BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Molase
Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan
meningkatkan produksi molase. Molase merupakan media fermentasi yang baik, karena mengandung gula, sejumlah asam amino dan mineral, setelah itu molase
tersebut diolah menjadi beberapa produk seperti gula cair dari gula tetes, penyedap makanan mono sodium glutamate, MSG, alkohol, dan pakan ternak.
http:id.advantacell.comwikimolase and ethanol.htm Molase memiliki kandungan sukrosa sekitar 30 persen disamping gula reduksi
sekitar 25 persen berupa glukosa dan fruktosa Kurniawan, 2004. Sukrosa dalam molase merupakan komponen sukrosa yang sudah tidak dapat lagi dikristalkan dalam
proses pemasakan di pabrik gula. Hal ini disebabkan karena molase mempunyai nilai
Sucrose Reducing sugar Ratio SRR yang rendah yaitu berkisar antara 0,98 – 2,06
Kurniawan, 2004. Adapun kandungan dari molase antara lain : a. Glukosa
: 21,7 b. Sukrosa
: 34,19 c. Air
: 26,49 d. Abu
: 17,62 Molase merupakan salah satu bahan pembuatan etanol merupakan limbah
pabrik gula berupa kristal gula yang tidak terbentuk menjadi gula pada proses kristalisasi. Produksi molase sendiri di Indonesia cukup tinggi, seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Produksi Molase Secara Nasional
Tahun Kuantitas Kg
Kenaikan
1997 1998
2000 2001
2002 1.267.990.000
1.415.115.971 1.536.200.007
1.829.745.972 2.966.023.440
14,06 15,70
17,04 20,30
32,90 Biro Pusat Statistik, 2002
2.2 Etanol
Etanol atau etil alkohol adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena sifatnya yang tidak beracun. Etanol adalah cairan jernih
yang mudah terbakar dengan titik didih pada 78,4 C dan titik beku pada -112
C. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memiliki bau yang khas. Rumus molekul
etanol adalah C
2
H
5
OH. http:id.advantacell.comwikiEtanolPembuatan
.
2.2.1 Sifat-sifat Fisika Etanol
Etanol memiliki banyak manfaat bagi masyarakat karena memiliki sifat yang tidak beracun. Selain itu etanol juga memiliki banyak sifat-sifat, baik secara fisika
maupun kimia. Adapun sifat-sifat fisika etanol dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Sifat-Sifat Fisika Etanol
Berat Molekul 46,07 grgrmol
Titik Lebur -112
C Titik didih
78,4 C
Densitas 0,7893 grml
Indeks bias 1,36143 cP
Viskositas 20 C 1,17
cP Panas penguapan
200,6 kalgr Merupakan cairan tidak berwarna
Dapat larut dalam air dan eter Memiliki bau yang khas
Sumber : Perry,1999
2.2.2 Sifat-Sifat Kimia Etanol
Etanol selain memiliki sifat-sifat fisika juga memiliki sifat-sifat kimia. Sifat- sifat kimia tersebut adalah :
1. Merupakan pelarut yang baik untuk senyawa organik 2. Mudah menguap dan mudah terbakar
3. Bila direaksikan dengan asam halida akan membentuk alkyl halida dan air CH
3
CH
2
OH + HC=CH CH
3
CH
2
OCH=CH
2
4. Bila direaksikan dengan asam karboksilat akan membentuk ester dan air CH
3
CH
2
OH + CH
3
COOH CH
3
COOCH
2
CH
3
+ H
2
O 5. Dehidrogenasi etanol menghasilkan asetaldehid
6. Mudah terbakar diudara sehingga menghasilkan lidah api flame yang berwarna biru muda dan transparan, dan membentuk H
2
O dan CO
2
.
Dalam proses pembuatan etanol, ada beberapa bahan baku yang digunakan, yaitu : air, glukosa, dan sukrosa. Bahan baku tersebut memiliki beberapa sifat yang
dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Sifat-sifat Bahan Baku
Rumus kimia H
2
O Glukosa C
6
H
12
O
6
Sukrosa C
12
H
22
O
11
Berat Molekul 18,016 grgrmol
180,16 grgrmol 342,30 grgrmol
Densitas 0,9995 grcm
3
- -
Titik lebur C 146
C 190-192 C
Titik didih 100
C -
- Specific gravity
- 1,554
25
1,588
15
Sumber : Perry,1999
2.3 Pembuatan Etanol
Secara umum, etanol dapat dibuat dari bahan-bahan berikut : 1. Zat
Tepung Zat tepung berupa bubur oleh enzim diastase dari mout kecambah dari
gerst dapat dirubah menjadi maltosa sebangsa gula dengan melalui tingkatan dekstrin. Temperatur optimumnya 50 – 60
o
C, kemudian diberi ragi yang juga dapat
mengeluarkan enzim maltase. Enzim ini merubah maltosa menjadi glukosa. Glukosa oleh enzim dirubah menjadi etanol dan CO
2
. Reaksi :
C
6
H
10
O
5
n + 12n H
2
O
diastase dari mout
12n C
12
H
22
O
11
Amylum maltase dari ragi C
12
H
22
O
11
+ H
2
O ⎯
⎯ → ⎯
C 30
2C
6
H
12
O
6
Maltosa Glukosa
C
6
H
12
O
6
⎯ ⎯
⎯ ⎯
→ ⎯
ces Saccharomy
2C
2
H
5
OH + 2CO
2
Konsentrasi etanol yang terjadi tidak boleh melebihi 15 . Dari hasil destilasi diperoleh etanol 96 . R. Soepomo, 1998 .
2. Molase Molase merupakan hasil samping proses pembuatan gula. Molase
mengandung sejumlah besar gula baik sukrosa maupun gula pereduksi. Spesies ragi yang telah dikenal mempunyai daya konversi gula menjadi etanol yang sangat tinggi
adalah Saccharomyces Cerevisiae. Reaksinya :
C
12
H
22
O
11
+ H
2
O ⎯
⎯ ⎯
⎯ →
⎯
ces Saccharomy
C
6
H
12
O
6
+ C
6
H
12
O
6
Sukrosa Glukosa Fruktosa C
6
H
12
O
6
⎯ ⎯
⎯ ⎯
→ ⎯
ces Saccharomy
2C
2
H
5
OH + 2CO
2
Dalam pembuatan etanol tersebut, mula-mula molase diencerkan dengan air sehingga konsentrasi gulanya menjadi 14 – 18 . Jika konsentrasi gula terlau tinggi, maka
waktu fermentasinya lebih lama dan sebagian gula tidak terkonversi, sehingga tidak ekonomis. Judoamidjojo, 1992
3. Cairan Buah-Buahan yang Manis
Cairan buah-buahan yang manis mengandung glukosa dan fruktosa sehingga bisa mengalami peragian etanol.
C
6
H
12
O
6
⎯ ⎯
⎯ ⎯
→ ⎯
ces Saccharomy
2C
2
H
5
OH + 2CO
2
Dengan proses ini, cairan buah-buahan berubah menjadi minuman yang sehari-hari disebut anggur, dengan kadar etanol yang relatif rendah. R.Soepomo, 1998
2.4 Deskripsi Proses Pembuatan Etanol dari Fermentasi Molase.