Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN 32

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pengolahan Tandan Buah Segar TBS di pabrik pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh minyak kelapa sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang, mulai dari pengangkutan TBS, pensortiran buah, perebusan, pencacahan, pengempaan, pemurnian sampai dihasilkan minyak kelapa sawit mentah CPO, selain itu juga harus memerlukan kontrol yang cermat agar minyak yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu. Standar mutu adalah merupakan hal yang penting dalam menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu : Kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas ALB, bilangan peroksida. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 dan kadar kotoran sekitar 0,01 dan kandungan asam lemak bebas yang serendah mungkin sebesar ± 2 , selain itu juga mempunyai bilangan peroksida dibawah 2 Tandan buah segar yang telah mengalami proses pemerasan atau pengepresan akan menghasilkan minyak sawit, dimana minyak sawit nya masih berupa minyak sawit kasar karena mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut, serta 40-45 air Sunarko, 2009. Universitas Sumatera Utara Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut mengalami pengolahan lebih lanjut. Pemurnian dilakukan pada stasiun pemurnian minyak, dimana minyak kasar hasil pengempaan terpisah menjadi minyak dan sludge lumpur minyak karena proses pengendapan. Minyak dari tangki pengendapan selanjutnya dikirim ke tangki minyak, sedangkan sludge dikirim ke tangki sludge. Proses pemurnian dilakukan untuk menurunkan kandungan air didalam minyak. Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar Crude Oil Tank dan kemudian setelah mengalami pemurnian yang bertahap, maka akan dihasilkan minyak sawit mentah. Sedangkan sisa olahan yang berupa lumpur Sludge masih dapat dimanfaatkan kembali untuk dapat diambil sisa minyak sawitnya Tim Penulis, 1997. Sludge merupakan fasa yang masih mengandung minyak yang biasanya diolah berdasarkan prinsip sentrifugasi. Pada proses pengolahan sludge akan ditambahkan sejumlah air yang disebut sebagai air pengencer. Pengenceran bertujuan untuk membantu pemisahan pasir, serat dan minyak yang terdapat dalam sludge agar dapat dikutip kembali minyak kelapa sawit yang masih terkandung didalamnya, dimana minyak yang keluar dari sludge yang telah diolah selanjutnya di alirkan ke dalam reclaimed tank Berdasarkan hal ini, maka dilakukan kajian tentang “Pengaruh Jumlah Pemakaian Air Pada Proses Pengolahan Sludge Terhadap Kadar Minyak Hilang Losses dan Potensi Minyak Yang Dihasilkan“. Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Umpan Minyak dan Umpan Olahan terhadap Kadar Kehilangan Minyak Kelapa Sawit (Losses) pada Unit Decanter di PKS PT. Multimas Nabati Asahan

19 112 45

Analisa Kehilangan Minyak ( Oil Losses ) Pada Fiber Dari Hasil Pengepresan Screw Press Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. Multimas Nabati Asahan

73 305 50

Pengaruh Persentase Kehilangan Minyak Di Sludge Separator Terhadap Efisiensi Pengutipan Minyak Di PTP.Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

50 225 46

Analisa Kehilangan Minyak Berdasarkan Perbedaan Tekanan Pada Ampas Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PKS Rambutan PTPN III Tebing Tinggi

10 57 49

Penentuan Kadar Minyak Mentah (CPO) Yang Terbawa Dalam Air Limbah Pada Proses Pemurnian Minyak Di Sludge Separator Di PKS PT Multimas Nabati Asahan - Kuala Tanjung

6 42 48

Analisa Kehilangan Minyak (Oil Losses) Pada Fiber Hasil Pengepressan Dan Cangkang Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi

17 121 41

Penentuan Kadar Β-Karoten Dari Minyak Sawit Yang Terikat Pada Adsorben Zeolit Alam Dalam Berbagai Variasi Ukuran Partikel

1 35 47

Pengaruh Jumlah Pemakaian Air Terhadap Kadar Minyak Hilang dalam Lumpur Minyak (SLUDGE) Pada Pemisahan SLUDGE PTP. Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Rambutan

11 73 45

PENGARUH PENGULANGAN PEMAKAIAN MINYAK GORENG PADA PENGGORENGAN AYAM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA MINYAK (WARNA, BAU, KADAR AIR, DAN BILANGAN ASAM).

0 0 6

Pengaruh Kadar Minyak Terhadap Jumlah Tingkat Separasi Pengelolaan Limbah Cair Pada Proses Awal Pemisahan Minyak ( Preliminary Oil Separation)

0 0 5