan objek penelitian : Tabel 4.3 Nilai Gross Profit Margin Dalam Persen No Kode Emiten Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 ULTJ 0.19 0.26 0.31 0.30 0.32 2 MYR 0.19 0.24 0.24 0.18 0.22 3 PSDN 0.15 0.15 0.11 0.10 0.12 4 STTP 0.15 0.16 0.17 0.17 0.19 5 CEKA 0.11 0.12 0.12 0.16 0.15 6 KAEF 0.27 0.28 0.28 0.30 0.31 7 TSPC 0.39 0.37 0.37 0.38 0.38 8 INAF 0.23 0.28 0.30 0.33 0.32 9 SKLT 0.18 0.19 0.20 0.21 0.23 10 INDF 0.28 0.28 0.33 0.28 0.27 Sumber : Laporan keuangan yang sudah diolah Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui kemampuan perusahaan mengelola Gross Profit Margin GPM. Hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 Gross Profit Margin GPM. Pada tahun 2008 Gross Profit Margin GPM terbesar adalah 0,39 dan Gross Profit Margin GPM terkecil adalah 0,11 serta rata-rata Gross Profit Margin GPM pada tahun tersebut adalah 0,214. Pada tahun 2009 Gross Profit Margin GPM terbesar adalah 0,37 dan Gross Profit Margin GPM terkecil adalah 0,12 serta rata-rata Gross Profit 54 Margin GPM pada tahun tersebut adalah 0,233. Pada tahun 2010 Gross Profit Margin GPM terbesar adalah 0,37 dan Gross Profit Margin GPM terkecil adalah 0,11 serta rata-rata Gross Profit Margin GPM pada tahun tersebut adalah 0,243. Pada tahun 2011 Gross Profit Margin GPM terbesar adalah 0,38 dan Gross Profit Margin GPM terkecil adalah 0,10 serta rata-rata Gross Profit Margin GPM pada tahun tersebut adalah 0,241. Pada tahun 2012 Gross Profit Margin GPM terbesar adalah 0,38 dan Gross Profit Margin GPM terkecil adalah 0,12 serta rata –rata Gross Profit Margin GPM pada tahun tersebut adalah 0,251. 2. Nilai Operating Profit Margin OPM R sio ini mengg m k n p y ng i s ny dise u “pure profit” yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni pure dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial serupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Seperti halnya gross profit margin, maka semakin tinggi ratio operating profit margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan. Operating Profit Margin OPM dihitung sebagai berikut: Operating Profit Margin OPM = x 100 55 Tabel 4.4 Nilai Operating Profit Margin Dalam Persen No Kode Emiten Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 ULTJ 0.05 0.10 0.10 0.09 0.15 2 MYR 0.09 0.11 0.11 0.08 0.11 3 PSDN 0.09 0.05 0.05 0.04 0.05 4 STTP 0.05 0.06 0.06 0.06 0.07 5 CEKA 0.04 0.08 0.08 0.12 0.08 6 KAEF 0.00 0.04 0.05 0.07 0.08 7 TSPC 0.10 0.10 0.11 0.11 0.11 8 INAF 0.04 0.04 0.05 0.08 0.07 9 SKLT 0.02 0.01 0.02 0.03 0.03 10 INDF 0.12 0.12 0.16 0.15 0.14 Sumber : Laporan keuangan yang sudah diolah Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui kemampuan perusahaan mengelola Operating Profit Margin OPM. Hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 Operating Profit Margin OPM. Pada tahun 2008 Operating Profit Margin OPM terbesar adalah 0,10 dan Operating Profit Margin OPM terkecil adalah 0,00 serta rata-rata Operating Profit Margin OPM pada tahun tersebut adalah 0,06. Pada tahun 2009 Operating Profit Margin OPM terbesar adalah 0,12 dan Operating Profit Margin OPM terkecil adalah 0,01 serta rata-rata Operating Profit Margin OPM pada tahun tersebut adalah 0,07. Pada tahun 2010 Operating Profit Margin OPM terbesar adalah 0,16 dan Operating Profit Margin OPM terkecil adalah 0,02 serta rata-rata Operating Profit Margin OPM 56 pada tahun tersebut adalah 0,079. Pada tahun 2011 Operating Profit Margin OPM terbesar adalah 0,15 dan Operating Profit Margin OPM terkecil adalah 0,03 serta rata-rata Operating Profit Margin OPM pada tahun tersebut adalah 0,083. Pada tahun 2012 Operating Profit Margin OPM terbesar adalah 0,15 dan Operating Profit Margin OPM terkecil adalah 0,03 serta rata-rata Operating Profit Margin OPM pada tahun tersebut adalah 0,089. 3. Net Profit Margin NPM Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih net profit yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Net Profit Margin NPM dihitung sebagai berikut: Net Profit Margin NPM = x 100 Tabel 4.5 Nilai Net Profit Margin Dalam Persen No Kode Emiten Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 ULTJ 0.22 0.04 0.06 0.05 0.13 2 MYR 0.05 0.08 0.07 0.05 0.07 3 PSDN 0.01 0.05 0.03 0.02 0.02 4 STTP 0.01 0.07 0.06 0.04 0.06 5 CEKA 0.01 0.04 0.04 0.08 0.05 6 KAEF 0.02 0.02 0.04 0.05 0.06 7 TSPC 0.09 0.08 0.10 0.10 0.10 8 INAF 0.00 0.00 0.01 0.03 0.04 9 SKLT 0.01 0.05 0.02 0.02 0.02 10 INDF 0.08 0.08 0.10 0.11 0.10 Sumber : Laporan Keuangan yang sudah diolah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

63 376 83

Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 140 99

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, Dan Laba Bersih Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 70 97

PENGARUH SIZE, OPERATING PROFIT MARGIN DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2006 – 2010

1 59 8

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Analisis Pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning Power Of Total Investment Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 231 99

Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin, dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property, Real Estate dan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 70 101

Analisis Perbandingan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 47 78

Analisis Hubungan Profit Margin Dan Metode Arus Biaya Persediaan Dengan Market Value ( Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Dan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei )

0 45 77

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

1 65 90