Batu gamping Semen Pozolan Kapur SPK

2.6.4 Batu gamping

Batu gamping adalah batuan gunung berapi yang telah mengalami pelapukan baik pelapukan fisik maupun kimia. Gamping biasanya dijual sebagai kapur tohor quicklime yang mengandung kalsium tinggi dengan kandungan CaO. Batu gamping yang terdapat di alam menurut genesanya terjadi akibat dua proses yaitu : a. Proses Sedimentasi Batu gamping yang terjadi akibat proses sedimentasi melalui sedimentasi organik dan sedimentasi kimia serta sedimentasi mekanik. Proses sedimentasi terjadi karena adanya tumbuhan laut koloni binatang foraminifera, algae dan renik lainnya yang telah mati dan diendapkan didasar laut dengan kondisi yang tenang. Batu gamping yang terjadi akibat sedimentasi kimia terjadi akibat proses kimia yang berlangsung secara terus-menerus di lautan luas dengan larutan yang terkandung didalamnya, sedangkan sedimentasi mekanik yang terjadi pada batu gamping diakibatkan oleh adanya proses akumulasi dari lumpur-lumpur yang mengandung karbonat. Proses pembentukan batu gamping melalui proses sedimentasi secara terus-menerus dan berlangsung cukup lama sehingga terbentuk endapan batu gamping. b. Proses Pelapukan Pada proses pelapukan ini, sumber unsur karbonatnya adalah karbon dioksida CO 2 dari udara dan mineral-mineral yang mengandung unsur-unsur karbonat yang terdapat pada batuan asal yang tersebar dipermukaan bumi. Dalam bentuk yang umum adalah melalui proses pelapukan pada masa batu gamping sehingga membentuk larutan kalsium karbonat CaCO 3 yang pada larutannya oleh media air diangkut dan diendapkan dilingkungan laut. Gamping dapat digunakan sebagai pereaksi dalam proses sulfit dalam pembuatan kertas. Kecocokan gamping untuk suatu pemakaian tertentu bergantung pada komposisi dan sifat-sifat fisiknya, yang semuanya itu dapat dikendalikan dengan Universitas Sumatera Utara memilih batu gampingnya dan mengatur proses pembuatannya. Biasanya gamping harus digiling sebelum dipakai. Ditinjau dari komposisinya, ada beberapa jenis gamping. Gamping hidraulik didapatkan dari pembakaran batu gamping yang mengandung lempung, dan sifat produk yang didapatkan setelah diberi air adalah beragam sekali, mulai dari dempul sampai seperti semen. Gamping berkadar kalsium tinggi hanya dapat mengeras dengan menyerap karbon dioksida dari udara, yang prosesnya lambat. Gamping hidraulik juga mengeras dengan perlahan, tetapi dapat digunakan didalam air. Gamping hidrasi makin banyak dipakai dalam industri bangunan sebagai pengganti gamping tohor, walaupun beratnya lebih tinggi. Gamping tohor hampir selalu dimatikan atau dihidrasi sebelum dipakai. Gamping selalu merupakan komoditi yang murah karena endapan batu gamping terdapat dimana-mana. Gamping dihasilkan dari batuan gunung berapi yang letaknya berdekatan dengan pusat konsumsi, karbonat kalsium dan magnesium didapat dari endapan batu gamping marmer, kapur, dolomit, atau kulit kerang. Batu gamping dibakar menurut ukuran masing-masing, di dalam tanur vertikal untuk membuat gamping bongkahan, atau didalam tanur putar horizontal untuk gamping halus. Batu gamping merupakan batuan sedimen karbonat yang terdapat di alam. Tampak luar bahan tambang batu gamping berwarna putih, putih kekuningan, abu-abu hingga hitam. Batu gamping merupakan salah satu bahan galian industri yang potensinya sangat besar. Sifat fisik batu gamping : i. Warna putih kotor, putih keabu-abuan sampai kuning keabu-abuan ii. Berbuih bila dideteksi iii. Berat jenis 2,60 – 2,70 Kegunaan batu gamping : i. Industri semen ii. Bahan pemutih iii. Penetral keasaman tanah Universitas Sumatera Utara iv. Bahan bangunan v. Pengembang dan pengisi dalam industri cat, karet, kertas dan kosmetik Komposisi kimia : i. CaO, MgO, Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , SiO 2 , Na 2 ii. CaO 35 O

2.7 Kekuatan Pasta Semen dan Faktor air Semen

Kekuatan semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang dipakai waktu proses hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan untuk proses hidrasi hanya kira-kira 25 persen dari berat semennya, penambahan jumlah air akan mengurangi kekuatan setelah mengeras. Pasta semen yang mengeras merupakan bagian yang porous. Konsentrasi hasil-hasil hidrasi yang padat pada seluruh ruang atau volume yang tersedia volume yang semula ditempati oleh air dan semen merupakan suatu nilai indek porositas. Kuat tekan pasta semen dipengaruhi oleh besar pori-pori di antara gel-gel atau pori-pori hasil hidrasi. Kelebihan air mengakibatkan pasta semen berpori lebih banyak, sehingga hasilnya kurang kuat dan juga lebih porous berpori. Porositas semen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ini : Porositas = 100 1 x x Vb mk mb air ρ − …………..2.3 Dengan : mb = massa basah gram mk = massa kering gram ρ air = 1 grcm 3

2.8 Sifat Kimia Semen

Universitas Sumatera Utara