Potensi Daerah Gambaran Umum Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan .1 Kondisi Geografis

4.1.5 Potensi Daerah

Bila diperhatikan kontribusi terhadap PDRB tiap sektor, maka terlihat bahwa sektor pertanian menjadi penunjang perekonomian sekaligus sebagai sektor yang berpotensiunggul di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Sektor ini juga banyak menyerap tenaga kerja. Tercatat bahwa pada tahun 2008, sebanyak 88,92 dari jumlah penduduk Kabupaten Nias usia 15 tahun ke atas yang bekerja terserap di sektor pertanian, sedangkan untuk Kabupaten Nias Selatan sekitar 89,17. Sebagaimana kita ketahui bahwa sub sektor pertanian terdiri dari tanaman bahan makanan tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil- hasilnya, kehutanan, dan perikanan. Tanaman perkebunan memberikan kontribusi besar di sektor pertanian di Kabupaten Nias, kemudian disusul oleh tanaman pangan, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Pada tahun 2007, sumbangan tanaman perkebunan untuk sektor pertanian sebesar Rp 361,2 miliar, tanaman pangan sebesar Rp 112,4 miliar, perikanan sebesar Rp 102,1 miliar, peternakan sebesar Rp 76,7 miliar, dan kehutanan sebesar Rp 35,0 miliar. Daerah Kabupaten Nias merupakan daerah yang subur bagi tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Nias adalah tanaman perkebunan rakyat dengan komoditi andalan adalah karet, kelapa, kakao, dan beberapa komoditi yang lain yaitu kopi, cengkeh, pala dan nilam. Dari seluruh komoditi perkebunan yang ada, terlihat bahwa karet merupakan komoditi yang memiliki produksi dan luas lahan yang besar, sehingga komoditi ini sangat unggul di Kabupaten Nias. Selama tahun 2008 produksi tanaman karet di Kabupaten Nias mencapai 24.416 ton dari luas tanaman seluas 29.429 hektar dan yang diusahakan Universitas Sumatera Utara oleh 21.033 rumah tangga petani. Kondisi lebih meningkat dari tahun sebelumnya dengan jumlah produksi sebesar 23.717 ton dan luas lahan area panen 29.369 hektar. Tanaman perkebunan yang memiliki jumlah produksi terbesar setelah komoditi karet adalalah kelapa. Produksi komoditi ini pada tahun 2008 adalah 19.381 ton. Hal yang menyebabkan pohon kelapa banyak ditemukan di Kabupaten Nias karena daerah ini memenuhi kriteria untuk syarat tumbuh kelapa. Syarat tumbuh kelapa yaitu memelurkan suhu udara 20 o -27 o C, curah hujan antara 1300-2300 mmtahun bahkan sampai 3800 mmtahun, dan ketinggian daerah 0- 450 diatas permukaan laut dpl. Bila kita memiliki kondisi Kabupaten Nias, maka suhu udara rata-ratanya adalah 25,9 o C, curah hujannya 2805 mmtahun, dan ketiggian daerah 0-800 m dpl. Sedangkan komoditi yang memiliki produksi terendah adalah kemiri dan disusul oleh komoditi pala. Pada tahun 2008, jumlah produksi kemiri adalah sebesar 0,2 ton dan untuk komoditi pala, jumlah produksinya sebesar 7,3 ton. Begitu juga halnya dengan Kabupaten Nias Selatan, komoditi yang memiliki produksi terbesar adalah komoditi karet sebesar 8.788,5 ton. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar penduduk Kabupaten Nias Selatan yang berkecimpung di tanaman perkebunan tertarik untuk mengusahakan komoditi ini. Sedangkan komoditi yang memiliki produksi rendah adalah pala sebesar 0,05 ton. Namun bila diperhatikan persentase pertambahan produksi tiap komoditi, maka komoditi yang memiliki persentase pertambahan produksi tertinggi adalah kakao coklat sebesar 1.554,5, disusul oleh komoditi pinang sebesar 1.086,3 dan nilam sebesar 918,4. Sedangkan komoditi yang memiliki persentase Universitas Sumatera Utara pertambahan produksi terendah adalah komoditi pala yaitu -99,7, disusul oleh komoditi kopi sebesar -99,42, dan cengkeh sebesar -67,2. Tabel 4.9 Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Nias dan KabupatenNias