85
Meskipun Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang telah atau sedang melaksanakan Paksa Badan sepanjang hutangnya belum lunasselesai maka terhadap
yang bersangkutan tetap melekat kewajiban untuk melunasi dan menyelesaikan hutang dan status barang jaminan danatau harta kekayaan tetap menjadi tanggungan atas
hutang-hutangnya.
2. Pencegahan bepergian ke luar negeri
Selain mempunyai kewenangan untuk melakukan Paksa Badan Lijfsdwang terhadap Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang, DJKN atau PUPN dalam
upayanya menyelesaikan piutang negara juga mempunyai kewenangan untuk mencegah Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang bepergian ke luar negeri.
Pencegahan bepergian ke luar negeri terutama dilakukan terhadap Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang “nakal” yang sebenarnya mampu untuk menyelesaikan
hutangnya akan tetapi Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang tidak kooperatif untuk menyelesaikan hutangnya bahkan berusaha menghindar dan menghalang-
halangi tindakan DJKN atau PUPN dalam melakukan proses penyelesaian hutangnya tersebut. Disamping syarat-syarat tersebut di atas, Pasal 122 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor : 128PMK.062007 tanggal 24 Oktober 2007 tentang Pengurusan Piutang Negara jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 88PMK.062009 tanggal 30
April 2009 tentang Pengurusan Piutang Negara mengatur ada syarat yang harus
Universitas Sumatera Utara
86
dipenuhi agar DJKN atau PUPN dapat melakukan pencegahan terhadap Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang, yaitu :
a. Pencegahan hanya dapat dilakukan setelah SP3N diterbitkan. Pencegahan dilaksanakan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi.
b. Pencegahan dapat dilakukan dalam hal sisa hutang lebih dari Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah kurang dari Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah tetapi
objek pencegahan sering bepergian keluar wilayah Republik Indonesia, objek pencegahan beritikad tidak baik dan nilai Barang Jaminan diperkirakan tidak
menutup sisa hutang; c. Objek pencegahan dapat dikategorikan sering ke luar wilayah Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud di atas, jika selama kurun waktu 12 dua belas bulan objek pencegahan paling sedikit 2 dua kali keluar wilayah Republik Indonesia;
d. Penangguhan terhadap larangan berpergian ke luar negeri izin ke luar wilayah Republik Indonesia dalam jangka waktu pencegahan atau perpanjangan pencegahan
dapat diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan; e. Penangguhan terhadap larangan berpergian ke luar negeri izin ke luar wilayah
Republik Indonesia diberikan berdasarkan pertimbangan bahwa objek pencegahan: 1. menjalankan tugas negara atau mewakili kepentingan negara di forum
internasional; 2. menjalankan ibadah haji;
3. memerlukan perawatan atau pengobatan kesehatan keluar wilayah Republik Indonesia yang didukung oleh rekomendasi dokter ahli di Indonesia;
Universitas Sumatera Utara
87
4. melakukan kerjasama dengan mitra luar negeri untuk kegiatan usaha dalam rangka menyelesaikan hutangnya; atau
5. memerlukan pergi ke luar wilayah Republik Indonesia karena alasan kemanusiaan.
f. Alasan kemanusiaan sebagaimana dimaksud pada di atas antara lain objek pencegahan membesuk atau mendampingi orang tuasuamiistrianak yang
memerlukan pengobatanperawatan.
3. Pengusutan pemeriksaan terhadap harta kekayaan lainnya