Deskripsi Data PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
57
Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui kemampuan perusahaan mengelola Net Profit Margin NPM. Hasil analisis yang dilakukan
penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2008 sampai 2012 Net Profit Margin NPM. Pada tahun 2008 Net Profit Margin NPM terbesar adalah 0,22 dan Net Profit
Margin NPM terkecil adalah 0,00 serta rata-rata Net Profit Margin NPM pada tahun tersebut adalah 0,05. Pada tahun 2009 Net Profit
Margin NPM terbesar adalah 0,08 dan Net Profit Margin NPM terkecil adalah 0,00 serta rata-rata Net Profit Margin NPM pada
tahun tersebut adalah 0,051. Pada tahun 2010 Net Profit Margin NPM terbesar adalah 0,10 dan Net Profit Margin NPM terkecil
adalah 0,02 serta rata-rata Net Profit Margin NPM pada tahun tersebut adalah 0,053. Pada tahun 2011 Net Profit Margin NPM
terbesar adalah 0,11 dan Net Profit Margin NPM terkecil adalah 0,02 serta rata-rata Net Profit Margin NPM pada tahun tersebut
adalah 0,055. Pada tahun 2012 Net Profit Margin NPM terbesar adalah 0,13 dan Net Profit Margin NPM terkecil adalah 0,02 serta
rata-rata Net Profit Margin NPM pada tahun tersebut adalah 0,065.
58
4. Return On Asset ROA
Return on assets ROA adalah perbandingan antara keuntungan sebelum biaya bunga dan pajak EBIT = Earning before interest and
taxes dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang
ada didalamnya
untuk menghasilkan
keuntungan, dengan
menggunakan data yang ada pada neraca dan perhitungan laba rugi pada perusahaan tersebut. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return On Asset = x 100
Tabel 4.6 Nilai
Return On Asset Dalam Persen No
Kode Emiten
Tahun 2008
2009 2010
2011 2012
1 ULTJ
0.17 0.04
0.05 0.05
0.15 2
MYR 0.07
0.01 0.11
0.07 0.09
3 PSDN
0.03 0.03
0.06 0.06
0.04 4
STTP 0.01
0.15 0.13
0.09 0.12
5 CEKA
0.05 0.09
0.03 0.12
0.06 6
KAEF 0.04
0.04 0.08
0.10 0.10
7 TSPC
0.10 0.11
0.14 0.14
0.14 8
INAF 0.01
0.00 0.02
0.03 0.04
9 SKLT
0.02 0.07
0.02 0.03
0.03 10
INDF 0.07
0.07 0.08
0.09 0.08
Sumber : Laporan Keuangan yang sudah diolah Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui kemampuan perusahaan
mengelola Return on assets ROA. Hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012 Return on assets ROA. Pada tahun
59
2008 Return on assets ROA terbesar 0,17 adalah dan Return on assets ROA terkecil adalah 0,01 serta rata-rata Return on assets
ROA pada tahun tersebut adalah 0,057. Pada tahun 2009 Return on assets ROA terbesar adalah 0,15 dan Return on assets ROA
terkecil adalah 0,00 serta rata-rata Return on assets ROA pada tahun tersebut adalah 0,061. Pada tahun 2010 Return on assets ROA
terbesar adalah 0,14 dan Return on assets ROA terkecil adalah 0,02 serta rata-rata Return on assets ROA pada tahun tersebut adalah
0,072. Pada tahun 2011 Return on assets ROA terbesar adalah 0,14 dan Return on assets ROA terkecil adalah 0,03 serta rata-rata
Return on assets ROA pada tahun tersebut adalah 0,078. Pada tahun 2012 Return on assets ROA terbesar adalah 0,15 dan Return on
assets ROA terkecil adalah 0,03 serta rata-rata Return on assets ROA pada tahun tersebut adalah 0,085.
60
5. Harga Saham
Harga Saham yaitu refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan termasuk kebijakan dividen, dan pengelolaan asset.
Tabel 4.7 Harga Saham LogN
No Kode
Emiten Tahun
2008 2009
2010 2011
2012
1 ULTJ
6.68 6.33
7.10 6.98
7.19 2
MYR 6.88
8.41 9.44
9.56 9.88
3 PSDN
4.79 5.00
4.38 5.74
5.32 4
STTP 4.98
5.39 5.95
6.54 6.96
5 CEKA
6.45 7.13
7.00 6.86
7.17 6
KAEF 4.33
4.84 5.07
5.83 6.61
7 TSPC
5.99 6.59
7.44 7.84
8.21 8
INAF 3.91
4.42 4.38
5.09 5.80
9 SKLT
4.50 5.01
4.94 4.94
5.19 10
INDF 6.84
8.17 8.44
8.43 8.67
Sumber : Laporan Keuangan yang sudah diolah Untuk ukuran perusahaan biasanya di proxy dengan menghitung
LogN total asset ataupun total sales. Dalam penelitian ini semua variabel independen GPM, OPM, NPM dan ROA menggunakan
satuan persen serta kepemilikan institusi juga menggunakan satuan persen sedangkan size yang biasanya diukur melalui total asset atau
sales yang satuannya bisa bisa mencapai triliunan rupiah maka secara ekonometrik menjadi bermasalah menyebabkan error dalam
pemaknaannya sehingga untuk menghindari terjadi masalah pada saat memasukkan data ke analisis tidak ada kesalahan pengukuran
variabel tersebut dilakukan normalisasi terhadap ukuran triliun tersebut menjadi LogN. Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui harga
61
saham suatu perusahaan. Hasil analisis yang dilakukan penulis terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi
dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2012. Pada tahun 2008 harga saham terbesar adalah 6,88
MYR dan harga saham terkecil adalah 3,91 INAF serta rata-rata harga saham pada tahun tersebut adalah 5,535. Pada tahun 2009 harga
saham terbesar adalah 8,41 MYR dan harga saham terkecil adalah 4,42 INAF serta rata-rata harga saham pada tahun tersebut adalah
6,129. Pada tahun 2010 harga saham terbesar adalah 9,44 MYR dan harga saham terkecil adalah 4,38 PSDN dan INAF serta rata-rata
harga aaham pada tahun tersebut adalah 6,414. Pada tahun 2011 harga saham terbesar adalah 9,56 MYR dan harga saham terkecil adalah
4,94 SKLT, serta rata-rata harga saham pada tahun tersebut adalah 6,781. Pada tahun 2012 harga saham terbesar adalah 9,88 MYR dan
harga saham terkecil adalah 5,19 SKLT serta rata-rata harga saham pada tahun tersebut adalah 7,1.
62