3. Bagaimana kontribusi penggunaan buku paket terhadap hasil belajar
pendidikan ekonomi siswa di lingkungan SMP Moh. Husni Thamrin Gintung Ciputat.?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diurai diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai efektivitas penggunaan buku
paket terhadap hasil pembelajaran ekonomi. 2.
Untuk menganalis lebih jelas bagaimana cara-cara dan proses pembelajaran dengan buku paket.
3. Untuk memperoleh informasi yang pasti tentang pembelajaran ekonomi pada
siswa SMP Moh. Husni Thamrin Gintung Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa berguna bagi siswa dalam rangka: 1.
Manfaat sosial social value, yang diharapkan berguna untuk: a.
Memberi gambaran bagi lembaga-lembaga pendidikan tentang bagaimana cara-cara dan proses pembelajaran ekonomi pada siswa.
b. Memberi informasi kepada masyarakat pada umumnya, khususnya para
pendidik tentang efektivitas penggunaan buku paket terhadap hasil pembelajaran ekonomi.
2. Manfaat akademik academic value, diantaranya:
a. Diharapkan penulisan skripsi tentang Efektivitas Penggunaan Buku Paket
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Ekonomi Siswa SMP Moh. Husni Thamrin Gintung Ciputat ini dapat dijadikan sebagai pemenuhan salah
satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana strata 1 satu pada Program Studi Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. b.
Manfaat lain dari penulisan skripsi diharapkan bisa menambah khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan ekonomi siswa.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori
1. Pengertian Efektivitas
Menurut etimologi, “efektivitas” merupakan kata serapan dari bahasa
inggris effective, yang berarti ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.
4
Pengertian efektivitas adalah “pengaruh yang ditimbulkandisebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan”.
5
Efektivitas merupakan
salah satu
kriteria keberhasilan
proses pembelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat Abd. Rachman Abror
“tujuan penilaian pada hakikatnya merupakan alat control terhadap pelaksanaan
pendidikan atau merupakan alat yang menyediakan atau memberikan informasi bagi usaha dan pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan
”.
6
Dalam bidang pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari dua segi yaitu efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar murid. Efektivitas mengajar guru
terutama menyangkut sejauh mana jenis-jenis kegiatan belajar mengajar dapat
4
Pius A. Partanto, M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994, Hal. 128.
5
Starawaji, Pengertian Evektifitas, dari http:www.starawaji.wordpress.com, 01 mei 2009.
6
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993, cet. IV. hal.155
6
dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut tujuan- tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar
yang telah ditempuh. Untuk mengetahui belajar telah tercapai secara efektif atau tidak maka
dapat diketahui dengan tingkat prestasi belajar yang telah dicapai. Tingkat keberhasilan dibagi atas beberapa kategori yaitu:
1. Istemewamaksimal: Apabila seluruh 100 bahan pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 2.
Baik sekalioptimal: Apabila sebagian besar 76-99 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh anak.
3. BaikMinimal: Apabila hanya 60-75 bahan pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai oleh anak. 4.
Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan itu kurang dari 60 dapat dikuasai oleh anak.
7
Dari beberapa pengertian di atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar pendidikan ekonomi yang efektif berarti tercapainya suatu tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga siswa dapat memahami pendidikan ekonomi dengan ketercapaian minimal 60 dari tujuan-
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Misalnya dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan media buku paket pada pokok bahasan ilmu
sosial dan berhasil membuat siswa memahami materi tersebut sebesar 63, sehingga hal tersebut dapat dikatakan efektif.
2.
Hakikat Buku Paket a.
Pengertian buku paket
Istilah buku paket yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini merupakan sebutan lain untuk buku pelajaran.
“Buku paket adalah buku yang berisikan informasi yang dipakai sebagai panduan dalam melaksanakan sesuatu
”.
8
Menurut Lange dalam buku teks SMTA mengatakan bahwa” buku paket adalah buku standar
atau buku setiap cabang khusus study”.
7
Syaiful Bahri Djamaran, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, hal.121.
