Tujuan Pemurnian Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit MKS

dari daging buah. Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran dilution sehingga massa bubur buah yang di kempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat, maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10- 15 dari berat tandan buah segar yang diolah dengan temperatur air sekitar 90 o C.

2.2.6. Pemurnian Minyak

Minyak yang diperoleh dari pemisahan belum siap dipasarkan, yaitu belum memiliki spesifikasi kadar air dan kadar kotoran yang ditentukan. Minyak sawit mentah harus melalui pemurnian dan pengeringan Abdul Karim, 2001.

2.2.6.1 Tujuan Pemurnian

Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PKS yang bertujuan untuk melakukan pemurnian Minyak Kelapa Sawit MKS dari kotoran-kotoran, seperti padatan, lumpur dan air. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengampaan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan Solid, lumpur Sludge maupun air. Tujuan dari pembersihan pemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan dialirkan menuju saringan getar untuk disaring agar kotoran yang berupa serabut kasar tersebut dialirkan ke tangki penampung minyak kasar Crude Oil Tank COT. Minyak kasar yang Universitas Sumatera Utara terkumpul di Crude Oil Tank dipanaskan hingga mencapai temperatur 95 -100 o C. Menaikkan temperatur minyak kasar sangat penting artinya, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis BJ antar minyak, air, dan sludge sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan. Selanjutnya, minyak dari COT dikirim ke tangki pengendapan Vertical Clarifier Tank VCT Di VCT, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge karena proses pengendapan. Minyak dari Clarifier Tank selanjutnya dikirim ke Oil Tank, sedangkan sludge dikirm ke Sludge Tank. Sludge merupakan fasa campuran yang masih mengandung minyak. Di PKS, sludge diolah untuk dikutip kembali pada minyak yang masih terkandung didalamnya.

2.2.6.2 Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit MKS

Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di PKS, yaitu metode pengendapan, metode pemusingan, dan metode pemisahan biologis. a. Metode pengendapan settling yaitu pemisahan minyak dan air karena terjadi pengendapan bagian yang lebih berat. Minyak berada di lapisan atas karena berat jenisnya lebih kecil. Jika minyak kasar yang ditampung dalam tangki dibiarkan , isi tangki akan mengendap dan terbentuk beberapa lapisan sesuai dengan berat jenis dari fase yang terkandung didalamnya. Lapisan pertama merupakan lapisan minyak yang masih mengandung butir-butir air dan zat pengotor lainnya dengan kadar 99,0 minyak, 0.75 air dan 0.25 zat padat.Minyak dengan kandungan tersebut belum memenuhi standart kualitas jual sehingga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan kadar air dan zat padatnya. Lapisan kedua merupakan lapisan air yang Universitas Sumatera Utara mengandung minyak dalam bentuk terhomogenesir. Sementara lapisan ketiga merupakan fase yang mengandung zat organik padat serta emulsi minyak-air yang tidak terpecahkan. b. Metode pemusingan centrifuge yaitu pemisahan dengan cara memusingkan minyak kasar, sehingga bagian yang lebih berat akan terlempar jauh akibat adanya gaya sentrifugal. Dengan demikian, pemusingan dapat digunakan dalam berbagai proses untuk pemisahan cairan-cairan atau antara cairan dengan bahan padat yang terkandung didalamnya. Aplikasi dari prinsip pemisahan dengan metode pemusingan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut : 1. Menjernihkan minyak ysng dihasilkan oleh proses pengendapan di Clarifier Tank sebelum diproses di Vacuum Dryer. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini yaitu Oil Purifier yang memisahkan air dan kotoran-kotoran ringan yang terkandung dalam minyak 2. Mengutip kembali minyak yang masih terikut dengan lumpur sludge yang berasal dari clarifier tank. Jenis pemusingan yang digunakan untuk aplikasi ini yaitu Decanter, Nozzle Separator, atau kombinasi keduanya. c. Metode pemisahan biologis yaitu pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat dari proses fermentasi.Pemisahan yang dimaksud disini yaitu pengutipan minyak yang dilakukan di Fat Fit. Minyak yang diperoleh dari Fat-Fit selanjutnya dikembalikan ke Crude Oil Tank, sedangkan sisa lumpur dan air di alirkan ke kolam limbah. Walaupun telah dilakukan pengutipan minyak semaksimal mungkin, tetapi pada sisa lumpur dan air yang dialirkan ke kolam limbah tersebut, masih saja ada Universitas Sumatera Utara minyak yang terikut. Minyak yang ikut ke kolam limbah ini dihitung sebagai kerugian losses Untuk memahami tujuan dan hakekat pemurnian minyak kasar, perlu dipelajari sifat fisika-kimia dari minyak kasar tersebut. Minyak kasar hasil pengempaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut. i. Campuran minyak dan air Campuran yang unsurnya minyak dan air terbagi tidak terlalu halus sehingga dengan cepat dan mudah dapat dipisahkan. Minyak dalam campuran ini disebut minyak bebas karena tidak mempunyai afinitas apa pun dengan air yang mengelilinginya. Minyak dari campuran ini bila dibiarkan akan segera terpisah di atas lapisan air yang mengendap. ii. Campuran homogen antara butir air dan minyak Campuran ini terbagi sangat halus. Dalam keadaan demikian, kedua unsur merupakan emulsi yang stabil. iii. Emulsi air-minyak Emulsi semacam ini boleh dikatakan tidak berarti dalam pemurnian minyak di pabrik kelapa sawit, asalkan dapat dijamin viskositas yang layak pada temperatur 80-90 o C iv. Emulsi minyak-air Jika integrasi minyak dalam air sedemikian jauhnya hingga terjadi homogenisasi maka akan diperoleh emulsi stabil. Namun, telah diketahui juga bahwa tanpa intergasi Universitas Sumatera Utara minyak dalam air yang intensif, bisa juga terbentuk emulsi stabil berkat adanya emulgator yang aktif. Asam lemak, zat lendir, serat halus, serta sisa sel merupakan stabilisator sehingga dapat menjadi emulsi hidup Pahan, 2006.