Selatan, Tahun 2007-2008 Ton No Komoditi Kabupaten Nias Kabupaten Nias Selatan 2007 2008 2007 2008 1. Karet 23.717 24.416 1.011 8.788,50 2. Kopi Robusta 42,80 42,80 112,50 0,65 3. Kelapa 19.381 19.381 9.666 5.136,30 4. Coklat 3.478 3.133 77 1.274 5. Cengkeh 175 175 74 24,30 6. Nilam 47,10 47,10 5,05 51,43 7. Kemiri 2,0 0,20 0,45 0,45 8. Aren 10,10 10,10 - - 9. Pinang 46 46 7,10 84,23 10. Pala 7,3 7,3 16 0,05 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Hasil tanaman perkebunan rakyat dari Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan pada umunya hampir seluruhnya dijual ke luar daerah dalam bentuk bahan mentah, melalui pedagang baik lokal maupun luar daerah. Tetapi sebagian hasil perkebunan ini diolah oleh masyarakat setempat menjadi komoditi lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga maupun untuk tujuan komersial. Seperti halnya kelapa diolah menjadi minyak goreng yang sangat tinggi kualitasnya dibandingkan minyak hasil olahan komoditi lainnya. Demikian juga tanaman coklat dan tanaman kopi diolah oleh sebagian masyarakat menjadi bubuk kopi untuk memenuhi kebutuhan atau untuk dijual menambah penghasilan. Tanaman pangan di Kabupaten Nias didominasi oleh padi, disusul oleh ubi kayu, dan ubi jalar. Jumlah produksi padi pada tahun 2008 sebesar 56.598 ton, yang berasal dari produksi padi sawah sebesar 54.810 dan padi ladang sebesar Universitas Sumatera Utara 1.788 ton. Produksi padi ini menurun bila dibandingkan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, produksi padi sebesar 73.627 ton, dimana produksi padi sawah sebesar 69.898 ton, dan produksi padi ladang sebesar 3.729 ton. Penurunan produksi ini disebabkan oleh penurunan luas lahan padi pada tahun 2008, dimana persentase penurunan luas lahannya sebesar 26,98. Ubi kayu memiliki produksi sebanyak 7.963 ton. Sedangkan komoditi tanaman pangan yang memiliki produksi terendah pada tahun 2008 adalah kacang hijau sebanyak 12 ton dan kacang tanah sebanyak 24 ton. Namun bila diperhatikan dari segi pertambahan produksi, maka komoditi yang memiliki persentase pertambahan produksi tertinggi adalah jagung sebesar 426,36, dan ubi kayu sebesar 181,68. Sedangkan komoditi yang memiliki persentase pertambahan produksi terendah bahkan menurun adalah kacang hijau sebesar -78,57, dan padi sebesar -23,13. Di Kabupaten Nias Selatan, padi juga merupakan komoditi tanaman pangan yang mendominasi, disusul oleh komoditi ubi kayu dan ubi jalar. Pada tahun 2008, produksi padi di Kabupaten Nias Selatan adalah 34.418 ton yang mana produksi padi sawah 34.124 ton dan padi ladang 294 ton, sedangkan pada tahun 2007, produksi padi sebesar 30.537 ton yang mana produksi padi sawah 29.892 ton dan padi ladang 645 ton. Sehingga pertumbuhan produksi padi pada tahun 2008 adalah sebesar 12,7 dimana pertumbuhan produksi padi sawah 14,2 dan padi ladang mengalami penurunan sebesar 54,4. Produksi ubi kayu pada tahun 2008 adalah 15.870 ton dan produksi ubi jalar sebesar 9.420 ton. Komoditi yang memiliki produksi terendah pada tahun 2008 adalah kacang hijau 53 ton dan kacang tanah 78 ton. Dari segi pertambahan Universitas Sumatera Utara produksi, maka komoditi yang memiliki persentase pertambahan produksi tertinggi pada tahun 2008 adalah ubi kayu sebesar 191,3 dan jagung sebesar 72,0. Sedangkan komoditi yang persentase pertambahan produksinya terendah adalah kacang tanah sebesar 9,9 dan padi sebesar 12,7. Selain itu terdapat juga komoditi buah-buahan dan sayur-sayuran di Kabupaten Nias Selatan. Komoditi buah-buahan yang unggul adalah pisang, durian, dan kuini. Pada tahun 2006, produksi ketiga komoditi ini masing-masing adalah 1.097 ton, 895 ton, dan 338 ton. Sedangkan komoditi sayur-sayuran yang banyak di daerah ini adalah kangkung sebanyak 360 