Analisis Data PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
67
dU 1,721 dan 4-dU 2,279, maka menerima Ho dan dapat disimpulkan dari model regresi yang digunakan bahwa tidak terjadi
autokorelasi positif atau negatif pada data di dalam penelitian.
Gambar 4.2 Kurva Uji Autokorelasi
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolute sama atau tidak untuk semua
pengamatan. Model regresi yang baik adalah model yang dikatakan homoskedastisitas dimana memiliki persamaan varians residual
suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode yang digunakan
untuk uji heteroskedastisitas yaitu dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi. Metode ini yaitu dengan cara melihat
dW 2,175
4-dU 2,279
dU 1,721
4-dL 2,622
dL 1,378
4 Korelasi
+
Korelasi -
Inconlusive
Tidak ada Korelasi
Inconlusive
68
grafik scatterplot antara standardized predicted value ZPRED dengan studentized residual SRESID. Ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y
prediksi - Y sesungguhnya. Dasar pengambilan keputusan yaitu: 1
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar
kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas. 2
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20 Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak
membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di
69
bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi, sehingga
model regresi layak dipergunakan di dalam penelitian.
2. Analisis Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh semua variabel independen bebas terhadap variabel
dependen terikat.
Tabel 4.11 Koefisien determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .800
a
.640 .608
.94820 2.175
a. Predictors: Constant, ROA, GPM, OPM, NPM b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,608 atau 60,8.
Koefisien ini menunjukkan bahwa 60,8 harga saham disebabkan oleh variabel gross profit margin, operating profit margin, net profit
margin dan return on asset sedangkan sisanya 39,2 disebabkan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
3. Uji Regresi Linier Berganda
Uji regresi ini adalah untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel dependen mengalami kenaikan atau
70
penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel
independen berhubungan positif atau negative.
Tabel 4.12 Variables Entered Removed
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa metode yang digunakan untuk mengolah regresi ini adalah metode enter karena
dengan metode tersebut memberikan keterangan tentang variabel independen yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap
variabel dependen dan tidak terdapat variabel yang dikeluarkan removed atau dengan kata lain keempat variabel bebas
dimasukkan dalam perhitungan regresi linear berganda dengan metode enter.
Variables EnteredRemoved
b
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 ROA, GPM, OPM, NPM
. Enter a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20
71
Tabel 4.13 Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 4.426
.449 9.861
.000 GPM
3.208 1.850
.173 1.734
.090 .801
1.249 OPM
28.888 4.719
.726 6.122
.000 .568
1.761 NPM
3.405 6.284
.092 .542
.591 .280
3.575 ROA
4.718 4.904
.141 .962
.341 .373
2.684 a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persamaan
regresinya yaitu :
Y = α + +
+ +
+ € Y = 4,426 + 3,208X
1
+ 28,888X
2
+ €
Keterangan : Y = Harga Saham
α = Konstanta X
1
= Gross Profit Margin
X
2
= Operating Profit Margin
X
3
= Net Profit Margin
X
4
= Return on Asset
Persamaan regresi tersebut dapat diinterpresentasikan sebagai berikut :
1 Konstanta sebesar 4,426 artinya jika Gross Profit Margin
X
1
, Operating Profit Margin X
2
, Net Profit Margin X
3
, Return on Asset X
4
nilainya adalah 0 maka prediksi Harga saham dimasa yang akan datang Y nilainya adalah 4,426.
72
2 Koefisien regresi variabel Gross Profit Margin X
1
sebesar 3,208 artinya variabel independen lainnya tetap dan Gross
Profit Margin X
1
mengalami kenaikan 1 maka prediksi harga saham dimasa yang akan datang Y akan mengalami
kenaikan sebesar 3,208. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel independen dan
variabel dependen, semakin naik Gross Profit Margin X
1
maka semakin naik prediksi Harga saham dimasa yang akan datang Y ataupun sebaliknya.
3 Koefisien regresi variabel Operating Profit Margin X
2
sebesar 28,888 artinya variabel independen lainnya tetap dan Operating Profit Margin X
2
mengalami kenaikan 1 maka prediksi harga saham dimasa yang akan datang Y akan
mengalami penurunan sebesar 28,888. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel
independen dengan variabel dependen, semakin naik Operating Profit Margin maka semakin naik harga saham
dimasa yang akan datang Y ataupun sebaliknya.
