56
Penentuan piutang negara macet sebagaimana tersebut di atas adalah terhadap waktu atau saat piutang negara tersebut telah dinyatakan sebagai piutang negara
macet. Sedangkan untuk menentukan besarnya piutang negara yang macet tersebut didasarkan pada ketentuan sebagai berikut :
a. Penetapan besarnya jumlah piutang negara yang macet yang berasal dari perbankan, didasarkan atas peraturan tentang kategori kredit perbankan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan ketentuan bunga, denda dan ongkos yang dapat dibebankan maksimal selama 6 enam bulan setelah kredit dikategorikan
macet dalam hal ini adalah Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31147KEPDIR tentang Kualitas Aktiva Produktif tanggal 12 Nopember 1998 dan
dengan terlebih dahulu meneliti kelengkapan dokumen yang diperlukan sesuai dengan peraturan yang berlaku
31
31
S. Mantayborbir, SH., MH., op.cit., Hal. 27.
; b. penetapan besarnya jumlah piutang negara yang macet yang berasal dari non
perbankan, didasarkan atas perhitungan pada saat piutang tersebut jatuh tempo, dengan ketentuan denda danatau beban lainnya apabila ada sesuai dengan
perjanjian atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, hanya dapat diperhitungkan paling lama 6 enam bulan setelah jatuh tempo, kecuali ditetapkan
tersendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hal tersebut. Penetapan jumlah piutang negara macet tersebut juga harus meneliti
kelengkapan dokumen yang diperlukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
C. Prosedur Pengurusan Piutang Negara
Universitas Sumatera Utara
57
Adapun prosedur-prosedur dalam pengurusan piutang negara adalah sebagai berikut:
1. Penyerah piutang menyerahkan pengurusan piutang macet kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara DJKN dalam hal ini KPKNL, beserta dengan
kelengkapan dokumennya. 2. KPKNL meneliti ada dan besarnya piutang negara dari dokumen-dokumen yang
diperlukan, kemudian menerbitkan Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara SP3N.
3. KPKNL melakukan pemanggilan secara tertulis kepada penanggung hutang untuk dimintai keterangan wawancara.
4. KPKNL melakukan wawancara dengan penanggung hutang yang kooperatif dan hasilnya dituangkan dalam Pernyataan Bersama PB, sedangkan yang tidak
kooperatif diterbitkan Penetapan Jumlah Piutang Negara PJPN. 5. Penanggung hutang pemilik jaminan dapat mencairkan barang jaminan dengan
persetujuan KPKNL. 6. Penagih dengan Surat Paksa terhadap penanggung hutang yang tidak memenuhi
PBPJPN untuk menyelesaikan hutangnya. 7. Penyitaan dapat dilaksanakan apabila penanggung hutang tidak memenuhi isi
Surat Paksa. 8. Eksekusi lelang terhadap barang jaminan dilakukan sebagai upaya terakhir
pengurusan piutang negara.
Universitas Sumatera Utara
58
9. Hasil pengurusan piutang negara disetorkan kepada penyerah piutang dan biaya administrasi piutang negara ke kas negara. Biaya administrasi dipungut untuk
setiap pengurusan piutang negara, dengan ketentuan
32
Piutang negara pada tingkat pertama pada prinsipnya diselesaikan oleh instansi-instansi atau badan-badan yang bersangkutan. Apabila tidak memungkinkan
lagi untuk diurusi sendiri oleh instansi-instansi atau badan-badan yang bersangkutan disebabkan oleh karena ternyata Penanggung Hutang tidak ada kesediaan untuk
: a. 1 dari jumlah hutang jika dilunasi kurang dari tiga bulan sejak diterbitkan
SP3N. b. 10 dari jumlah hutang untuk pelunasan lebih dari tiga bulan setelah
ditertibkan SP3N. c. 2,5 dari sisa hutang untuk penarikan kembali pengurusan negara oleh
penyerah piutang. 10. Penanggung hutang yang tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan
kewajibannya dapat dilakukan pencegahan bepergian ke luar negeri ataupun penyanderaan.
D. Penyerahan Piutang Negara Macet Kepada DJKN