ton, cabe 346 ton, dan bayam 204 ton sumber : Nias Selatan dalam Angka 2006. Tabel 4.10 Data Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan, Tahun 2007-2008 Ton No Komoditi Kabupaten Nias Kabupaten Nias Selatan 2007 2008 2007 2008 1. Padi 73.627 56.598 30.537 34.418 2. Ubi Kayu 2.827 7.963 5.448 15.870 3. Ubi Jalar 5.855 5.278 7.792 9.420 4. Jagung 110 579 250 430 5. Kacang Tanah 14 24 71 78 6. Kacang Hijau 56 12 44 53 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Nias merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 132 buah pulau dan yang dihuni sebanyak 37 buah pulau. Dengan demikian Kabupaten Nias banyak memiliki wilayah pesisir dan laut yang potensial untuk pengembangan budidaya laut maupun pantai serta wisata kelautan. Potensi perikanan Kabupaten Nias didominasi oleh perikanan laut. Total produksi ikan di Kabupaten Nias selama tahun 2008 adalah sebanyak 8.995,61 ton yang terdiri dari produksi ikan laut sebesar 8.711,71 ton dengan banyaknya nelayan 6.015 orang, dan produksi Universitas Sumatera Utara ikan air tawar sebesar 283,9 ton yang berasal dari ikan sungai sebanyak 275,7 ton, ikan rawa sebanyak 5,4 ton dan ikan kolam sebanyak 2,8 ton. Kabupaten Nias Selatan juga memiliki potensi perikanan karena wilayahnya merupakan wilayah kepulauan yang memiliki wilayah pesisir dan laut, sehingga perikanannya didominasi oleh perikanan laut. Pada tahun 2008 produksi ikan sebanyak 16.505,91 yang terdiri dari produksi ikan laut sebanyak 16.451,00 ton dan produksi ikan air tawar sebanyak 54,91 ton. Produksi ini meningkat sekitar 3,89 dari tahun sebelumnya, dimana produksi tahun 2007 adalah sebanyak 15.887,6 ton yang terdiri dari produksi ikan air laut sebanyak 15.447 ton dan produksi air tawar sebanyak 440,6 ton. Produksi ikan air laut pada tahun 2008 meningkat sebesar 6,5, tetapi produksi air tawar mengalami penurunan sebesar 87,5. Di bidang peternakan, ternak yang paling dominan di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan adalah ternak babi dan merupakan hewan ternak utama selain jenis unggas. Tingginya jumlah populasi ternak babi di kedua kabupaten ini disebabkan oleh adat, budaya dan agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan beragama Kristen, baik Kristen Protestan maupun Kristen Katolik, dan dalam upacara-upacara tertentu seperti pernikahan maupun acara dukacita, permintaan terhadap daging babi sangat tinggi. Pada tahun 2008, jumlah ternak babi di Kabupaten Nias adalah sebanyak 48.500 ekor yang tersebar di seluruh kecamatan. Populasi ternak ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2004 yaitu sebanyak 56.576 ekor. Selain itu, ternak yang ada di Kabupaten Nias juga termasuk kambing, sapi, Universitas Sumatera Utara dan kerbau. Sedangkan di Kabupaten Nias Selatan, populasi ternak babi pada tahun 2008 adalah 90.814 ekor. Populasi ternak ini meningkat sekitar 828,57 dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2007 populasi ternak ini adalah 9.780 ekor. Hewan ternak terbanyak di Kabupaten Nias Selatan setelah babi adalah kambing. Populasi ternak ini pada tahun 2008 adalah 2.804 ekor dan mengalami pertambahan sekitar 168,3 dari tahun sebelumnya yang memiliki populasi sebanyak 1.045 ekor. Populasi ternak unggas seperti ayam dan itik juga meningkat dibanding tahun 2007 masing-masing sebesar 1.486,54 dan 157,88. Populasi ayam pada tahun 2007 adalah 6.760 ekor menjadi 107.260 ekor tahun 2008. Ternak lain yang ada di Kabupaten Nias Selatan adalah domba, sapi dan kerbau. Bila diperhatikan produksi daging menurut jenis ternak di Kabupaten Nias, maka terlihat pada produksi daging tertinggi adalah ternak babi sebanyak 548,18 ton pada tahun 2008. Meskipun produksi ternak babi merupakan yang terbesar pada tahun 2008, namun bila