2.2.6.3 Proses Pengolahan Sludge

Dokumen yang terkait

Pengaruh Umpan Minyak dan Umpan Olahan terhadap Kadar Kehilangan Minyak Kelapa Sawit (Losses) pada Unit Decanter di PKS PT. Multimas Nabati Asahan

19 112 45

Analisa Kehilangan Minyak ( Oil Losses ) Pada Fiber Dari Hasil Pengepresan Screw Press Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. Multimas Nabati Asahan

73 305 50

Pengaruh Persentase Kehilangan Minyak Di Sludge Separator Terhadap Efisiensi Pengutipan Minyak Di PTP.Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

50 225 46

Analisa Kehilangan Minyak Berdasarkan Perbedaan Tekanan Pada Ampas Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PKS Rambutan PTPN III Tebing Tinggi

10 57 49

Penentuan Kadar Minyak Mentah (CPO) Yang Terbawa Dalam Air Limbah Pada Proses Pemurnian Minyak Di Sludge Separator Di PKS PT Multimas Nabati Asahan - Kuala Tanjung

6 42 48

Analisa Kehilangan Minyak (Oil Losses) Pada Fiber Hasil Pengepressan Dan Cangkang Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi

17 121 41

Penentuan Kadar Β-Karoten Dari Minyak Sawit Yang Terikat Pada Adsorben Zeolit Alam Dalam Berbagai Variasi Ukuran Partikel

1 35 47

Pengaruh Jumlah Pemakaian Air Terhadap Kadar Minyak Hilang dalam Lumpur Minyak (SLUDGE) Pada Pemisahan SLUDGE PTP. Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

11 73 45

PENGARUH PENGULANGAN PEMAKAIAN MINYAK GORENG PADA PENGGORENGAN AYAM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA MINYAK (WARNA, BAU, KADAR AIR, DAN BILANGAN ASAM).

0 0 6

Pengaruh Kadar Minyak Terhadap Jumlah Tingkat Separasi Pengelolaan Limbah Cair Pada Proses Awal Pemisahan Minyak ( Preliminary Oil Separation)

0 0 5