8
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. IV, hal. 172
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa buku paket adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, jadi dapat dikatakan
buku paket ekonomi adalah buku yang digunakan sebagai acuan dalam pengajaran yang disusun oleh pakar yang ahli dibidangnya dalam usaha mencapai tujuan-
tujuan intruksional dan dapat menunjang program pengajaran ekonomi.
b. Awal mula penggunaan buku paket
Penggunaan buku paket dalam berbagai bidang studi, termasuk ekonomi dimulai ketika pemerintah mewajibkan penerapan Kurikulum Terpadu Satuan
Pendidikan KTSP yang menggantikan kurikulum 2004 – Kurikulum Berbasis
Kompetensi KBK yang kemudian dinyatakan tidak berlaku lagi. Adapun mengenai penggunaan buku paket adalah
“berdasarkan peraturan Mendiknas Menteri Pendidikan Nasional No. 242006 dan telah direalisasikan
diberbagai wilayah. Karena itu, system KTSP secara bertahap diberlakukan sejak 2006 terhadap seluruh SD, SMP dan SMA yang berlanjut sampai sekarang
”.
9
Hal serupa juga telah diterapkan di sekolah SMP Moh. Husni Thamrin Gintung
Ciputat yang menjadi obyek kajian penelitian penulis.
c. Ciri-ciri buku paket yang baik
Menurut Djago Tarigan dan H.G Tarigan dalam Buku Telaah Buku Teks SMTA, buku paket yang dapat dikategorikan baik dan berkualitas tinggi harus
memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: a.
Sudut pandang b.
Kejelasan konsep c.
Relevan dengan kurikulum d.
Menarik minat e.
Menumbuhkan motivasi f.
Menstimulasikan aktivitas siswa g.
Ilustratif h.
Komunikatif i.
Penunjang mata pelajaran lain j.
Menghargai perbedaan individu k.
Memantapkan nilai-nilai.
9
Sangiran, “Buku Paket Pelajaran Hanya jadi Pajangan”. Dalam KOMPAS, Jakarta, 16
Juli 2008
Untuk keterangan lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut: a.
Sudut pandang Buku paket mempunyai landasan, prinsip atau sudut pandang tertentu yang
menjiwai atau melandasi buku paket secara keseluruhan. Sudut pandang ini dapat berupa teori ilmu jiwa, bahasa dan sebagainya.
b. Kejelasan konsep
Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku peket harus jelas, tandas. Keremang-remangan perlu dihindari agar siswa dan pembaca juga
jelas pengertian, pemahaman dan penangkapannya. c.
Relevan dengan kurikulum Buku paket ditulis untuk digunakan di sekolah. Sekolah mempunyai
kurikulum, karena itu tidak ada pilihan lain bahwa buku paket harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
d. Menarik minat
Buku paket ditulis untuk siswa, karena itu penulis buku paket harus mempertimbangkan minat-minat siswa pemakai buku paket tersebut. Semakin
sesuai buku paket dengan minat siswa, semakin tinggi daya tarik buku paket tersebut.
e. Menumbuhkan motivasi
Motivasi diartikan sebagai penciptaan kondisi yang ideal sehingga seseorang ingin, senang mengerjakan sesuatu. Buku paket yang baik ialah
buku yang dapat membuat siswa ingin, senang mengerjakan apa yang diintruksikan dalam buku tersebut.
f. Menstimulasikan aktivitas siswa
Buku yang baik adalah buku yang dapat merangsang, menantang dan menggiatkan aktivitas siswa. Disamping metode dan bahan, faktor metode
sangat mentukan dalam hal ini. g.
Ilustratif Buku paket harus disertai dengan ilustrasi yang mengena serta menarik.
Ilustrasi yang cocok pastilah memberi daya penarik tersendiri serta menjelaskan hal yang perlu dibicarakan.
h. Komunikatif
Buku paket harus dimengerti oleh pemakainya, yaitu siswa. Pemahaman harus didahului oleh komunikasi yang tepat. Factor utama yang berperan
disini adalah bahasa. Bahasa buku paket haruslah sesuai dengan bahasa siswa, kalimat-kalimatnya efektif, terhindar dari makna, sederhana, sopan dan
menarik. i.
Menunjang mata pelajaran lain Buku paket ekonomi misalnya, disamping menunjang mata pelajaran
ekonomi itu sendiri juga dapat menunjang mata pelajaran yang lain. j.