diperhatikan dari tahun sebelumnya maka terlihat bahwa produksi daging ini mengalami penurunan sebesar 44,6 dari 989,55 ton pada tahun 2007. Produksi daging ternak yang terendah pada tahun 2008 adalah ternak kerbau sebanyak 45,03 ton. Produksi daging ini juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 44,5 dari 81,17 ton pada tahun 2007. Produksi daging babi di Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2008 juga sangat tinggi sebanyak 960,18 ton, meningkat sebesar 11,32 dari tahun sebelumnya sebanyak 862,55 ton. Namun hewan ternak lain mengalami Universitas Sumatera Utara penurunan produksi daging. Sedangkan untuk ternak unggas, terlihat bahwa produksi daging meningkat namun produksi telur semakin berkurang. Produksi daging ayam kampung pada tahun 2007 adalah 443,17 ton meningkat menjadi 468,71 ton, dan produksi itik manila meningkat dari 12,22 ton menjadi 20,26 ton. Sedangkan produksi telur ayam kampung 2007 adalah 323,07 ton menurun menjadi 87,64 ton, dan produksi telur itik manila menurun dari 112,49 ton menjadi 39,62 ton. Tabel 4.11 Produksi Daging Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan, Tahun 2007-2008 Ton No Jenis Ternak Kabupaten Nias Kabupaten Nias Selatan 2007 2008 2007 2008 1. Babi 989,55 548,18 862,55 960,18 2. Kambing 41,90 247,14 55,10 43,96 3. Domba 13,19 77,83 21,35 2,37 4. Sapi 25,30 62,01 25,68 13,14 5. Kerbau 81,17 45,03 30,73 - Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Untuk ternak unggas di Kabupaten Nias, terlihat bahwa produksi daging semakin meningkat dari 2.594,96 ton pada tahun 2007 menjadi 3.143,36 tahun 2008. Ternak unggas yang memiliki produksi daging terbesar adalah ayam kampung sebanyak 1.674,93 ton pada tahun 2008. Produksi ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 91,26. Sedangkan ternak unggas yang memiliki produksi daging terendah adalah ayam ras petelur sebanyak 33,14 ton dengan peningkatan sebesar 5,22 pada tahun 2008. Produksi telur mengalami penurunan sebesar 59,38 dari 8.082,05 ton tahun 2007 menjadi 3.282,54 pada tahun 2008. Ternak unggas yang memiliki produksi telur terbesar pada tahun 2008 adalah itik manila sebanyak 1.679,22 ton. Universitas Sumatera Utara Namun produksi telur ternak ini mengalami penurunan sebesar 4.827,13. Sedangkan ternak unggas yang memiliki produksi telur terendah adalah ayam ras petelur sebanyak 448 ton. Tabel 4.12 Produksi Daging Menurut Jenis Unggas di Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan, Tahun 2007-2008 Ton No Jenis Ternak Kabupaten Nias Kabupaten Nias Selatan 2007 2008 2007 2008 1. Ayam Ras Petelur 27,92 33,14 - - 2. Ayam Ras Pedaging 276,55 263,45 - - 3. Ayam Kampung 1.583,67 1.674,93 443,17 468,71 4. Itik Manila 706,82 1.171,84 12,22 20,26 Total 2.594,96 3.143,36 455,39 488,97 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Tabel 4.13 Produksi Telur Menurut Jenis Unggas Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan, Tahun 2007-2008 Ton No Jenis Ternak Kabupaten Nias Kabupaten Nias Selatan 2007 2008 2007 2008 1. Ayam Ras Petelur 421,22 448,00 - 24,47 2. Ayam Ras Pedaging - - - - 3. Ayam Kampung 1.154,48 1.155,32 323,07 87,64 4. Itik Manila 6.506,35 1.679,22 112,49 39,62 Total 8.082,05 3.282,54 435,56 151,73 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Luas hutan di Kabupaten Nias tahun 2006 adalah 119.399 hektar, terdiri dari hutan lindung seluas 80.836,68 hektar, hutan produksi seluas 4.759,97 hektar, hutan produksi terbatas seluas 26.063,01 hektar, dan hutan konversi seluas 7.739,06 hektar. Sektor kedua yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Nias adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor perdagangan terdiri atas perdagangan besar dan eceran. Pada tahun 2007, perdagangan besar dan eceran