BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Early Childhood Caries ECC
Early childhood caries merupakan suatu bentuk karies rampan pada gigi desidui yang disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti
sari buah, susu, dan soda dalam jangka waktu yang panjang, yang disebut juga dengan karies botol susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas.
Gigi depan di rahang bawah jarang ditemukan karies karena dilindungi oleh pergerakan lidah.
Lesi karies ini terjadi pada bayi, balita dan anak-anak prasekolah.
1,7-10
Penelitian cross sectional yang dilakukan di Anguilla melaporkan prevalensi ECC dan S-ECC masing-masing 50 dan 17. Prevalensi ini lebih rendah daripada di Quchan, yaitu 59
dan 28.
1
Tetapi prevalensi ECC ini lebih tinggi daripada klinik daerah Harris, yaitu 5 sampai 8.
11
Gambar 1. Early Childhood Caries pada gigi anterior rahang atas
8
2.2 Penyebab dan Gejala ECC
Menurut Hallett Rourke 2002, ECC adalah penyakit multifaktorial akibat interaksi beberapa faktor termasuk mikroorganisme kariogenik, karbohidrat, kesalahan pemberian
Universitas Sumatera Utara
makanan, dan faktor sosial ekonomi.
12
Secara umum proses terjadinya karies pada gigi dipengaruhi oleh 4 faktor penyebab utama, yaitu : gigi, bakteri, substrat dan waktu.
3,8,12,16-18
Faktor gigi berupa morfologi dan anatomi gigi berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Dengan bentuk
lengkung gigi yang tidak teratur dengan adanya gigi yang berjejal maupun yang berlapis kadang- kadang sulit dibersihkan secara sempurna dan dapat mempercepat proses terjadinya karies.
3,16,18
Aliran saliva berperan dalam penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Saliva mempertahankan pH rongga mulut. Saliva dapat memperlambat proses karies dengan
menghasilkan kalsium dan fosfat untuk proses remineralisasi. Tetapi jika aliran saliva berkurang maka akan mempercepat proses karies.
3,16
Gambar 2. Celahfisur pada gigi yang bisa menjadi lokasi karies
16
Faktor bakteri, rongga mulut merupakan tempat pertumbuhan banyak bakteri. Secara normal bakteri diperlukan di rongga mulut, tetapi apabila terdapat sisa makanan yang melekat
terus di gigi maka akan bertumpuk menjadi plak. Pada plak akan hidup Streptococcus mutans dan Lactobacilli yang menjadi penyebab karies.
3,16,18
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Streptococcuss mutans
16
Faktor substrat, sisa makanan terutama golongan karbohidrat apabila melekat terus pada gigi dapat diubah oleh bakteri menjadi asam melalui proses glikolisis, bila suasana di sekitar gigi
menjadi asam maka mineral kalsium dan fosfor akan lepas dari gigi sehingga gigi menjadi rapuh dan akhirnya terbentuk karies.
6,16,17
Kebiasaan minum susu dari botol, air susu ibu ASI atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan ECC. ECC dapat
menimbulkan masalah gigi dan mulut anak. Masalah gigi dan mulut anak dapat mempengaruhi perkembangan anak, karena rasa sakit dari karies menyebabkan anak malas makan, hal ini
mengganggu kesehatan anak sehingga anak rentan terserang penyakit.
13
Gardner, Norwood, dan Eisenson melaporkan 4 kasus dimana setiap anak mengalami karies akibat kebiasaan minum ASI sejak lahir, saat meminum ASI setiap anak akan tertidur.
Oleh karena itu ibu harus membiasakan menyikat gigi anak sejak gigi sudah erupsi.
23
Gambar 4. Kebiasaan minum susu dengan botol
19
Universitas Sumatera Utara
Faktor waktu merupakan faktor pokok yang mempengaruhi perkembangan karies dan akan memperparah karies apabila pemberian susu dilakukan pada waktu malam hari. Ketiga
faktor di atas saling berinteraksi dalam beberapa waktu yang bersamaan menyebabkan terjadinya demineralisasi biasanya terjadi setelah 2 jam sehingga terbentuk karies.
14,17
Untuk terjadinya kavitas karies pada permukaan licin gigi yang dapat terlihat secara klinis dibutuhkan waktu
18 bulan ± 6 bulan.
25
Gejala yang dapat dilihat pada Early Childhood Caries adalah pada permukaan gigi anterior di rahang atas terlihat berkapur white spot yang kemudian berubah menjadi warna
kecoklatan sampai hitam dan dapat meluas sampai ke gigi posterior.
1,14
Epidemiologi menunjukkan bahwa ECC mudah menyerang bayi. ECC pada bayi dan balita berisiko tinggi
mempengaruhi perkembangan gigi anak berupa karies yang berkelanjutan.
15
Gambar 5. Diagram lingkaran faktor yang mempengaruhi karies gigi
18
K A
R I
E S
Universitas Sumatera Utara
Dalam literatur disebutkan ada 4 tahap perkembangan ECC : Tahap pertama dikarakteristikkan seperti lesi terlihat pucat, lesi demineralisasi opak pada
permukaan yang halus pada insisivus satu rahang atas ketika anak berusia diantara 10-20 bulan atau kadang-kadang lebih muda. Suatu garis putih yang khas dapat terlihat pada regio servikal
dari vestibular dan permukaan palatal dari insisivus rahang atas. Pada tahap ini, lesi dapat bersifat reversibel namun orangtua atau dokter gigi pertama yang memeriksa mulut anak sering
mengabaikannya. Lebih lanjut, gigi dapat didiagnosa setelah dikeringkan.
20
Tahap kedua terjadi ketika anak berusia antara 16-24 bulan. Dentin dipengaruhi oleh email yang rusak akibat dari lesi putih pada insisivus yang terbentuk secara cepat. Dentin yang
terbuka dan kelihatan lunak juga berwarna kuning. Molar desidui rahang atas dengan lesi awal pada regio servikal, proksimal, dan oklusal. Pada tahap ini, anak mulai mengeluh terhadap
rangsangan dingin.
20
Tahap ketiga, terjadi ketika anak berusia 20-36 bulan, yang dikarakteristikkan dengan lesi yang besar dan dalam pada insisivus rahang atas, serta iritasi pulpa. Anak mengeluh sakit ketika
mengunyah atau menggosok giginya dan sakit spontan pada malam hari. Pada keadaan ini, molar desidui rahang atas berada pada tahap 2, sementara tahap satu dapat didiagnosa pada molar
desidui rahang bawah dan kaninus rahang atas.
20
Tahap keempat, terjadi antara usia 30-48 bulan, ciri-cirinya fraktur mahkota pada rahang atas anterior akibat kerusakan email dan dentin. Pada tahap ini, insisivus rahang atas biasanya
nekrosis sedangkan molar desidui didiagnosa pada tahap 3. Molar dua, kaninus rahang atas dan molar satu rahang bawah pada tahap 2. Beberapa anak-anak kecil menderita tapi tidak dapat
menunujukkan keluhan sakit gigi mereka. Mereka susah tidur dan susah makan.
20
Universitas Sumatera Utara
2.3 Hubungan Kebersihan Rongga Mulut dengan Kejadian Karies