Untuk koefisien variabel Net Profit Margin dan Return on Asset tidak perlu dimasukkan ke dalam persamaan regresi Y karena
kedua variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
73
€
39,2
Berdasarkan pengujian regresi linier berganda dengan metode enter maka dapat dilihat pada gambar di bawah pengaruh antara
Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin dan Return On Asset terhadap harga saham, Model persamaan
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.4 Model Persamaan Regresi Berganda
= Pengaruh antrara variabel Gross Profit Margin
terhadap Y harga saham
= Pengaruh antara variabel Operating Profit Margin
terhadap Y harga saham
= Pengaruh antara variabel Net Profit Margin
terhadap Y harga saham
28,888 3,208
3,405 4,718
60,8
Gross Profit Margin GPM
X
1
Operating Profit Margin OPM
X
2
Net Profit Margin NPM X
3
Return On Asset ROA X
4
Harga Saham Y
74
= Pengaruh antara variabel Return on Asset
terhadap Y harga saham
Adjusted = koefisien regresi nilai peningkatan atau penurunan
€ = standar error
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Parsial Uji t
Uji parsial uji t dilakukan untuk menggambarkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen Gross Profit Margin,
Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset secara parsial atau sendiri-sendiri dalam menerangkan variabel
dependen Harga Saham.
Ho = Gross Profit Margin tidak berpengaruh terhadap harga
saham Ha
1
= Gross Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham
Ho
2
= Operating Profit Margin tidak berpengaruh terhadap harga
saham Ha
2
= Operating Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham
Ho
3
= Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap harga saham
Ha
3
= Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham
Ho
4
= Return On Asset tidak berpengaruh terhadap harga saham
Ha
4
= Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham
75
Tabel 4.14 Uji Statistik t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
Constant 4.426
.449 9.861
.000 GPM
3.208 1.850
.173 1.734
.090 .801
1.249 OPM
28.888 4.719
.726 6.122
.000 .568
1.761 NPM
3.405 6.284
.092 .542
.591 .280
3.575 ROA
4.718 4.904
.141 .962
.341 .373
2.684 a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Hal yang perlu dilakukan dalam uji parsial uji t adalah : 1
Menentukan tingkat signifikansi yaitu 0,05. Jika nilai signifikan penelitian 0,05 maka H
o
diterima, dan jika nilai signifikansi penelitian 0,05 maka H
o
ditolak. 2
Menentukan t hitung yaitu : t hitung untuk Gross Profit Margin X1 = 1,734 ; t hitung untuk Operating Profit Margin
X2 = 6,122 ; t hitung untuk Net Profit Margin X3 = ,542 ; t hitung untuk Return On Asset X4 = ,962.
3 Menentukan t tabel. T el dis i usi dic i p d α = 5 : 2 =
2,5 uji 2 sisi dengan derajat kebebasan df : n-k-1 dimana n = jumlah data ; k = jumlah variabel independen. Jadi
derajat kebebasan df = 50 – 4 - 1 = 45. Dengan pengujian 2
sisi signifikansi = 0,025 hasil diperoleh untuk t tabel adalah : 2,014.
76
4 Kriteria pengujian: H
o
diterima jika – t tabel t hitung t
tabel, dan H
o
ditolak jika – t hitung - t tabel atau t hitung t
tabel. Tabel 4.14 diatas adalah tabel yang menerangkan koefisien
regresi yang dihasilkan dari perhitungan SPSS. Dengan memperhatikan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Pengujian koefisien regresi variabel Gross Profit Margin
X1. Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung 1,734 t tabel 2,014 atau dapat di lihat dari
probabilitas value adalah 0,090 lebih besar dari 0,05 0,090 0,05 , sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa
secara parsial sendiri-sendiri ternyata Gross Profit Margin tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Dengan
demikian H
o
1 diterima dan H
a
1 ditolak. 2
Pengujian koefisien regresi variabel Operating Profit Margin X2. Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t
hitung 6,122 t tabel 2,014 atau dapat di lihat dari probabilitas value adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 0,000
0,05, sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial sendiri-sendiri ternyata Operating Profit
Margin mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian H
o
2 ditolak dan H
a
2 diterima.
77
3 Pengujian koefisien regresi variabel Net Profit Margin X3.
Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung 0,542 t tabel 2,014 atau dapat di lihat dari probabilitas
value adalah 0,591 lebih besar dari 0,05 0,591 0,05, sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara
parsial sendiri-sendiri ternyata Net Profit Margin tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Dengan
demikian H
o
3 diterima dan H
a
3 ditolak. 4
Pengujian koefisien regresi variabel Return On Asset X4. Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung
0,962 t tabel 2,014 atau dapat di lihat dari probabilitas value adalah 0,341 lebih besar dari 0,05 0,341 0,05,
sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial sendiri-sendiri ternyata Return On Asset tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian H
o
4 diterima dan H
a
4 ditolak.
b. Uji Simultan uji f
Uji Simultan uji f dilakukan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen Gross Profit Margin,
Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset mampu menjelaskan keragaman atau tingkah laku dari variabel
dependen.
