Pemberian keringanan hutang Hambatan dan Upaya Mempercepat Proses Penyelesaian Piutang Negara Macet oleh DJKN

89 a. Barang bergerak termasuk uang danatau harta kekayaan Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang yang tersimpan di Bank, mobil, perhiasan, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaaan modal pada perusahaan lain; b. Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, kapal, dengan isis kotor lebih dari 20 M³ dua puluh meter kubik; Biasanya sita eksekusi yang dilakukan cukup efektif memberikan dampak psikologis kepada Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang untuk segera menyelesaikan hutangnya tersebut. Budaya masyarakat timur yang masih tertanam dalam masyarakat Indonesia menyebabkan penyitaan yang dilakukan kepada harta kekayaan merupakan sebuah aib. Dalam beberapa kasus pitang negara yangditangani oleh DJKN atau PUPN, biasanya setelah penyampaian surat paksa SP atau penyitaan dilakukan, Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang segera menyelesaikan hutang baik secara mengeangsur atau melunasinya langsung, tergantung kemampuan yang dimilikinya. Bahkan beberapa suku tertentu turut melibatkan pihak keluarga dalam upaya penyelesaian tersebut.

4. Pemberian keringanan hutang

DJKN atau PUPN dalam upaya mempercepat penyelesaian piutang negara macet dapat memberkan keringanan bagi Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang. Pemberian keringanan hutang tersebut hanya dapat diberikan bila hal tersebut merupakan jalan paling menguntungkan dibandingkan dengan cara lain. Pemberian keringan hutang kepada Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang diharapkan akan Universitas Sumatera Utara 90 mempercepat penyelesaian piutang negara macet tersebut sehingga penyelesaiannya tidak akan berlarut-larut. Keringanan hutang yang diberikan pada dasarnya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada DJKN atau PUPN, wewenang pemberian keringanan hutang ada pada Ketua PUPN Pusat atau Direktur Jenderal DJKN yang dapat didelegasikan kepada Kepala Kantor Wilayah DJKN serta Ketua PUPN Cabang dan Kepala KPKNL 46 Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan diberi kewenangan untuk memberikan keringanan hutang dalam bentuk . 47 46 S. Mantayborbir, SH., MH., op.cit., Hal 173-174. 47 Ibid. : a. keringanan jumlah hutang yang menyangkut bunga, denda, danatau ongkosbeban lainnya; dan atau b. keringanan jangka waktu penyelesaian hutang. Berdasarkan kewenangan yang diberikan sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Kantor Wilayah berwenang untuk: a. menyetujui permohonan keringanan hutang, dalam hal pokok kredithutang lebih dari Rp.1.000.000.000,00 satu miliar rupiah, atau pokok kredithutang dalam satuan mata uang asing yang setara berupa keringanan hutang: 1. bunga, denda, danatau ongkosbeban lainnya sampai dengan 100 seratus persen; 2. jangka waktu paling lama 5 lima tahun untuk pokok kredithutang paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah; Universitas Sumatera Utara 91 3. jangka waktu paling lama 7 tujuh tahun untuk pokok kredithutang lebih dari Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah; 4. bunga, denda, danatau ongkosbeban lainnya sampai dengan 100 seratus persen sekaligus keringanan jangka waktu paling lama 5 lima tahun untuk pokok kredithutang paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah; atau 5. bunga, denda, danatau ongkosbeban lainnya sampai dengan 100 seratus persen sekaligus keringanan jangka waktu paling lama 7 tujuh tahun untuk pokok kredithutang lebih dari Rp 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah; atau b. menolak permohonan keringanan hutang. Berdasarkan kewenangan yang diberikan sebagaimana dimaksud di atas, Kepala Kantor Pelayanan berwenang untuk: a. menyetujui permohonan keringanan hutang, dalam hal pokok kredithutang paling banyak Rp.1.000.000.000,00 satu miliar rupiah, atau pokok kredithutang dalam satuan mata uang asing yang setara berupa keringanan hutang: 1. bunga, denda, danatau ongkosbeban lainnya sampai dengan 100 seratus persen; 2. jangka waktu paling lama 3 tiga tahun; atau 3. bunga, denda, danatau ongkosbeban lainnya sampai dengan 100 seratus persen sekaligus keringanan jangka waktu paling lama 3 tiga tahun. b. menolak permohonan keringanan hutang; atau c. memberikan pertimbangan keringanan hutang kepada Kepala Kantor Wilayah. Universitas Sumatera Utara 92 Persetujuan keringanan sebagaimana dimaksud di atas, dalam hal Piutang Negara merupakan piutang yang berasal dari: a. Instansi Pemerintah Pusat, pemberian keringanan hutang dalam bentuk keringanan jumlah hutang atau keringanan jumlah hutang sekaligus keringanan jangka waktu, hanya dapat dilakukan dengan ketentuan besarnya keringanan hutang paling banyak Rp.10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah; dan b. Instansi Pemerintah Daerah, pemberian keringanan hutang dalam bentuk keringanan jumlah hutang atau keringanan jumlah hutang sekaligus keringanan jangka waktu, hanya dapat dilakukan setelah Penyerah Piutang menyetujui, menyatakan tidak keberatan atau menyerahkan keputusan kepada Kantor Pelayanan dan besarnya keringanan hutang paling banyak Rp.5.000.000.000,00 lima miliar rupiah.

5. Koordinasi dengan pihak terkait