Menghargai perbedaan individu Buku paket yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu
tertentu. Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat ekonomi, sosial, budaya, setiap individu tidak dipermasalahkan, tetapi diterima sebagaimana adanya.
k. Memantapkan nilai-nilai
Buku paket yang baik berusaha untuk memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Uraian-uraian yang menjurus kepada penggiyahan
nilai-nilai yang berlaku pantas dihindarkan.
3.
Pengertian Belajar
Pengertian belajar sudah banyak di kemukakan dalam kepustakaan. Untuk memenuhi pengertian tentang belajar berikut di kemukakan beberapa pengertian
tentang belajar. Belajar learning, sering kali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh
kemudian dari pengalaman-pengalaman. Para ilmuwan perilaku berusaha mengukur apa yang telah dikerjakan oleh makhluk untuk dapat menguasai belajar
ini. Tetapi, belajar itu sendiri merupakan satu kegiatan yang terjadi didalam diri seorang, yang sukar diamati secara langsung. Hal ini masih merupakan masalah
yang belum dapat sepenuhnya dimengerti, dan para murid tersebut mengalami perubahan. Mereka memperoleh hubungan-hubungan asosiatif, pengetahuan,
pengertian dan keterampilan serta kebiasaan-kebiasaan baru. Hasilnya, mungkin
mereka dapat berperilaku dibawah kondisi tertentu dengan cara yang dapat diukur secara berbeda-beda.
Sebagian para ahli pendidikan beranggapan bahwa, belajar adalah semata- mata mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Ada pula sebagian yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psycology The Teaching Learning Proses,
berpendapat bahwa ”Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif”.
10
Sedangkan menurut Hintzman dalam bukunya The Psycology of Learning and Memory
berpendapat bahwa, ”Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia dan hewan disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.
11
Menurut Omar Hamalik bahwa belajar adalah ”perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan
dan pengalaman. Belajar sesungguhnnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang”.
12
Pupuh Fathurrohman Sobri Sutikno mengatakan bahwa belajar itu pada hakikatnya adalah ”perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah
melakukan aktivitas tertentu. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya perubahan fisik, mabuk, gila, dan
sebagainya”.
13
Menurut Muhibbin Syah belajar ”adalah key term istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat
10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendektan Baru, Bandung: PT. Rosda Karya, 2008, Cet. XIV, hal. 90.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru …, hal. 90.
12
Omar Hamalik, Perencanaan Pengajara Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, cet. IV, h.154
13
Pupuh Fathurrohman Sobry Sutikno, Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum Konsep Islami, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007, cet.I,
hal. 6
manusia bangsa ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-
bangsa lainnya yang lebih dulu maju karena belajar”.
14
W.S Winkel berpendapat bahwa belajar merupakan “ suatu aktivitas mentalpsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan - perubahan dalam pengetahuan - pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap
”.
15
Dalam belajar, siswa juga sebagai penentu terjadi atau tidaknya proses belajar, proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, dalam bukunya Psikologi
Belajar mereka menge mukakan bahawa “pengertian belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingku ngan”.
16
Muhibbin Syah, menambahkan dalam bukunya Psikologi belajar, bahwa “belajar adalah tahapan perbuatan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan melibatkan proses kognitif”.
17
Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan bahwa perubahan tingkah laku akibat proses kematangan fisik, seperti keadaan mabuk,
lelah dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. Begitu juga menurut James O. Whitaker yang di kutip oleh Wasti Soemanto, dalam bukunya
Psikologi Pendidikan, memberikan definisi bahwa “belajar adalah proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan dan pengalaman”.
18
Martinis Yamin dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi
menambahkan bahwa “belajar merupakan proses orang
14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru ..., hal. 94
15
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, 1996, cet. IV, hal. 53
16
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rienka Cipta, 1991, Cet.1.,hal.121.
17
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Logos, 2001, Cet.III, hal. 64.
18
Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rienka Cipta, 1990, Cet .III, hal. 98-99.
memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap”.
19
Sedangkan belajar menurut
Veralyta Altaria yang di tulisnya dengan tema
“Inteligensi Vs Prestasi Belajar”
dalam salah satu website di situs internet memberikan pengertian belajar kedalam dua kategori, pengertian paling umum dan pengertian khusus.
