30
B. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Apabila dilihat dari sejarahnya,Pajak Pertambahan Nilai merupakan pengganti dari Pajak Penjualan. Alasan penggantian ini karena Pajak Penjualan dirasa
sudah tidak lagi memadai untuk menampung kegiatan masyarakat dan belum mencapai sasaran kebutuhan pembangunan, antara lain untuk meningkatkan
penerimaan negara, mendorong ekspor, dan pemerataan pembebanan pajak. Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai dibandingkan Pajak Penjualan:
a. Menghilangkan pajak berganda. b. Menggunakan tarif tunggal, sehingga memudahkan pelaksanaan.
c. Netral dalam persaingan dalam negeri. d. Netral dalam perdagangan internsional.
e. Netral dalam pola konsumsi. f.
Dapat mendorong ekspor. Pajak Pertambahan Nilai merupakan:
a. Pajak tidak langsung. b. Pajak atas konsumsi dalam negeri.
1. Dasar Hukum
Undang-undang yang mengatur pengenaan Pajak Pertambahan Nilai PPn dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPn BM adalah undang-
undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali
Universitas Sumatera Utara
31 diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000. Undang-
undang ini disebut Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984.
2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai PPN ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 jo. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000..Pajak
Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai value added yang timbul akibat dipakainya faktor-
faktor produksi
di setiap
jalur perusahaan
dalam menyiapkan,menghasilkan,menyalurkan dan memperdagangkan barang
atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen.Untuk barang yang tergolong mewah,diberlakukan dengan adanya Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah. Baik Pajak Pertambahan Nilai maupun Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah akhirnya dibebankan pada konsumen.Pengusaha kena pajak hanya memungut dan kemudian menyetor ke Kantor Kas Negara.
3. Fungsi Pajak Pertambahan Nilai
a. Penerimaan Negara Salah satu fungsi pemungutan pajak yang umum adalah untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.Fungsi ini disebut juga sebagai fungsi Budgeter.Begitupula Pajak Pertambahan Nilai,dipergunakan
sebagai sumber pembiayaan Negara.Sejak diterapkan,Undang-undang
Universitas Sumatera Utara
32 Pajak Pertambahan Nilai telah cukup berperan sebagai sumber
penerimaan utama yang semakin meningkat baik jumlah maupun jumlah relatifnya apabila dibandingkan dengan penerimaan Negara
lainnya. b. Pemerataan Beban Pajak
PPN sering dikatakan sebagai tambahan atau koreksi untuk Pajak Penghasilan PPh.Karena PPh mengadakan pengecualian Subyek
Pajak,ada Subyek
Pajak yang
dibebaskan dari
pengenaan pajak.Dengan diadakannya PPN,subyek pajak yang terbebaskan pada
PPh,secara tidak langsung menjadi penanggung pajak melalui konsumsi yang dilakukannya.Dengan demikian,beban pajak akan
terbebani pada setiap orang,tanpa pengecualian.PPN dalam hal ini berperan sebagai alat untuk memeratakan beban pajak.
c. Mengatur Pola Konsumsi PPN sering juga disebut sebagai pajak atas konsumsi.Yang menjadi
pemikul beban pajak adalah Konsumen.Oleh karena itu PPN dapat juga dijadikan alat untuk membentuk pola konsumsi,dengan
mengenakan pajak atas barang-barang tertentu,dan tidak mengenakan pajak atas barang lainnya sesuai dengan yang diinginkan.Dengan
demikian pola konsumsi masyarakat diharapkan dapat dipengaruhi dan diarahkan.
Universitas Sumatera Utara
33 d. Mendorong Ekspor
Untuk mendorong dan meningkatkan daya saing barang ekspor di pasaran luar negeri,tariff atas penyerahan ekspor ditetapkan sebesar
0. e. Mendorong Investasi
Dalam system Pajak Pertambahan Nilai,pajak yang dibayarkan atas perolehan atau impor barang modal,dibebaskandapat diminta
kembali.Pembebasanpengembalian PPN Barang Modal diharapkan akan mendorong investasi.
f. Membantu Pengusaha Kecil
Dengan mengecualikan Pengusaha Kecil dari kewajiban memungut PPN,diharapkan
akan lebih
membantu pengusaha
kecil mengembangkan usahanya.
4. Barang Kena Pajak BKP