58
9. Hasil pengurusan piutang negara disetorkan kepada penyerah piutang dan biaya administrasi piutang negara ke kas negara. Biaya administrasi dipungut untuk
setiap pengurusan piutang negara, dengan ketentuan
32
Piutang negara pada tingkat pertama pada prinsipnya diselesaikan oleh instansi-instansi atau badan-badan yang bersangkutan. Apabila tidak memungkinkan
lagi untuk diurusi sendiri oleh instansi-instansi atau badan-badan yang bersangkutan disebabkan oleh karena ternyata Penanggung Hutang tidak ada kesediaan untuk
: a. 1 dari jumlah hutang jika dilunasi kurang dari tiga bulan sejak diterbitkan
SP3N. b. 10 dari jumlah hutang untuk pelunasan lebih dari tiga bulan setelah
ditertibkan SP3N. c. 2,5 dari sisa hutang untuk penarikan kembali pengurusan negara oleh
penyerah piutang. 10. Penanggung hutang yang tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan
kewajibannya dapat dilakukan pencegahan bepergian ke luar negeri ataupun penyanderaan.
D. Penyerahan Piutang Negara Macet Kepada DJKN
32
S. Mantayborbir, SH., MH., op.cit., Hal 55.
Universitas Sumatera Utara
59
menyelesaikan hutangnya maka pengurusan piutang negara tersebut wajib diserahkan kepada PUPN atau DJKN
33
Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyerahan pengurusan dan penyelesaian piutang negara macet kepada PUPN atau DJKN yaitu piutang negara
yang diserahkan tersebut harus dapat di tentukan adanya dan besarnya menurut hukm. Penentuan adanya dan besarnya menurut hukum tersebut dapat dilakukan dengan
meneliti kelengkapan dokumen yang harus dilampirkan dalam hal penyerahan penyelesaian piutang negara kepada PUPN atau DJKN, antara lain yaitu
. Setelah pihak penyerah piutang memberikan peringatan kepada Penanggung
Hutang dan melakukan upaya penyelesaian intern dengan Penanggung Hutang tentang hutangnya yang macet, namun apabila upaya tersebut tidak berhasil maka piutang
negara macet tersebut wajib diserahkan kepada PUPN atau DJKN untuk dilaksanakan pengurusan dan penyelesaiannya.
34
c. rekening koran, mutasi piutang atau dokumen lainnya yang memuat jumlah piutang dengan rincian hutang pokok, bunga, beban-beban danatau kewajiban keuangan
lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; :
a. Penjelasan singkat mengenai piutang yang memuat identifikasi dan keadaan usaha Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang, uraian singkat terjadinya piutang dan
sebab-sebab kemacetannya, kondisi atau keadaan barang jaminan dan upaya-upaya penyelesaian piutang yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. perikatan, peraturan danatau dokumen lainnya yang membuktikan piutang;
33
S. Mantayborbir, SH., MH., loc.cit..
34
S. Mantayborbir, SH., MH., dkk, Pengurusan Piutang Negara Pada PUPNBUPLN Suatu Kajian Teori dan Praktik, Penerbit Pustaka Bangsa, Medan 2001.
Universitas Sumatera Utara
60
d. identitas Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang; e. daftar dan dokumen barang jaminan serta pengikatannya dalam hal piutang yang
diserahkan masih didukung oleh barang jaminan; f. surat pemberitahuan kepada Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang yang
menyatakan bahwa pengurusan hutangnnya diserahkan kepada Panitia Cabang; g. surat pernyataan kesanggupankesediaan penyerah piutang untuk meroya
hipotikcrediet verbandHak TanggunganFidusia; h. datadokumen lainnya yang dianggap perlu oleh penyerah piutang.
Dalam hal-hal tertentu, dimana dikhawatirkan negara akan dirugikan maka PUPN atau DJKN dapat langsung mengambil tindakan mengadakan pengurusan
langsung tanpa menunggu penyerahan dari instansi-instansi atau badan-badan yang bersangkutan. Hal ini dilakukan apabila dalam hal piutang-piutangkredit-kredit itu
dipergunakan tidak sesuai dengan permohonan, tujuan dan syarat-syarat tujuan pemberiannya atau berhubungan dengan adanya laporang yang telah diuji
kebenarannya bahwa Penanggung Hutang yang memang sama sekali mengabaikan kewajiban untuk melakukan pembayaran terhadap hutangnya.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB IV UPAYA PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA MACET DALAM
PRAKTIK OLEH DJKN
A. Sebab Terjadinya Piutang Negara Macet