BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan
dan menguji hipotesis penelitian. Adapun metode penlitian ini adalah sebagai berikut :
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah meneliti ketimpangan pembangunan antara Kabupaten Nias dengan Kabupaten Nias Selatan, mengetahui pola dan
struktur pertumbuhan ekonomi, membuktikan berlakunya hipotesis, serta menganalisis sektor-sektor ekonomi unggulan potensi ekonomi di kedua
kabupaten tersebut.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka dan berkala time series
dengan kurun waktu enam tahun 2003-2008. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan Library Research yaitu penelitian yang dilakukan melalui
bahan-bahan kepustakaan berupa buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, artikel, dan laporan-laporan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan pencatatan
Universitas Sumatera Utara
langsung berupa data time series dari tahun 2003-2008 dari BPS Provinsi Sumatera Utara.
3.4 Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan berbagai model analisis untuk melihat dan menjelaskan bentuk ketimpangan serta potensi ekonomi daerah yang ada.
Model tersebut adalah sebagai berikut : 3.4.1 Indeks Williamson IW
Indeks Williamson ini dipakai untuk mengetahui besarnya ketimpangan suatu daerah yang pengukurannya berkisar antara 0-1. Jika IW dari hasil
pengukuran semakin besar mendekati 1 maka ketimpangan akan semakin besar atau sangat tidak merata dan jika semakin kecil mendekati 0 maka semakin
merata. Rumus Indeks Williamson yang dipakai untuk menganalisis ketimpangan
pembangunan antara Kabupaten Nias dengan Kabupaten Nias Selatan adalah sebagai berikut :
Keterangan : IW = Indeks Williamson
Y
i
= Pendapatan per kapita Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan Rupiah Y
= Pendapatan per kapita Provinsi Sumatera Utara Rupiah f
i
= Jumlah Penduduk Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan Jiwa n
= Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara Jiwa
Universitas Sumatera Utara
Kriteria : 0 IW 1 IW = 0
= Ketimpangan sangat rendah merata sempurna IW 0,3
= Ketimpangan rendah IW = 0,3 – 0,5
= Ketimpangan sedang IW = 0,5 – 1
= Ketimpangan sangat tinggi tidak merata sempurna 3.4.2 Tipologi Klassen
Tipologi Klassen merupakan alat analisis tipologi daerah yang digunakan untuk mengetahui pola daan struktur pertumbuhan ekonomi daerah berdasarkan
dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan Pendapatan Domestik Regional Bruto per kapita PDRB per kapita. Dengan menggunakan rata-rata
pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata PDRB per kapita sebagai sumbu horizontal, kemudian daerah yang diamati dapat dibagi ke dalam
empat klasifikasi atau bidang kuadran, yaitu : Kuadran I
: Daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh high growth and high income, memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
perkapita yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Provinsi Sumatera Utara.
Kuadran II : Daerah maju tapi tertekan high income but low growth, memiliki
pendapatan perkapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi
Sumatera Utara. Kuadran III : Daerah yang berkembang cepat high growth but low income,
memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi tingkat pendapatan
Universitas Sumatera Utara
perkapita lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi Sumatera Utara.
Kuadran IV : Daerah yang relatif tertinggal low growth and low income, memiliki tingkat pertumbuhan dan pendapatan per kapita yang lebih
rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi Sumatera Utara.
Gambar 3.1 Tipologi Klassen 3.4.3 Hipotesis Kuznets
Simon Kuznets mengatakan bahwa pada tahap pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan cenderung memburuk namun pada tahap selanjutnya
distribusi pendapatannya akan membaik. Observasi inilah yang kemudian dikenal sebagai kurva Kuznets “U-terbalik”, karena perubahan longitudinal time series
dalam distribusi pendapatan tampak seperti kurva berbentuk U terbalik Todaro, 2006 : 253.
Hipotesis ini digunakan untuk melihat apakah terjadi ketimpangan distribusi pendapatan di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan pada tahap
awal pembangunan
dan selama
proses pembangunan
berlangsung Kuadran III
Kuadran I
Kuadran IV Kuadran II
Universitas Sumatera Utara
selama periode pengamatan. Hipotesis Kuznets dapat dibuktikan dengan membuat grafik antara pertumbuhan PDRB dengan Indeks Williamson.
Pertumbuhan PDRB
Gambar 3.2 Kurva Kuznets U terbalik 3.4.4 Location Quotient LQ
Location Quotient LQ merupakan suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah
kabupatenkota terhadap nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam skala provinsi atau nasional. Dengan kata lain, metode ini dipergunakan untuk
menganalisis dan menghitung potensi ekonomi sektor-sektor ekonomi yang dimiliki suatu daerah yang terdiri atas sektor basis dan sektor non basis. Dengan
menggunakan metode LQ ini maka akan diketahui sektor-sektor apa saja yang menjadi sektor unggulan penunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
suatu daerah. Rumus LQ adalah sebagai berikut :
Inde ks
W illia
ms on
Pertumbuhan PDRB
Universitas Sumatera Utara
dimana : LQij
= Koefisien Location Quotient Yij
= PDRB sektor i di Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan Rupiah Yj
= PDRB Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan Rupiah Yi
= PDRB sektor I di Provinsi Sumatera Utara Rupiah Y
= PDRB Provinsi Sumatera Utara Rupiah Kriteria hasil perhitungan koefisien LQ adalah jika suatu sektor memiliki
koefisien LQ 1, mengindikasikan adanya kegiatan ekspor di sektor tersebut atau sektor basis, dan sekaligus mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan
sektor yang berpotensi sektor unggulan dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di daerah tersebut. Namun bila suatu sektor memilki
koefisien LQ 1, mengindikasikan tidak ada kegiatan ekspor di sektor tersebut atau disebut sektor non basis, yang berarti bahwa sektor tersebut tidakkurang
potensional unggul untuk meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Dalam perhitungan nilai koefisien LQ ini, penulis menggunakan data PDRB menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Konstan ADHK 2000,
kemudian mengelompokkan kesembilan lapangan usahasektor ini ke dalam tiga sektor lagi yaitu : Sektor Agriculture, Manufacture, dan Services.
Sektor Agriculture pertanian yang disebut juga sektor primer, meliputi pertanian, dan pertambangan dan penggalian. Sektor Manufacture pengolahan
yang disebut juga sektor sekunder, meliputi industri, listrik, gas dan air minum, dan bagunan. Sektor Services jasapelayanan yang disebut sektor tersier,
Universitas Sumatera Utara
meliputi perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan konomunikasi, jasa keuangan, dan jasa-jasa lainnya.
3.5 Defenisi Operasional