Menurut Kajian Fiqih Konsep Bagi Hasil

2. Menurut Kajian Fiqih

Para ulama fiqih memahami bahwa profit sharing nisbah bagi hasil adalah berbagi keuntungan dimana hal tersebut didasari dari akad mudharabah yang berarti berbagi keuntungan maupun kerugian. Dimana akad mudharabah tersebut merupakan akad yang sangat melekat unsur bagi hasil didalamnya. Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa nisbah bagi hasil ditentukan pada awal terbentuknya akad dan yang membedakan dengan bunga adalah, apabila dalam bagi hasil dari usaha dapat berubah-ubah fluktuatif dan dapat saja terjadi resiko setiap saat. Sehingga hasil dari persentase nisbah tersebut masih belum bias ditetapkan nominalnya. 20 Sedangkan menurut ulama Syafiiyah dan Hanabilah mengatakan bahwa bagi hasil merupakan pembagian keuntungan dari kontribusi modal yang telah ditanamkan untuk menjalankan suatu usaha dalam melakukan kerjasama. 21 Penetapan hak bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati. 22 Untuk menghindarkan praktik riba dalam perekonomian syariah khususnya pada perbankan syariah maka para ulama fiqih membolehkan adanya nisbah bagi hasil dan mengharamkan suku bunga dalam praktik 20 Kitab Fiqh Syar’i Tentang Ekonomi Syariah. 21 Lukmanul, “presentasi fiqh siyasah muamalah” artikel diakses pada 5 juli 2010 dari www.slideshare.netlukmanulpresentasi-fiqh-siyasahmuamalah-10 22 Ibid, ekonomi islam. Majelis Ulama Indonesia MUI, sebagaimana termaktub dalam Keputusan Fatwa Nomor 12004 tentang bunga InterestFaidah, menyatakan bahwa bunga bank itu riba, karenanya haram untuk mengambilnya maupun memakannya. Dari penjelasan para ulama fiqih diatas, maka dapat dibedakan antara bunga dan bagi hasil sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Bagi Hasil Dengan Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga  Penentuan besarnya rasio nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.  Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.  Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.  Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.  Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.  Penentuan bunga ditetapkan pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.  Besarnya persentase berdasarkan jumlah uang modal yang dipinjamkan  Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan, tidak peduli apakah proyek yang dijalankan nasabah itu untung atau rugi.  Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming.  Keberadaan bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua agama, termasuk Islam. Sumber: www.wikipedia.combagihasil_vs_riba289,soft??

BAB III GAMBARAN UMUM PERMATABANK SYARIAH

A. Sejarah Singkat PermataBank

1. Profil PermataBank PermataBank merupakan bank hasil penggabungan dari lima bank di bawah pengelolaan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Prima Express, PT. Bank Artamedia, dan PT. Bank Patriot, dimana PT. Bank Bali Tbk telah ditunjuk menjadi Bank Rangka Platform Bank dan pada tanggal 18 Februari 2002 berganti nama menjadi PermataBank, sedangkan keempat bank lainnya sebagai bank yang menggabungkan diri. Penggabungan merger lima bank ini merupakan implementasi dari keputusan pemerintah mengenai Program Restrukturisasi Lanjutan yang dikeluarkan pada tanggal 22 November 2001. Proses merger dimulai dengan penandatanganan kesepakatan pendahuluan antara kelima Bank Peserta Merger dan BPPN pada tanggal 20 Mei 2002 dan legal merger dinyatakan efektif pada tanggal 30 September 2002 setelah dikeluarkannya persetujuan dari Bank Indonesia dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.