4.2. Pembahasan
4.2.1 Kuat Tekan SPK
Pengujian kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kekuatan semen. Kuat tekan semen diuji setelah semen berumur 1 hari, 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan alat Universal Testing Machine.
Berdasarkan data hasil pengujian kuat tekan semen pozolan kapur diperoleh bahwa ketika semen berumur 1 hari mempunyai berat lebih besar karena semen masih
mengandung air sehingga beban yang diberikan lebih kecil dan kuat tekan yang dihasilkan kecil. Sebaliknya pada saat semen berumur 28 hari mempunyai berat lebih
kecil karena semen sudah tidak mengandung unsur air sehingga kuat tekan yang dihasilkan lebih besar.
Kekuatan semen merupakan hasil dari proses hidrasi. Proses kimiawi ini berupa rekristalisasi dalam bentuk interlocking-crystals sehingga membentuk gel
semen yang akan mempunyai kekuatan tekan tinggi apabila mengeras.
Kuat tekan semen dipengaruhi oleh variasi umur karena semakin lama umur semen semakin tinggi kuat tekannya ini disebabkan karena semen semakin lama
semakin keras dan kadar air yang terkandung didalamnya mendekati nol bahkan tidak ada lagi. Kekuatan tekan adalah sifat kemampuan menahan atau memikul suatu beban
tekan. Berikut disajikan grafik hubungan antara kuat tekan rata-rata dengan variasi umur.
4.2.2 Pengaruh Kehalusan Semen terhadap Pencapaian Kekuatan
Ukuran butiran mempengaruhi kuat tekan semen. Reaksi antara semen dan air dimulai dari permukaan butir-butir semen, sehingga makin luas permukaan butir-butir
semen makin cepat proses hidrasinya. Hal ini berarti bahwa, butir-butir semen yang halus akan menjadi kuat dan menghasilkan panas hidrasi yang lebih cepat dari pada
semen dengan butir-butir yang lebih kasar.
Universitas Sumatera Utara
Kehalusan semen mempengaruhi waktu pengerasan pasta semen. Makin halus butiran semen makin baik kualitas semen, karena lebih luasnya permukaan yang dapat
dihidrasi sehingga lebih banyak gel semen yang terbentuk pada umur muda, maka kekuatan awal yang dicapai akan lebih tinggi.
Karakter pasta semen merupakan hasil reaksi kimiawi antara semen dengan air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total material yang menentukan,
melainkan hanya antara air dan semen pada campuran. Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air
yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak seluruhnya selesai. Sebagai akibatnya semen yang dihasilkan akan kurang kekuatannya.
4.2.3 Porositas