20
Pengertian yang paling umum, adalah setiap perubahan perilaku akibat pengalaman yang
diperoleh, atau sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan dalam pengertian yang lebih khusus, belajar didefinisikan sebagai perolehan
pengetahuan dan kecakapan baru. Pengertian inilah yang merupakan tujuan
pendidikan formal di sekolah – sekolah atau di lembaga–lembaga pendidikan yang
memiliki program terencana, tujuan instruksional yang kongkrit, dan diikuti oleh para siswa sebagai suatu kegiatan yang sistematis. Prestasi atau keberhasilan
belajar dinyatakan dalam berbagai indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, prediksi keberhasilan dan semacamnya.
Siti Djuwairah menambahkan dalam buku yang di tulisnya dengan judul Penerapan-penerapan Metode Belajar Aktif Sebagai Upaya Membantu
Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas 6, dia menjelaskan bahwa “belajar adalah perubahan murid dalam bidang material, formal serta fungsional
pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya”.
21
Sedangkan belajar menurut Dr. Hamzah dalam bukunya Teori Motivasi dan Pengukurannya;
Analisis di Bidang Pendidikan bahwa “belajar adalah pemerolehan pengalaman
baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek
pengetahuan, atau melalui suatu penguatan dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar
”.
22
19
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Perumahan Griya Jakarta: PT. Gaung Persada Pres, 2004, Cet. II., hal. 97.
20
Veralyta Altaria
, “Inteligensi Vs Prestasi Belajar”, dari http:www.duniaguru.com, 25
Januari 2008.
21
Siti Djuwairiyah, “penerapan metode belajar aktif sebagai upaya membantu meningkatkan
prestasi belajar
pada siswa
kelas 6”,
dari http:media.diknas.go.idmediadocument5302.pdf, 29 januari 2008
22
Dr. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya; Analisis dibidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet III.,hal. 15.
Belajar menurut Sumadi Suryabrata, dalam bukunya Psikologi Pendidikan, setelah memperhatikan beberapa pengertian tentang belajar maka dia
memberi kesimpulan tentang belajar: “a bahwa belajar membawa perubahan dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial. b bahwa perubahan itu
pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dalam arti Kenntis dan Fertingkeit. c bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja”.
23
Selain dari beberapa pengertian belajar yang sudah disebutkan diatas tadi, maka ada juga beberapa tokoh lain yang memiliki pendapat tentang belajar yang
berbeda-beda, diantaranya : 1.
James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
24
2. Cronchbach, belajar adalah suatau aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
25
3. Howard L. Kingskey, belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui praktek dan latihan.
26
4. Drs. Slamet, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukkan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara kesuluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan
lingkungannya.
27
Selain itu belajar juga dimaknai dengan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
5. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
seseorang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Karena itu, dalam belajar dapat ditemukan hal-hal berikut:
a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pembelajar.
23
Sumadi Suryabrata, Psilologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, Cet. XIII., hal. 232.
24
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2002, cet. I, hal. 12
25
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,... hal. 13.
26
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,... hal. 13.
27
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,... hal. 13.
b. Respon si pembelajar
c. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi
pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon si pembelajar yang baik diberi hadiah. Perilaku respon
yang tidak baik diberi teguran atau hukuman. Dalam pandangan Skinner ini, guru dapat menyusun program pembelajaran
dengan dua hal penting, yaitu: i pemilihan stimulus yang diskriminatif dan ii penggunaan penguatan. Langkah pembelajaran berdasarkan teori skinner
yang dikenal dengan teori kondisioning ini dapat dilakukan dengan langkah berikut:
a. Mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa
yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah dikurangi.
b. Membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai
siswa, perilaku yang kena hukuman dan kegiatan luar sekolah yang dijadikan penguat.
c. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis
penguatnya. d.
Membuat program pembelajaran,. Program pembelajaran ini berisi tentang perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan
evaluasi. Dalam melaksanakn program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidak berhasilan
tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.
