Permasalahan Tujuan Manfaat Minyak Sawit

1.2 Permasalahan

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada proses pengutipan minyak dari lumpur minyak Sludge dan untuk mengetahui potensi minyak yang dihasilkan, maka salah satu hal yang harus diperhatikan adalah jumlah air pengencer yang digunakan. Pengenceran bertujuan untuk membantu pemisahan minyak, pasir dan serat-serat yang terdapat dalam lumpur minyak. Jadi, jumlah air pengencer yang digunakan sangat mempengaruhi kadar kehilangan minyak pada proses pengutipan minyak serta potensi minyak yang dihasilkan.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh penambahan air pengencer terhadap kadar kehilangan minyak losses pada proses pengambilan minyak dari alat pemisah lumpur minyak Sludge dan potensi minyak yang dihasilkan, serta pemakaian air yang efektif dalam proses pengolahan sludge.

1.4 Manfaat

Untuk mengetahui jumlah air pengencer yang sesuai untuk digunakan dalam mendapatkan mutu minyak yang baik dan menekan kehilangan minyak losses yang sekecil mungkin pada proses pengambilan minyak dari lumpur minyak Sludge serta untuk mengetahui potensi minyak yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Sawit

Minyak sawit tersusun dari unsur-unsur Carbon C, Hidrogen H dan Oksigen O. Minyak sawit ini terdiri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh, antara lain asam miristat 1, asam palmitat 45, asam stearat 4,5. Sedangkan fraksi cair tersusun atas asam lemak tak jenuh yang terdiri dari asam oleat 39 dan asam linoleat 11. Perbedaan jenis asam lemak penyusunnya dan jumlah rantai asam lemak yang membentuk trigliserida dalam minyak sawit dan minyak inti sawit menyebabkan kedua jenis minyak tersebut mempunyai sifat yang berbeda dalam kepadatan. Minyak sawit dalam suhu kamar bersifat setengah padat sedangkan pada suhu yang sama minyak inti berbentuk cair. Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bangun rantai asam lemaknya, minyak kelapa sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Minyak sawit bewarna merah jingga karena kandungan karatenoida terutama β-karoten, berwujud setengah padat pada suhu kamar dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah, bau dan rasanya enak. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah komposisi asam lemak dalam minyak sawit dan minyak inti sawit disajikan pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Dalam Minyak Sawit Dan Minyak Inti Sawit. Jenis Asam Lemak Minyak Sawit Minyak Inti Sawit Asam lemak Jenuh Oktanoat Dekanoat Laurat Miristat Palmitat Stearat - - 1 1-2 32-47 4-10 2-4 3-7 41-55 14-19 6-10 1-4 Asam Lemak Tak Jenuh Oleat Linoleat Linolenat 38-50 5-14 1 10-20 1-5 1-5 Sumber : Penebar Swadaya, 1997 Universitas Sumatera Utara Pembentukkan lemak dalam buah sawit mulai berlangsung beberapa minggu sebelum matang. Oleh karena itu, penentuan saat panen sangat menentukan kandungan minyak yang terbentuk. Kandungan minyak tertinggi dalam buah adalah pada saat buah akan membrondol lepas dari tandannya. Karena itu, kematangan tandan biasanya dinyatakan dengan jumlah buah yang membrondol. Seminggu sebelum matang, yaitu 19 minggu setelah penyerbukan, minyak yang terbentuk baru 6-7. Pada hari-hari terakhir menjelang pematangannya, pembentukkan minyak berlangsung dengan cepat sehingga mencapai maksimalnya yaitu sekitar 50 berat terhadap daging buah segar pada minggu ke-20 setelah penyerbukan. Kebalikan dari pembentukkan lemak adalah penguraian atau hidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Proses hidrolisis di katalis oleh enzim lipase yang juga terdapat pada buah, tetapi berada di luar sel yang mengandung minyak. Jika dinding sel pecah atau rusak karena proses pembusukkan atau karena pelukaan mekanik, tergores atau memar karena benturan, enzim akan bersinggungan dengan minyak dan reaksi hidrolisis akan segera berlangsung dengan cepat. Pembentukkan asam lemak bebas oleh mikroorganisme jamur dan bakteria tertentu juga dapat terjadi bila suasananya sesuai, yaitu pada suhu rendah dibawah 50 o C, dan dalam keadaan lembap dan kotor. Oleh karena itu, minyak sawit harus segera dimurnikan setelah pengutipannya. Pemanasan sampai dengan suhu diatas 90 o C seperti pada pemisahannya dan pemurniannya akan menghancurkan semua mikroorganisme dan menginaktifkan enzimnya. Pada kadar air kurang dari 0,8 mikroorganisme juga tidak dapat berkembang. Jika lebih tinggi, sebaiknya minyak ditimbun dalam keadaan panas sekitar 50-60 o C Mangoensoekarjo, 2003. Universitas Sumatera Utara

2.2 Pengolahan Kelapa Sawit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Umpan Minyak dan Umpan Olahan terhadap Kadar Kehilangan Minyak Kelapa Sawit (Losses) pada Unit Decanter di PKS PT. Multimas Nabati Asahan

19 112 45

Analisa Kehilangan Minyak ( Oil Losses ) Pada Fiber Dari Hasil Pengepresan Screw Press Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. Multimas Nabati Asahan

73 305 50

Pengaruh Persentase Kehilangan Minyak Di Sludge Separator Terhadap Efisiensi Pengutipan Minyak Di PTP.Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

50 225 46

Analisa Kehilangan Minyak Berdasarkan Perbedaan Tekanan Pada Ampas Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PKS Rambutan PTPN III Tebing Tinggi

10 57 49

Penentuan Kadar Minyak Mentah (CPO) Yang Terbawa Dalam Air Limbah Pada Proses Pemurnian Minyak Di Sludge Separator Di PKS PT Multimas Nabati Asahan - Kuala Tanjung

6 42 48

Analisa Kehilangan Minyak (Oil Losses) Pada Fiber Hasil Pengepressan Dan Cangkang Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi

17 121 41

Penentuan Kadar Β-Karoten Dari Minyak Sawit Yang Terikat Pada Adsorben Zeolit Alam Dalam Berbagai Variasi Ukuran Partikel

1 35 47

Pengaruh Jumlah Pemakaian Air Terhadap Kadar Minyak Hilang dalam Lumpur Minyak (SLUDGE) Pada Pemisahan SLUDGE PTP. Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

11 73 45

PENGARUH PENGULANGAN PEMAKAIAN MINYAK GORENG PADA PENGGORENGAN AYAM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA MINYAK (WARNA, BAU, KADAR AIR, DAN BILANGAN ASAM).

0 0 6

Pengaruh Kadar Minyak Terhadap Jumlah Tingkat Separasi Pengelolaan Limbah Cair Pada Proses Awal Pemisahan Minyak ( Preliminary Oil Separation)

0 0 5