Pengujian Porositas Analisa Data

10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 3 7 28 Umur hari Kuat Tekan Kgcm 2 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Grafik hubungan antara kuat tekan dengan umur dapat dilihat pada Gambar di bawah ini : Gambar 4.1 Grafik hubungan antara Kuat Tekan dengan Umur Dari Gambar 4.1 grafik antara kuat tekan dengan umur dapat dilihat bahwa : Ketika semen berumur 1 hari mempunyai kuat tekan rendah dibandingkan ketika semen berumur 3 hari, nilai kuat tekan terus bertambah sebanding dengan kenaikan umur, karena semakin lama umur semen akan semakin keras sehingga kuat tekan akan berbanding lurus dengan umur semen.

4.1.2. Pengujian Porositas

Sebuah contoh perhitungan pengujian porositas diuraikan sebagai berikut : a. Umur 1 hari massa basah = 30,0 gram massa kering = 29,0 gram Sehingga : Porositas = Vb mk mb − x air ρ 1 x 100 Universitas Sumatera Utara = 8 , 29 , 30 − x 1 1 x 100 = 0,125 = 12,5 Sehingga porositas rata-ratanya = 6 , 5 25 , 6 50 , 7 75 , 8 , 10 5 , 12 + + + + + = 8,33 Perhitungan yang sama dilakukan terhadap sampel-sampel berikutnya untuk variasi umur 1 hari. Data pengujian porositas dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel 4.6 Data pengujian porositas umur 1 hari No Sampel Massa basah gram Massa kering gram Umur hari Porositas I 30,0 29,0 1 12,5 II 30,0 29,2 1 10,0 III 30,0 29,3 1 8,75 IV 30,0 29,4 1 7,50 V 30,0 29,5 1 6,25 VI 30,0 29,6 1 5,0 b. Umur 3 hari massa basah = 30,0 gram massa kering = 28,0 gram Sehingga : Porositas = Vb mk mb − x air ρ 1 x 100 = 8 , 28 , 30 − x 1 1 x 100 Universitas Sumatera Utara = 0,25 = 25 Sehingga porositas rata-ratanya = 6 5 , 17 25 , 16 75 , 18 , 21 , 22 , 25 + + + + + = 20,08 Perhitungan yang sama dilakukan terhadap sampel-sampel berikutnya untuk variasi umur 3 hari. Data pengujian porositas dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel 4.7 Data pengujian porositas umur 3 hari No Sampel Massa basah gram Massa kering gram Umur hari Porositas I 30,0 28,0 3 25,0 II 30,0 28,2 3 22,0 III 30,0 28,3 3 21,0 IV 30,0 28,5 3 18,75 V 30,0 28,7 3 16,25 VI 30,0 28,6 3 17,5 c. Umur 7 hari massa basah = 30,0 gram massa kering = 27,0 gram Sehingga : Porositas = Vb mk mb − x air ρ 1 x 100 = 8 , 27 , 30 − x 1 1 x 100 = 0,375 = 37,5 Universitas Sumatera Utara Sehingga porositas rata-ratanya = 6 5 , 32 2 , 31 2 , 36 , 33 , 35 5 , 37 + + + + + = 34,23 Perhitungan yang sama dilakukan terhadap sampel-sampel berikutnya untuk variasi umur 7 hari. Data pengujian porositas dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel 4.8 Data pengujian porositas umur 7 hari No Sampel Massa basah gram Massa kering gram Umur hari Porositas I 30,0 27,0 7 37,5 II 30,0 27,2 7 35,0 III 30,0 27,3 7 33,0 IV 30,0 27,1 7 36,2 V 30,0 27,5 7 31,2 VI 30,0 27,4 7 32,5 d. Umur 28 hari massa basah = 30,0 gram massa kering = 25,0 gram Sehingga : Porositas = Vb mk mb − x air ρ 1 x 100 = 8 , 25 , 30 − x 1 1 x 100 = 0,625 = 62,5 Universitas Sumatera Utara Sehingga porositas rata-ratanya = 6 5 , 57 75 , 38 25 , 61 25 , 46 25 , 41 5 , 62 + + + + + = 51,25 Perhitungan yang sama dilakukan terhadap sampel-sampel berikutnya untuk variasi umur 28 hari. Data pengujian porositas dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel 4.9 Data pengujian porositas umur 28 hari No Sampel Massa basah gram Massa kering gram Umur hari Porositas I 30,0 25,0 28 62,5 II 30,0 26,7 28 41,25 III 30,0 26,3 28 46,25 IV 30,0 25,1 28 61,25 V 30,0 26,9 28 38,75 VI 30,0 25,4 28 57,5 Universitas Sumatera Utara 10 20 30 40 50 60 70 1 3 7 28 Umur hari Porositas Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Grafik hubungan antara porositas dengan umur dapat dilihat pada Gambar di bawah ini : Gambar 4.2 Grafik hubungan antara Porositas dengan Umur Dari Gambar 4.2 Grafik hubungan antara porositas dengan umur dapat dilihat bahwa ketika semen berumur 1 hari mempunyai porositas kecil dibandingkan ketika semen berumur 3 hari, porositas akan semakin besar jika umur semen semakin lama karena semen semakin lama semakin keras dan air yang terkandung akan semakin sedikit. Dengan demikian nilai porositas akan berbanding lurus dengan umur semen.

4.1.3. Pengujian Massa jenis