BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin ketatnya persaingan menyebabkan negara-negara di dunia berlomba- lomba membenahi perekonomiannya. Sektor industri diyakini sebagai sektor
pemimpin leading sector bagi sektor lainnya dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Banyak negara termasuk Indonesia menganggap sektor
industri sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi, sebab sektor industri dianggap mampu memberikan beberapa keuntungan, antara lain produk
dari indusri manufaktur memiliki nilai tukar yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk pertanian, dan sektor industri manufaktur dapat menjadi sangat
efisien menggunkan sumber daya ekonomi jika didukung olehh sektor-sektor lainnya.
Laba merupakan tujuan utama berdirinya setiap badan usaha. Tanpa diperolehnya laba perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu
pertumbuhan terus-menerus going-concern dan tanggung jawab sosial corporate social responsibility. Perkembangan teknologi dewasa ini semakin
lama semakin meningkat disertai dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan- perusahaan sejenis bermunculan, sehingga persaingan antar perusahaan pun
semakin ketat. Perkembangan yang cepat di segala bidang tersebut menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi,
melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuannya memperoleh laba dan
Universitas Sumatera Utara
menjaga kelangsungan hidupnya, begitu juga dengan setiap perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal antara lain profitabilitas perusahaan itu sendiri. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah
kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan. Pentingnya profitabilitas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari
ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang maksimal untuk mendukung operasionalnya.
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan manajemen
perusahaan. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba perusahaan yang tinggi belum tentu menunjukkan profitabilitas yang tinggi, akan
tetatpi profitabilitas yang tinggi sudah pasti bahwa laba yang dihasilkan tinggi. Rasio profitabilitas yang digunakan dalan penelitian ini adalah margin laba bersih
net profit margin. Menurut Gitman 2003 : 64 ”Net profit margin measures the percentage of
each sales dollar remaining after all costs and expenses, including interest taxes, and prefered stock dividends, have been deducted”. Rasio ini digunakan karena
rasio ini mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak penghasilan. Net profit margin
tersebut memberitahukan penghasilan bersih perusahaan per satu rupiah penjualan.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tertanam dalam modal kerja. Modal kerja menurut Keown 2005 : 646 adalah ” the firm’s total
investment in current assets or assets that it expects to be converted into cash within a year or less”. Dimana seluruh investasi perusahaan diharapkan kembali
ke perusahaan dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Dalam perusahaan, modal kerja ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk kemajuan
perusahaan seiring dengan kebutuhan modal kerja yang diperlukan dan bagi kelangsungan hidup perusahaan antara lain dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan operasional sehari-hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar rekening listrik, membayar biaya transportasi, membayar
hutang yang telah jatuh tempo, dan pembayaran lainnya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang
dihasilkan dalam waktu kurang dari satu tahun. Penghasilan yang diterima tersebut dipergunakan lagi untuk kegiatan operasional selanjutnya, dan seterusnya
dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi. Penggunaan modal kerja secara efektif sangat penting dilakukan untuk
pertumbuhan, kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Semkain besar modal kerja yang dimiliki suatu perusahaan mengindikasikan semakin
baiklah kondisi perusahaan tersebut karena perusahaan memiliki sumber daya yaitu aktiva lancar yang besar untuk mebiayai kegiatan operasi perusahaan.
Namun kondisi ini berbanding terbalik dengan perputaran modal kerja, modal kerja yang berlebih menunjukkan perputaran modal kerja yang rendah yang
disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang
Universitas Sumatera Utara
terlalu besar yang berarti adanya dana yang tidak produktif dan ini memberikan kerugian karena adanya dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif
dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan modal kerja menunjukkan perputaran modal kerja yang tinggi karena disebabkan tingginya perputaran
persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu kecil sehingga jumlah aktiva lancar tidak mampu menutupi hutang lancar. Hal inilah yang akan
menimbulkan kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba karena perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan
meningkatkan produksinya. Untuk menghadapi masalah tersebut, maka perusahaan harus mengelola modal kerja karena menyangkut penetapan seberapa
besar sebaiknya modal kerja yang harus ditetapkan oleh perusahaan dan bagaimana seharusnya perputaran modal kerja yang baik dalam suatu perusahaan.
Dengan modal kerja tersebut, operasi perusahaan akan berjalan dengan ekonomis dan efisien. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan perputaran modal kerja
dalam arti perputaran piutang dan perputaran persediaan. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dan penelitian lanjutan dari
penelitian sebelumnya. Diah Gumelar Andayani 2009 meneliti pengaruh perputaran modal kerja dan struktur aktiva terhadap tingkat profitabilitas
perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas dan struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif yang tidak
signifikan sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas ROA. Abdulloh Syafii 2008, meneliti analisis
pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas PT. Aneka Tambang Tbk. Hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian menunjukkan modal kerja dengan return on assets memiliki hubungan yang positif antara keduanya. Seprina Ruleta Sitanggang 2008, pengaruh tingkat
perputaran piutang terhadap profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Nur Latifah 2008, yang meneliti dampak piutang terhadap profitabilitas PT. PLN wilayah Lampung
cabang kota metro. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas adalah negatif. Sementara David Okta Kelana 2007, yang
meneliti pengaruh modal kerja terhadap tingkat profitabilitas perusahaan survei pada beberapa perusahaan pada sektor Industri Barang Konsumsi. Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah