Konsep Tabungan Dalam Islam

angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya” Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani iman taqwa maupun secara ekonomi, harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya. Salah satu langkah perencanaan adalah dengan menabung. Dalam kamus Bahasa Indonesia “menabung” diartikan menyimpan uang. 3 Perilaku menabung sendiri mensyaratkan seseorang untuk bisa disiplin dalam hal mengatur keuangan. Menabung sebagai sifat hemat dapat dijadikan sifat positif yang apabila dilakukan dengan konsisten akan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Sadono Sukirno mengatakan bahwa menabung dilakukan untuk beberapa tujuan, seperti untuk membiayai pengeluaran konsumsi sesudah mencapai usia pensiun, untuk mencegah pengeluaran biaya-biaya yang tidak terduga yang harus dikeluarkan di kemudian hari. 4

B. Konsep Tabungan Dalam Islam

Islam sebagai agama yang universal mengatur umatnya tidak hanya dalam aspek ibadah tetapi mengatur juga aspek sosial, politik, bahkan ekonomi. Semua norma dan nilai ekonomi diatur dalam sumber hukum Islam, yaitu al-Qur’an dan 3 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, h. 881 4 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, h. 25 as-Sunnah. Hal ini meletakkan ekonomi Islam jauh lebih maju dan terbukti dibanding ekonomi kapitalis dan sosialis. Islam adalah agama sederhana, yang umatnya senantiasa diarahkan untuk hidup hemat dan tidak berbelanja secara berlebihan. Menghemat ini perlu dilakukan dengan mengurangi keinginan untuk menggunakan barang yang berlebihan. Sejumlah uang yang dihasilkan dari pendapatannya itu, pada gilirannya akan memungkinkan seseorang muslim untuk cenderung menabung lebih baik. Tidak sedikit ayat al-Quran yang secara langsung atau tidak langsung mendorong umat Islam supaya menabung. Konsep kesederhanaan dalam membelanjakan harta sangat tegas disebut oleh Allah, dan Islam sangat membenci hal-hal yang bersifat mubazir. Mereka yang tidak menabung cenderung kesulitan ekonomi yang tidak diduga pada masa depan. Oleh karena itu al-Quran meminta umatnya untuk tidak berbelanja secara berlebihan dan tidak terlalu kikir, seperti disebutkan dalam beberapa ayat berikut ini: 1. Surat al-Isra ayat 29               “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya” 2. Surat al-Isra ayat 27            “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” 3. Surat al-A’raf ayat 31                 “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap memasuki masjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan” 4. Surat al-Furqan ayat 67             “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah- tengah antara yang demikian” Adapun ayat al-Quran yang lebih tegas membicarakan masalah simpanan tabungan tertera pada surat Yusuf ayat 47:                Supaya kamu bertanam tujuh tahun lamanya sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan” Berdasarkan ayat al-Quran di atas, jelas bahwa menabung sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, hal ini tidak berarti bahwa Islam membenarkan umatnya untuk berlaku kikir dan kemudian membiarkan harta itu tidak produktif. Harta yang tidak disalurkan dalam sektor pengeluaran akan menjadikan sistem ekonomi menjadi buruk karena kurangnya permintaan terhadap barang yang dijual di pasaran. Hal ini akan berdampak buruk bagi sektor industri, sehingga roda perekonomian tidak berjalan dengan baik. Umat Islam lebih berpotensi untuk menabung dengan sistem ekonomi Islam, lain halnya dalam ekonomi konvensional, Islam melarang umatnya untuk menggunakan barang yang haram hukumnya. Ini karena ia akan dapat memudaratkan kesehatan sistem ekonomi maupun kesehatan tubuh mereka. Contohnya Islam tidak membenarkan umatnya daripada sesuatu yang bersifat riba, memakan harta haram, seperti babi dan meminum arak. Ini karena terbatasnya jumlah barang yang boleh digunakan, maka akan semakin besar kecenderungan umat Islam untuk menabung. Hal inilah yang menyebabkan menabung semakin diperlukan dalam Islam.

C. Produk-Produk Tabungan Simpanan