41 ini sedikit berbeda dengan PPN. Berdasarkan Pasal 5 Ayat 1 Undang-undang PPN,
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dikenakan terhadap : 1.
Penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak Yang Tergolong
Mewah di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya; 2.
Impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah. Dengan demikian, PPnBM hanya dikenakan pada saat penyerahan BKP
Mewah oleh pabrikan pengusaha yang menghasilkan dan pada saat impor BKP Mewah. PPnBM tidak dikenakan lagi pada rantai penjualan setelah itu. Adapun pihak
yang memungut PPnBM tentu saja pabrikan BKP Mewah pada saat melakukan penyerahan atau penjualan BKP Mewah. Sementara itu, PPnBM atas impor BKP
mewah dilunasi oleh importir berbarengan dengan pembayaran PPN impor dan PPh Pasal 22 Impor.
1. Dasar Pertimbangan Pengenaan PPnBM
a. Perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan
tinggi; b. Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak
Yang Tergolong Mewah; c. Perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau
tradisional;
Universitas Sumatera Utara
42 d. Perlu untuk mengamankan penerimaan negara;
2. Pengertian Barang Kena Pajak Mewah
a. Bahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi; atau d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat, seperti
minuman beralkohol.
3. Pengertian Menghasilkan
PPnBM dikenakan pada saat Pengusaha yang menghasilan BKP Mewah menyerahkan kepada fihak lain. Termasuk dalam pengertian menghasilkan
adalah sebagai berikut ; a. Merakit : menggabungkan bagian-bagian lepas dari suatu barang
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, seperti merakit mobil, barang elektronik, perabot rumah tangga, dan sebagainya;
b. Memasak : mengolah barang dengan cara memanaskan baik dicampur bahan lain atau tidak;
Universitas Sumatera Utara
43 c. Mencampur : mempersatukan dua atau lebih unsur zat untuk
menghasilkan satu atau lebih barang lain; d. Mengemas : menempatkan suatu barang ke dalam suatu benda
yang melindunginya dari kerusakan dan atau untuk meningkatkan pemasarannya;
e. Membotolkan : memasukkan minuman atau benda cair ke dalam botol yang ditutup menurut cara tertentu;
4. Dasar Pengenaan Pajak
Untuk menghitung besarnya pajak PPN dan PPn BM yang terutang perlu adanya Dasar Pengenaan pajak DPP.Yang menjadi DPP adalah:
a. Harga Jual b. Penggantian
c. Nilai Impor d. Nilai Ekspor
e. Nilai lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan. Penerapan DPP diatur dalam berbagai peraturan pelaksanaan undang-
undang sebagaimana berikut: a. Untuk penyerahan atau penjualan BKP, yang menjadi DPP adalah
jumlah harga jual. b. Untuk penyerahan JKP, yang menjadi DPP adalah penggantian.
c. Untuk impor, yang menjadi DPP adalah nilai impor.
Universitas Sumatera Utara
44 d. Untuk ekspor, yang menjadi DPP adalah nilai ekspor.
e. Atas kegiatan membangun sendiri bangunan permanen dengan luas 200 m² atau lebih, yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
tidak dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya, DPP-nya adalah 40 dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membangun.
f. Untuk pemanfaatan BKP yang tidak berwujud atau JKP dari luar
Daerah Pabean, DPP-nya adalah sebesar jumlah yang seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan BKP atau JKP tersebut.
g. Untuk pemakaian sendiri maupun pemberian cuma-cuma, DPP-nya adalah harga jual dikurangi harga kotor.
h. Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar, DPP-nya adalah perkiraan harga jual rata-rata.
i. Dalam hal penyerahan film cerita, DPP-nya adalah perkiraan
hasil rata-rata per judul film. j.
Untuk persediaan BKP maupun aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan, DPP-nya adalah harga pasar wajar. k. Untuk penyerahan jasa biro perjalanan maupun jasa pengiriman
paket, DPP-nya adalah 10 dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih.
l. Untuk penyerahan kendaraan bermotor bekas, DPP-nya adalah 10
dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih.
Universitas Sumatera Utara
45 m. Untuk penyerahan jasa anjak piutang, DPP-nya adalah 5 dari
jumlah seluruh imbalan.
5. Tarif PPN dan PPnBM