78
Hipotesis : H
o
5 = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin,
Return On Asset terhadap harga saham. H
a
5 = Ada pengaruh yang signifikan antara Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On
Asset terhadap harga saham. Kriteria hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Jika signifikan penelitian 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika signifikan penelitian 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima
Atau dengan cara melihat f hitung dengan f tabel : Jika f hitung f tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika f hitung f tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima
Tabel 4.15 Uji Simultan uji f
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 71.986
4 17.997
20.016 .000
a
Residual 40.459
45 .899
Total 112.445
49 a. Predictors: Constant, ROA, GPM, OPM, NPM
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber Hasil diolah dengan SPSS 20
Dari uji ANOVA atau uji f test tersebut, f hitung sebesar 20,016 sedangkan dengan tingkat signifikan 5 di peroleh f tabel
sebesar F tabel di hitung dari df1 = 5-1 = 4 dan df2 = 50-4-1 = 45
79
diperoleh f tabel 2,579. Maka dalam hal ini f hitung 20,016 f tabel 2,579, atau dapat juga dilihat pada nilai probabilitas yaitu
0,000 0,000 0,05 maka H
o
di tolak dan H
a
di terima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara Gross Profit Margin, Operating
Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset secara simultan bersama-sama terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh antara Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin dan
Return On Asset terhadap harga saham di atas maka ada beberapa hal yang dapat di jelaskan dalam penelitian ini dengan pembahasan
variabel X terhadap variabel Y secara parsial sebagai berikut : a.
Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Harga Saham
Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung 1.734 t tabel 2,014 atau dapat di lihat dari probabilitas value
adalah 0,090 lebih besar dari 0,05 0,090 0,05 , sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial sendiri-
sendiri ternyata Gross Profit Margin tidak mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
telah di lakukan pada hipotesis pertama ternyata H
o
1 diterima dan H
a
1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Gross Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan
mempunyai hubungan yang positif. Ratio gross profit margin
80
mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila ratio ini dikurangkan terhadap
angka 100 maka akan menunjukan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih. Data gross profit margin
ratio dari beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang kecenderungan gross profit margin ratio yang diperoleh
dan bila dibandingkan standar ratio akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya Munawir,
2008:99. Dalam penelitian ini Gross Profit Margin tidak berpengaruh dominan terhadap harga saham, hal ini bisa
disebabkan pengeluaran biaya-biaya yang dilakukan perusahaan kurang efisien sehingga mengurangi laba yang diperoleh oleh
perusahaan. Selain itu kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang tinggi maka akan diikuti pula dengan
peningkatan harga saham yang dimiliki, dengan kata lain profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi harga saham.
Namun tidak hanya faktor dalam menghasilkan suatu laba saja yang dapat mempengaruhi harga saham tetapi juga faktor
penjualan dan biaya. Penambahan laba bersih belum tentu diikuti dengan
penambahan penjualan, selain itu hasil penjualan yang diterima tidak sepadan dengan biaya yang digunakan dalam memproses
pembuatan suatu barang yang tinggi, sehingga mengakibatkan
81
suatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dan dapat menimbulkan hutang pada
perusahaan.
b. Pengaruh Operating Profit Margin terhadap Harga Saham
Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung 6,122 t tabel 2,014 atau dapat dilihat dari probabilitas
value adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial
sendiri-sendiri ternyata Operating Profit Margin mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Dengan demikian H
o
2 ditolak dan H
a
2 diterima. Karena Operating Profit Margin adalah perbandingan laba operasi terhadap penjualan, maka dapat
diasumsikan jika Operating Profit Margin tinggi maka harga sahampun akan ikut naik. Rasio ini menggambarkan apa yang
i s ny dise u “pure profit” y ng di e im s se i p upi h d i penjualan yang dilakukan. Operating profit disebut murni pure
dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan
kewajiban-kewajiban finansial serupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Seperti halnya
gross profit margin, maka semakin tinggi ratio operating profit margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan
82
Syamsudin, 2009:59. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel Operating
Profit Margin
mampu berdiri
sendiri untuk
mempengaruhi harga saham. Jika Operating Profit Margin tinggi maka harga saham pun akan ikut naik. Kenaikan harga saham
dikarenakan oleh naiknya permintaan terhadap saham perusahaan oleh para investor.