28
6. Menurut Gagne, belajar merupakan kagiatan yang komplek. Hasil belajar
berupa kapabilitas. Setelah belajar oarng memiliki keterampilan, pengetahuan , sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari i stimulasi yang
berasal dari lingkungan dan ii proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, balajar adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkuangan melalui pengolahan informasi, menjadi
28
Margaret E. dan Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, terjemahan Munandir, Jakarta; PT. Rajawali Press, 1991, hal. 210.
kapabilitas baru. Selain itu, belajar juga terdiri dari tiga komponen penting yaitu kondisi internal dan hasil belajar.
Gagne juga berpendapat bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap yang meliputi Sembilan fase. Tahapan tersebut adalah: i persiapan untuk belajar,
ii perolehan dan utnuk perbuatan perfomansi dan iii alih belajar. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengaharapan dan
mendapatkan kembali informasi. Pada tahap pemerolehan dan perfomansi digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali dan
respon, serta penguatan. Tahap alih belajar meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum. Adanya tahap dan fase
belajar tersebut mempermudah guru untuk melakukan pembelajaran. Karenanya dalam rangka pembelajaran, guru dapat menyusun acara
pembelajaran yang cocok dengan tahap dan fase-fase belajar. Pola hubungan antara fase belajar dengan acara-acara pembelajaran dapat digunakan untuk
pedoman pelaksanaan kegiatan belajar dikelas. Sudah barang tentu guru dalam hal ini harus menyesuaikan bidang studi dan kondisi kelas yang sebenarnya
dengan modifikasi tertentu.
29
Dengan demikian belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum ia melakukan kegiatan belajar. Mungkin, ia merasa lebih senang, lebih bahagia,
lebih mampu menyesuaikan diri, lebih mampu mendayagunakan alam sekitarnya, lebih trampil dan cakap, dan mungkin bertambah karya atau amal
baktinya serta berbagai kemungkinan lainnya yang bernilai positif dan aktif.
7. Dalam pandangan Anita E. Woolfolk 1993 bahwa “belajar terjadi ketika
pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan perilaku yang relatif permanen pada individu
”. Definisi Agih Syamsudin 1981
“adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan perilaku dan pribadi
”. Santrock and Yussen 1994 menegaskan bahwa “learning is defined as a
relatifly permanent charge in behavior that occurs though experiences .” Ada
4 kata kunci dari definisi kata belajar yaitu perubahan, pengetahuan-perilaku- pribadi, permanent dan pengalaman. Secara komperhensif bahwa belajar
merupakan aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen.
Ada sejumlah karakteristik perbuatan belajar yang perlu diketahui yaitu: a
Perubahan yang terjadi harus bertujuan internasional dalam arti disengaja atau disadari, bukan bersifat kebetulan.
b Perubahn bersifat positif artinya bahwa perubahan itu menjadi lebih baik
sebagaimana yang dikehendaki, sesuai dengan kriteria yang telah disepakati baik siswa maupun guru.
29
Margaret E. dan Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan,...hal. 210-211
c Untuk dapat dikatakan sebagai belajar, perubahan harus benar-benar hasil
pengalaman yaitu interaksi antara individu dengan orang lain sedangkan perubahan yang diakibatkan karena kematangan bukanlah dapat dikatakan
sebagai belajar.
d Perubahan bersifat efektif artinya bahwa belajar itu menghasilkan
perubahan yang berarti secara fungsional baik untuk pemecahan masalah akademik maupun persoalan kehidupan sehari-hari bagi kelangsungan
hidup individu.
30
Berdasarkan beberapa pengertian di atas tadi, maka dapat dikatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang di lakukan secara sadar dan rutin pada seseorang
sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang di hasilkan dari proses latihan dan
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar
yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Dalam definisi lain, belajar juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan,
perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
4. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang didapat dari usaha
jerih payah”.
31
Menurut W.S Winkel S.J yang dimaksud dengan hasil belajar “yaitu setiap macam kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang
khas, yang mempunyai salurannya sendiri jalan yang dilalui siswa untuk
30
Sulipan, “Strategi Belajar Mengajar” dari http:www.sulipan.wordpress.com. 01
oktober 2009.
31
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, …
hal. 391
mencapai prestasi tertentu dan hasilnya sendiri perubahan dalam sikap atau tingkah laku yang tercapai dan nampak
dalam prestasi tertentu”.