menyumbang sebesar Rp 421,49 miliar, kemudian Universitas Sumatera Utara disusul oleh restoran sebesar Rp 5,74 miliar, dan hotel sebesar Rp 5,07 miliar. Bila diperhatikan pertumbuhannya dari tahun sebelumnya, maka perdagangan besar dan eceran tumbuh sekitar 3,89 dimana tahun 2006 kontribusinya sebesar Rp 405,69 miliar. Sub sektor restoran tumbuh sebesar 12,40 dimana kontribusi tahun 2006 adalah Rp 5,11 miliar, dan sub sektor hotel tumbuh sebesar 12,12 dengan kontribusi tahun 2006 sebesar Rp 4,54 miliar. Peningkatan pertumbuhan sektor restoran dan hotel juga didukung dengan bertambahnya jumlah wisatawan yang datang di Kabupaten Nias. Daerah Kabupaten Nias juga sangat berpotensi sebagai objek wisata, terutama wisata bahari dan wisata alam. Kunjungan wisatawan puncaknya tercapai pada tahun 1996 yaitu sebesar 29.156 wisatawan yang terdiri dari 10.787 wisatawan asing dan 18.378 wisatawan domestik. Namun dengan adanya krisis multi dimensi dan bencana alam di negara ini, kunjugan wisatawan mengalami penurunan. Meskipun demikian, potensi wisata daerah ini cukup baik untuk dikembangkan. Pada tahun 2008, jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Nias adalah sebanyak 21.246 orang terdiri dari wisatawan asing sebanyak 144 orang dan wisatawan domestik sebanyak 21.095 orang. Kabupaten Nias Selatan lebih dikenal dengan pariwisatanya. Wisata yang terkenal adalah wisata pantai, wisata bahari, dan wisata budaya. Tempat wisata pantai yang terkenal adalah Pantai Sorake dan Lagundri. Bagi penggemar ombak lautan dan peselancar, keindahan pantai Sorake dan Lagundri yang terletak di Telukdalam menjadi tempat perburuan ketiga di dunia setelah Hawaii dan Bali. Ombaknya yang lincah nan gesit, menjadi ciri khas kedua pantai ini, sehingga para wisatawan mancanegara dan lokal tidak asing lagi mendengar nama kedua Universitas Sumatera Utara pantai ini. Meskipun letaknya terpencil, tetapi tidak menghalangi keinginan para peselancar professional untuk datang. Hal ini sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan meningkatkan aktivitas perekonomian di daerah ini. Pulau-pulau Batu merupakan daerah wisata bahari yang terkenal dengan keindahan lautnya yang mengundang banyak wisatawan untuk berjemur sun bathing dan menyelam diving. Sedangkan Bawomataluo merupakan daerah wisata budaya yang terkenal dengan pesona rumah adatnya dan uniknya aksi “Hombo Batu” lompat batu. Satu-satunya Omo SebuaOmo Hada rumah adat yang paling besar di Kabupaten Nias Selatan terdapat di Desa Bawomataluo. Di Omo Sebua yang memiliki ukuran luas 300 meter ini banyak terdapat benda-benda dan ornamen. Benda-benda itu antara lain genderang perang berukuran besar, alat-alat perang, kepala rusa dan monyet, ukiran-ukiran patung dan rahang babi. Setiap benda tersebut memiliki nilai sejarah dan telah berusia ratusan tahun. Omo Sebua yang diperkirakan berusia 160 tahun, telah dihuni oleh beberapa generasi. Selain digunakan untuk pertemuan para Si Ulu golongan bangsawan dan Si Ila, rumah adat besar itu dipakai untuk meletakkan jenasah para bangsawan. Keunikan lainnya yang terdapat di Desa Bawolmataluo ini adalah budaya tarian perang dan “Hombo Batu” lompat batu, yang mana sangat memikat hati para wisatawan untuk menonton. Hal ini menyebabkan jumlah wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, selalu meningkat tiap tahun kecuali pada tahun 2005. Ini disebabkan karena ada bencana alam gempa bumi dan tsunami. Jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2008 meningkat 1,6 dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 22.401 orang Universitas Sumatera Utara wisatawan yang berkunjung pada tahun 2007 ke Nias Selatan, 28,7 diantaranya adalah wisatawan mancanegara. 4.2 Analisis dan Pembahasan 4.2.1 Indeks Williamson