Secara parsial variabel bebas Operating Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham. Maka para investor sangat
tertarik membeli saham perusahaan karena dilihat dari jumlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan
mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak.
c. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham
Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung 0,542 t tabel 2,014 atau dapat di lihat dari probabilitas
value adalah 0,591 lebih besar dari 0,05 0,591 0,05, sehingga dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa secara parsial
sendiri-sendiri ternyata Net Profit Margin tidak mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Dengan demikian H
o
3 diterima dan H
a
3 ditolak. Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan. Semakin besar Net Profit
83
Margin semakin baik karena dianggap perusahaan mampu dalam mendapatkan laba yang cukup tinggi. Dengan besarnya Net Profit
Margin, kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya.
Kelemahan dari Net Profit Margin itu sendiri adalah karena rasio ini tidak memperhitungkan penjualan serta tidak menggambarkan
keuntungan bersih untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Situasi di pasar saham
cenderung tidak mencerminkan teori yang sudah ada. Pada kenyataannya walaupun suatu perusahaan memiliki Net Profit
Margin yang baik namun belum cukup untuk memenuhi kriteria keinginan investor yang mempengaruhi daya tarik dan daya jual
saham tersebut. Keinginan investor dan tingkat ukur analisis yang berbeda-beda mengakibatkan kurang diperhatikannya Net Profit
Margin dalam pengambilan keputusan untuk membeli sebuah saham. Sehingga naik atau turunnya harga saham belum tepat jika
sangat dipengaruhi Net Profit Margin. Secara parsial variabel bebas Net Profit Margin NPM
tidak berpengaruh terhadap harga saham. Oleh karena itu Net Profit Margin kurang layak menjadi salah satu faktor pertimbangan
investor dalam memprediksi harga saham.
84
d. Pengaruh Return On Asset terhadap Harga Saham
Hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel adalah t hitung 0,962 t tabel 2,014 atau dapat di lihat dari probabilitas
value adalah 0,341 lebih besar dari 0,05 0,341 0,05, sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara parsial sendiri-
sendiri ternyata Return On Asset tidak mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Dengan demikian H
o
4 diterima dan H
a
4 ditolak. Return On Asset disini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Return On Asset merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Dalam penelitian ini Return On Asset ROA disimpulkan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham, ini berarti perusahaan lebih banyak memiliki total aktiva dibandingkan dengan laba bersih. Return On Asset ROA
hanya jadi tolak ukur kinerja dari sebuah perusahaan, bukan dijadikan patokan untuk investor dalam menanamkan modalnya.
Return On Asset ROA akan menarik investor jika asset perusahaan dikelola dengan baik oleh manajemen. Dalam
penelitian ini para investor tidak mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan
keuntungan dengan
memanfaatkan tingkat pendapatan, aset maupun modal saham tertentu saja. Tetapi para investor juga mempertimbangkan hal-hal
85
lain seperti keuntungan yang akan diperoleh untuk setiap lembar saham yang dimilikinya, besar hutang dan kemampuan modal
sendiri perusahaan
tersebut untuk
memenuhi seluruh
kewajibannya. Sehingga Return On Asset ROA tidak akan mempengaruhi harga saham suatu perusahaan karena pada
dasarnya yang mempengaruhi harga saham di pasar modal hanya faktor permintaan dan penawaran saja.
e. Interpretasi Hasil Penelitian Secara Simultan
Secara Simultan atau bersama-sama dapat dijelaskan pengaruh antara variabel independen yaitu Gross Profit Margin
GPM, Operating Profit Margin OPM, Net Profit Margin NPM dan Return On Asset ROA terhadap harga saham.
Berdasarkan uji ANOVA atau uji f test tersebut, f hitung sebesar 20,016 sedangkan dengan tingkat signifikan 5 di peroleh f tabel
sebesar F tabel di hitung dari df1 = 5-1 = 4 dan df2 = 50-4-1 = 45 diperoleh f tabel 2,579. Maka dalam hal ini f hitung 20,016 f
tabel 2,579, atau dapat juga dilihat pada nilai probabilitas yaitu 0,000 0,000 0,05 maka H
o
di tolak dan H
a
di terima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara Gross Profit Margin, Operating
Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset secara simultan bersama-sama terhadap harga saham. Sehingga dapat dikatakan
bahwa antara Gross Profit Margin GPM, Operating Profit
86
Margin OPM, Net Profit Margin NPM dan Return On Asset ROA berpengaruh secara simultan bersama-sama terhadap
harga saham. Pada tabel model summary angka Adjusted R square sebesar 0,608 atau 60,8. Koefisien ini menunjukkan bahwa
60,8 harga saham disebabkan oleh variabel gross profit margin, operating profit margin, net profit margin dan return on asset
sedangkan sisanya 39,2 disebabkan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
87