32
Hasil belajar diperoleh karena adanya proses yang disebut dengan pendidikan. Seseorang dapat mencapai hasil belajar apabila orang tersebut telah
melakukan sesuatu kegiatan, kejadian atau peristiwa yang memberikan suatu penilaian, baik atau buruknya hasil balajar seseorang tergantung orang tersebut
melaksanakannya. Dalam meningkatkan mutu pendidikan pada dasarnya adalah meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa.
Menurut Bloom, hasil belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik, sedangkan menurut
Gagne dan Briggs dalam Dr. Hamzah menyatakan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-
kemampuan tertentu.
33
Dengan menilai hasil belajar siswa tersebut maka hal itu dapat berfungsi untuk:
1. Dapat membantu guru dalam menilai kesiapan anak pada suatu mata
pelajaran. 2.
Mengetahui status anak dalam kelas. 3.
Membantu guru dalam usaha memperbaiki metode belajar mengajar. 4.
Sebagai administrator dengan memberi laporan tentang kemajuan siswa kepada orangtua yang berupa ikhtisar mengenai hasil belajar dan usaha yang
dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan.
34
Adapun hasil belajar menurut Gagne merupakan kapabilitas siswa yang mana dapat diindikasikan dalam beberapa hal sebagai berikut:
1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun terlulis, pemikiran informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.
32
W.S. Winkel S.J., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1983, hal. 48.
33
Dr. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya; Analisis ..... hal. 17.
34
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan , … hal. 301-302.
2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungis untuk berhubungan
dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelek ini terdiri diskriminasi jamak, konsep konkret dan
terdefinisi serta prinsip. 3.
Strategi kognitif, yaitu kemampuan menyalurkan mengarahakan aktivitas sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
memecahakan masalah. 4.
Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinas, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani. 5.
Sikap, yaitu kemempuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tertentu.
35
Setelah melihat berbagai definisi tentang hasil belajar, maka tahap selanjutnya adalah menyimpan perolehan hasil belajar yang merupakan
kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu lama.
Kemampuan menyimpan dalam waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan. Kemampuan menyimpan dalam waktu lama, berarti hasil belajar tetap
dimiliki oleh siswa. Karena itu proses penyimpanan dalam ranah belajar kognitif yang
biasanya dilakukan oleh siswa meliputi: 1.
Proses penerimaan input processes. Proses ini adalah kegiatan siswa dalam melakukan pemusatan perhatian, menyeleksi dan memberi kode terhadap hal
yang dipelajari. 2.
Proses pengaktifan activation processes, yaitu kegiatan siswa untuk mengaktifkan pesan baru, membangkitkan pesan dan pengalaman lama.
3. Proses pengolahan output processes, yaitu menggunakan kesadaran penuh
dengan memikirkan tugas, berlatih, menarik kesimpulan dan unjuk belajar.
35
Margaret E. dan Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan,...hal. 190
4. Proses penyimpanan, yaitu saat memperkuat hasil belajar. Dalam hal ini siswa
menggunakan berbagai teknik belajar agar tersimpan dalam ingatan, pengahayatan dan keterampilan jangka panjang.
5. Proses pemanggilan dimana pesan atau kesan lama diaktifkan kembali.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Dari beberapa ahli pendidikan atau pengamat pendidikan banyak sekali yang mempunyai pendapat tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar. Ini terlihat dari beberapa ahli pendidikan yang mempunyai beberapa pendapat yang hampir sama ada juga yang sedikit berbeda, tetapi penulis
berpandangan faktor-faktor yang berbeda dari beberapa ahli adalah faktor-faktor yang saling melengkapi karena tiap ahli berpendapat sesuai dengan keadaan
pendidikan pada masa yang diamati para ahli pendidikan tersebut. Baharuddin dan Nur wahyuni menggolongkan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor external. Faktor internal meliputi faktor fisioligis fisik dan psikologis
kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan bakat, sedangkan faktor external meliputi lingkungan sosial, masyarakat, keluarga serta lingkungan alamiah dan
instrumental.
36
Beberapa faktor yang disebutkan di atas dapat terlihat pada saat ini seperti pada faktor instrumental antara lain seperti keadaan lingkungan sekitar tempat
siswa belajar sekolah tidak sedikit sekolah yang lokasi bangunannya dekat dengan kegiatan-kegiatan publik atau masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya
seperti sekolah yang dekat dengan pasar atau pusat-pusat perbelanjaan mall, pusat permainan anak, jalan raya, terminal yang ada disekitar sekolah, akibatnya
siswa sering tidak konsentrasi dalam proses belajar mengajar dan yang terparah banyak siswa yang membolos pada saat proses kegiatan belajar mengajar sedang
berjalan, terlihatnya siswa yang kedapatan ditempat umum seperti pada mall,
36
Baharuddin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007, hal. 19-27.
tempat bermain, mengindikasikan bahwa suasana sekolah yang kurang kondusif bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Cuaca pun salah satu dari beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa jika pada suatu wilayah cuaca tersebut berpotensi panas.
Seperti cuaca yang ada di daerah yang banyak menghasilkan minyak bumi, juga berdiri gedung-gedung sekolah, suasana belajarpun gerah. Adapun sebagai solusi
bila keadaan dana memungkinkan sekolah dapat mengatasinya dengan pendingin ruangan atau penyejuk ruangan berupa kipas angin atau AC Air Conditioning.
Sebaliknya juga apabila disuatu wilayah tertentu cuaca memang berpotensi dingin, sebagai solusi dengan memakai jaket penghangat pada saat belajar.
Sedangkan salah satu faktor internal adalah faktor psikologis yang salah satunya
motivasi. ”Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong tingkah laku yang menuntutmendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.”
37
Dr. Hamzah berpendapat bahwa Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam
diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya
”.
38
Motivasi sangat penting bagi anak dalam menunjang keberhasilan belajarnya.
Siswa yang mengalami Proses belajar, agar berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut
Ngalim Purwanto,
Bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari:
1 Faktor yang berasal dari dalam siswa internal
a. Fisiologis meliputi kondisi fisik dan panca indra
b. Psikologis meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan
kemampuan kognitif 2
Faktor yang berasal dari luar eksternal a.
Faktor lingkungan terdiri dari alam dan sosial b.
Faktor instrumental terdiri dari kurikulum, guru, sarana dan administrasi.
39
37
Alisuf Subri Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Jakarta: Radar Jaya Offset. 1992 cet ke-1 h. 129
38
Dr. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya; Analisis .... hal. 3.
39
Ngalim Purwanto, Psikologi Belajar Bandung; Rosda karya, 2003, cet ke-19 hal.107
Faktor eksternal dapat dijelaskan lebih luas. Hal ini dapat dilihat dari pendapat para tokoh yang saling melengkapi dalam menyebutkan faktor eksternal
yang disebutkan diatas, ternyata banyak faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Disamping faktor eksternal yang bersifat physik tersebut
diatas, banyak juga yang lain yang dapat dikelompokan sebagai berikut seperti: yang datang dari sekolah interaksi guru dan murid, cara penyajian dalam belajar,
hubungan antar murid, standar pelajaran diatas ukuran, media pendidikan, kurikulum, keadaan gedung, waktu sekolah, pelaksanaan disiplin, metode belajar,
tugas rumah, yang datang dari masyarakat media massa, teman bergaul, kegiatan lain, cara hidup lingkungan, dan yang datang dari keluarga cara mendidik,
suasana keluraga, pengertian atau pemahaman orang tua, keadaan sosial ekonomi keluarga, dan latar belakang kebudayaan atau kebiasaan dalam keluarga.
”Suatu permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan di Indonesia yang juga merupakan faktor eksternal yang lain adalah belum terpecahkan adalah
besarnya ukuran kelas”.
40
Pada umumnya sekolah-sekolah yang memiliki kelas- kelas berukuran besar yang dapat menampung siswa dalam jumlah yang banyak,
tetapi sebenarnya kurang ideal dalam menunjang suasana kegiatan belajar mengajar.
5.
Pengertian Pendidikan Ekonomi
Sebelum kita mengetahui apa itu pendidikan ekonomi, terlebih dahulu kita mengetahui apa itu pendidikan. Meskipun barang kali sebagian dari kita
mengetahui apa itu pendidikan, tetapi ketika pendidikan tersebut diartikan dalam satu batasan tertentu maka terdapatlah bermacam-macam pengertian yang
diberikan. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaannya. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie
berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang
40
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,Jakarta: Gaung Persada Pers. 2007, cet. II, hal. 128
dewasa agar ia menjadi dewasa. Kenyataannya, pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan meskipun secara nyata tidak jauh berbeda. Berikut ini
akan dikemukakan sejumlah pengertian pendidikan, yaitu: 1.
Ahmad D. Marimba Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohanni si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
2. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
3. Dalam Kamus Besar Indonesia
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
41
Dari beberapa pengertian pendidikan tersebut, meskipun berbeda secara redaksional namun secara nyata terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor
yang terdapat didalamnya. Yaitu, bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntutan, atau pimpinan yang didalamnya
mengandung unsur-unsur seperti; pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya. Agar kita mampu memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan
ekonomi, terlebih dahulu kita harus mendefinisikan ilmu ekonomi dan menyatukan pemahaman dalam tiap-tiap materi ekonomi. Ilmu ekonomi adalah
ilmu sosial yang menjelaskan dan menganalisis tentang produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Dan menurut pengertian lain ilmu ekonomi adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari bagaimana manusia berusaha mencapai kemakmuran atau memenuhi kebutuhannya. Ekonomi atau economic itu sendiri
dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu dari
41
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, cet.3, Hal. 1-4.
kata oikos atau oiku dan nomos yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain, pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga. Dalam hal ini, yang dimaksud dalam perkembangannya rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk
pada satu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak melainkan juga rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga, bangsa, negara dan dunia.
42
Ilmu ekonomi ada karena setiap masyarakat menghadapi masalah ekonomi, yaitu kelangkaan. Kebutuhan kita akan barang dan jasa lebih besar
daripada sumber-sumber atau alat-alat pemuas kebutuhan yang kita miliki. Karena kebutuhan pada suatu waktu. Oleh karena itu kita harus memiliki kebutuhan mana
yang harus dipuaskan dipenuhi terlebih dahulu dan kebutuhan mana yang harus ditunda.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pendidikan ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang diberikan kepada para peserta didik untuk
mempelajari bagaimana usaha manusia dalam memenuhi kehidupannya sehari- hari dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas agar mencapai kemakmurannya.
B. Kerangka Berfikir
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan begitu pesatnya, dan itu dapat dicapai oleh manusia karena belajar terus menerus
untuk menemukan sesuatu yang baru. Belajar dapat terjadi dimana saja dan dapat diperoleh dari berbagai sumber yang mempunyai peran yang sangat besar dalam
mencapai tujuan pembelajaran yaitu buku. Ada berbagai macam buku yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran disekolah, namun jenis buku yang
paling fungsional bagi pelajar adalah buku paket. Buku paket dapat memberikan motivasi belajar bagi siswa dalam berbagai mata pelajaran, memberikan
perangsang atau menstimulus aktivitas siswa dan lainnya. Begitupun dengan pelajaran pendidikan ekonomi, dalam belajar pendidikan ekonomi buku paket
mempunyai peran yang sangat besar, bila tidak ada guru siswa dapat mempelajari sendiri materi yang akan dibahas soal-soal latihan sendiri dan sebagainya, karena
42
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ilmu Ekonomi, 22 November 2010.
didalam buku paket telah terdapat penjelasan materi, contoh soal dan soal-soal sebagai bahan latihan bagi siswa.
Secara umum ada banyak keuntungan yang diperoleh penggunaan buku paket yang efektif, antara lain siswa berkesempatan memepelajari suatu materi
sesuai dengan kecepatan masing-masing, mengulang-ulang kembali pelajaran yang telah lalu untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya, berkesempatan untuk
mengatur sendiri kecepatan membaca disesuaikan dengan daya tangkap yang dimiliki dan sebagainya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa buku paket memegang peranan penting dalam kegiatan pemebelajaran disekolah, maka seyogyanya buku paket tersebut
dipergunakan secara efektif dan efisien. Karena penggunaan buku paket yang efektif dan efisien akan sangat membantu dalam pembelajaran yang diharapakan.
C. Pengajuan Hipotesis